Laporan Pendahuluan DERMATITIS
Laporan Pendahuluan DERMATITIS
Laporan Pendahuluan DERMATITIS
NURHASNI
14420192126
Berhubungan dengan
Dermatitis kontak (sabun, Dermatitis atopik peningkatan kadar IgE
detergen, zat kimia) dalam serum
Sel T
Peradangan kuli (lesi) Kerusakan integritas
kulit
Sensitisasi sel T oleh
saluran limfe
Nyeri akut Gangguan citra tubuh
Resiko infeksi
Reaksi hipersensitivitas
IV
4. Dermatitis numularis
a. Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien
b. Secara topical lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi,
misalnya preparat ter glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus.
c. Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya
dengan larutan permanganas kalikus 1: 10.000.
d. Kalau ditemukan infeksi bacterial, diberikan antibiotik secara
sistemik
e. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan
refrakter, dalam jangka pendek.
f. Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, misalnya
hidroksisilin HCl.
5. Dermatitis statis
a. Cahaya berdenyut intens
b. Diuretic
c. Imunosupresan
d. Istirahat
e. Kortikosteroid
f. Ligasi vaskuler
g. Pelembab
h. Terapi kompresi[ CITATION Nur151 \l 14345 ].
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien.
2. Keluhan Utama.Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
3. Riwayat Kesehatan:
a. Riwayat Penyakit Sekarang :Tanyakan sejak kapan pasien merasakan
keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dantindakan apa saja
yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :Apakah pasien dulu pernah menderita
penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya
c. Riwayat Penyakit Keluarga :Apakah ada keluarga yang pernah
menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
d. Riwayat Psikososial :Apakah pasien merasakan kecemasan yang
berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
e. Riwayat Pemakaian Obat :Apakah pasien pernah menggunakan obat-
obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan
(alergi) terhadap sesuatu obat.
4. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
Tidak ada gangguan sistem pernafasan, bunyi nafas vesikuler, tidak
ada wheezing dan ronkhi, irama reguler.
b. Sistem kardiovaskuler
Tidak adaa gangguan sirkulasi darah irama jantung normal, tidak ada
takikardi dan nadi teraba normal.
c. Sistem persyarafan
Kesadaran composmentis, adanya nyeri tekan pada kulit yang
mengalami lesi.
d. Sistem perkemihan
BAK normal, warna kuning kekuning-kuningan, bau urine khas.
e. Sistem pencernaan
Mukosa lembab, nafsu makan baik, BAB normal.
f. Sistem muskuloskeletal dan integumen
Nyeri tekan pada bagian otot, otot yang mengalami lesi mengalami
penurunan fungsi otot akibat nyeri tekan, warna putih tidak ikterik
tidak ada cyanosis, kulit terlihat agak kering, integritas kulit
ditemukan luka bekas garukan seperti kemerahan timbul
bula/ pustulla turgor
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d spasme otot pernapasan
2. Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi
3. Gangguan citra tubuh b/d perasaan malu terhadap penampakan diri
4. Nyeri akut b/d lesi kulit
5. Resiko infeksi b/d lesi bercak-ercak merah pada kulit
C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. keperawatan kriteria hasil
1. Nyeri b.d Tujuan : 1. Kaji jenis dan tingkat nyeri 1. Dapat mengetahui
adanya lesi Setelah dilakukan pasien. tentukan apakah nyerinya kriteria nyeri
kulit tidakan kronis atau akut. Selain itu, kaji pasien
keperawatan factor yang dapat mengurangi 2. Untuk
selama 1x24 jam, atau memperberat; lokasi, durasi, memfasilitasi
diharapkan nyeri intensitas dan karakteristik nyeri; pengkajian yang
berkurang atau dan tanda-tanda dan gejala akurat tentang
teradaptasi psikologis. tingkat nyeri
Kriteria hasil : Pengkajian berkelanjutan pasien
1. Pasien membantu meyakinkan bahwa 3. Untuk menentukan
melaporkan penanganan dapat memenuhi keefektifan obat
nyeri kebutuhan pasien dalam 4. Tindakan ini
berkurang mengurangi nyeri. meningkatkan
2. Nyeri dapat Dokumentasikan respons pasien kesehatan,
diadaptasi terhadap pertanyaan anda dengan kesejahteraan, dan
3. Dapat bahasanya sendiri untuk peningkatan
mengidentifik menghindari interprestasi tingkat energy,
asi aktifitas subjektif yang penting
yang 2. Minta pasien untuk untuk
meningkatkan menggunakan sebuah skala 1 pengurangan nyeri
atau sampai 10 untuk menjelaskan 5. Untuk
menurunkan tingkat nyerinya (dengan nilai 10 menurunkan
nyeri menandakan tingkat nyeri paling ketegangan atau
4. Pasien tidak berat) spasme otot dan
gelisah dan 3. Berikan obat yang dianjurkan untuk
skala nyeri 0- untuk mengurangi nyeri, mendistribusikan
1 atau bergantung pada gambaran nyeri kembali tekanan
teradaptasi pasien. pantau adanya reaksi pada bagian tubuh
yang tidak diinginkan terhadap 6. Tehnik
obat. Sekitar 30 sampai 40 menit nonfarmakologis
setelah pemberian obat, minta pengurangan nyeri
pasien untuk menilai kembali akan efektif bila
nyerinya dengan skala 1 sampai nyeri pasien
10 berada pada
4. Atur periode istirahat tanpa tingkat yang dapat
terganggu ditoleransi
5. Bantu pasien untuk mendapat
posisi yang nyaman, dan gunakan
bantal untuk membebat atau
menyokong daerah yang sakit
bila perlu
6. Pada saat tingkat nyeri pasien
tidak terlalu kentara,
implementasikan tehnik
mengendalikan nyeri alternatif