Ortodontik Preventif
Ortodontik Preventif
Ortodontik Preventif
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok 5 :
II. DEFINISI
1. Konsultasi prenatal
Hal ini merupakan waktu efektif untuk memberikan konsultasi pada orang
tua. Mereka terbuka terhadap berbagai iden dan menerima saran agar anak mereka
dapat tumbuh dengan baik. Akan menguntungkan ginekologis bila pasien mereka
berkonsultasi pada dokter gigi. Konsultasi prenatal meliputi:
i. Pentingnya perawatan oral hygiene oleh si Ibu
ii. Pengetahuan mengenai bahwa makan tidak teratur dan rasa lapar pada si
ibu akan menyebabkan karies pada si ibu terutama pada trimester ketiga
kehamilan.
iii. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa terdapat hubungan OH ibu
yang buruk dengan kelahiran prematur.
iv. Ibu dengan diabetes melitus akan sulit dirawat terutama bila kebersihan
mulutnya buruk.
v. Meningkatnya resiko ibu dengan OH buruk dapat mentransmisikan bakteri
karies pada bayi ketika menggunakan sendok makan yang sama atau
mencoba makanan yang sama.
vi. Mengkonsumsi makanan alami yang mengandung kalsium dan fosfor
seperti susu, produk susu, telur, dan lain-lain terutama apda trimester
ketiga sehingga memungkinkan terbentuknya mahkota gigi desidui yang
adekuat.
2. Konsultasi Postnatal
Konsultasi posnatal dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan pada anak
yang terbagi menjadi:
a. Enam bulan hingga satu tahun
Merupakan periode konseling yang paling penting. Orang tua harus
waspada terhadap:
- Gigi geligi dan iritasi yang berhubungan, gerakan longgar ringan
mungkin terjadi pada kondisi febril yang meningkat.
- Kebanyakan orang tua panik ketika melihat gigi desidui yang tumbuh
pada posisi rotasi. Pengetahuan mengenai bagaiman gigi desidui dapat
tumbuh pada posisi tersebut dan dapat tumbuh tegak bila erupsi
sepenuhnya.
- Jangan berikan tambahan gula pada susu botol, ASI merupakan pilihan
utama dan sangat baik untuk perkembangan TMJ dan mencegah
kebiasaan menjulurkan lidah.
- Sikat gigi dengan bantungan sikat gigi jari selama mandi sebaiknya
mulai diperkenalkan. Membersihkan gigi susu dengan kain lembut dan
bersih yang direndam pada larutan saline hangat juga
direkomendasikan untuk mencegah inisiasi karies rampan.
- Anak mulai diajari untuk minum dari gelas sejak usia 1 tahun.
b. Usia dua tahun
- Jangan berikan susu botol pada saat tidur. Susu botol dihentikan pada
usia 18 hingga 24 tahun. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya rampan karies.
- Biasakan anak menyikat gigi sesudah sarapan dan sesudah makan
malam.
- Lakukan pemeriksaan klinis untuk mengetahui gigi berlubang dan
status erupsi gigi.
c. Usia tiga tahun
- Pemeriksaan klinis umumnya untuk mengetahui status gigi desidui
yang erupsi sempurna hingga usia tersebut. Mengetahui oklusi, relasi
molar dan kaninus dan jika terdapat diskrepansi dari normal seperti
unilateral cross bite, gigi supernumerari, gigi tanggal, gigi fusi, dan
lain-lain.
- Anak sebaiknya terbiasa makan tiga kali sehari.
- Kebiasaan oral seperti mengisap jempol, menggigit bibir, bernapas
lewat mulut dan lain-lain serta efeknya terhadap perkembangan oklusi
perlu diperhatikan. Orang tua harus diberitahu mengenai hal tersebut.
Pertimbangkan kegunaan alat latihan otot.
- Mengetahui erupsi tidak sempurna dari gigi molar dua desidui/flap
perikoronal dapat menyebabkan gigi berlubang.
- Anak dipacu untuk mulai menggosok gigi sendiri minimal sehari
sekali sesudah sarapan.
d. Usia lima hingga enam tahun
- Orang tua diberitahu mengenai awal dari eksfoliasi gigi desidui dan
bertambah hingga usia 12 hingga 13 tahun.
- Pemeriksaan klinis
- Perlu dilakukan review dan recall secara regular.
- Pada kasus ekstraksi gigi desidui karena karies maka perlu dijelaskan
mengenai perlunya penggunaan dan keuntungan dari space maintainer.
III. Space Maintainer
Space maintainer dengan berbagai bentuk diperlukan untuk menjaga ruang
pada kasus gigi tanggal prematur.
Syarat space maintainer Syarat space maintainer
„ Harus dapat mempertahankan ukuran lebar mesio Harus dapat
mempertahankan ukuran lebar mesiodistal gigi yang tanggal distal gigi yang
tanggal
„ Harus dapat berfungsi untuk mencegah over erupsi Harus dapat
berfungsi untuk mencegah over erupsi gigi antagonisnya. gigi
antagonisnya.
„ Sederhana dan kuat Sederhana dan kuat
„ Tidak memberi tekanan yang berlebihan bagi gigi Tidak memberi
tekanan yang berlebihan bagi gigi yang masih ada yang masih ada
„ Mudah dibersihkan Mudah dibersihkan
„ Konstruksinya sederhana sehingga tidak menggangu Konstruksinya
sederhana sehingga tidak menggangu fungsi gigi dan mulut fungsi gigi dan mulut
IV. Eksfoliasi gigi desidui
Umumnya, gigi desidui akan eksfoliasi dalam waktu 3 bulan eksfoliatif
dari lengkung kontralateral. Apabila tidak terjadi eksfoliasi maka dapat dicurigai:
1. Akar gigi persisten.
2. Gingiva fibrous.
3. Gigi desidui ankilosis.
4. Restorasi yang overhanging.
5. Adanya gigi supernumerari.
7. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis yang dilakukan meliputi; anamnesa, pemeriksaan
intraoral, dan ekstraoral. Pada anamnesa, klinisi mengumpulkan informasi
mengenai pasien, mulai dari nama, umur, alamat, dan riwayat kesehatannya
(Dofka, 1996). Pemeriksaan intraoral dilakukan dengan pengecekan gigi geligi
dan perabaan pada tonsil. Sedangkan pada pemeriksaan intraoral dilakukan
perabaan pada kelenjar limfe pasien dan keasimetrisan wajah (Rahardjo, 2008).
Pemeriksaan Klinis Bernafas lewat mulut
a.
b. Mirror Test
Pemeriksan ini dengan menggunakan 2 buah kaca mulut, satu kaca mulut
diletakkan di depan hidung dan satunya lagi diletakkan di depan mulut.
Jika kaca mulut yang diletakkan di depan hidung berembun, maka pasien
bernafas melalui hidung. Sedangkan jika kaca mulut yang diletakkan di
depan mulut berembun, maka pasien melakukan pernapasan melewati mulut
(Phulari, 2011).
c. Cotton Test/Massler’s butterfly test
Pemeriksaan ini dilakukan dengan membentuk kapas seperti kupu-kupu
diletakkan di atas bibir atas, di bawah hidung. Jika kapas jatuh, maka pasien
melakukan pernapasan dari hidung. Tes ini juga dapat menentukan
penyumbatan hidung unilateral (Phulari, 2011).
d. Water Test
Pada pemeriksan ini, pasien diminta untuk mengisi mulutnya dengan air
dan mempertahankannya dalam beberapa saat. Orang yang bernapas lewat
mulut sulit melakukan hal ini (Phulari, 2011).
8. Penatalaksanaan
Dalam kasus ini, penatalaksanaan yang dilakukan dengan menumpat gigi-
geligi pasien yang mengalami karies. Gigi yang hilang diberikan space
maintainer dan gigi 46 diberikan topical fluoride. Untuk tonsil yang membesar
diberikan obat-obatan antibiotik dan antivirus. Jika pembesaran ukuran tonsil
disebabkan oleh faktor pertumbuhan maka tidak perlu diberikan terapi karena
ukuran tonsil akan mengecil dengan sendirinya secara spontan. Dan apabila
infeksi tonsil berlanjut dan mengganggu si penderita maka dapat dilakukan
tonsilektomi (Rahardjo, 2008; Suminy, 2007).
Sedangkan untuk menghilangkan kebiasaan bernafas lewat mulut,
penderita dapat di terapi dengan aplikasi sebagai berikut: (Rahardjo, 2008;
Suminy, 2007)
oral screen. Pada penderita bernafas lewat mulut dengan etiologi anatomi
fasial.
Peranti myofungsional.
Rafid maxillary Expansion.
Untuk penatalaksaan bernafas lewat mulut dengan etiologi obstruksi
nasofaringeal dapat dirujuk ke spesialis THT (Rahardjo, 2008; Suminy, 2007).
10. Prognosis
Prognosis dari kasus ini adalah baik apabila kebiasaan buruk dari pasien
dihilangkan (Rahardjo, 2008).
VII. PROSEDUR PEMBUATAN ORTHODONTI PENCEGAHAN
(PREVENTIVE ORTHODONTI SPACE MAINTAINER)
Langkah – langkah pembuatan space maintainer secara garis besar
dapat dibagi sebagai berikut :
1. Fitting the bands
2. Impression taking
3. Appliance fabrication
4. Cementation
2. Jika kotak antara gigi sangat dekat, sehingga tidak ada ruang maka
diperlukanseparating elastics yang dapat itempatkan beberapa hari sebelum
percobaan bands.Separating elastics ini dimasukkan ke sela – sela gigi
menggunakan dental floss
VIII. REFERENSI
http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/pwpnt_orto3.pdf
https://dokumen.tips/documents/preventif-dan-interseptive.html