Aspek Psiko Sosio Dan Kultural Hiv Aids
Aspek Psiko Sosio Dan Kultural Hiv Aids
Aspek Psiko Sosio Dan Kultural Hiv Aids
Kelompok D2
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, serta
judul “Aspek Psiko Sosio dan Kultural HIV/AIDS” sesuai dengan waktu yang sudah
disediakan.
1. M. Ali Imron, M.Fis selaku selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Diah Nur Annisa M.kes selaku Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Kami menyadari bahwa dalam paper ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
A. Aspek Psikologis....................................................................................... 5
B. Aspek Sosial.............................................................................................. 6
D. Aspek Spiritual.......................................................................................... 10
A. Analisis Jurnal........................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang
menjelaskan bahwa jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2017 mengalami kenaikan tiap tahunnya. Jumlah kumulatif infeksi
HIV yag dilaporkan sampai dengan Desember 2017 sebanyak 280.623. Jumlah HIV
tertinggi yaitu DKI Jakarta (51.981), diikuti Jawa Timur (39.633), Papua (29.083),
Jawa Barat (28.964), dan Jawa Tengah (22.292). Jumalh AIDS yang dilaporkan
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2017 relatif stabilsetiap tahunnya. Jumalh
kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai Desember 2017 sebanyak 102.667 orang.
Presentase kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (32,5%),
kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (30,7%), 40-49 tahun (12,9%), 50-59
tahun (4,7%), dan 15-19 tahun (3,2%). Presentase AIDS pada laki-laki sebanyak
57% dan perempuan 33%. Sementara itu 20% tidak melaporkan jenis
DKI Jakarta (9.215), Jawa Tengah (8.170), Bali (7.441), dan Jawa Barat (5.502).
Angka kematian (CFR) AIDS meningkat dari 1,07% pada tahun 2015 menjadi
1
2
dan PMS di fasilitas tingkat pertama pada tahun 2016. Strategi pemerintah terkait
terapi ARV, sertaperawatan kronis, memperluas akses pemeriksaan CD4 dan viral
load (VL), termasuk earli infant diagnosis (EID), peningkatan kualitas pelayanan
terserangnya infeksi oportunistik bagi penderitanya (Fauci & Lane, 2012; WHO,
2014). Penyakit HIV yang semula bersifat akut dan mematikan berubah menjadi
penyakit kronis yang bisa dikelola. Namun demikian, hidup dengan penyakit kronis
baik secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual (Lindayani & Maryam, 2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
HIV/AIDS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Psikologis
Respons adaptasi psikologis terhadap stresor menurut Potter & Perry (2005)
dalam Nursalam dkk (2014) menguraikan lima tahap reaksi emosi seseorang
menerima.
5
6
B. Aspek Sosial
Stewart (1997) dalam Nursalam dkk (2014) dibedakan dalam 3 aspek yang antara
lain:
1. Stigma sosial memperparah depresi dan pandangan yang negatif tentang harga
diri individu
upaya pencegahan dan pengobatan. Adanya dukungan sosial yang baik dari
ODHA. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Payuk, dkk (2012) tentang
hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup ODHA di daerah kerja
Bentuk dukungan sosial terutama kepada ODHA menurut Nurbani & Zulkaida
lagi sama seperti orang pada umumnya. Hal ini menyebabkan kebanyakan
ODHA. Hal ini bukan saja terjadi pada diri ODHA namun berdampak juga
sekitar.
C. Aspek Kultural
pengabaian nilai-nilai dari kebudayaan itu sendiri. Perilaku seksual yang salah
satunya dapat menjadi faktor utama tingginya penyebaran HIV/AIDS dari bidang
bagi perilaku seksual yang salah ini. Meskipun kini tidak lagi nampak, budaya
salah satu daerah di provinsi Jawa Barat, kebanyakan orangtua menganggap bila
memiliki anak perempuan, dia adalah aset keluarga. Menurut mereka, jika anak
menjadi PSK, sebagian warga wilayah Pantura tersebut bisa menjadi orang kaya di
D. Aspek Spiritual
Harapan merupakan salah satu unsur yang penting dalam dukungan sosial.
Orang bijak mengatakan “hidup tanpa harapan, akan membuat orang putus asa
dan bunuh diri”. Perawat harus meyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun
untuk berobat.
1. Ketabahan hati
memberikan contoh nyata dan atau mengutip kitab suci atau pendapat orang
bijak; bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada umatNYA, melebihi
cobaan yang diberikan pasti mengandung hikmah, yang sangat penting dalam
kehidupannya.
Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan mengajarkan kepada
pasien untuk selalu berfikiran positif terhadap semua cobaan yang dialaminya.
, pasti ada maksud dari Sang Pencipta. Pasien harus difasilitasi untuk lebih
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan jalan melakukan ibadah secara
selama sakit.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Jurnal
Judul Jurnal : Penentu Pariwisata dan HIV / AIDS Insiden di Jawa Barat
jawa barat yang tidak hanya menjadi masalah pariwisata tetapi juga masalah sosial
masyarakat.
industri seks dalam kegiatan pariwisata dan mobilitas tinggi wisatawan, yang
mengambil perjalanan dan kunjungan ke tujuan wisata. Dalam situasi saat ini, , infeksi
menular seksual, tekanan dari masyarakat lokal, dan ancaman perubahan gambar di
tujuan wisata tidak dapat dihindari. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat
wisata di Indonesia penting terus berlangsung meningkat dari tahun ke tahun sekitar
10% per tahun. Hal ini terbukti dari data HIV yang menunjukkan tren meningkat setiap
tahun. 4 Berdasarkan data kumulatif kasus AIDS di Indonesia, sebanyak 22.726 kasus
yang tersebar di 32 provinsi. Kasus tertinggi didominasi oleh usia produktif, seperti usia
20-29 tahun (47,8%), diikuti oleh kelompok umur 30-39 tahun (30,9%), dan kelompok
umur 40-49 tahun (9,1% ). Dari total, sebanyak 4.250 kasus (18,7%) meninggal.
penyebaran penyakit menular dapat dicegah. Risiko infeksi akan meningkat jika hotel
12
13
Kejadian dan penyebaran AIDS di berbagai daerah menjadi masalah bagi daerah
maupun kabupaten yang menjadi pusat wisata, kawasan wisata adalah center perubahan
demografi dan sosial dalam hubungannya dengan risiko HIV, seperti transaksi seksual,
juga tidak dapat disalahkan karena sejumlah besar wisatawan luar diberbagai negara
juga sama. memperoleh infeksi HIV di negara-negara HIV-epidemi umum. hal ini pun
semakin lama menjadi masalah sosial budaya masyarakat yang akan sulit untuk
terselesaikan. Ketika hal seperti ini di tanyakan kepada masyarakat lokal rata-rata
semuanya akan memberikan jawaban yang sama bahwa itu sudah menjadi sebuah
kebiasaan. Hal ini menjadi sebuah fenomena dimana suatu tindakan negative yang
memberikan dampak buruk menjadi sebuah kebiasaan yang dianggap umum oleh
masyarakat.
Jika masalah penyebaran infeksi HIV/AIDS sudah menjadi hal yang dianggap umum
oleh masyarakat. Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah terdeteksi HIV/AIDS,
dampak yang akan dialami oleh mereka dari segi aspek sosial adalah adanya stigma dan
diskriminasi akan berdampak pada tatanan social masyarakat, penderita akan kehilangan
Depkes. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi dan
Analisis HIV AIDS. Diakses pada tanggal 22 Maret 2019 dari
(http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin
%20AIDS.pdf).
Depkes. (2016). Petunjuk Teknis Program Pengendalian HIV AIDS dan PMS Di
Fasilitas Tingkat Pertama. Diakses pada tanggal 22 Maret 2019 dari
(http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/4__Pedoman_Fasyankes_Primer_ok
.pdf).
Kemenkes RI. 2017. Laporan situasi perkembangan HIV-AIDS & PIMS di Indonesia
Januari- Desember 2017. Diakses pada tanggal 22 Maret 2019 dari
(http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_HIV_AIDS_TW_4_Tahun
_2017__1_.pdf).
Jurnal National Heriana et al. Kesmas: National Journal Public Health. 2018; 12 (4)
Nursalam, Ninuk D.K, Abu Bakar, Purwaningsih, Candra P.A. 2014. Hubungan antara
Fatigue, Jumlah CD4, dan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang Terinfeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jurnal Ners Vol. 9 No. 2: 209–216.
Payuk, I., Arsin, A.A., Abdullah, A.Z. 2012. Hubungan dukungan sosial
dengan kualitas hidup orang dengan HIV/ AIDS di Puskesmas Jumpang Baru
Makassar
14