Flow Chart Prosedur Pembelian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PROSEDUR PEMBELIAN
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah
Sistem Informasi Akuntansi I
Dosen: Dwi Urip Wardoyo, SE, M.MSI

Disusun oleh:

Fasya Rani Fitri (2015 06 62201 0056)


Ernawati (2015 06 62201 0057)
Mulia Ningsih (2015 06 62201 0022)
Niswatun Kiptia (2015 06 62201 0047)
Achmad Zulfiqar (2015 06 62201 0044)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM AT-TAHIRIYAH
2015
Prosedur Pembelian

 Definisi Siklus Pembelian


Siklus pembelian adalah suatu kegiatan atau transaksi pembelian, baik itu secara tunai maupun
kredit dalam suatu organisasi.

Sistem Informasi Akuntansi Pembelian berarti suatu sistem pembelian atau suatu sistem
transaksi untuk mendapatkan barang-barang baik secara kredit maupun secara tunai di dalam
suatu organisasi / perusahaan yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi yang penting, memberi sinyal kepada management dan menyediakan suatu dasar
informasi pembelian untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Dalam pembahasan kali ini, siklus pembelian terdiri atas :

 Pembelian Tunai berdasarkan penawaran supplier


 Pembelian Tunai berdasarkan inisiatif perusahaan
 Pembelian kredit berdasarkan penawaran supplier
 Pembelian kredit berdasarkaninisiatif perusahaan

Berikut merupakan Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier:

1. Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian. 


2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang
yang dikirim ke bagian gudang. 
3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang
ada dan dikirimkan ke bagian pembelian. 
4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan
memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan
maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim
ke pemimpin 
5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan
mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian 
6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat
Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar
kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian
keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip. 
7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur,
lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian. 
8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan
barang beserta faktur kepada bagian gudang 
9. Bagian gudang menerima barang dan faktur dari bagian pembelian. Bagian gudang
membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan
penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim
ke bagian keuangan beserta faktur. 
10. Bagian keuangan melakukan pembayaran berdasarkan atas SOP, laporan penerimaan
barang dan faktur. Pembayaran tersebut dikirim ke supplier . 
11. Supplier setelah menerima pembayaran membuat faktur lunas yang dikirimkan ke
bagian keuangan. 
12. Bagian keuangan menerima faktur lunas dan berdasarkan faktur lunas tersebut bagian
keuangan membuat laporan pemeblian tunai rangkap 2, lembar pertama kan disimpan
sebagai arsip dan lembar kedua kan dikirimkan ke pemimpin. 

Berikut merupakan Flowchart Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier:


Berikut merupakan Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan: 

1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan
Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan
oleh Bagian Gudang sebagai arsip. 
2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar
1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH. 
3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut
dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat
SDP (Surat Daftar Pembelian)dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan. 
4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, makaSDP yang telah disetujui dikirimkan
kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal. 
5. BerdasarkanSDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order
Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke
Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan
sebagai arsip. 
6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dariBagianPembelian. Kemudian Supplier membuat
faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian.
Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 
7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian,
faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang. 
8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar
ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1
dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan Faktur dikirim ke Bagian Keuangan.
Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip. 
9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari
Bagian  Gudang. 
10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2,
Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier. 
11. Bagian Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas
rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan
sebagai arsip. 
12. Bagian Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian
Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke
Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 

Berikut merupakan Flowchart Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:


Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran Supplier :

1. Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian. 


2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang
yang dikirim ke bagian gudang. 
3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang
ada dan dikirimkan ke bagian pembelian. 
4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan
memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan
maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim
ke pemimpin 
5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan
mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian 
6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat
Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar
kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian
keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip. 
7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur,
lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian. 
8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan
barang dan faktur ke bagian gudang. 
9. Bagian gudang menerima barang dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat
laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan
penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim
ke bagian keuangan beserta dengan faktur. 
10. Bagian keuangan membuat laporan pembelian kredit rangkap 2 berdasarkan SOP,faktur
dan laporan penerimaan barang. Laporan pembelian kredit lembar pertama akan
disimpan sebagai arsip dan laporan keuangan kedua akan dikirmkan ke pemimpin. 
Berikut merupakan Flowchart Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran Supplier:
Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan : 

1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan
Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, danl embar 2 disimpan
oleh Bagian Gudang sebagai arsip. 
2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar
1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH. 
3.  SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut
dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat
SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan. 
4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan
kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal. 
5. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order
Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke
Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan
sebagai arsip. 
6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier
membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian
Pembelian. Lembar ke-2  disimpan sebagai arsip. 
7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian,
faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang. 
8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar
ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1
dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan.
Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian
Gudang. 
10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2,
Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian Kredit (LPK) rangkap 2. Lembar pertama
diserahkan ke Pimpinan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 
Berikut merupakan Flowchart Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan:

Anda mungkin juga menyukai