Gojek
Gojek
Gojek
Gojek merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa
ojek. Gojek memanfaatkan Artificial Intelligence dalam mengembangkan platformnya untuk
memudahkan aktivitas mitra, konsumen, dan merchant. Aplikasi Artificial Intelligence yang sudah
diterapkan oleh Gojek, seperti end-to-end booking flow dan seluruh customer journey dari
acquisition, activation, retention, dan churn.
Kecerdasan buatan yang ada didalam aplikasi gojek salah satunya adalah kecerdasan buatan untuk
memberantas Order Fiktif, Kecerdasan buatan ini diklaim mampu mendeteksi fenomena 'tuyul'
dengan tingkat akurasi mencapai 98 persen. Bahkan Gojek mengklaim sistemnya mampu menangkal
opik (order fiktif) sebelum sampai ke aplikasi pengemudi, Hal ini sudah berdampak efeknya setelah
Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya pada Rabu (13/2/2019) menjerat sindikat pelaku order fiktif
(Fraud) berdasarkan laporan yang diajukan Gojek pada 28 Januari 2019. Selain itu beberapa oknum
berhasil dibekuk karena terbukti bertindak sebagai koordinator sindikat pelaku order fiktif yang telah
mengganggu ketenangan mitra driver Gojek lainnya.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190214194439-185-369409/gojek-kerahkan-
kecerdasan-buatan-demi-berantas-order-fiktif
Waze
Salah satu kecerdasan buatan dari Waze yang bekerjasama dengan pada komunitas di jalan maupun
di luar jalan adalah fitur Tarif Jalan Tol di Indonesia, Fitur Tarif Jalan Tol memungkinkan pengguna
untuk melihat dan membandingkan harga ketika mereka berkendara di sepanjang rute jalan tol.
Dengan menggunakan fitur Tarif Jalan Tol ini tentu akan membantu pengendara mengambil
keputusan dengan memberikan mereka visibilitas harga sebelumnya dan memungkinkan mereka
untuk membandingkan tarif dari rute yang berbeda dan perkiraan waktu tempuh (ETA) sesuai pilihan
mereka.
Yang lebih kerennya Fitur hyperlocal ini tersedia berkat usaha komunitas Waze yang terdiri dari lebih
dari 30.000 Map Editor aktif di Indonesia setiap bulannya, Komunitas inilah yang secara sukarela
membantu mengumpulkan dan memasukkan informasi tarif jalan tol ke dalam aplikasi. Hal ini
menandakan jika Waze merupakan aplikasi yang sangat didukung oleh masyarakat dan digerakkan
oleh komunitas.
Selain itu fitur yang sangat kompatibel dengan jalur HOV (jalur padat kendaraan) ini secara otomatis
dapat digunakan dan pengguna dapat melihat tanda Tol di rute yang melalui jalan tol, Pengendara
dengan kartu e-toll juga dapat memilih ini di aplikasi Waze, sehingga dapat selalu terhubung dengan
aplikasi Waze ketika rute-rute pilihan ditampilkan.
Marlin R. Siahaan selaku Country Manager Waze Indonesia mengatakan "Berkat seluruh Map Editor
Waze di Indonesia, sekarang semua pengguna Waze dapat terlebih dahulu merencanakan berapa
banyak dana yang diperlukan untuk perjalanan mereka, terutama biaya tol. Aplikasi Waze secara
langsung menginformasikan tentang total biaya tol untuk masing-masing rute, sehingga para
pengguna bisa memilih rute dengan lebih efisien. Kami berharap pengembangan fitur kami yang
berkelanjutan senantiasa memberikan manfaat bagi para pengguna kami di Indonesia,”
Sumber : https://teknologi.bisnis.com/read/20191030/84/1164845/pengguna-waze-kini-bisa-lihat-
tarif-jalan-tol-
Ruang Guru
Salah satu kecerdasan buatan milik RuangGuru bernama roboguru, robot yang dapat menjawab
tanya soal latihan Ujian Nasional (UN) dan SBMPTN. Diluncurkan pertama kali pada tahun lalu,
roboguru bisa digunakan oleh semua pengguna aplikasi Ruangguru dengan ownload aplikasi
Ruangguru saja , lalu sign up atau log in dengan data diri anak Anda, selesai deh! Anda bersama buah
hati bisa langsung menggunakan fitur ini sebanyak 5 kali dalam sehari.
Fitur roboguru bekerja dengan mengoptimalkan tiga komponen dasar yang mencakup akurasi
(ketepatan jawaban), runtime (kecepatan memproses data), dan juga memori. Ketiganya harus
saling mendukung dengan seimbang, sebab jika akurasinya sudah baik namun durasi menunggunya
cukup lama, maka roboguru tidak dapat berjalan optimal. Begitu juga sebaliknya, jika durasinya
cepat tetapi akurasinya menurun. Sama saja tidak bisa digunakan, Tunggu 3-5 detik dan soal pun
terjawab
Ruangguru mengharapkan adanya fitur ini dapat menjadi pilihan tepat bagi anak Anda yang kini
sedang giat berlatih tanya jawab soal untuk persiapan ujian. Soal yang dapat ditanyakan melingkupi
semua mata pelajaran, baik saintek maupun soshum. Begitu pula dengan bentuk soal, bisa dalam
bentuk bergambar, sebab-akibat, atau bahkan pilihan ganda.
Aplikasi Microsoft Math Solver memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) karena berbeda
dengan aplikasi kalkulator lainnya, Microsoft Math dapat memecahkan masalah matematika yang
rumit dan kompleks dengan mekanisme yang sederhana.Tidak perlu repot-repot memasukkan soal
ke dalam aplikasi, kamu hanya perlu memindainya dengan kamera smartphone dan biarkan aplikasi
yang akan bekerja menghitung soal tersebut.
Aplikasi ini bergantung pada AI atau kecerdasan buatan untuk menjawab soal-soal matematika. Dan
jika ada masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh Microsoft Math Solver, secara otomatis akan
diarahkan ke Bing, mesin pencari milik Microsoft. Sehingga nantinya kamu bisa menemukan hasil
pencarian yang dapat membantu menyelesaikannya.
Hebatnya lagi, aplikasi ini tidak hanya akan akan menjawab soal, tetapi juga dapat menunjukkan
video yang memberikan tutorial untuk menyelesaikan soal serupa. Jadi pengguna akan dapat
memahami konsep atau rumus dalam menjawab soal tersebut.
Sumber : https://teknologi.id/aplikasi/berkat-aplikasi-microsoft-math-solver-pr-matematika-tak-lagi-
menakutkan
FL Studio
Kecerdasan bernama PixelPlayer, yang mampu melihat video beberapa orang bermain musik, lalu
mengisolasi dan memisahkan suara tiap-tiap instrumen. Semuanya dilakukan tanpa bantuan
manusia.
Ambil contoh video duet pemain tuba dan terompet yang membawakan lagu tema Super Mario
misalnya. Yang keren, saat video tersebut dilimpahkan ke PixelPlayer, tim peneliti dapat mengklik
pada bagian sang pemain tuba untuk mendengarkan hanya suara dari instrumen tersebut, dan hal
yang sama juga berlaku untuk sang pemain terompet.
MIT CSAIL PixelPlayer
Metode deep learning yang diterapkan mengacu pada tiga neural network yang telah dilatih
menggunakan berbagai video dengan durasi total lebih dari 60 jam. Ketiga network itu punya
tugas spesifik tersendiri: satu untuk mengamati aspek visual dari video, satu untuk audionya, dan
satu lagi bertindak sebagai synthesizer yang mengasosiasikan bagian video tertentu dengan
gelombang suara yang spesifik.
Sejauh ini PixelPlayer sudah bisa mengidentifikasi suara lebih dari 20 jenis instrumen musik yang
umum dijumpai. Kalau bekal berlatihnya (data) lebih banyak, tentu yang dapat dikenali bisa lebih
banyak lagi. Kendati demikian, yang sulit bagi sistemnya adalah membedakan jenis instrumen
yang teramat spesifik, semisal alto sax dan tenor sax.
Lalu gunanya apa? Pertama, PixelPlayer bisa membantu mereka yang sedang belajar alat musik,
yang kerap menonton video YouTube dan mengamati cara memainkan lagu-lagu favoritnya.
Kedua, sistem ini juga dapat membantu produser untuk menyempurnakan karya musisi yang
ditanganinya. Potensinya sangat luas kalau menurut tim pengembangnya.