Penyajian Data Statistik
Penyajian Data Statistik
Penyajian Data Statistik
PENDAHULUAN
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil
pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih
tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri. ( Burhan
Nurgiyantoro dkk, 2004:31 )
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
2
No Semester IP
1 I 3,12
2 II 3,00
3 III 3,39
4 IV 3,37
5 V 2,9
6 VI 3,3
7 VII 3,4
Tabel 1. Baris kolom
2. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi
tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri
atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori
dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi
berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
3. Tabel Silang
Data hasil penelitian yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan
data juga dapat disajikan ke dalam bentuk tabel silang. Tabel silang dapat
hanya terdiri dari satu variable tetapi dapat juga terdiri dari dua variable.
Tergantung pertanyaan atau keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan
demikian, pemilihan penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua
variable akan tergantung dari data yang diperoleh.( (Burhan Nurgiyantoro,
2004:42)
Tabel silang satu variable digunakan untuk menggambarkan data
dengan menampillkan satu karakteristiknya saja. Misal jumlah
keseluruhan. Sementara tabel silang dua variable digunakan untuk
3
menggambarkan data dengan menampilkan dua karakteristiknya.
Misalnya jumlah keseluruhan dan jumlah per gender.
Contoh:
Dalam suatu penelitian angket pada 34 siswa kelas XI.A tentang mata
pelajaran MIPA yang disukai, diperoleh hasil data sebagai berikut:
4
Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu variable.
Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang. Sebagai
sumbu horizontal boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas atau
nilai variabel yang diobservasi, sedang sumbu vertical menunjukkan
frekuensi. Untuk distribusi bergolong atau berkelompok yang menjadi
absis adalah nilai tengah dari masing-masing kelas. (Drs. Ating Somantri,
2006:113)
FREKUENSI
10
9
8
7
6 FREKUENSI
5
4
3
2
1
0
51 – 57 58 – 64 65 – 71 72 – 78 79 – 85 86 – 92 93 – 99
2. Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong
suatu variable. Tampilan polygon berupa garis-garis patah yang diperoleh
dengan cara menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah
kelas. Jadi absisnya adalah nilai tengah dari masing-masing kelas. (Drs.
Ating Somantri, 2006:114)
3. Grafik Kurve
Kurve merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis polygon.
Gambar polygon sering tidak rata karena adanya perbedaan frekuensi data
skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel. Pembuatan
kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar polygon yang tidak rata
5
dan terlihat tidak beraturan sehingga menjadi rata. (Burhan Nurgiyantoro,
2004:49)
& FREKUENSI
25
20
15 & FREKUENSI
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
4. Grafik Garis
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu
keadaan. Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini akan
Nampak secara visual melalui garis dalam grafik. Dalam grafik terdapat
garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan
variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu
diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala pada
garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi.
(Dr. Sugiyono, 2002:34)
Contoh : Perkembangan nilai ujian matematika Adit semester 1 tahun
ajaran 2012/2013 sebagai berikut:
6
NILAI
120
100
80
60 NILAI
40
20
0
1 2 3 4 5
Ujian Semester ke
D. Diagram Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram
lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai
kelompok. (Dr. Sugiyono, 2002:37)
Contoh: Dari hasil penelitian mengenai pelajaran matematika dengan sampel 50
siswa di smp negeri 24 prabumulih diperoleh data sebagai berikut:
No Penilaian Jumlah
1 Sangat Suka 12
2 Suka 13
3 Tidak Suka 19
4 Sangat Tidak Suka 6
7
6
Sangat Tidak Suka = x 100 %=12 %
50
2. Cari Luas sudut yang dibutuhkan untuk setiap data.
24
Sangat Suka = x 360 o=86,4 o
100
26
Suka = x 360 o=93,6 o
100
38
Tidak Suka = x 360 o=136,8o
100
12
Sangat Tidak Suka = x 360 o=43,2 o
100
3. Selanjutnya luas-luas kelompok data tersebut digambarkan ke dalam bentuk
lingkaran.
38%
26%
8
1 52
2 75
3 27
4 11
Di atas 4 20
Jumlah 213
2) Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong
Tabel distribusi frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk
menyajikan data dalam frekuensi dengan distribusi data bergolong.
Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan memahami data.
Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.4
Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII MtsN
Sukamaju Tahun 2010
Data f
51 – 60 3
61 – 70 8
71 – 80 17
81 – 90 12
91 – 100 5
Jumlah 45
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penyajian data dengan
tabel bisa memberikan angka – angka yang lebih rinci, tetapi tidak bisa cepat diambil
kesimpulan. Sedangkan dengan grafik, kesimpulan bisa dengan cepat diambil tetapi
angka – angkanya kurang rinci.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan
gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data
dalam menganalisis data tersebut. Data mentah yang berserakan ditata dan diatur
dalam sebuah tabel.
Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual
dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk
dibaca dan lebih menarik.
Perbedaan diagram batang dengan histogram dan diagram garis dengan
poligon, yaitu:
Diagram batang dan garis Diagram histogram dan poligon
Batang – batangnya tidak saling Batang – batangnya saling berhimpit satu
berhimpit satu sama lain (khusus untuk sama lain (khusus untuk diagram
diagram batang) histogram)
Digunakan untuk data distribusi frekuensi Digunakan untuk data distribusi frekuensi
tunggal bergolong
Dimulai dengan data diskret/ nominal Dimulai dengan data kontinum (data
(data satu dengan yang lain dapat yang satu dengan yang lain tidak dapat
dipisahkan secara tegas) dipisahkan lepas satu sama lain secara
eksklusif)
10
DAFTAR PUSTAKA
Herrhyanto Nar dan H.M. Akib Hamid. 2007. Statistika Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
11