Proposal Kelompok 1 Par

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAUN KELOR


(Studi Kasus Masyarakat Dusun Krajan 3, RT 02 RW 02 Wonokerso, Pringsurat,
Temanggung)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Partisipatory Action Research
Dosen Pengampu Ririh Megah Safitri, M.A

Kelompok 1
1. Indana Zulfa (1706026031)
2. Jibril Muhammad Agassi (1706026079)
3. Hanif Eka Putriana (1706026081)
4. Imam Mahfud (1706026082)
5. Gerry Bagus Triyanto (1706026089)
6. Sholihatin (1706026091)
7. Dian Pertiwi (1706026092)
8. Farid Fitriyanto (1706026093)
9. Noor Rochmah (1706026096)
10. Sonia Okta Alfira (1706026101)
11. Nur Afifah Yuliyanti (1706026103)

SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Problem Mencari target


a. Stigma negatif
b. Pengembangan
produk daun kelor Mengenalkan Apa itu “Daun Kelor
belum maksimal dan Manfaat atau kegunaannya

a. Bisa menghasilkan nilai jual


Potensi adanya produksi daun kelor
a. Home Industry Umpan balik b. Membuat target non
b. Stake Holder produkstif menjadi produktif.
c. Alat yang memadai c. Memproduksi berbagai variasi
olahan makanan dari daun
kelor
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman
tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman kelor
merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur
mulai dari dataran rendah 0 sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan
tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai 6
bulan (Thomas, 2007, hal. 25).
Kelor dikenal diseluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan World Health
Organization (WHO) telah memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan
alternatif untuk mengatasi masalah gizi (malnutrisi). Di Afrika dan Asia daun
kelor direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu
menyusui dan anak pada masa pertumbuhan. Berbagai bagian dari tanaman
kelorseperti daun, akar, biji, kulit kayu, buah dan bunga bertindak sebagai
stimulanjantung dan peredaran darah, memiliki anti tumor, anti hipertensi,

2
menurunkan kolesterol, antioksidan, anti diabetik, anti bakteri dan anti jamur
(Krisnadi, 2015, hal. 49).
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah
banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan
nutrisi, diantaranya kalsium, zat besi, fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A,
vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin.
Daun kelor juga mengandung berbagai macam asam amino, antara lain asam
amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin,
isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan metionin
(Krisnadi, 2015, hal. 51).
Di Dusun Krajan 3, RT 02 RW 02 Wonokerso, Pringsurat, Temanggung
terdapat produsen daun kelor yang bernama Bapak Nur Mulyanto dan Ibu
Ristinawati. Beliau telah menjalankan home industri sendiri. Produksi daun
kelor tersebut baru dijalan bulan November 2019. Awal mula produksi tersebut
yaitu dikarenakan sudah banyaknya produksi kopi yang ada di Temanggung,
maka beliau mencoba berinovasi memproduksi daun kelor sebagai penghasilan
tambahan beliau. Dengan melihat stereotype yang ada di masyarakat
Temanggung, yakni sebagian masyarakat ada yang mengapresiasi dan ada yang
kurang mengapresiasi adanya penanaman daun kelor. Bahkan masyarakat
sekitar rumah beliau sedikit yang mengetahui manfaat dari penanaman daun
kelor, dan mereka tidak mau bertanya mengenai apa itu daun kelor. Masyarakat
sekitar rumah beliau juga masih canggung ketika ingin meminta daun kelor.
Mereka sudah tau fungsi daun kelor akan tetapi ketika mereka mau memintanya
(warga yang belum menanam daun kelor) menganggap tanaman daun kelor
tersebut hanya untuk dijual saja. Padahal beliau senang ketika ada masyarakat
yang meminta (Wawancara dengan Bapak Sriwidi Nuryanto sebagai produsen
tanaman daun kelor. Pada tanggal 13 Maret 2020 pada jam 21.05 WIB).
Dari fenomena yang dijabarkan di atas, maka peneliti sangat tertarik
untuk mengetahui lebih jauh tentang tanaman daun kelor. Karena ketika
sebagian warga sudah mengetahui fungsi dari daun kelor, maka peneliti ingin
meneliti tentang bagaimana cara mensosialisasikan mengenai tanaman daun
kelor supaya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hal tersebut.

3
Dengan hal ini, peneliti berangkat dari ketidakberdayaan masyarakat yang
kurang akan keterampilan, wawasan atau pengetahuan tentang tanaman daun
kelor. Peneliti ingin menjadikan suatu hal terpenting untuk dikaji serta
disebarluaskan hasil penelitiannya, karena pada dasarnya di lokasi ini sudah
mendapat stigma negatif dari masyarakat sekitar.
Melihat Temanggung yang terkenal dengan olahan produk kopinya,
ketika dicampur dengan produk daun kelornya, alhasil akan meningkatkan nilai
produksinya daun kelor sendiri. Jika pengenalan daun kelor berhasil di
masyarakat Wonokerso dan masyarakat tertarik untuk mengkonsumsi bahkan
mengembangkan duan kelor itu untuk dijadikan sebuah inovasi olahan makanan
atau minuman maka besar kemungkinan untuk masyarakat luar di desa
Wonokerso juga akan tertarik. Ketika Bu Wati mengenalkan produksi daun
kelornya kepada konsumen kopinya, maka konsumen akan mencoba produk
daun kelor juga. Ketika konsumen sudah mulai tertarik lama kelamaan daun
kelor itu akan tenar sendiri di telinga konsumen luar.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengembangan produk daun kelor ?
Pertanyaan Peneliti
1. Bagaimana cara mensosialisasikan tanaman daun kelor ?
2. Bagaimana bentuk pelatihan dalam pembuatan produk dari tanaman daun
kelor ?
3. Bagaimana cara pendistribusian atau branding product daun kelor ?
Pembatasan Masalah
Untuk menghasilkan produk kelor yang baik maka,
a. Ketika memetik daun kelor jangan yang muda daunnya. Usahakan daunnya
segar, yang sudah tua, tidak berwarna kuning dan tidak berbintik.
b. Penjemuran tidak boleh terkena paparan langsung sinar matahari atau
melalui para-para (ruang pengeringan yaang tertutup).
c. Usahakan pencucuian daun kelor harus bersih.

C. Signifikansi Penelitian

4
1. Membuat inovasi berbagai macam olahan makanan dari daun kelor.
2. Terdapat keterampilan baru dan juga pengetahuan baru yaitu memproduksi
olahan yang bisa dibuat dari daun kelor. Dahulu hanya dibuat sayur bening
dan teh, sekarang bisa dibuat pudding, roti lapis, rolado yang bahan-
bahannya dicampur dari daun kelor atau minuman jus dari daun kelor. Dari
olahan tersebut dapat mengembangkan warga Wonokerso maupun luar
Wonokerso menjadi produktif.
3. Problem solvingnya ketika masyarakat sudah mengetahui dan mempunyai
wawasan serta ketrampilan mengenai daun kelor tersebut, maka untuk
membuat inovasi olahan makanan dan minuman masyarakat dari Wonokerso
atau luar Wonokerso tidak ragu lagi.

D. Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka yang pertama, hasil penelitian dari Inggih
Candra Kusuma, dkk mahasiswa Universitas Sebelas Maret tahun 2015 yang
berjudul “Keripik Kelor Krispi sebagai Salah Satu Inovasi Cemilan Bernutrisi
dari Olahan Daun Kelor”. Lokasi penelitian tersebut di Universitas Sebelas
Maret, dengan isu atau masalah bagaimana mengolah tumbuhan bernutrisi tinggi
tanpa adanya zat kimia yang terkandung didalamnya dan bagaimana cara
memberi informasi kepada masyarakat bahwa mmakanan ringan yang bernutrisi.
Adapun program dari penelitian tersebut adalah dimulai dari kegiatan produksi,
penyiapan perlengkapan dan bahan, dan resep pembuatan. Lalu, peneliti
mempunyai target sasaran di warung makan, mahasiswa, dan masyarakat sekitar
kampus Universitas Sebelas Maret dengan melakukan promosi melalui brosur,
via sms dan pemasaran melalui jaringan sosial facebook.
Dalam tinjauan pustaka yang kedua, hasil penelitian dari Nuneng
Nuraeni, dkk dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Volume 6, Nomor
3, September 2019 yang berjudul “Proses Produksi dan Pemasaran Argoindustri
Teh Celup Daun Kelor di PT. Lentera Bumi Nusantara” Lokasi penelitian
tersebut di Desa Ciberas Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, dengan
isu atau masalah bagaimana selain pemanfaatan secara tradisional daun kelor
hingga saat ini dikembangkan menjadi produk modern yaitu teh daun kelor.

5
Adapun program dari penelitian ini adalah proses pengolahan dimulai dari
pengambilan daun kelor dari petani sebagai bahan baku pembuatan teh dan
kegiatan pemasaran pada agroindustri teh celup daun kelor hanya melibatkan
satu saluran pemasaran yaitu pemasaran nol tingkat, karena dalam pemasaran
teh celup daun kelor tidak melibatkan lembaga pemasaran. Lalu, peneliti
mempunyai target sasaran yaitu tenaga kerja PT. Lentera Bumi Nusantara.
Dalam tinjauan pustaka yang ketiga, hasil penelitian Hasrin mahasiswa
jurusan ilmu peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
tahun 2017 yang berjudul “Pengaruh Pemberian Daun Kelor (Moringa Oleifera)
Sebagai Suplemen Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Lingkar Skrotum Sapi
Bali”. Penelitian tersebut dilakukan pada bulan Februari-April 2016 berlokasi di
Samata Integrated Farming System (SIFS) jalan Veteran Bakung, Kelurahan
Samata, Kecamatan Sumba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Isu atau
masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh pemberian daun kelor
terhadap pertambahan lingkar skrotum sapi Bali dan bagaimana hubungan antara
berat badan dengan lingkar skrotum sapi Bali. Peneliti mengatakan bahwa
penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai penggunaaan daun kelor
guna mendukung produktivitas ternak sapi. Karena pada dasarnya
pengembangan usaha peternakan sapi di Indonesia masih menghadapi masalah
besar yaitu rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas antara lain
disebabkan oleh rendahnya mutu genetik, rendahnya efisiensi produksi,
penggunaan pakan yang tidak efisien serta masih membawa beberapa penyakit
ternak yang berbahaya. Adapun program yang akan dilakukan yaitu,
menyiapkan alat dan bahan seperti pita ukur, skop, ember, parang, mesin
pencacah rumput, kandang jepit, tali pengikat dan timbangan. Sedangkan bahan
nya yaitu penelitian ini membutuhkan 10 ekor ternak sapi Bali jantan yang
berumur dua sampai tiga tahun dengan berat badan rata-rata 150 kg. Lalu,
membutuhkan pakan ternak berupa konsentart, daun kelor dan hijauan segar
lainnya. Lalu, peneliti mempunyai target sasaran ke masyarakat Kelurahan
Samata, Kecamatan Sumba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan khususnya
yang memiliki ternak sapi.

6
Dalam tinjauan pustaka yang keempat, hasil penelitian dari Zakaria, dkk
dalam Jurnal MKMI Volume 12 Nomor 3, September 2016 yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kuantitas dan Kualitas Air
Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Menysui Bayi 0-6 Bulan”. Lokasi penelitian ini
dilaksanakan di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Marusu
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Juli 2013 sampai
Desember 2014. Dengan isu atau masalah bagaimana menilai efek dari ekstrak
daun kelor terhadap kuantitas dan kualitas ASI pada ibu menyusui. Adapun
program dari penelitian ini nantinya daun kelor diekstrak dengan menggunakan
ethanol. Hasil ekstraksi tersebut dicampurkan dengan tepung kelor perbandingan
1:4 kemudian dimasukkan menjadi kapsul ekstrak kelor dengan berat 800 mg,
setiap kapsul kelor mengandung protein, lemak, vitamin A, vitamin E, vitamin C
dan zat besi dengan takaran yang sudah ditentukan. Formulasi suplemen ini
tentunya di bawah pengawasan dosen yang berkaitan. Lalu, peneliti mempunyai
target sasaran ke ibu menyusui satu minggu setelah melahirkan normal.
Dalam tinjauan pustaka yang kelima, hasil penelitian dari Ainur Ridha
Roheim mahasiswi program studi agribisnis Fakultas Peternakan Universitas
Jember tahun 2015 yang berjudul “Strategi Pengembangan Nilai Tambah Pada
Agroindustri Tanaman Kelor PT. Pustaka Madura di Kecamatan Bluto
Kabupaten Sumenep”. Lokasi penelitian di Desa Pakandangan Sangra
Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep. Dengan isu atau masalah bagaimanan
sistem pengelolaan usaha tani tanaman kelor sebagai bahan baku utama usaha
agroindusti tanaman kelor, seberapa besar nilai tambah pengolahan daun kelor
menjadi produk agroindustri tanaman kelor dalam bentuk serbuk daun kelor,
kapsul daun kelor dan teh daun kelor serta bagaimana strategi pengembangan
agroindustri daun kelor. Adapun program yang peneliti lakukan adalah dimulai
dari pencucian dan penampungan daun kelor sampai ke pengolahan daun kelor.
Karena pengolahan daun kelor ini menurut peneliti salah satu cara untuk
memberikan nilai tambah pada produk daun kelor sehingga olahan daun kelor
memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada daun kelor yang tidak diolah. Lalu,
peneliti mempunyai target sasaran ke anggota pekerja PT. Pustaka Madura di
Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.

7
Dalam tinjauan pustaka yang keenam, hasil penelitian dari Wahyudi
Isnan dan Nurhaedah M dalam Jurnal Info Teknis Eboni Volume 14 Nomor 1,
Juli 2017 yang berjudul “Ragam Manfaat Tanaman Kelor Bagi Masyarakat”.
Lokasi penelitian di Balai Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar. Dengan
isu atau masalah bahwa masyarakat tidak mengetahui ragam manfaat tanaman
kelor, sehingga pola hidup dari masyarakat menjadikan tanaman kelor sebagai
pangan tradisional cenderung ditinggalkan oleh sebagian masyarakat. Adapun
program yang dilaksanakan peneliti adalah sosialisasi dan pengoptimalan
tanaman daun kelor di masyarakat. Lalu, target sasaran peneliti yaitu ke semua
khalayak masyarakat, khususnya warga masyarakat yang berlokasi di Jalan
Kemerdekaan, Makassar, Sulawesi Selatan.

E. Kerangka Teori
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller pengembangan produk
adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru
atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang. Untuk meyakinkan
bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan
(Kotler dan Keller, 2007, hal.320). Pengembangan produk sendiri tidaklah
mudah, karena dalam pengembangan produk terdapat banyak hambatan baik
dari faktor internal maupun ekternal. Alasan mengembangkan produk baru
adalah meningkatkan penjualan dan keuntungan produksen.
Dengan begitu bisa menggunakan teori produksi yang memberikan
gambaran umum mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi dan sifat-sifat hubungan
ekonomi disertai dengan penerapan prinsip ekonomi. Proses produksi
merupakan kegiatan perbaikan terus menerus yang dimulai dari sederet siklus
sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk,
proses produksi sampai distribusi kepada konsumen (Sukwiaty, 2007, hal.34).
Teori produksi dikemukakan oleh David Ricardo yang dikenal dengan “Hukum
Tambahan Hasil yang Semakin berkurang atau Law Of Diminishing Return”.
Teori ini mengatakan bahwa ketika kita menambah terus menerus salah satu unti
input dalam jumlah yang sama, sementara input yang lain tetap maka mula-mula

8
akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional. Akan tetapi dititik
tertentu hasil yang kita peroleh akan jusru semakin berkurang.
Didalam proses produksi tidak lepas dari faktor produksi alam, tenaga
kerja, modal dan skill atau kemampuan. Keempat faktro produksi tersebut saling
menunjang satu sama lain sebagai input yang pada akhirnya dapat menghasilkan
produk atau output. Dalam pengembagan produk daun kelor sendiri harus
memenuhi keempat faktor tersebut, di sini sudah ada tanaman daun kelor atau
tanah untuk penanaman daun kelor, tenaga kerja untuk saat ini masih
menggunakan tenaga kerja yang ada di dalam rumah atau home indutry. Untuk
modal dan skill juga berasal dari Bu Wati dan Pak Nur. Ketika lagi
memproduksi banyak atau orderan banyak maka Bu Wati akan meminta bantuan
tenaga kerja dari tetangga atau saudara dari keluarga Bu Wati. Disitu akan ada
penambahan faktor tenaga kerja untuk menggerjakan produk daun kelornya,
dengan begitu hasil yang diperoleh akan meningkat. Peningkatan hasil ini akan
berjalan terus hingga mencapai kombinasi faktor-faktor produksi yang paling
tepat, yakni pada waktu diperoleh tambahan hasil yang tertinggi.
Asumsi “Hukum Tambahan Hasil yang Semakin berkurang atau Law Of
Diminishing Return” berlaku apabila faktor produksi (produksi alam, tenaga
kerja, modal dan skill atau kemampuan) harus tetap dan berkesinambungan.
Teknik produksi yang diterapkan apabila makin canggih maka dapat
mempertinggi produktifitas sehingga tidak perlu tenaga kerja banyak-banyak.
Daya kerja harus sama, jika faktor produksi yang dirubah adalah jumlah tenaga
kerjanya, maka tingkat pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja harus sama
(Arsyad, 1995, hal.45). Hukum tersebut apabila diterapkan dalam produksi kelor
yang berlaku hanya hukum yang berbunyi faktor produksi harus tetap
berkesinambungan. Karena dalam pembuatan kelor sendiri tidak terlalu ribet
sehingga ketika tenaga kerja mau ditambah maka untuk memastikan
pengetahuan atau skill tetap dari tenaga kerja tersebut tinggal diberi arahan
kepada masing-masing tenaga kerja.

F. Metode Penelitian
1. Lokasi

9
Melihat ada tiga planning yang dibuat, maka setiap lokasi akan beda-beda.
a. Planning 1, melihat target ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki
pekerjaan di luar, maka lokasinya di sekitar Dusun Krajan 03, RT 02 RW
02, Wonokerso, Pringsurat, Temanggung. Bisa dari perwakilan Rt 1, 2,
3, 4, 5 Desa Wonokerso.
b. Planning 2, targetnya mahasiswa Fisip semester 2 UIN Walisongo
Semarang.
c. Planning 3, target keluarga dari perwakilan kelompok.
1) Kelompok satu mengambil perwakilan dari Indana, lokasinya Dusun
Krajan. RT 01, RW 02 Desa Glapan, Kecamatan Gubug, Kabupaten
Grobogan.
2) Kelompok dua perwakilan dari Sholihatin, letaknya Desa Sambiroto
RT 05, RW 02, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
3) Kelompok tiga perwakilan dari Noor, lokasinya Desa Pakis, RT 01,
RW 02, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
2. Siklus atau Teknis Penelitian PAR
Planning 1”Target Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja”
Hari, Tanggal Kegiaan Keterangan
Jumat, Mempelajari tugas Sudah tau jobdisnya
13 Maret 2020 masing-masing masing-masing. Bisa tanya
kepada Bu Wati selaku
produksi daun kelor
Sabtu, Pendekatan dan mencari Sebelum terjun pada
14 Maret 2020 target (ibu-ibu yang tidak kegiatan sosialisasi,
bekerja). masing-masing sudah
mendapatkan tugas Pada
bagian ini dibagi 3
kelompok untuk menyebar
di berbagai RT yang ada
disana. Setelah
mendapatkan izin dari pak
lurahnya.
Kelompok 1 : Hanif dan Iin

10
Kelompok 2 : Farid dan
Afif
kelompok 3 : Noor dan
Gerry
Minggu, Sosialisasi MC : Dian
15 Maret 2020 Dirgen : Noor
Moderator : Jibril
Doa : Imam
Pemateri
1. Pengertian dan manfaat
daun kelor (Okta)
2. Cara penanaman dan
perawatan daun kelor
(Indana)
Dokumentasi : Imam
Setelah acara selesai, dibagi
3 kelompok lagi untuk
menindaklanjuti (foll-up
dari sosialisasinya).
Jumat Merapat atau melakukan 3 kelompok tersebut akan
27 Maret 2020 pendampingan menampingi cara
perkelompoknya setelah pembuatan produksi daun
mengetahui siapa saja kelor, yang mana akan
target yang ada membuat variasi makanan
dikelompoknya. atau minuman yang berasal
dari daun kelor. Setiap
kelompok diusahakan beda-
beda produksinya
kelompok 1
Indana, Afif. Gerry
kelompok 2
Okta, Iin, Putri, Farid
kelompok 3

11
Noor, Dian, Imam, Jibril
Sabtu, Pembuatan produk daun kelompok 1 membuat agar-
28 Maret 2020 kelor dengan berbagai agar atau puding, atau roti
macam variasi. lapis.
kelompok 2 membuat
makanan, seperti rolado,
gorengan, lauk pauk
kelompok 3 membuat
minuman seperti jus atau
jamu.
Tempat untuk membuat
produknya bisa tergantung
kelompok masing-masing,
bisa juga di rumahnya
warga menurut kelompok.
Minggu, Distribusi atau breanding Perkelompok harus sudah
29 Maret 2020 produk mengajarkan sistem
pemasaran dan ketika sudah
kita tinggal mereka tidak
kebingungan.
Sebelum mendekati bulan puasa, dari kita akan datang lagi untuk
memastikan apakah perkelompok itu berjalan dengan lancar usahanya.
Sehingga ketika perkelompok tidak didampingi kita mereka tetap bisa
berjalan sendiri. Kita datang lagi tanggal 17, 18, 19 April 2020 untuk
mengetahui kelanjutannya.

Planning 2 “Target Mahasiswa Fisip Semester 2”


Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan
Senin, Mencari target dari Dibagi perkelompok dalam
20 April 2020 mahasiswa semester 2 mencari targetnya.
setelah itu kelompok 1
mendiskusikan daun Indana, Afif. Gerry
kelor kelompok 2
Okta, Iin, Putri, Farid

12
kelompok 3
Noor, Dian, Imam, Jibril
Diskusi kecil-kecilan
mengenai apa itu daun
kelor.
Selasa, Pembuatan produk Perkelompok membuat
21 April 2020 daun kelor produk masing-masing.
kelompok 1 membuat agar-
agar atau puding, atau roti
lapis.
kelompok 2 membuat
makanan, seperti rolado,
gorengan, lauk pauk
kelompok 3 membuat
minuman seperti jus atau
jamu.
Tempat membuat
produknya bisa tempat kos
atau cari mahasiswa Fisip
semester 2 yang rumahnya
dekat dengan kampus atau
tidak kos.
Rabu, Breanding produk Tergantung perkelompok
22 April 2020 mau memasarkannya di
mana saja. bisa dilihat
seberapa banyak
produksinya.
Foll-up dari adanya kegiatan tersebut nantinya ketika sudah memasuki bulan
ramadhan, bisa mengenalkan karya masing-masing perkelompok ketika
Fisip ada event. Seperti festival ramadhan, dari DEMA, HMJ Sosiologi dan
HMJ Politik nanti akan mengadakan event besar-besaran. Akan tau seberapa
kreatifnya mahasiswa Fisip.

Planning 3 “Target Keluarga Masing-masing”

13
Hari, Tanggal Kegiatan Keterangan
Kondisional Perkelompok akan kelompok 1 membuat agar-
mewakili praktek agar atau puding, atau roti
pembuatan daun kelor. lapis.
kelompok 2 membuat
makanan, seperti rolado,
gorengan, lauk pauk
kelompok 3 membuat
minuman seperti jus atau
jamu.
Dari kelompok masing-masing akan mewakili pembuatan produk daun
kelornya. Harapannya ketika 2 minggu atau 3 minggu setelah surat edaran
dari UIN mengenai perpanjangan libur agar tehindar dari COVID-19, maka
bisa dipraktekkan dalam keluarga masing-masing kelompok. Perkelompok
akan mendokumentasikan hasil produknya. Sebelum hasil penelitian
dikumpulkan maka hari dan tanggalnya bisa dilakukan ketika memasuki
bulan puasa.

3. Waktu Penelitian
Hari, Tanggal Waktu Kegiatan
15.30 – 18.00 Perjalanan menuju lokasi peneleitian
18.30 – 19.00 Sholat maghrib berjamaah
19.00 – 20.00 Memasak bersama untuk makan malam
20.00 – 22.30 1. Pembukaan dan perkenalan masing-
masing kelompok
2. Memaparkan program kerja kita
Jumat, kepada Bapak Sriwidi Nuryanto dan
13 Maret 2020 Ibu Ristinawati selaku produsen teh
daun kelor
3. Berbincang-bincang mengenai asal asul
ide adanya daun kelor
22.30 – 24.00 Evaluasi program kerja kita dan menulis
hasil wawancara tadi bersama-sama
05.00 - 06.00 Sholat subuh berjamaah
06.00 – 08.00 1. Membeli sarapan (Okta, Dian, Putri,

14
Afif bersama Ibu Wati)
2. Membeli perlengkapan masak (Indana,
Noor, Farid, Imam)
3. Senam bersama
4. Sarapan bubur bersama
08.00 – 09.30 Berkebun (memanen labu siam)
09.30 – 11.00 1. Observasi serta pendekatan kepada
warga lingkungan 6 dan sekitarnya
2. Mengambil alat untuk menjemur daun
kelor
Sabtu,
3. Membantu memanen daun kelor
14 Maret 2020
4. Membantu memanen jambu biji
5. Mencuci daun kelor yang sudah diikat
6. Menjemur daun kelor diatas para - para
11.00 – 12.00 Ishoma
14.00 – 17.00 1. Membantu memasukkan tanah ke
polybag sebanyak 340 polybag
2. Membantu mengupas tanaman rempah
– rempah yaitu sereh
3. Penanaman bibit daun kelor
4. Memanen pepaya, salak, dan singkong
di kebun
17.00 – 17.30 Sholat ashar berjamaah
17.30 – 18.00 1. Mengupas singkong
2. Membantu memetik daun singkong
yang akan dimasak untuk makan
malam bersama
18.30 – 20.00 Ishoma
20.00 – 22.00 1. Membantu pengemasan teh daun kelor
yang sudah jadi. Seperti memberi label,
menggunting sticker yang dijadikan
untuk label produk, mengepress teh
daun kelor yang sudah dimasukkan ke
dalam bungkusnya
2. Membantu pengemasan produk madu

15
seperti menempel sticker, memberi
segel pada produk, dan mempacking
produk
05.00 – 05.30 Sholat subuh berjamaah
05.30 – 10.00 1. Mengikuti kegiatan “nyapu” yang
dilakukan secara rutin warga
Wonokerso
2. Memasak bersama untuk sarapan
3. Sarapan bersama
4. Membolak – balik daun kelor yang
dijemur diatas para – para
Minggu,
5. Menutup lubang udara pada para – para
15 Maret 2020
yang berlubang
6. Membersihkan rumah bersama
7. Bersih – bersih diri
10.00 – 11.00 Evaluasi bersama
11.00 – 12.30 Ishoma
12.30 – 13.00 Pamitan dan ucapan terima kasih kepada
Bapak Nuryanto dan Ibu Wati
13.00 – 15.00 Perjalanan pulang ke Semarang
Daftar Pustaka
Arsyad, Lincoln. 1995. Ihtisar Teori dan Soal Jawab Ekonomi Mikro. Yogyakarta:
BPFE.
Hasrin. 2017. Pengaruh Pemberian Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Suplemen
Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Lingkar Skrotum Sapi Bali. Dalam
Skripsi UIN ALAUDDIN MAKASSAR. Diakses pada tanggal 26 Maret 2020
pukul 16. 25 WIB.
Isnan, Wahyudi dan Nurhaedah M. 2017. Ragam Manfaat Tanaman Kelor Bagi
Masyarakat. Dalam Jurnal Info Teknis Eboni Volume 14 Nomor 1, Juli 2017.
Diakses pada tanggal 28 Maret 2020 pukul 15. 30 WIB.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Menegemen Pemasaran. Jakarta:
Prenhallindo.
Krisnadi, A Dudi. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan Pengembangan
Tanaman Kelor Indonesia.

16
Kusuma, Inggih C, dkk. 2015. Keripik Kelor Krispi Sebagai Salah Satu Inovasi
Cemilan Bernutrisi dari Olahan Daun Kelor. Dalam hasil penelitian Universitas
Sebelas Maret, Surakarta. Diakses pada tanggal 26 Maret 2020 pukul 09.15
WIB.
Thomas, A.N.S. 2007. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Kanisus.
Nuraeni, Nuning, dkk. 2019. Proses Produksi dan Pemasaran Argoindustri Teh Celup
Daun Kelor di PT. Lentera Bumi Nusantara. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa
AGROINFO Galuh Volume 6, Nomor 3, September 2019. Diakses pada tanggal
28 Maret 2020 pukul 10.00 WIB.
Roheim, Ainur R. 2015. Strategi Pengembangan Nilai Tambah Pada Agroindustri
Tanaman Kelor PT. Pustaka Madura di Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.
Dalam Skripsi Universitas Jember. Diakses pada tanggal 28 Maret 2020 pukul
15. 04 WIB.
Sukwiaty. 2007. Ekonomi. Surabaya: Yudhistira.
Wawancara dengan Bapak Sriwidi Nuryanto sebagai produsen tanaman daun kelor.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2020 pukul 21.05 WIB.
Zakaria, dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor Terhadap Kuantitas dan
Kualitas Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu Menysui Bayi 0-6 Bulan. Dalam Jurnal
MKMI Volume 12 Nomor 3, September 2016. Diakses pada tanggal 28 Maret
2020 pukul 13.45 WIB.

Lampiran-lampiran
STRUKTUR ORGANISASI

17
18
Foto Kegiatan

(Pembukaan sekaligus penyampaian maksud tujuan kita untuk melakukan penelitian


“daun kelor” di rumah Bu Wati dan Pak Nur (Produksen Daun Kelor) sekaligus sharing)

(Mensiapkan strategi untuk aktifitas 3 hari di Temanggung dan mencatat hasil


wawancara waktu pembukaan dan sharing-sharing)

19
(Izin ke Pak Lurah maksud dan tujuan kita meneliti produksi tanaman daun kelor)

(Berkebun memetik Jipang atau labu siam)

20
(Membantu pengambilan alat untuk menjemur daun kelor)

21
22
(Pemetikan, pemilahan daun kelor mana yang dibuat produk teh mana yang buat
campuran masakan. Kalau sudah diikat masuk ke tahap pencucian dan pengeringan)

23
(Tahap pengeringan ke tempat para-para)

24
(Memasukan tanah ke polybag dan menaruhkannya ke tempat pekarangan)

25
(Menaman bibi kelor)

(Bibit kelor yang sudah tumbuh)

26
(Memanen singkong dan salak di kebun yang ada di belakang rumah Bu Wati)

(Nyapu merupakan salah satu rutinan setiap hari minggu setelah itu kegiatan arisan
bersama di rumah pak lurah)

27
(Penambalan para-para yang berlubang, biar steril lagi)

(Pak Nur dan Bu Wati (produksi daun kelor)

28
(Masakan hasil olahan dari manen sendiri di kebun)

(Pemberian label produk, memasukkan teh kelor yang sudah jadi kedalam plastik
kemasan, dan menakar teh kelor yang mau dimasukkan keplastik)

29
(Peran domestik)

30

Anda mungkin juga menyukai