Laporan Rino - Lampung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

MAGANG LAPANGAN

Oleh :
Rino Irvan Satria, S.K.M
198912162019021004

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA


BERENCANA NASIONAL PUSAT

BANDAR LAMPUNG, 2020


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Laporan Magang sampai selesai.
Pembuatan laporan ini merupakan salah satu agenda dalam pengangkatan Calon
Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2018.

Penulis menyadari proses penyusunan laporan magang ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak, dengan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan magang ini, yaitu :

1. Bapak Yunanda Atiek, S.E sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan,


Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten
Way Kanan,
2. Bapak Ns. Dirson Martino S.W, S.Kep sebagai Koordinator Wilayah IV Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten Way Kanan,
3. Rekan-rekan CPNS Penyuluh KB Penempatan Kabupaten Way Kanan,
4. PPKBD dan Sub. PPKBD Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan,
5. Semua pihak yang mendukung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Demikian laporan ini dibuat, semoga bermanfaat. Kritik, saran serta masukan
diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Bandar Lampung , Maret 2020

Rino Irvan Satria


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………… i


Daftar Isi ……………………………………………………………….. ii
BAB 1 Pendahuluan …………………………………………………… 1
a. Latar Belakang…………………………………………………. 1
b. Maksud dan Tujuan ……………………………………………. 2
BAB II Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………. 3
A. Mekanisme Operasional ……………………………………….. 3
B. 10 Langkah PKB ………………………………………………. 4
C. Implementasi Kampung KB …………………………………… 5
D. Kelompok Kegiatan (Poktan) ………………………………….. 6
BAB III Capaian dan Dampak Kegiatan ………………………………. 7
BAB IV Pengalaman Belajar ………………………………………….. 9
1. Pemetaan IMP Kec. Buay Bahuga …………………………….. 9
2. Pembinaan IMP ………………………………………………... 11
3. Sweeping/ pencarian Calon Akseptor MKJP ………………….. 12
4. KIE Individu …………………………………………………… 13
5. KIE Kelompok ………………………………………………… 13
6. Fasilitasi Pelayanan KB BERGERAK ……………………….. 14
7. Pelaksanaan Pelanayan KB Bergerak ………………………….. 15
BAB V Penutup ………………………………………………………... 16
1. Kesimpulan …………………………………………………..… 16
2. Saran …………………………………………………………… 16
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara ke arah terwujudnya manajemen Aparatur
Sipil Negara berdasarkan sistem merit, yang selanjutnya menjadi basis dalam
mewujudkan birokrasi berkelas dunia. Untuk itu, Pemerintah telah dan sedang
melaksanakan reformasi birokrasi yang salah satunya adalah reformasi di bidang
Sumber Daya Manusia Aparatur. Reformasi dimaksud antara lain meliputi
penataan jumlah dan kualitas serta distribusi Pegawai Negeri Sipil. 1
Salah satu strategi dalam penataan Sumber Daya Manusia Aparatur
tersebut, sejak tahun 2015 telah dilakukan kebijakan pembatasan penerimaan
Calon Pegawai Negeri Sipil (moratorium). Kebijakan tersebut dimaksudkan agar
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah melakukan audit
organisasi dan penataan Sumber Daya Manusia Aparatur sesuai dengan
arah/rencana strategis pembangunan. Di samping itu, masing-masing instansi
diharuskan melakukan redistribusi pegawai secara internal maupun lintas
instansi, yang didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, termasuk salah satunya
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau disingkat dengan
BKKBN.
BKKBN merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang
berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden untuk
melaksanakan tugas dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana. Program Pembangunan Keluarga dan Keluarga Berencana
yang selanjutnya disebut Program BANGGAKENCANA adalah upaya terencana
dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
melalui pengaturan kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta
mengatur kehamilan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 77 Tahun 2018, tentang Kebutuhan Pegawai
Aparatur Sipil Negara di lingkungan BKKBN Tahun Anggaran 2018, maka
BKKBN membuka formasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak
842 formasi yang tersebar di seluruh kantor perwakilan BKKBN di Indonesia. 2
Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung membuka sebanyak 38 formasi
yang terdiri dari beberapa jabatan. Untuk mengenal program
BANGGAKENCANA serta mengetahui tugas dan fungsi jabatan masing-masing
1
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
2
Keputusan Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RB No. 77 Tahun
2018.
formasi, maka Sub. Bagian Kepegawaian BKKBN Provinsi Lampung, serta
adanya surat edaran dari BKKBN pusat mengenai penugasan terhadap CPNS
T.A 2018 untuk melaksanakan orientasi dan magang di wilayah kerja masing-
masing. Untuk CPNS formasi penyuluh KB ditempatkan magang pada wilayah
kerja/ sesuai dengan SK rayon yang diterima.

b. Maksud dan Tujuan


b.1 Maksud
CPNS dapat mengenal program BANGGAKENCANA serta tugas pokok dan
fungsi (TUPOKSI) jabatan Penyuluh Keluarga Berencana.
b.2 Tujuan
1.2.2.1 CPNS memahami mekanisme operasional.
1.2.2.2 CPNS memahami 10 langkah PKB
1.2.2.3 CPNS memahami implementasi Kampung KB
1.2.2.4 CPNS memahami Kelompok Kegiatan (poktan)

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Mekanisme Operasional
Mekanisme Operasional atau yang disingkat dengan mekop adalah
bekerjanya atau berfungsinya berbagai langkah‐ langkah operasional Program
BANGGAKENCANA secara teratur, terencana dan terus‐menerus yang satu
sama lain saling berkaitan, berkesinambungan, bersinergi, dan berkelanjutan
dengan melibatkan seluruh potensi yang ada di kecamatan, desa/kelurahan,
RW/dusun dan RT dalam upaya mencapai sasaran Program
BANGGAKENCANA. Kebijakan dan strategi mekop. Kebijakan dalam
rangka pelaksanaan mekanisme operasional lini lapangan adalah peningkatan
penggerakan Pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga secara sistematis, terencana dan berkesinambungan
melalui:
1. Peningkatan komitmen, peran serta pemangku kepentingan dan
mitra kerja dalam pembangunan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua
tingkatan wilayah;
2. Peningkatkan penggerakan Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga di lini lapangan;
3. Peningkatan Advokasi dan KIE Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua tingkatan
wilayah.
Adapun strartegi yang dilakukan untuk dapat menerapkan kebijakan di
atas adalah sebagai berikut :
1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi stakeholder
dan mitra kerja dalam penggerakan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga;
2. Meningkatkan dukungan operasional pelaksanaan kegiatan
Program KKBPK dalam rangka berjalannya mekanisme
operasional di lini lapangan;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Advokasi dan KIE Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
ke berbagai segmentasi sasaran;
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM lini lapangan.
5. Meningkatkan kualitas data, serta pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan. 3

B. 10 Langkah Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

3
Direktoran Bina Lini Lapangan BKKBN, 2018, Panduan Mekanisme Operasional Program KKBPK
di Lini Lapangan: Jakarta, BKKBN
Adapun 10 langkah Penyuluh Keluarga Berencana aalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Tokoh Formal
Menumbuhkan hubungan kerja sama dengan para tokoh formal
seperti Camat, Kepala Desa/Lurah, untuk mendapatkan dukungan politis
dan dukungan operasional sesuai dengan peran masing-masing.
2. Pendataan dan Pemetaan
Suatu proses kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan,
penganalisaan dan penyajian data yang bertujuan mengetahui wilayah
kerja sebagai bahan perencanaan penggarapan kegiatan KB.
3. Pembentukan Kesepakatan
Suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai
kesepakatan politis dan teknis penggarapan.
4. Pendekatan Tokoh Informal
Melakukan dan menumbuhkan hubungan kerja dan silaturahmi
dengan para tokoh informal baik tokoh masyarakat maupun tokoh agama
untuk mendapat dukungan politis dan operasional dalam penggaparan
program KB nasional di lapangan.
5. Pemantapan Kesepakatan
Suatu proses untuk memantapkan tokoh formal dan informal agar
berperan aktif sesuai dengan hasil kesepakatan dan rencana yang telah
diputuskan bersama dalam Rakor KB.
6. KIE Oleh Tokoh Masyarakat
Mempersiapkan tokoh masyarakat dalam rangka menanamkan
pengertian dan peningkatan pengetahuan, keterampilan agar mampu
melaksanakan program KB nasional sesuai dengan kondisi daerah.
7. Penteladanan/ Pembentukan Grup Pelopor
Suatu kegiatan menyeleksi dan memotivasi keluarga agar
menjadi teladan atau kader dan berperan aktif dalam pengelolaan
program KB nasional.4
8. Pelayanan KB
Suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan
pelayanan teknis kepada sasaran, sesuai dengan jenis pelayanan yang
dibutuhkan oleh keluarga, baik yang menyangkut kegiatan PUP.
4
http://asrhyadiplkb.blogspot.com/2014/04/10-langkah-pedoman-plkb.html
Pendewasaan Usia Perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
9. Pembinaan Keluarga
Pembinaan keluarga melalui kegiatan membimbing,
mengarahkan, mengaktifkan serta mengembangkan keluarga dalam
melaksanakan fungsi-fungsi keluarga melalui pembinaan kepada tokoh
masyarakat dan institusi masyarakat.
10. Pecatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Kegiatan mencatat, melaporkan dan mengevaluasi hasil-hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan di setiap wilayah sesuai dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku.

C. Implementasi Kampung KB
Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, Dusun atau
yang setara dengan kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program
pembangunan antara program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga dan pembangunan sektor terkait yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat melalui program
BANGGAKENCANA yang terintegritasi dengan sektor pembangunan lainnya.
Pada hakikatnya kampung KB dapat diartikan sebagai
1. Membumikan dan Menggelorakan kembali Program KB;
2. Mendekatkan pelayanan BANGGAKENCANA kepada keluarga;
3. Memantapkan 8 fungsi Keluarga dalam aplikasi kehidupan;
4. Mengintegrasikan program pembangunan linta sektor dalam
memberikan pelayanan kepada keluarga;
5. Membangun rasa memiliki Keluarga dan masyaraka terhadap
program BANGGAKENCANA;
6. Menumbuhkan semangat gotong royong dalam kehidupan
bermasyarakat.5
Kegiatan rutin Kampung KB dilaksanakan secara terus menerus oleh
pengurus Pokja Kampung KB termasuk seksi-seksi dan keluarga terhadap
program KKBPK dan lintas sektor terkait melalui penerapan 8 fungsi keluarga

5
Direktorat Advokasi Penggeraan dan Informasi BKKBN, 2017, Pedoman Pengelolaan Kampung
KB: Jakarta, BKKBN.
dengan adanya Kampung KB, keluarga semakin meningkat kesejahteraannya
dan tidak terdapat lagi keluarga miskin di Kampung KB.

D. Kelompok Kegiatan (Poktan)


Kelompok Kegiatan (Poktan) adalah wadah kegiatan Program
BANGGAKENCANA yang berkaitan dengan Penundaan Usia Perkawinan,
Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga. Pada program BANGGAKENCANA dikenal dengan
nama Tribina. Adapun poktan tribina tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB)
merupakan wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki
anak balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui
rangsangan/stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan
intelektualnya. Anggota BKB aktif, adalah orangtua dan atau anggota
keluarga lainnya yang hadir dalam pertemuan kelompok BKB.
2. Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR),
Merupakan kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak dan
remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua
dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan
tumbuh kembang anak dan remaja melalui komunikasi efektif antara
orang tua dan anak remaja. Anggota BKR Aktif, adalah orangtua dan
atau anggota keluarga lainnya yang hadir dalam pertemuan kelompok
BKR.
3. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL),
merupakan kelompok kegiatan untuk membina keluarga lansia dalam
upaya meningkatkan kepedulian dan peran keluarga dalam
mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Anggota BKL Aktif, adalah orangtua
dan atau anggota keluarga lainnya yang hadir dalam pertemuan
kelompok BKL.6

6
Direktorat Advokasi Penggeraan dan Informasi BKKBN, 2016, Rapat Pengendalian Program Dan
Anggaran Kependudukan, Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga: Jakarta, BKKBN.
4. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
Merupakan kegiatan ekonomi produktif yang beranggotakan
terutama ibu/wanita yang berasal dai keluarga pra sejahtera, sejahtera
I sampai Sejahtera III Plus, baik yang belum, sedang mauun peserta
KB guna menigkatkan pendapatan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga sejahtera.7

BAB III
CAPAIAN DAN DAMPAK KEGIATAN

Adapun capaian dan dampak kegiatan selama melaksankan magang dari


tanggal 13 Januari s/d 6 Maret 2020 adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Capaian Kegiatan Dampak Kegiatan


1. Pemetaan IMP Diketahui jumlah IMP Pemetaan IMP tingkat
Kecamatan Buay Kecamatan Buay Bahuga, Kecamatan yang sesuai
Bahuga baik dari kualitas dengan Permenpan 21
maupun kuantitas Tahun 2018 dan dijadikan
sebagai lampiran SKP
2020
2. Pembinaan IMP 18 orang PPKBD dan Sub IMP memahami tugas
PPKBD mendapat pokok dan fungsi (6
pembinaan pada tanggal Peran IMP)
7
BKKBN Perwakilan NTB, 2012, Buku Saku Pembedayaan Ekonomi Keluarga Melalui UPPKS:
NTB, BKKBN
No Kegiatan Capaian Kegiatan Dampak Kegiatan
25 Februari 2020
3. Sweeping dan Tolah dilakukan Target magang yang
Pencarian Calon sweeping kepada diberikan BKKBN kepada
Akseptor KB 6 calon akseptor MKJP CPNS 2018 sudah
Metode Kontrasepsi dan 4 Non MKJP terpenuhi
Jangka Panjang
(MKJP) 6 orang dan
4 Non MKJP
4. KIE Individu/ Individu/ PUS memahami Individu/ PUS beralih ke
Perorangan KB MKJP alat KB MKJP
mengenai MKJP
5. KIE Kelompok Individu/ PUS memahami Individu/ PUS beralih ke
mengenai MKJP KB MKJP alat KB MKJP
6. Fasillitasi Pelayanan Terfasilitasi dan Koordinasi berkelanjutan
KB Bergerak terkoordinasi pelayanan dengan lintas sektor
KB Bergerak pada tanggal (UPT. Puskesmas)
2 Februari 2020
7. Pelaksanaan Terlaksananya Pelayanan Penambahan Peserta KB
Pelayanan KB KB Bergerak pada tanggal Baru dan peningkatan
Bergerak 3 Februari 2020, dengan CPR MKJP di Kecamatan
rincian : Buay Bahuga
1. Implan 16
akseptor
2. IUD 1 akseptor

BAB IV
PENGALAMAN BELAJAR

1. Pemetaan IMP Kecamatan Buay Bahuga


Berdasarkan data baseline tahun 2019 dari Bidang Pengendalian
Penduduk (Dalduk) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Way
Kanan disebutkan bahwa terdapat IMP sebanyak 57 orang yang tersebar di 9
desa yang ada di Kecamatan Buay Bahuga. Sesuai dengan Buku Panduan
Teknik Pembinaan IMP Oleh Tenaga Penyuluh KKBPK penyajian pemetaan
IMP disajikan dalam bentuk peta dan standar warna dengan kategori merah
(75%), kuning (76-90%), biru (>90).8

Untuk lebih lengkapnya sajian pemetian IMP Kecamatan Buay Bahuga


adalah sebagai berikut :
1. Secara Kuantitas
Penghitungan aspek kuantitas IMP berdasarkan perbandingan masing-
masing IMP dengan jumlah wilayah di masing-masing tingkatan
dikalikan 100 persen. Adapun kuantitas IMP di Kecamatan Buay
Bahuga adalah sebagai berikut :
A. Sub.PPKBD
Jumlah Dusun/ RW di Kecamatan Buay Bahuga adalah 48 Dusun.
Dari pembaharuan SK PPKBD dan Sub.PPKBD tahun 2020
setiap dusun sudah memiliki 1 orang Sub.PPKBD. Secara
Kuantitas dapat diartikan sebagai berikut :

Sub.PPKBD = Jumlah Sub.PPKBD


Jumlah Dusun X 100%

= 48
48 X 100 %
= 100 %

B. PPKBD
Jumlah Desa/ Kampung di Kecamatan Buay Bahuga adalah 9
Kampung. Dari pembaharuan SK PPKBD dan Sub.PPKBD tahun
2020 setiap Desa/ Kampung sudah memiliki 1 orang PPKBD.
Secara Kuantitas dapat diartikan sebagai berikut :

PPKBD = Jumlah PPKBD


Jumlah Desa X 100%

= 9
9 X 100%
8
Direktoran Bina Lini Lapangan BKKBN, 2018, Panduan Teknik Pembinaan IMP oleh Penyuluh
KKBPK: Jakarta, BKKBN.
= 100 %
Dapat disimpulkan bahwa Kuantitas IMP di Kecamatan Buaya
Bahuga adalah berada dispektrum warna biru (100%)

2. Secara Kualitas
Penghitungan aspek kualitas IMP didasari dari hasil pendataan yang
dilakukan Penyuluh KKBPK dengan menggunakan K/0/PPKBD/15,
K/0/Sub PPKBD/15. Secara Kualitas dikategorikan menjadi
Klasifikasi Dasar dengan bobot 50 (merah), Klasifikasi Berkembang
dengan bobot 85 (kuning) dan Kalsifikasi Mandiri dengan bobot 100
(biru). Adapun hasil kualitas IMP Kecamatan Buay Bahuga sebagai
berikut:
Jenis Klasifikasi Nama Desa Jumlah
Klasifikasi Dasar Desa (Desa Bumiharjo, 8
Sukabumi, Suka Agung, Way
Agung, Sukadana, Nuar
Maju, Lebung Lawe, Punjul
Agung)
Klassifikasi Berkembang 1 Desa (Desa Sritunggal) 1
Maka :

PPKBD Dasar = 8 X 50
40

PPKBD Berkembanag = 1 x 85
85

Total Bobot Nilai = 125


9
13,9
Dapat Disimpulkan bahwa dari segi kualitas IMP di Kecamatan Buay
Bahuga masih berwarna Merah (75%). Hal ini terjadi karena beberapa IMP
belum pernah mendapatkan pelatihan serta dari masing-masing desa hanya
terdapat dua orang yang kader IMP aktif yaitu 1 orang PPKBD dan 1 Orang
Sub-PPKBD.

2. Pembinaan IMP Kecamatan Buay Bahuga


Pembinaan dilaksanakan di Balai Penyuluh KB Kecamatan Buay Bahuga
pada Hari Selasa, Tanggal 25 Februari 2020. Pada saat pembinaan dihadiri oleh
18 orang IMP yang terdiri dari 9 orang PPKBD dan 9 orang Sub.PPKBD,
kemudian satu orang staf UPT Balai Penyuluh KB Kecamatan Buay Bahuga.
Adapun susunan acara pembinaan IMP adalah : pembukaan pembinaan
dilakukan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, kemudian
kata sambutan yang disampaikan oleh ketua IMP dan staf Kecamatan Buay
Bahuga. Kemudian dilanjutkan dengan penyampain materi 6 pokok IMP oleh
penyuluh KB Kecamatan Buay Bahuga, dan ditutup dengan pembuatan rencana
tindak lanjut (RTL) yang disepakati oleh semua IMP.
Untuk mengukur keberhasilan pembinaan IMP, penyuluh KB
menyiapkan kuesioner pengetahuan tentang tugas pokok dan fungsi IMP. Setiap
peserta harus mengisi kuesiner tersebut. Setelah diberikan materi tentang tupoksi
IMP maka PKB mengukur kembali pengetahuan peserta pembinaan. Dari hasil
Pre Tes dan Post Tes terdapat perubahan pengetahuan peserta. Grafik Hasil Pre
Tes dan Post Tes dapat dilihat di bawah ini :

Grafik 1.1
Gamabaran Pengetahuan IMP Tentang Tugas Pokok dan Fungsi IMP
di Kecamatan Buay Bahuga
100
9090 90 90 90
85
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
7070 70 70 70 70
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
50 50 50
40
30
20
10
0
SM EY MF SA JU WN DY EY AR WN TR FT HR ES MY DS SR MT

Pre Tes Pos Tes

Dari grafik 1.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat peingkatan


pengetahuan IMP tentang Tupoksi sebagai IMP. Pada awal pembinaan terdapar
rata-rata pengetahuan 62,8 dan setelah dilakukan pembinan rata-rata
pengetahuan adalag 82,5.

3. Sweeping dan Pencarian Akseptor MKJP


Sweeping dan pencarian akseptor bermaksud untuk mencapai target
magang yang diberikan oleh BKKBN untuk CPNS 2018. Adapun target yang
diberikan adalah 6 calon akseptor baru MKJP dan 4 calon akseptor baru non
MKJP. Pencarian dilakukan dengan cara mengunjungi rumah ke rumah calon
akspetor yang didampingi oleh PPKB dan Sub.PPKBD Desa. Saat kunjungan
dilakukan PKB memperkenalkan diri dan memberitahu maksud dan tujuan
kunjungan rumah.
Calon akseptor yang sudah dikunjungi didata dan catat profil nya, seperti
nama, usia, alamat, nama suami dan jumlah anak dan nomor telpon yang bisa
dihubungi. Kemudian calon akseptor diminta untuk menunjukan KTP, KK dan
Kartu JKN/KIS/JAMKESMAS nya. Hal ini dimaksudkan, ketika ada pelayanan
KB bergerak maka PKB/ PPKBD/Sub.PPKB akan menghubungi calon akseptor
untuk dilakukan pemasangan alat kontrasepsi. Adapun calon aksptor yang
didapat oleh dapatd ilihat pada tabel berikut :
No. Nama Calon Akspetor Jenis Metode kontrasespsi Keterangan
1. Meli Agustin MKJP IUD
2. Riris MKJP Implan
3. Eka Wahyuni MKJP Implan
4. Surati MKJP Implan
5. Marsiatun MKJP Implan
6. Siska MKJP Implan
7. Putri Non MKJP Suntik
8. Wahyu Non MKJP Suntik
9. Septika Non MKJP Suntik
10. Nasriah Non MKJP Suntik

4. KIE Individu/ Perorangan


Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) adalah suatu proses
penyampaian pesan, informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang
program KB baik menggunakan media seperti: radio, televisi, pers, film, mobil
unit penerangan, penerbitan, kegiatan promosi dan pameran dengan tujuan
utama adalah untuk memecahkan masalah dalam lingkungan masyarakat dalam
meningkatkan program KB atau sebagai penunjang tercapainya program KB.
KIE Individu/ Perorangan adalah suatu proses Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) timbul secara langsung antara petugas Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) yaitu seorang penyuluh KB dengan individu sasaran program
KB dalam hal ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS).
KIE kepada PUS, saya fokuskan kepada alat kontrasepsi MKJP, dan
dilakukan saat kunjungan rumah/ sweeping waktu pencarian calon akseptor.
Adapun tahap yang saya lakukan dalam KIE Perorangan adalah :
1. Tahap Persiapan/ Perencanaan
Tahap perencaan merupakan tahap seorang PKB menentukan PUS
mana saja yang akan diberi KIE tentang MKJP, serta media apa saja
yang akan digunakan saat dilakukan KIE Perorangan kepada PUS.
Pada saat perencaana saya memetakan PUS mana saja yang akan
dijadikan sasaran KIE Perorangan.
2. Tahap Intervensi
Tahap Intervensi merupakan tahap dimana PKB melakukan KIE
secara langsung kepada PUS saat kunjungan rumah. Sebelum
dimulai KIE Peorangan kepada PUS, saya meminta izin serta
memberikan pernyataan kesedian waktu untuk beberapa menit
kedepan agar terjalin kontrak antara saya dan PUS, sehingga materi
MKJP yang disampaikan bisa diterima oleh PUS. Diupayakan terjadi
komunikasi dua arah antara PKB dan PUS.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi yang dimaksud disini adalah evaluasi dari segi
penyelenggraan KIE Perorangan oleh PKB sendiri, serta PUS yang
menerima materi. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi sederhana
berupa menanyakan kembali atau memintan PUS untuk menjelaskan
kembali beberpa pengetahuan yang didapat dalam penyuluhan.
5. KIE Kelompok
KIE Kelompok merupakan suatu proses Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) timbul secara langsung antara petugas Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) dengan kelompok (2-15 orang). Sasaran KIE Kelompok
adalah PUS dalam jumlah yang banyak. Salah satu tempat yang banyak PUS
adalah pada saat Posyandu Balita yang dilaksanakan setiap bulan oleh
Puskesmas setempat. Sebagai penyuluh KB, saya berkoordinasi dengan bidan
desa dan juru imiunisasi untuk berkolaborasi dan bermitra saat dilaksanakan
posyandu.
Juru imunisasi dan bidan koordinator memberikan kesempatan kepada
saya selaku penyuluh KB untuk melaksanakan KIE Kelompok. Pada dasarnya
KIE/ penyuluhan dilaksanakan pada meja ke 4 dalam sitem 5 meja posyandu.
KIE/ penyuluhan pada meja 4 boleh diberikan oleh kader kesehatan/ kader KB/
kader PKK/ atau tenaga kesehatan sendiri, namun sasarannya lebih ke personal
PUS. Saat dilakukan KIE kelompok tidak luput mengukur atau mereview
kembali kepada PUS tentang penyuluhan/ KIE yang kita berikan. Saat
pelaksanaan magang telah dilakukan Penyuluhan/ KIE kelompok di posyandu
Bayam dan Katuk Desa Bumiharjo, Posyandu Asoka desa Sukabumi, Posyandu
Duku Desa Punjul Agung, dan Posyandu Lele Desa Sritunggal.

6. Fasilitasi Pelayanan KB Bergerak


Fasilitasi merupakan suatu kegiatan yang menjelaskan pemahaman,
tindakan, keputusan yang dilakukan oleh seseorang bersama satu kelompok
untuk mempermudah proses yang dilakukan. Dalam hal ini fasilitasi yang
dimaksud adalah fasilitasi yang dilakukan oleh Penyuluh KB dalam Kegiatan
KB Bergerak yang di jadwalkan oleh Bidang KB Dinas P3AP2KB Kab. Way
Kanan. Fasilitasi kegiatan pelayanan dilakukan beberapa hari sebelum
dilaksanakan Pelayanan KB Bergergak,beberapa kegiatan yang dilakukan :
1. Koordinasi dengan Dinas P3AP2KB Kab. Way Kanan
Koordinasi dengan dinas dilakukan untuk mengetahui kesedian
Alokon yang ada di gudang. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengeluaran Alokon yang sesuai dengan arahan
BKKBN Pusat yaitu “by name by adreess”.
2. Koordinasi dengan Puskesmas Sukabumi, Kecamatan Buay Bahuga.
Koordinasi dilakukan dengan Ka. Puskesmas dan Bidan Koordinator
untuk membentuk kesepakatan/ jadwal pelaksanaan, tempat
pelaksaan pelayanan, serta bahan habis pakai yang digunakan dalam
pelayanan KB Bergerak.
3. Koordinasi dengan Camat Buay Bahuga.
Kegiatan yang dilakukan PKB adalah berkoordinasi dengan Camat
Buay Bahuga mengenai jadwal pelayanan KB yang telah disepakati,
sehingga terdapat dukungan dari pemangku kepentingan di
kecamatan Buay Bahuga.
4. Koordinasi dengan PPKBD dan Sub-PPKBD se-Kecamatan Buay
Bahuga.
Koordinasi yang dilakukan adalah berupa arahan kepada PPKBD dan
Sub.PPKBD dalam pencarian calon akseptor KB MKJP.

7. Pelayanan KB Bergerak
Pelayanan KB Bergerak merupakan Pelayanan KB yang dilaksanakan
disuatu daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat
atau tidak tersedia tenaga medis yang kompeten ataupun daerah yang
memerlukan bantuan pelayanan KB Bergerak seperti pelayanan dalam rangka
bhakti sosial atau sejenisnya, dengan maksud untuk mendekatkan akses
pelayanan KB yang bisa dilakukan dengan kunjungan pelayanan dan atau
menggunakan fasilitas pelayanan KB Bergerak.
Pelayanan KB Bergerak di Kecamatan Buay Bahuga dilaksanakan pada
tanggal 3 Maret 2020 di rumah Bidan Desa Bumiharjo. Sebelum pelaksanaan
pelayanan, dilakukan penilaian kondisi fisik calon aksesptor, serta diberikan
inform consent untuk pelaksanaan tindakan dalam pelayanan. Saat penilaian
calon akseptor dilakukan pengisian Kartu Peserta KB (K/IV/KB & K/I/KB).
Adapun jumlah akseptor yang mendapat pelayanan adalah sebagai berikut :
No Nama Akseptor Alamat Jenis KB
1. Suprihatin Nuar Maju Implan
2. Atun Miayati Nuar Maju Implan
3. Surati Nuar Maju Implan
4. Siti Mahmudah Suka Agung Implan
5. Munjiat Suka Agung IUD
6. Desi Kulsum Suka Agung Implan
7. Endang Wahyuni Suka Agung Implan
8. Purwaningsih Suka Agung Implan
9. Suswaniti Suka Agung Implan
10. Siti Muninggar Sri Tunggal Implan
11. Katumi Sri Tunggal Implan
12. Kartini Bumiharjo Implan
13. Miswati Bumiharjo Implan
14. Rully Novianti Sukabumi Implan
15. Wagini Sukabumi Implan
16. Rumidah Sukabumi Implan
17. Marsiatun Sukabumi Implan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat KB MKJP jenis Implan
yang paling banyak dipasang kepada akseptor di Kecamatan Buay Bahuga pada
saat pelayanan KB Bergerak tanggal 3 Februari 2020.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam laporan ini adalah CPNS Penyuluh KB memahami
tugas pokok dan fungsi PKB yang sesuai dengan Permenpan Nomor 21 tahun
2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh KB. Kegiatan Penyuluh KB meliputi :
Penyuluhan program, Pelayanan program, Penggerakan program dan
Pengembangan program BANGGAKENCANA. Keempat tugas pokok tersebut
harus dilakukan secara komperhensif dan berkesinambungan agar program
BANGGAKENCANA berjalan dengan lancar dan target-target nasional yang
diturunkan dalam RPJM bisa tercapai. Kegiatan magang yang dilakukan menjadi
acuan dasar dan bahan pembelajaran oleh CPNS khususnya PKB, dimana PKB
merupakan tenaga lini lapangan yang bekerja di akar rumput sehingga setiap
kegiatan yang dilaksanakan langsung berhadapan dengan masyarakat di daerah.

2. Saran
Dalam hal ini terdapat beberapa saran yaitu ;
1. PKB selaku tenaga lini lapangan harus senantiasa berkoordinasi dengan
stakeholder setempat.
2. PKB selaku tenaga lini lapangan harus senantiasa membina dan berkoordinasi
dengan PPKBD dan Sub.PPKBD.
3. OPD KB yang merupakan stakeholder dilevel kabupaten harus menentukan
dan mengambil kebijakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi di lini
lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


2. Keputusan Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RB
No. 77 Tahun 2018.

3. Direktoran Bina Lini Lapangan BKKBN, 2018, Panduan Mekanisme


Operasional Program KKBPK di Lini Lapangan: Jakarta, BKKBN

4. http://asrhyadiplkb.blogspot.com/2014/04/10-langkah-pedoman-plkb.html

5. Direktorat Advokasi Penggeraan dan Informasi BKKBN, 2017, Pedoman


Pengelolaan Kampung KB: Jakarta, BKKBN.
6. Direktorat Advokasi Penggeraan dan Informasi BKKBN, 2016, Rapat
Pengendalian Program Dan Anggaran Kependudukan, Keluarga Berencana Dan
Pembangunan Keluarga: Jakarta, BKKBN.

7. BKKBN Perwakilan NTB, 2012, Buku Saku Pembedayaan Ekonomi Keluarga


Melalui UPPKS: NTB, BKKBN.

8. Direktoran Bina Lini Lapangan BKKBN, 2018, Panduan Teknik Pembinaan IMP
oleh Penyuluh KKBPK: Jakarta, BKKBN.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

Perkenalan Wilayah Penempatan dg Dinas Pelaksanan Pelayanan KB Bergerak


P3AP2KB di Desa Bumiharjo Kec. Buay Bahuga

Pembinaan IMP Kec. Buay Bahuga Koordinasi dg Ka. KUA Kec. Buay Bahuga
ttg MoU Persiapan Pra-Nikah

Penyuluhan Kelompok di Posyandu Lele Penyuluhan Kelompok di Posyandu Asoka Desa


Desa Sritunggal Sukabumi

Musrenbang Tingkat Kec. Buay Bahuga Musrenbang Tingkat Desa Sritunggal

Anda mungkin juga menyukai