Laporan Rino - Lampung
Laporan Rino - Lampung
Laporan Rino - Lampung
MAGANG LAPANGAN
Oleh :
Rino Irvan Satria, S.K.M
198912162019021004
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Laporan Magang sampai selesai.
Pembuatan laporan ini merupakan salah satu agenda dalam pengangkatan Calon
Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2018.
Penulis menyadari proses penyusunan laporan magang ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak, dengan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan magang ini, yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara ke arah terwujudnya manajemen Aparatur
Sipil Negara berdasarkan sistem merit, yang selanjutnya menjadi basis dalam
mewujudkan birokrasi berkelas dunia. Untuk itu, Pemerintah telah dan sedang
melaksanakan reformasi birokrasi yang salah satunya adalah reformasi di bidang
Sumber Daya Manusia Aparatur. Reformasi dimaksud antara lain meliputi
penataan jumlah dan kualitas serta distribusi Pegawai Negeri Sipil. 1
Salah satu strategi dalam penataan Sumber Daya Manusia Aparatur
tersebut, sejak tahun 2015 telah dilakukan kebijakan pembatasan penerimaan
Calon Pegawai Negeri Sipil (moratorium). Kebijakan tersebut dimaksudkan agar
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah melakukan audit
organisasi dan penataan Sumber Daya Manusia Aparatur sesuai dengan
arah/rencana strategis pembangunan. Di samping itu, masing-masing instansi
diharuskan melakukan redistribusi pegawai secara internal maupun lintas
instansi, yang didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, termasuk salah satunya
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau disingkat dengan
BKKBN.
BKKBN merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang
berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden untuk
melaksanakan tugas dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana. Program Pembangunan Keluarga dan Keluarga Berencana
yang selanjutnya disebut Program BANGGAKENCANA adalah upaya terencana
dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
melalui pengaturan kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta
mengatur kehamilan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 77 Tahun 2018, tentang Kebutuhan Pegawai
Aparatur Sipil Negara di lingkungan BKKBN Tahun Anggaran 2018, maka
BKKBN membuka formasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak
842 formasi yang tersebar di seluruh kantor perwakilan BKKBN di Indonesia. 2
Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung membuka sebanyak 38 formasi
yang terdiri dari beberapa jabatan. Untuk mengenal program
BANGGAKENCANA serta mengetahui tugas dan fungsi jabatan masing-masing
1
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
2
Keputusan Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RB No. 77 Tahun
2018.
formasi, maka Sub. Bagian Kepegawaian BKKBN Provinsi Lampung, serta
adanya surat edaran dari BKKBN pusat mengenai penugasan terhadap CPNS
T.A 2018 untuk melaksanakan orientasi dan magang di wilayah kerja masing-
masing. Untuk CPNS formasi penyuluh KB ditempatkan magang pada wilayah
kerja/ sesuai dengan SK rayon yang diterima.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Mekanisme Operasional
Mekanisme Operasional atau yang disingkat dengan mekop adalah
bekerjanya atau berfungsinya berbagai langkah‐ langkah operasional Program
BANGGAKENCANA secara teratur, terencana dan terus‐menerus yang satu
sama lain saling berkaitan, berkesinambungan, bersinergi, dan berkelanjutan
dengan melibatkan seluruh potensi yang ada di kecamatan, desa/kelurahan,
RW/dusun dan RT dalam upaya mencapai sasaran Program
BANGGAKENCANA. Kebijakan dan strategi mekop. Kebijakan dalam
rangka pelaksanaan mekanisme operasional lini lapangan adalah peningkatan
penggerakan Pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga secara sistematis, terencana dan berkesinambungan
melalui:
1. Peningkatan komitmen, peran serta pemangku kepentingan dan
mitra kerja dalam pembangunan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua
tingkatan wilayah;
2. Peningkatkan penggerakan Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga di lini lapangan;
3. Peningkatan Advokasi dan KIE Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua tingkatan
wilayah.
Adapun strartegi yang dilakukan untuk dapat menerapkan kebijakan di
atas adalah sebagai berikut :
1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi stakeholder
dan mitra kerja dalam penggerakan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga;
2. Meningkatkan dukungan operasional pelaksanaan kegiatan
Program KKBPK dalam rangka berjalannya mekanisme
operasional di lini lapangan;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Advokasi dan KIE Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
ke berbagai segmentasi sasaran;
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM lini lapangan.
5. Meningkatkan kualitas data, serta pelaksanaan pencatatan dan
pelaporan. 3
3
Direktoran Bina Lini Lapangan BKKBN, 2018, Panduan Mekanisme Operasional Program KKBPK
di Lini Lapangan: Jakarta, BKKBN
Adapun 10 langkah Penyuluh Keluarga Berencana aalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Tokoh Formal
Menumbuhkan hubungan kerja sama dengan para tokoh formal
seperti Camat, Kepala Desa/Lurah, untuk mendapatkan dukungan politis
dan dukungan operasional sesuai dengan peran masing-masing.
2. Pendataan dan Pemetaan
Suatu proses kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan,
penganalisaan dan penyajian data yang bertujuan mengetahui wilayah
kerja sebagai bahan perencanaan penggarapan kegiatan KB.
3. Pembentukan Kesepakatan
Suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai
kesepakatan politis dan teknis penggarapan.
4. Pendekatan Tokoh Informal
Melakukan dan menumbuhkan hubungan kerja dan silaturahmi
dengan para tokoh informal baik tokoh masyarakat maupun tokoh agama
untuk mendapat dukungan politis dan operasional dalam penggaparan
program KB nasional di lapangan.
5. Pemantapan Kesepakatan
Suatu proses untuk memantapkan tokoh formal dan informal agar
berperan aktif sesuai dengan hasil kesepakatan dan rencana yang telah
diputuskan bersama dalam Rakor KB.
6. KIE Oleh Tokoh Masyarakat
Mempersiapkan tokoh masyarakat dalam rangka menanamkan
pengertian dan peningkatan pengetahuan, keterampilan agar mampu
melaksanakan program KB nasional sesuai dengan kondisi daerah.
7. Penteladanan/ Pembentukan Grup Pelopor
Suatu kegiatan menyeleksi dan memotivasi keluarga agar
menjadi teladan atau kader dan berperan aktif dalam pengelolaan
program KB nasional.4
8. Pelayanan KB
Suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan
pelayanan teknis kepada sasaran, sesuai dengan jenis pelayanan yang
dibutuhkan oleh keluarga, baik yang menyangkut kegiatan PUP.
4
http://asrhyadiplkb.blogspot.com/2014/04/10-langkah-pedoman-plkb.html
Pendewasaan Usia Perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
9. Pembinaan Keluarga
Pembinaan keluarga melalui kegiatan membimbing,
mengarahkan, mengaktifkan serta mengembangkan keluarga dalam
melaksanakan fungsi-fungsi keluarga melalui pembinaan kepada tokoh
masyarakat dan institusi masyarakat.
10. Pecatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Kegiatan mencatat, melaporkan dan mengevaluasi hasil-hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan di setiap wilayah sesuai dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku.
C. Implementasi Kampung KB
Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, Dusun atau
yang setara dengan kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program
pembangunan antara program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga dan pembangunan sektor terkait yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat melalui program
BANGGAKENCANA yang terintegritasi dengan sektor pembangunan lainnya.
Pada hakikatnya kampung KB dapat diartikan sebagai
1. Membumikan dan Menggelorakan kembali Program KB;
2. Mendekatkan pelayanan BANGGAKENCANA kepada keluarga;
3. Memantapkan 8 fungsi Keluarga dalam aplikasi kehidupan;
4. Mengintegrasikan program pembangunan linta sektor dalam
memberikan pelayanan kepada keluarga;
5. Membangun rasa memiliki Keluarga dan masyaraka terhadap
program BANGGAKENCANA;
6. Menumbuhkan semangat gotong royong dalam kehidupan
bermasyarakat.5
Kegiatan rutin Kampung KB dilaksanakan secara terus menerus oleh
pengurus Pokja Kampung KB termasuk seksi-seksi dan keluarga terhadap
program KKBPK dan lintas sektor terkait melalui penerapan 8 fungsi keluarga
5
Direktorat Advokasi Penggeraan dan Informasi BKKBN, 2017, Pedoman Pengelolaan Kampung
KB: Jakarta, BKKBN.
dengan adanya Kampung KB, keluarga semakin meningkat kesejahteraannya
dan tidak terdapat lagi keluarga miskin di Kampung KB.
6
Direktorat Advokasi Penggeraan dan Informasi BKKBN, 2016, Rapat Pengendalian Program Dan
Anggaran Kependudukan, Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga: Jakarta, BKKBN.
4. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
Merupakan kegiatan ekonomi produktif yang beranggotakan
terutama ibu/wanita yang berasal dai keluarga pra sejahtera, sejahtera
I sampai Sejahtera III Plus, baik yang belum, sedang mauun peserta
KB guna menigkatkan pendapatan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga sejahtera.7
BAB III
CAPAIAN DAN DAMPAK KEGIATAN
BAB IV
PENGALAMAN BELAJAR
= 48
48 X 100 %
= 100 %
B. PPKBD
Jumlah Desa/ Kampung di Kecamatan Buay Bahuga adalah 9
Kampung. Dari pembaharuan SK PPKBD dan Sub.PPKBD tahun
2020 setiap Desa/ Kampung sudah memiliki 1 orang PPKBD.
Secara Kuantitas dapat diartikan sebagai berikut :
= 9
9 X 100%
8
Direktoran Bina Lini Lapangan BKKBN, 2018, Panduan Teknik Pembinaan IMP oleh Penyuluh
KKBPK: Jakarta, BKKBN.
= 100 %
Dapat disimpulkan bahwa Kuantitas IMP di Kecamatan Buaya
Bahuga adalah berada dispektrum warna biru (100%)
2. Secara Kualitas
Penghitungan aspek kualitas IMP didasari dari hasil pendataan yang
dilakukan Penyuluh KKBPK dengan menggunakan K/0/PPKBD/15,
K/0/Sub PPKBD/15. Secara Kualitas dikategorikan menjadi
Klasifikasi Dasar dengan bobot 50 (merah), Klasifikasi Berkembang
dengan bobot 85 (kuning) dan Kalsifikasi Mandiri dengan bobot 100
(biru). Adapun hasil kualitas IMP Kecamatan Buay Bahuga sebagai
berikut:
Jenis Klasifikasi Nama Desa Jumlah
Klasifikasi Dasar Desa (Desa Bumiharjo, 8
Sukabumi, Suka Agung, Way
Agung, Sukadana, Nuar
Maju, Lebung Lawe, Punjul
Agung)
Klassifikasi Berkembang 1 Desa (Desa Sritunggal) 1
Maka :
PPKBD Dasar = 8 X 50
40
PPKBD Berkembanag = 1 x 85
85
Grafik 1.1
Gamabaran Pengetahuan IMP Tentang Tugas Pokok dan Fungsi IMP
di Kecamatan Buay Bahuga
100
9090 90 90 90
85
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
7070 70 70 70 70
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
50 50 50
40
30
20
10
0
SM EY MF SA JU WN DY EY AR WN TR FT HR ES MY DS SR MT
7. Pelayanan KB Bergerak
Pelayanan KB Bergerak merupakan Pelayanan KB yang dilaksanakan
disuatu daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat
atau tidak tersedia tenaga medis yang kompeten ataupun daerah yang
memerlukan bantuan pelayanan KB Bergerak seperti pelayanan dalam rangka
bhakti sosial atau sejenisnya, dengan maksud untuk mendekatkan akses
pelayanan KB yang bisa dilakukan dengan kunjungan pelayanan dan atau
menggunakan fasilitas pelayanan KB Bergerak.
Pelayanan KB Bergerak di Kecamatan Buay Bahuga dilaksanakan pada
tanggal 3 Maret 2020 di rumah Bidan Desa Bumiharjo. Sebelum pelaksanaan
pelayanan, dilakukan penilaian kondisi fisik calon aksesptor, serta diberikan
inform consent untuk pelaksanaan tindakan dalam pelayanan. Saat penilaian
calon akseptor dilakukan pengisian Kartu Peserta KB (K/IV/KB & K/I/KB).
Adapun jumlah akseptor yang mendapat pelayanan adalah sebagai berikut :
No Nama Akseptor Alamat Jenis KB
1. Suprihatin Nuar Maju Implan
2. Atun Miayati Nuar Maju Implan
3. Surati Nuar Maju Implan
4. Siti Mahmudah Suka Agung Implan
5. Munjiat Suka Agung IUD
6. Desi Kulsum Suka Agung Implan
7. Endang Wahyuni Suka Agung Implan
8. Purwaningsih Suka Agung Implan
9. Suswaniti Suka Agung Implan
10. Siti Muninggar Sri Tunggal Implan
11. Katumi Sri Tunggal Implan
12. Kartini Bumiharjo Implan
13. Miswati Bumiharjo Implan
14. Rully Novianti Sukabumi Implan
15. Wagini Sukabumi Implan
16. Rumidah Sukabumi Implan
17. Marsiatun Sukabumi Implan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat KB MKJP jenis Implan
yang paling banyak dipasang kepada akseptor di Kecamatan Buay Bahuga pada
saat pelayanan KB Bergerak tanggal 3 Februari 2020.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam laporan ini adalah CPNS Penyuluh KB memahami
tugas pokok dan fungsi PKB yang sesuai dengan Permenpan Nomor 21 tahun
2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh KB. Kegiatan Penyuluh KB meliputi :
Penyuluhan program, Pelayanan program, Penggerakan program dan
Pengembangan program BANGGAKENCANA. Keempat tugas pokok tersebut
harus dilakukan secara komperhensif dan berkesinambungan agar program
BANGGAKENCANA berjalan dengan lancar dan target-target nasional yang
diturunkan dalam RPJM bisa tercapai. Kegiatan magang yang dilakukan menjadi
acuan dasar dan bahan pembelajaran oleh CPNS khususnya PKB, dimana PKB
merupakan tenaga lini lapangan yang bekerja di akar rumput sehingga setiap
kegiatan yang dilaksanakan langsung berhadapan dengan masyarakat di daerah.
2. Saran
Dalam hal ini terdapat beberapa saran yaitu ;
1. PKB selaku tenaga lini lapangan harus senantiasa berkoordinasi dengan
stakeholder setempat.
2. PKB selaku tenaga lini lapangan harus senantiasa membina dan berkoordinasi
dengan PPKBD dan Sub.PPKBD.
3. OPD KB yang merupakan stakeholder dilevel kabupaten harus menentukan
dan mengambil kebijakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi di lini
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
4. http://asrhyadiplkb.blogspot.com/2014/04/10-langkah-pedoman-plkb.html
8. Direktoran Bina Lini Lapangan BKKBN, 2018, Panduan Teknik Pembinaan IMP
oleh Penyuluh KKBPK: Jakarta, BKKBN.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
Pembinaan IMP Kec. Buay Bahuga Koordinasi dg Ka. KUA Kec. Buay Bahuga
ttg MoU Persiapan Pra-Nikah