Tugas 1
Tugas 1
Tugas 1
KARTIKA PALUPI
01012681822003
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
1. Menganalisis 3 perusahaan yang dulunya belum menggunkan layanan online kemudian
mengembangkan layanan online dan berkembang.
Jawab:
a. IKEA
IKEA adalah sebuah perusahaan ritel perabot untuk rumah swedia. Pada musim
dingin tahun 2004, terdapat 364 toko didirikan di 46 negara. Katalog IKEA berisi info
produk dan selalu diperbaharui setiap bulan agustus. Produk-produk IKEA dikenal
dengan desain yang lebih modern bahkan terbilang unik dan aneh. Awalnya, IKEA
menjual berbagai barang, dari pulpen, dompet, bingkai foto, hingga jam tangan.
Perabotan mulai masuk ke dalam daftar pada 1947 dan IKEA mulai merancang sendiri
pada 1955. Pada 31 Maret 2017 IKEA membuka layanan online di Sentul City. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pelanggan yang tinggal didaerah Sentul dan Bogor untuk
membeli produk IKEA secara online dan akan di distribusikan ke sidtribution point untuk
diambil oleh pelanggan. Menurut sejak tahun 2016 ikea telah mengoperasikan total 389
toko diseluruh dunia dengan 183.000 co-worker di 48 negara. Total penjualan pada tahun
lalu mencapai €36,4 juta dengan pengunjung mencapai 915 juta
pengunjung. Sementara pengunjung website IKEA mencapai
2,1 miliar diseluruh dunia. Masuknya perusahaan asing menyebabkan
persaingan di pasar furnitur Indonesia semakin ketat. Perusahaan lokal furnitur di
Indonesia masih memegang pangsa furnitur yang cukup besar, seperti PT. Cahaya Sakti
Multi Intraco sebagai produsen furnitur Olympic yang mempunyai pangsa pasar domestik
5%. Merek lain yang berasal dari luar negeri masih terpaut jauh dari merek di atas. Data
penjualan untuk IKEA belum bisa didapatkan karena IKEA baru masuk ke Indonesia
pada akhir 2014. Walaupun begitu, merek asing seperti IKEA, Zara Home, dan JYSK
mampu menyedot perhatian konsumen menengah ke atas sehingga kehadirannya dapat
mengancam produsen lokal
Secara umum, karakteristik konsumen akan mengalami perubahan dan akan
menjadi tantangan tersendiri bagi industry furniture. Pasa saat ini konsumen furniture di
Indonesia didominasi oleh generasi milenial ( usia 18-34 tahun) yang memiliki
pendekatan berbeda terkait kebutuhan kepemilikan perumahan dan furniture. Konsumen
Konsumen furnitur, dewasa ini lebih memilih membeli furnitur dan barang lainnya
melalui e-commerce. Konsumen yang didominasi oleh generasi milenial identik dengan
perkembangan teknologi dan internet. Perilaku berbelanja pun akan semakin mengarah
pada bentuk transaksi melalui e-commerce. Pada tahun 2016, furnitur dan perlengkapan
rumah memiliki kontribusi sebesar USD 199 juta dari total USD 1.179 juta dan diprediksi
meningkat menjadi USD 342,8 juta pada tahun 2021. Gambar tersebut juga menunjukkan
proyeksi pertumbuhan permintaan furnitur secara online sebesar 11,5% per tahun,
sedangkan proyeksi pertumbuhan e-commerce secara keseluruhan sebesar 12,3% per
tahun. Secara umum, penjualan furnitur secara online melalui e-commerce memang
relatif masih kecil dibandingkan dengan penjualan furnitur secara offline. Salah satu
pemain utama furnitur di Eropa, IKEA, hanya menghasilkan nilai penjualan melalui e-
commerce sekitar 3% dari total pendapatannya. Namun demikian, penjualan melalui e-
commerce memberikan peluang besar bagi banyak startup. Walaupun hanya
menyumbang 3% dalam total pendapatan tapi memalui e-commerce menjadi sebuah
media bagi IKEA dalam memberikan informasi kedetailan produk yang dijual kepada
konsumen sebelum membeli produk.
b. Shopie paris
c. Alfacart
Pada tahun 2013, PT SAT, pengelola ritel Alfamart telah mengembangkan situs
belanja online bernama Alfaonline. Tiga tahun berselang, Alfaonline bertransformasi
menjadi online market place dengan mengusung nama baru, Alfacart. Nyatanya, bermain
di ranah e-dagang khusus groceries tak membuat penjualannya melaju kencang. Maklum
saja, margin produk-produk groceries cukup tipis, sehingga dirasa sulit mengejar
penjualan yang bombastis. Maka itu, Alfacart hadir dengan menawarkan produk yang
lebih variatif. Online market place ini fokus pada empat kategori produk, yaitu groceries,
mode, gadget, dan gaya hidup.
Dalam mengembangkan online market place, alfacart tidak hanya fokus pada
satu, dua atau tiga kategori produk tetapi berupaya bias memenuhi kebutuhan masyarakat
sekaligus memperkuat ekosistem e-dagang di Indonesia. Tetapi dikarenakan alfacart
merupakan sister company dari Alfamart, menjadi kewajiban alfacart untuk unggul
sebagai groceries e-dagang teratas di Indonesia.
Di luar kompetensinya sebagai lapak online khusus groceries, Alfacart menambah
kategori mode dan gadget. Alasannya cukup sederhana, karena kategori tersebut adalah
yang paling mendominasi transaksi belanja online di Tanah Air selama ini. Sedangkan
kategori produk gaya hidup dianggap bakal menjadi kategori masa depan lantaran
permintaannya terus meningkat. Dari survey alfacart menempati urutan ke-20 dimana
dengan pengunjung web per bulan mencapai 1,4 juta.