Makalah Tsunami PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TSUNAMI

SELAT SUNDA

KELOMPOK 4

ANGGOTA KELOMPOK :

Nurul Fadila 11117025


Anissa Dwi Maimanah 11117027
Riska Dewi Adelia Saputri 11117035
M. Rhandy Tri Gustino 13116086
Daniel Kevin P 11117052
Redo Alfan Lumbantoruan 13116066

PRODI FISIKA
JURUSAN SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga Tugas Makalah yang berjudul “Tsunami di Selat Sunda”
ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas matakuliah Fisika Lingkungan dan Bencana Alam.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya
makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat dan mudah
dimengerti oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum lah
sempurna. Oleh karena itu, mohon maaf jika masih ada kekurangan dari hasil
makalah yang dibuat. Kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnan makalah ini.

Bandar Lampung, 25 Maret 2020

Penulis

ii
ABSTRAK

Beberapa proses deformasi di bagian barat Sumatera dapat menimbulkan


gempabumi dan berpotensi tsunami. Dalam penelitian diangkat tema dengan
mengacu pada gempabumi padang 30 September 2009. Data dan informasi
mengenai historis gempabumi di wilayah padang dijadikan referensi dan acuan
untuk memodelkan potensi tsunami di wilayah padang. Beberapa referensi
tersebut diambil dari referensi penelitian menggunakan GPS, tatanan tektonik
dan informasi kependudukan dari BPBD setempat. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis potensi tsunami dari sumber gempabumi di wilayah
Padang dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan input data USGS dan
BMKG dengan menerapkan metode wells and coppersmith untuk memodelkan
run-up tsunami di pantai barat Sumatra. Dan selanjutnya diharapkan
informasi dari model potensi tsunami di wilayah Padang ini dapat
mendukung upaya mitigasi terhadap bencana tsunaminya.

Kata Kunci : deformasi, gempabumi, potensi tsunami Commented [a1]: Editin yang ini ya guys 

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tsunami................................................................................... 4
2.2 Analisis Terjadinya Tsunami .................................................................... 4
2.3 Tsunami di Selat Sunda............................................................................. 5
2.4 Menghadapi Tsunami ................................................................................ 6

BAB III KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ............................................................................................................... 4
Gambar 2 ............................................................................................................... 6

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua Benua yakni Asia dan
Australia dan antara dua Samudera yakni Pasifik dan Hindia sehingga menjadi
zona pertemuan lempeng dunia. Hal inilah yang menjadi penyebab kenapa
Indonesia memiliki banyak gunung terutama yang berstatus masih aktif. Setiap
tahun lempeng terus bergerak aktif, saling menjauhi ataupun saling menabrak satu
sama lain dan terus terjadi dalam kurun waktu jutaan tahun.

Sebagian besar dari bumi adalah samudra atau lautan yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi, diantara pulau-pulau yang
terpisah satu dengan yang lainnya pasti dikelilingi oleh air. Indonesia sangat
berpotensi terkena tsunami. Tsunami merupakn serangkaian gelombang ombak
laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa
bumi, dan tsunami sanggup menghancurkan apa yang menghadangnya.

Bencana tsunami selat sunda merupakan salah satu kejadian yang cukup baru dan
memiliki dampak yang cukup besar. Kali ini, kita akan membahas mengenai
beberapa hal yang berhubungan dengan kejadian tsunami ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan ("tsu"
berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami merupakan
serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran
di dasar laut akibat gempa bumi.

Gelombang Tsunami dapat bergerak ke segala arah hingga mencapai jarak ribuan
kilometer, daya kerusakan-nya akan semakin kuat pada daratan yang dekat dengan
pusat gangguan. Pada lautan dalam gelombang tsunami tidaklah terlalu tinggi
yakni hanya 1 meter namun kecepatannya bisa mencapai 500 hingga 1000
kilometer per jam (setara dengan kecepatan pesawat jet), sehingga tidak terasa
oleh kapal yang berada di lautan.

Semakin mendekati daratan kecepatan tsunami akan semakin menurun setidaknya


hingga mencapai 35 hingga 50 kilometer per jam, namun gelombangnya semakin
tinggi yakni dapat mencapai 20 meter sehingga dapat masuk puluhan kilometer
kedalam daratan, sehingga dapat meluluh-lantakan apapun yang menghadangnya
seperti kendaraan dan material lainnya. Gelombang tsunami skala besar dapat
menimbulkan jatuhnya korban jiwa yang tidak sedikit, hal ini disebabkan oleh
daya hantam yang begitu besar.

2.1 Penyebab Tsunami

Tsunami dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu seperti:


2.1.1 Gempa Bumi Bawah Laut

2
Penyebab tsunami yang paling umum adalah Gempa bumi bawah laut. Yaitu
merupakan penyebab yang paling sering menimbulkan tsunami dengan persentase
90 persen kerjadian tsunami disebabkan oleh terjadinya gempa yang berada
dibawah samudera.Sebagai zona pertemuan lempeng dunia, menjadikan Indonesia
sangat berpotensi mengalami gempa yang berpusat di bawah laut. Namun tidak
semua gempa bawah laut bisa menimbulkan tsunami.Beberapa kriteria yang dapat
menyebabkan terjadinya tsunami seperti, pusat gempa yang terletak di kedalaman
0 hingga 30 km dibawah permukaan laut. Semakin dangkal pusat gempa maka
akan semakin besar peluang munculnya tsunami hal ini disebabkan oleh getaran
yang dihasilkan akan semakin kuat. Selain itu gempa besar dengan kekuatan di
atas 6.5 SR juga menjadi pemicu, karena dengan kekuatan sebesar itu sudah
mampu mempengaruhi gelombang laut.

2.1.2 Letusan Gunung Berapi Bawah Laut atau Atas Laut

Dampak letusan gunung berapi bawah laut dapat menjadi penyebab tsunami yang
sangat besar. Tidak hanya di daratan, lautan yang begitu luas sebenarnya juga
terdapat gunung berapi, yang apabila meletus akan menimbulkan getaran yang
efeknya sama dengan gempa tektonik bawah laut tadi. Meskipun jarang terjadi
namun jika sekali terjadi dapat menimbulkan tsunami. Semakin besar skala
letusan maka akan semakin besar tsunami yang dihasilkan. Indonesia sebagai
negara yang memiliki gunung berapi terbanyak sehingga dijuluki Ring of Fire
harus waspada terhadap potensi tsunami yang disebabkan oleh letusan vulkanik
gunung berapi. Terutama pada gunung yang berdekatan dengan laut seperti
gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah pesisir Banten dan
Lampung, Indonesia.

3
2.1.3 Longsor Bawah Laut

Penyebab tsunami yang juga termasuk sering adalah karena longsor. Di dasar laut
sebenarnya juga memiliki struktur yang mirip dengan daratan yakni terdapat bukit
/ punggung laut dan lembah / palung laut, serta cekungan yang dapat saja longsor
dimana semakin besar volume longsoran maka akan semakin tinggi potensi terjadi
tsunami.Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya longsor laut,
seperti gempa bumi tektonik dan letusan gunung bawah laut atau didaratan yang
dekat dengan laut. Kedua faktor ini menimbulkan getaran yang memicu longsor
pada struktur dasar laut. Pada daratan pun sering terdengar peristiwa longsor yang
disebabkan oleh gempa bumi. Penyebab lainnya yaitu terjadinya tabrakan antar
lempeng yang terjadi di dasar laut, sehingga menimbulkan patahan dan longsor.

2.1.4 Hantaman Meteor

Meskipun sangat jarang terjadi namun kekuatan tsunami yang disebabkan oleh
meteor yang jatuh ke samudera / lautan sangatlah masif. Jika meteor nya
berukuran kecil tidak terlalu berpengaruh, namun jika ukuran meteor sangat besar,
Dan hal ini tentu saja akan mengakibatkan kehancuran peradaban manusia dan
menyapu bersih daratan hingga ratusan kilometer dan menenggelamkan pulau
pulau kecil disekitar pusat hamtaman.

2.3 Tsunami Selat Sunda 2018

Pada tanggal 22 Desember 2018 sekitar 21.27 WIB, peristiwa tsunami yang
disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah
pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Menurut Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami ini disebabkan oleh pasang tinggi
dan longsor bawah laut karena letusan gunung tersebut. Dalam beberapa bulan

4
sebelum tsunami terjadi, Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan
aktivitas, dengan terjadinya letusan pada 21 Desember 2018 selama 2 menit
hingga menyemburkan abu vulkanik setinggi 400 meter (1300 ft). Pada pukul
21:03 WIB (14:03 UTC), Anak Krakatau meletus dan merusak peralatan
seismografi terdekat, meskipun suatu stasiun lain mendeteksi getaran terus-
menerus.

Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk


perairan sekitar selat Sunda. Tercatat tinggi gelombang tsunami berkisar 90
sentimeter (35 in) di Serang dan 30 sentimeter (12 in) di Lampung, dengan
ketinggian maksimal 2 meter (6,6 ft). Pada tanggal 22 Desember, laporan awal
BNPB menunjukkan sedikitnya 20 orang tewas dan 165 terluka, dan 2 orang
dilaporkan hilang. Pada tanggal 23 Desember, jumlah korban telah direvisi
menjadi 43 tewas, 584 terluka, dan 2 hilang. Dari 43 korban jiwa, 33 tewas
di Pandeglang, 7 di Lampung Selatan, dan 3 di Serang, dengan sebagian besar
korban luka-luka (491 orang) juga di Pandeglang. Pada Minggu pukul 11:00 WIB,
BNPB merevisi jumlah korban menjadi 62 tewas, 584 terluka, dan 20 hilang. Pada
Minggu pukul 13:00 WIB, BNPB merevisi jumlah korban yakni 168 meninggal
dunia dan 745 luka-luka.

Sekitar 400 rumah di Pandeglang yang terletak di dekat pantai roboh atau rusak
berat akibat tsunami. Selain itu, 9 hotel di Pandeglang dan 30 rumah di Lampung
Selatan juga rusak berat. Jalan raya yang menghubungkan Serang dan Pandeglang
terputus.

Kemudian, pada pukul 16.00, 23 Desember 2018, berita terbaru dari BNPB
menyebutkan kerusakan material dari tsunami ini meliputi 556 unit rumah rusak,
sembilan unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu
rusak. Di Pandeglang sendiri, didapati 73 unit kendaraan rusak, dan 446 rumah
rusak. Pendataan kerusakan bangunan masih terus dilakukan. Per 25 Desember,

5
kerusakan material diketahui masih terus bertambah. 882 rumah yang rusak, 73
penginapan rusak dan 60 warung rusak. Pada kendaraan, tercatat bahwa 434
perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak.
Selain itu pula, terdapat 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak. Kemudian menurut
laporan daripada BBC Indonesia, hampir semua warung, toko,
minimarket/swalayan kecil, termasuk di pantai-pantai wisata Anyer. Tumpukan
puing ber serakan di tepi dan sudut jalan, yang sebagian besarnya oleh bangunan
semi permanen. Ambulans dan mobil aparat berlalu lalang, dan di pelataran kantor
polisi, telah berleret kantong dari jenazah yang telah ditemukan. Selain itu, di
bidang kelistrikan, ada 146 gardu listrik yang telah dapat dinyalakan. 102 masih
padam, dan 20 saluran udara tegangan menengah roboh karena diterjang tsunami.

Di Lampung Selatan, Desa Kunjir, Way Muli, dan Canti, menjadi desa yang
paling terdampak bencana. Republika mengutip salah satu kesaksian warga,
bahwa di Way Muli, dalam waktu 4 menit, tsunami menghancurkan rumah-rumah
yang ada. Gulungannya begitu tinggi, menggemuruh, dan terlihat ada kilat api.
Desa yang semula memang padat penduduk dan rumah, menjadi rata dengan
tanah.

2. 4 Menghadapi Tsunami

2.4.1 Persiapan Menghadapi Tsunami

1. Mengetahui pusat iformasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah


Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat
lain yang beresiko. Mengetahui wilayah datran tinggi dan dataran rendah
yang beresiko terkena tsunami.
2. Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan tsunami, kenali hotel, motel, dan
carilah pusat pengungsian.
3. Siapakan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah
dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
4. Siapakan persediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.

6
5. Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
6. Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
7. Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas
penyebaran informasi tentang tsunami.
8. Jika hanya ada sedikit waktu sebelum datang tsunami, segera mencari pintu
dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
9. Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami, atau mengikuti
rute dan tempat yang sudah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
10. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat
anda berada, bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan
ringan dibawa.
11. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi.
12. Jika tsunami terjadi terjadi pada saat anda sedang menyetir kendaraan, cepat
keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.

2.4.2 Setelah Terjadi Tsunami

1. Periksa kesediaan makanan.


2. Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan
panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka
serius.
3. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke
rumah tidak memungkinkan.
4. Pastikan kendaraan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum
kembali ke rumah. Bila keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati
carilah tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat
pengungsian.

7
2.4.3 Cara Penanggulangan Tsunami

Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah:

1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.


2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta
pendistribusian logistik yang diperlukan.
5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan
pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

2.4.4 Upaya Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah
ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai atau lautan.

1. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat
pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju
ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
2. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar
berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan
perahu ke laut.
3. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun
ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
4. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada
korban.

8
BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Tsunami merupakan serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul


karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.
2. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami antara lain: gempa bumi
bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut atau atas laut, longsor bawah
laut, hantaman meteor.
3. Peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat
Sunda menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Menurut
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami ini
disebabkan oleh pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan gunung
tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

[1] Air Pasang di Anyer Diduga Tsunami Karena Erupsi Krakatau. CNN
Indonesia. 23 December 2018. Diakses tanggal 25 Maret 2020.

[2] Korban Tsunami Terus Bertambah, 20 Meninggal Dunia, 165 Luka-Luka dan
2 Hilang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (dalam bahasa Inggris).
Diakses tanggal 25 Maret 2020.

[3] Jannah, Miftahul dkk. Tsunami. 2013. Academia.edu. Diakses pada 25 Maret
2020.

[4] Ma'ruf, Irfan (23 December 2018). Sejumlah Rumah di Pandeglang Banten
Roboh Diterjang Gelombang Pasang. iNews. Diakses tanggal 25 Maret 2020.

[5] Medistiara, Yulida (23 December 2018). BMKG Sebut Terjangan Air Laut di
Anyer Gabungan Gelombang Tinggi-Tsunami. detiknews. Diakses tanggal 25
Maret 2020.

[6] Puspa, Wanti (23 December 2018). 20 Orang Tewas dan 165 Terluka Akibat
Tsunami di Selat Sunda. CNBC Indonesia. Diakses tanggal 25 Maret 2020.

[7] Puspita, Ratna (23 Desember 2018). Empat Menit Berlalu, Kampung Way
Muli Rata. Republika. Diakses tanggal 25 Maret 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai