Contoh Kasus Di Ruang ICCU
Contoh Kasus Di Ruang ICCU
Contoh Kasus Di Ruang ICCU
Tn.A 62 tahun 3 jam sebelum MRS klien tiba-tiba pingsan, dada terasa tertekan, nyeri
menjalar ke bahu belakang, keluar keringat dingin. Maka oleh tetangganya di bawa ke IGD
RSMS tanggal 30 maret 2020 jam 11.20 WIB dan masuk ke ICCU. pasien mengeluh nyeri
dada seperti tertekan, nyeri menjalar kebahu belakang, klien merasa badannya terasa lemas
seperti tidak memiliki tenaga pada seluruh tubuhnya dan mudah lelah, inginya tiduran terus,
masih bisa beraktivitas namun tidak dapat berjalan melebihi 60 meter, badan terasa lemas
pada bagian punggung menjalar ke ekstermitas,dengan skala 5,lemas saat beraktivitas
ringan. Selain itu pasien mengeluh nafsu makan menurun, saat masuk makanan akan terasa
mual, BB sebelum sakit 80 kg dan setelah sakit 70 kg. KU: lemas, TD: 100/80 mmHg, Nadi:
67x/menit, RR: 20x/menit, S: 360C. Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit vertigo
dan pernah dirawat di RS DKT pada tahun 2009. Klien telah berkeluarga dan memiliki 4
anak yaitu laki-laki dan perempuan. Pasien telah lama bekerja di Kalimantan sebagai pekerja
di perminyakan. Karena tuntutan pekerjaan yang ketat memaksa pasien dalam kondisi yang
selalu fit sehingga pasien senang mengkonsumsi makanan yang berlemak dan makanan
instan. Pasien mengatakan tidak memiliki waktu untuk berolahraga, saat muda suka bermain
sepak bola, tapi sekarang sudah tidak lagi. Selain sepak bola tidak menyukai olahraga yang
lain. Dalam keluarganya juga tidak menerapkan pola hidup yang sehat. Pasien merokok
karena dalam keluarganya yang laki-laki kebanyakan merokok.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN A ATAS INDIKASI NSTEMI (NON ST-ELEVASI MIOCARD INFARC)
Keterangan :
: Laki-laki
:Perempuan
X :Meninggal Dunia
: Klien
: Tinggal serumah
Ayah klien memiliki riwayat penyakit Asma dan Hipertensi, Kakak kedua klien memiliki
penyakit yang sama seperti klien dan meninggal pada tahun 2014.
DS :
Pasien mengatakan ingin sekali bisa sembuh dari sakit yang dialaminya
Klien mengatakan sudah tidak bekerja lagi setelah sakit, peran sebagai pencari nafkah
diganti oleh anaknya.
DO :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena tiba- tiba pingsan dan nyeri dada
Karena klien sibuk bekerja, klien tidak ada waktu untuk olahraga
Setelah sakit,klien mengikuti seluruh prosedur pengobatan medis secara teratur, mulai
berhenti merokok.
pasien dan keluarga sudah tahu penyakit yang diderita
pasien tampak biasa saja dalam megalami penyakit yang diderita
pasien tampak banyak diam dan sesekali bercerita ke petugas
Kondisi mulut: Membrane mukosa kering, gigi berlubang ada, Menggunakan cairan
intravena infus RL 10 tpm
Kondisi kulit: Warna sawo matang, suhu tubuh 360C (axial), kelembaban : kering, turgor
kulit : Baik (elastis)
DS :
Pasien mengatakan merasa mual, tidak nafsu makan
DO :
Ada penurunan BB ± 10 kg dalam 10 th terakhir
KU: lemas, TD: 100/80 mmHg, Nadi: 67x/menit, RR: 22x/menit, S: 360C.
IMT sekarang: 70/1,62 =25 (pre obese) sebelum: 80/1,662=29 (pre obese)
Nafsu makan menurun, mual, selama di RS porsi yang disediakan tidak habis
Diit program RS : TKTP
3. Pola eliminasi
Kebiasaan buang air besar (BAB):
Frekuensi: 1 kali/ hari
Konsistensi: Keras
Warna : kuning
Jumlah: Normal
Masalah : klien belum BAB selama dirawat di RS (konstipasi)
Kebiasaan buang air kecil (BAK):
Warna:Kuning
Kejernihan:Keruh
Frekuensi:4 kali/hari
Jumlah: 600 cc/hari
Masalah: terjadi penuruan output urin
Penggunaan alat bantu: tidak terpasang kateter
Inspeksi abdomen:Bentuk simetris.
Palpasi abdomen : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi abdomen : Suara bising usus normal
Perkusi Abdomen :timpani
DS :
pasien mengatakan setelah masuk RS selama 4 hari belum pernah BAB
DO :
Kebiasaan buang air kecil (BAK):Warna:Kuning, Kejernihan: keruh, Frekuensi:4
kali/hari, Jumlah: 600 cc/hari
Kebiasaan buang air besar (BAB): Pasien belum pernah BAB Setelah 4 hari dirawat
di RS
Skala
Aktivitassehari-hari
0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Toileting √
Pindah dari tempat tidur √
Transfering √
Ambulating √
Naik tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah tangga √
Pasien masih sanggup untuk merawat diri dengan baik ,namun karena keterbatasan klien yang
mudah lelah mengakibatkan pasien lebih sering bedrest karena tidak dapat melakukan
aktivitas berat
Alat bantu : tidak ada, ada pengaman tempat tidur
Gaya berjalan : pasien bedrest
Range of Motion (ROM) : terbatas
Postur tubuh : normal
Deformitas : tidak ada
Amputasi :-
Pengkajian perkembangan fisik: normal
Kardiovaskuler ,
Irama jantung regular, ada nyeri dada, bunyi jantung normal, akral dingin, tidak ada acites,
tidak mengalami clubbing finger, tidak ada oedem, kaki tidak kram, klien pusing, tidak ada
palpitasi, TD : 100/80 mmHg, HR : 67 x/ menit
Ektremitas
Perfusi dingin basah pucat, CRT > 2 detik, diaforesis, kelemahan. pada telapak tangan
basah. Terpasang infus RL 10 tpm di ekstermitas kanan atas.
Pernafasan
Kesimpulan dari data Pola aktivitas dan olahraga, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data :
DS :
pasien mengeluh badan terasa lemas seperti tidak memiliki tenaga pada seluruh
tubuhnya dan mudah lelah, inginya tiduran terus, masih bisa beraktivitas namun
tidak dapat berjalan melebihi 60 meter, badan terasa lemas pada bagian punggung
menjalar ke ekstermitas,dengan skala 4,lemass saat beraktivitas berat.
DO :
Pasien lemas
Aktivitas sehari-hari pasien masih bisa sendiri sebagian,namun ada yang memerlukan
bantuan
Pola nafas tidak teratur, bunyi nafas vesikuler, ada retraksi dada, ada nyeri saat
bernafas, sesak nafas, nafas pendek dan dangkal, terpasang nasal kanul 3 L/ menit
Kebiasaan tidur:
Sebelum dirawat dirumah sakit: Tidur siang sampai 2 jam, malam jam 9-5 / hari. Setelah
dirawat dirumah sakit klien tidur 1-2 jam , malam hanya tidur sekitar 6-8 jam/hari. Pasien
dapat tidur . Klien tidak mempunyai metode khusus sebelum tidur seperti minum obat,
minum air hangat atau kebiasaan lain seperti mandi, membaca, nonton TV, mendengarkan
musik.
DS :
pasien tidak ada gangguan dalam pola tidur
DO :
Pasien tampak tidur saat petugas datang
Pasien tidak beraktivitas
Pasien terlihat lemas
Skala/ intensitas: 6
Timing (T)/Seberapa sering dan kapan terjadinya nyeri: hilang dan timbul
Panca indera
Lapang pandang : [√] Dalam batas normal [-] Menggunakan kaca mata [-] Menggunakan
lensa kontak [-] Buta
Pendengaraan : [√] Dalam batas normal [-] Terganggu (kiri/kanan) [-] Menggunakan
alat bantu dengar [ -] Tinnitus [ -] Ada pengeluarancairan dari telinga
Sentuhan : [√] dalam batas normal [ -] abnormal(jelaskan) dapat merasakan
sentuhan kulit dengan normal [ -] kesemutan [ -] mati rasa
Penciuman : [√] Dalam batas normal [ -] Abnormal (jelaskan) indra penciuman tidak
ada masalah, klien dapat mencium bau secara normal.
Kemampuan
Kesimpulan dari data Pola Kognitif dan persepsi, yang akan dilanjutkan untuk dirumuskan
pada analisa data :
DS :
pasien mengatakan takut bila penyakitnya tidak kunjung sembuh
Pasien mengatakan ingin sehat dan beraktivitas seperti biasanya
DO :
Pasien terlihat cemas
Pasien terlihat kurang perhatian dengan sekitar
Ekspresi wajah pasien terlihat datar
Penampilan : [-] Tenang [√] Cemas[√] Irritable [-] Menolak [-] Gelisah [√]
berpenampilan/berpakaian sesuai [-] Rapih
Tingkat kecemasan:
Objektif [-] Wajah kemerahan [-] Perubahan volume suara [√] Perubahan kualitas
suara(gemetar/ragu-ragu) [√] Ketegangan otot (menggenggam tinju santai/mulut terkunci)
Bahasa tubuh (jelaskan) :Klien terlihat khawatir, cemas dengan kondisi kesehatannya
Pandangan terhadap diri sendiri (subjekif): [√] Positif [-] Kadang-kadang negative
Citra tubuh (subjektif):[-] Tidak ada perubahan [√] Tidak tahu pasti [-] Ada perubahan
(jelaskan): Klien mengatakan khawatir dengan kondisi yang di alami klien, dan berharap
bisa cepat sembuh.
DO :
Pasien tampak ragu- ragu menjawab pertanyaan petugas
Pasien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya
Bila ada petugas lebih sering diam dan banyak tidur
Pasien tidak ada yang menemani di RS, anak-anaknya belum ada yang berkunjung.
Terapi
1. Flunarizine TAB
2. ATORVASTATIN 20 MG TAB
4. LISINOPRIL TAB 10 MG
5. RL 10 TPM
8. MINIASPI
9. BRIUNTA 90 MG TAB
11. ONDANSENTRON
D. nalisa data
Nama klien : Tn.A Tanggal masuk : 30 Maret 2020
Ruangan : ICCU
Diagnosa medis : NSTEMI (NON ST-ELEVASI MIOCARD INFARC)
DO:
KU pasien lemah
Klien ADL sebagian di bantu perawat
Aktivitas klien terbatas hanya tirah baring
Denyut nadi :Teratur 57 x/menit, tekanan darah: 140/90 mmHg(berbaring)
Klien terlihat tidak nyaman setelah beraktivitas
5. DS : Krisis situasi Ansietas
pasien mengatakan takut bila penyakitnya tidak kunjung sembuh
Pasien mengatakan ingin sehat dan beraktivitas seperti biyasanya
DO :
Pasien terlihat cemas
Pasien terlihat kurang perhatian dengan lingkungan sekitar
Ekspresi wajah pasien terlihat datar
F. Rencana keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
.
Risiko ketidakseimbangan elektrolit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Pantau kadar serum elektrolit yang
1.
3x24 jam, diharapkan klien dapat terpenuhi abnormal
DS:
kebutuhan elektrolitnya. 2. Pantau adanya tanda dan gejala over hidrasi
Pasien mengatakan badannya
yang memburuk atau dehidrasi
terasa lemas seperti tidak Kriteria Hasil:
3. Monitor hasil laboraturium yang relevan
memiliki tenaga pada seluruh
Indikator IR ER dengan keseimbangan cairan
tubuhnya dan mudah lelah, Serum kalium 3 5
4. Berikan cairan yang sesuai
inginya tiduran terus, masih bisa Serum kreatinin 2 5
Serum natrium 3 5 5. Tingkatkan intake/asupan cairan per oral
beraktivitas namun tidak dapat Keterangan :
berjalan melebihi 100 meter, 1. Keluhan ekstrim 6. Berikan suplemen elektrolit tambahan yang
badan terasa lemas pada bagian 2. Keluhan berat diresepkan
punggung menjalar ke 3. Keluhan sedang 7. Lakukan tindakan tindakan untuk
ekstermitas,dengan skala 4. Keluhan ringan mwngontrol kehilangan elektrolit yang
4,lemass saat beraktivitas berat. 5. Tidak ada keluhan berlebihan
Pasien mengatakan mual saat 8. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan
masuk makanan gejala ketidakseimbangan cairan atau
DO: Ku pasien lemas elektrolit.
Membran mukosa pasien kering
Elastisitas kulit kurang
Lab:
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Kaji status fisiologis pasien yang
dengan Keletihan 3x24 jam, diharapkan toleransi aktivitas teratasi menyebabkan kelelahan sesuai dengan
kortek usia dan perkembangan
DS: Kriteria Hasil:
2. Monitor asupan nutrisi untuk mengetahui
pasien mengeluh badan terasa
sumber energi yang adekuat
lemas seperti tidak memiliki
3. Monitor sistem kardiorespirasi pasien
tenaga pada seluruh tubuhnya Indikator IR ER
Frekuensi nadi ketika selama kegiatan
dan mudah lelah, inginya 3 5
beraktivitas 4. Monitor lokasi sumber ketidaknyamanan
tiduran terus, masih bisa
Frekuensi pernafasan ketika selama aktivitas
beraktivitas namun tidak 3 5
beraktifitas
dapat berjalan melebihi 100 Tekanan darah sistolik dan 5. Monitor respon oksigen pasien
3 5
meter, badan terasa lemas diastolik ketika beraktivitas 6. Kurangi ketidaknyamanan fisik yang
pada bagian punggung Jarak berjalan 3 5 dialami psien yang bisa mempengaruhi
Kekuatan tubuh bagian atas 3 5
menjalar ke Kekuatan tubuh bagian fungsi kognitif pemantauan diri dan
3 5
ekstermitas,dengan skala bawah pengaturan aktivitas pasien
4,lemass saat beraktivitas Kemudahan dalam 7. Ajarkan pasien mengungkapkan perasaan
berat. melakukan aktivitas hidup 2 5 secara verbal mengenai keterbatasan yang
harian (ADL) dialami
DO: Kemampuan untuk berbicara
8. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan
KU pasien lemah ketika melakukan aktivitas 3 5
kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk
Klien ADL sebagian di bantu fisik
Keterangan : mencegah kelelahan
keluarga
1. Keluhan ekstrim 9. Bantu pasien untuk menjadwalakan periode
Aktivitas klien terbatas hanya
2. Keluhan berat istirahat
tirah baring
3. Keluhan sedang 10. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan
Denyut nadi :Teratur 57
4. Keluhan ringan baik secara farmakologis maupun non
x/menit, tekanan darah: 190/90
5. Tidak ada keluhan farmakologis dengan tepat
mmHg(berbaring)
Klien terlihat tidak nyaman
setelah beraktivitas
3. Ansietas berhubungan dengan krisis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Anxiety reduction
situasi 1x24 jam, diharapkan tidak mengalami ansietas:
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan.
DS : Kriteria Hasil: 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
pasien mengatakan perilaku pasien
takut bila penyakitnya Indikator IR ER 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
tidak kunjung sembuh Rasa takut yang disampaikan 3 5 dirasakan selama prosedur.
secara lisan
Pasien mengatakan 4. Temani pasien untuk memberikan
Peningkatan tekanan darah 3 5
ingin sehat dan Tidak dapat beristirahat 3 5 keamanan dan mengurangi takut.
beraktivitas seperti Menggunakan strategi 3 5 5. Dengarkan dengan penuh perhatikan.
biyasanya koping efektif 6. Identifikasi tingkat kecemasan
Mempertahankan konsentrasi 3 5
DO : Keterangan : 7. Bantu pasien mengenal situasi yang
Pasien terlihat cemas 1. Tidak mandiri menimbulkan kecemasan
Pasien terlihat kurang 2. Dibantu orang dan alat 8. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perhatian dengan 3. Dibantu orang perasaan ketakutan, persepsi.
lingkungan sekitar 4. Dibantu alat 9. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
4. Ketidakefektifan performa peran Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Kaji tngkat pengetahuan
berhubungan dengan kurang sistem 4x24 jam, diharapkan tidak mengalami 2. Kaji lebih lanjut tentang koping
pendukung ketidakefektifan performa peran: 3. Monitor indikator stres
4. Menyediakan informasi mengenai pasien
DS: Kriteria Hasil:
sesuai dengan apa yang menjadi keinginan
Pasien mengatakan sudah tidak Indikator IR ER pasien
Bantuan kepada penerima 3 5
bekerja lagi dan untuk memenuhi 5. Mengajarkan mengenai cara meningkatkan
rawatan mengenai aktivitas
kebutuhanya mengandalkan rasa aman bagi pasien
hidup sehari hari
anaknya yang bekerja. Pemberian dukungan emosi 3 5
Pasien mengatakan tidak memiliki pada penerima rawatan
Perhatian positif yang tulus 3 5
ketrampilan yang bisa dikerjakan
bagi penerima rawatan
saat berada di rumah karena mudah
Penyediaan lingkungan yang 3 5
lelah saat beraktivitas
nyaman
DO: Keterangan :
Pasien tampak cemas dengan 1. Tidak mandiri
keadaan penyakitnya 2. Dibantu orang dan alat
Bila ada petugas lebih sering diam 3. Dibantu orang
dan banyak tidur 4. Dibantu alat
Pasien di tunggui oleh istrinya saja, 5. Mandiri penuh
anak-anaknya belum ada yang
berkunjung
5. Resiko hambatan religiositas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Identifikasi keinginan pasien terhadap
berhubungan dengan kurangnya 2x24 jam, diharapkan tidak mengalami hambatan ekspresi keagamaan
integrasi sosial religiositas:
2. Eksplorasi alternatif untuk beribadah
Kriteria Hasil:
DS:
3. Diskusikan mengenaiminat terhadap
Pasien mengatakan tidak
Indikator IR ER keagamaan
dapat berdiri secara tegak Kualitas keyakinan 3 5
sehingga kesulitan untuk Kualitas harapan 3 5 4. Dengarkan dan kembangkan perasaan
Kemampuan berdoa 3 5
melakukan shalat mengenai waktu untuk beribadah
Kemampuan beribadah 3 5
pasien mengatakan selama di Pengalaman spiritual 3 5
Keterkaitan dengan orang 3 5
RS belum melakukan shalat lain 5. Bantu dengan memodifikasi cara memenuhi
Berinteraksi dengan orang 3 5
Pasien mengatakan kebutuhan keagamaan karenaa
lain untuk berbagi ide, ketidakmampuan.
percayakan kesembuhanya pada
perasaan dan keyakinan
Allah SWT
Keterangan :
DO:
1. Tidak mandiri
Pasien terlihat selalu tertidur
2. Dibantu orang dan alat
saat petugas datang
3. Dibantu orang
Pasien lebih banyak diam 4. Dibantu alat
5. Mandiri penuh
CONTOH KASUS 2
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama / nama panggilan : Ny. G
Agama : islam
Pendidikan : SLTA
Alamat : Buluran
B. Genogram
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Sesak dan kaki bengkak.
2. Riwayat Keluhan Utama :
Sesak sudah dialami pasien sejak + 2 hari yang lalu, sesak dialami pasien
walaupun sedang tidur, membuat pasien terbangun malam karena
sesak.Kaki bengkak keduanya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Kaki bengkak.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien pernah dirawat dengan keluhan yang sama dan dengan diagnosa
yang sama.
DM (-), Jantung (+), Paru (-), Ginjal (-), penyakit, Liver (-).
5. Psikososial :
- Hubungan prilaku dengan penyakit :
Penyakit yang dialami klien, membuatnya tidak bisa beraktivitas
seperti biasa.
Bubur saja.
2. Cairan
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/dikaji
4. Istirahat tidur
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
1 Jam Tidur
- Siang - Jarang tidur siang -Aktivitas lebih banyak
- Malam - 22.00 – 05.00 di tempat, tidur
membuat tidur jadi
tidak menentu.
Tidak teratur.
2
3 Pola tidur Cukup teratur Tidak ada
5. Olah Raga
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
6. Personal hygiene
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
1 Mandi :
a. Cara a. Siram pakai a. Siram pakai gayung,
gayung kadang hanya di lap.
b. Tergantung keadaan
b. Frekuensi b. Rata-rata 1 X bila terasa sesak,
sehari tidak mandi/di lap.
c. Gayung, handuk,
sabun mandi, sikat
c. Handuk, gayung,
sabun mandi,
sikat. a. Belum cuci rambut
c. Alat mandi a. Pakai shampoo b. -
b. Seminggu sekali
2
a. Belum gunting kuku
a. Pakai gunting b. –
Cuci rambut :
3 kuku
a. Cara b. Bila kuku sudah
b. Frekuensi panjang
Gunting kuku : a. Pakai sikat gigi
a. Pakai sikat gigi b. Saat mandi/di lap
a. Cara b. 2 X sehari
b. Frekuensi
Gosok gigi
a. Cara
b. Frekuensi
7. Aktivitas/Mobilisasi Fisik
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit/di kaji
E. Pemeriksaan Fisik
I. Keadaan Umum :
1. Keadaan sakit
Tampak sakit sedang
2. Tanda-tanda Vital :
-Tensi : 140/100 mmHg
- Nadi : 86 X/mnt
- Suhu Tubuh : 36,5 0 C
- Respirasi : 16 X/mnt
3. Tinggi badan : 155 cm
4. Berat badan : Sebelum sakit : + 65 Kg
Saat sakit : 70 Kg
Palpasi
b. Wajah
Inspeksi
1. Pergerakan wajah : Tidak ada
2. Ekspresi : Meringis
3. Pigmentasi : Tidak ada
4. Acne : Tidak ada
5. Tremor : Tidak ada
III. Mata
Inspeksi :
a. Kelopak mata : Warna marah
b. Sklera : Warna merah muda
c. Conjungiva : Anemis (-)
d. Pupil dan refleks : (+)
e. Visus : Normal
Palpasi
a. Tekanan bola mata : Normal
IV. Hidung dan sinus
Inspeksi
a. Nasal septum : Tegak lurus
b. Membrane mukosa : Warna kemerahan
c. Obstruksi : Tidak ada
Palpasi
V. Telinga
Inspeksi
a. Bentuk : Simetris (+)
b. Daun telinga
- Warna : Kuning langsat
- Lesi : (-)
c. Liang Telinga
- Serumen : (-)
- Otore : (-)
- Peradangan : (-)
Fungsi pendengaran : Baik
VI. Mulut
Inspeksi
a. Bibir
- Bentuk : simetris (+)
- Kondisi : Lembab
- Warna : Normal
- Lesi : (-)
b. Mukosa Mulut
- Warna : Merah
- Tekstur : Lembut
- Lesi : (-)
c. Geligi
- Jumlah : Caries (+)
- Warna : Agak Kuning
d. Lidah
- Warna : Beslag (-)
- Tekstur : Halus
- Tremor : Tidak
e. Palatum
- Warna :
- Kontur :
- Gerakan : (-)
f. Tonsilar
- Ukuran :
- Warna : kemerahan
- Eksudat : (-)
Palpasi
a. Pipi
- Nyeri Tekan : (-)
- Pembengkakan : (-)
b. Palatum
- Pembengkakan : (-)
- Fisura : (-)
c. Lidah
- Nyeri Tekan : (-)
- Pembengkakan : (-)
- Massa : (-)
VII. Leher
Inspeksi
a. Warna kulit : Sawo matang
b. Pembengkakan : (-)
c. Tiroid : pembengkakan (-)
Palpasi
a. Kelenjar limfe
- Keadaannya : -
- Lokasi : -
b. Kelenjar Tiroid : Pembengkakan (-)
c. Letak trakea : Normal
d. Kaku Kuduk : (-)
IX. Jantung
Inspeksi
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
______________
Palpasi
Terhadap getaran pada masing-masing di atas area
a. Aorta :
b. Pulmonal :
c. Trikuspidalis :
d. Mitral :
e. Ictus cordis :
Perkusi
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
______________
Auskultasi
a. Bunyi Jantung I :
b. Bunyi Jantung II :
X. Abdomen
Inspeksi
a. Kulit
- warna : Sawo matang
- Karakteristik :
- permukaan : akral hangat berkeringat
- Jaringan parut : (-)
- Lesi : (-)
b. Umbilikus
- Letak : memusat
- kontur : Menonjol
Palpasi
a. keadaan Abdomen : Datar dan lemas
b. Nyeri tekan : (-)
c. Nyeri lepas : (-)
d. Massa : (-)
a. Teraba : (-)
b. Keadaan :
Limpa
a. Teraba : (-)
b. Nyeri tekan : (-)
Perkusi ( Semua kuadran)
a. Tympani : (-)
b. Pekak : (+)
Batas Hepar
a. Rentang hepar :
b. Batas atas pada intercostals :
Limpa
a. Batas :
b. Pekak :
Lambung
a. Tympani :
b. Pekak :
Auskultasi
XII. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Inspeksi
1. Simetris : (+)
2. Oedema : (+) Kiri dan kanan
3. Lesi : (-)
4. Tremor : (-)
5. Keringat : (+)
6. Kekuatan pada setiap sendi : (+) lemah
b. Ekstremitas
Inspeksi
1. Simetris : (-)
2. Oedema : (+) kiri dan kanan
3. Lesi : (-)
4. Tremor : (-)
5. Keringat : (-)
6. Kekuatan pada setiap sediri : Lemah
c. Kulit
Inspeksi
OMI Inferior
Pembesaran jantung
2. EKG
Kesan : CHF fc III ec HHD
OMI Inferior
3. Pemeriksaan Laboratorium :
- kesan dalam batas normal
4. Rencana pemeriksaan lain :
- Lab. pemeriksaan :
TFG, TFH, UA, TG, Kolesterol, HDL, LDL, Na, K, Cl
- USG Abdomen
XIV. Therapi/pengobatan
1. IVFD NaCl 0,9 % + Furosemide 25 ampul (500 mg) 10 Micro-gtt/mnt.
2. OMZ injeksi 1 X 1 gr. I.V.
3. Captopril tab. 3 X 25 mg
4. Maintate 5 mg 1/2 – 0 - 0
5. Trizedon MR 2 X 1.
6. Ubi Q 3 x 1
7. Tromboaspilets 1 x 1
8. Simvastatin 20 mg 0 – 0 – 1
9. Dulcolax Syrup 3 x 1 Cth
10. Balance cairan/24 jam
11. EKG/hari
12. Monitor tanda –tanda vital
13. Follow Up hasil pemeriksaan laboratorium dan X-thorax photo.
Pengelompokan Data
- Batuk
- Edema ekstremitas bawah
- Pemeriksaan fisik :
+
Ronkhi /+. Beban jantung meningkat
- Gambaran EKG, kesan:
CHF fc III ec HHD.
- Gambaran X-Thoraks
photo :
Kesan : CHF fc III ec Gagal pompa ventrikel kiri
HHD dan pembesaran
jantung
Penurunan Curah Jantung
2. DS :
- Pasien mengatakan sesak
bila beraktivitas.
- Pasien mengatakan badan Disfungsi Miokard
rasa lemah. Ketergantungan dalam
- Pasien mengatakan badan pemenuhan aktivitas
terasa lebih berat. harian.
DO : Kontraktilitas menurun
Metabolisme Anaerob
Asidosis metabolik
ATP menurun
Fatigue
Intoleransi aktivitas
RENCANA ASUHANKEPERAWATAN
1 Penurunan curah Tujuan : 1. Auskultasi nadi apikal, frekuensi dan 1. Biasanya terjadi takikardi untuk
jantung irama jantung serta bunyi jantung. mengkompensasi penurunan kontraktilitas
berhubungan Curah jantung 2. Palpasi nadi perifer ventrikuler
kembali adekuat. 3. PantauTekanan darah. 2. Penurunan curah jantung dapat
dengan
4. Kaji keadaan kulit bila ada sianosis menunjukkan menurunnya denyut
menurunnya Kriteria : atau pucat. nadi.Nadi mungkin cepat hilang atau tidak
kontraktilitas 5. Pantau produksi urine, produksi dan teratur saat dipalpasi.
miokard. - Tanda vital konsentrasi urine. 3. Pada GJK dini, sedang dan kronis,
dalam batas 6. Kaji perubahan sensori, kecemasan, tekanan darah dapat meningkat
DS : yang bisa letargi, bingung, disorintasi, dan berhubungan dengan SVR. Pada GJK
ditolerir. depresi. lanjut, tubuh tidak bisa lagi
- Pasien - Penurunan 7. Ciptakan lingkungan yang kondusif mengkompensasi dan dapat terjadi
mengatakan episode untuk istirahat. batasi aktivitas yang hipotensi.
cepat dispnea. dapat menambah beban kerja jantung. 4. Pucat menunjukkan menurunnya perfusi
mengalami - Dapat ikut 8. Tinggikan kaki, hindarkan tekanan perifer sekunder terhadap tidak
kelelahan. serta dalam pada daerah lutut dan dorong untuk adekuatnya curah jantung, vasokontriksi,
- Pasien aktivitas yang aktivitas/ambulasi sesuai toleransi. dan anemia. Sianosis dapat terjadi sebagai
mengatakan dapat 9. Kolaborasi dengan dokter untuk refraktori GJK. Area yang sakit sering
sesak bila mengurangi pemberian pengobatan sesuai indikasi. berwarna biru atau belang karena
beraktivitas beban kerja 10. Dokumentasi semua hasil pemeriksaan peningkatan kongesti vena.
DO : jantung. dan tindakan keperawatan. 5. Ginjal berespon untuk menurunkan curah
jantung dengan menahan cairan dan
- Batuk natrium. Biasanya produksi urine
- Edema menurun selama sehari karena
ekstremitas perpindahan cairan ke jaringan tetapi
bawah dapat meningkat pada malam hari
- Pemeriksaan sehingga cairan berpindah kembali ke
fisik : Ronkhi sirkulasi bila pasien tidur.
+
/+. 6. Dapat menunjukkan tidak adekuatnya
- Gambaran EKG, perfusi serebral sekunder terhadap
kesan: CHF fc penurunan curah jantung.
III ec HHD. 7. Istirahat fisik harus dipertahankan selama
- Gambaran X- GJK akut atau refraktori untuk
Thoraks photo, memperbaiki efisiensi kontraksi jantung
Kesan : CHF fc dan menurunkan kebutuhan/konsumsi
III ec HHD dan oksigen miokard dan kerja jantung
pembesaran berlebihan.Stres emosi menghasilkan
jantung vasokontriksi, yang meningkatkan tekanan
darah dan meningkatkan frekuensi/kerja
jantung.
8. Menurunkan stasis vena dan dapat
menurunkan insiden
thrombus/pembentukan embolus.
9. Meningkatkan proses kesembuhan klien.
10. Menjadi pedoman lanjutan bagi
pelaksanaan asuhan keperawatan
Intoleransi 1. Untuk menentukan sejauh mana
aktivitas ketidakmampuan klien melakukan
2 berhubungan Tujuan : 1. Kaji kemampuan klien sejauh mana perawatan diri secara mandiri tanpa
dapat beraktivitas dan aktivitas yang menambah beban kerja jantung.
dengan Kembali dapat dapat dilakukan tanpa menambah
penimbunan cairan beraktivitas beban kerja jantung. 2. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
dalam tubuh. seperti biasanya aktivitas karena efek obat (Vasodilatasi),
perpindahan cairan (diuretik), atau
DS : Kriteria : 2. Kaji tanda-tanda vital sebelum dan pengaruh fungsi jantung.
sesudah beraktivitas, takikardi,
- Pasien - Dapat disritmia, dispnea, berkeringat dan
mengatakan memenuhi pucat/sianosis. 3. Kelemahan adalah efek samping beberapa
sesak bila kebutuhan obat (Beta blocker, tranquilizer, atau
beraktivitas. perawatan diri sedatif. Nyeri dan program penekanan
- Pasien sendiri 3. Kaji presipitor/ penyebab kelemahan stress memerlukan energy dan
mengatakan - Meningkatnya umum, penumpukan cairan, nyeri atau menyebabkan kelemahan.
badan rasa toleransi obat-obatan.
lemah. terhadap
- Pasien aktivitas yang 4. dapat menunjukkan peningkatan
mengatakan diinginkan dekompesasi jantung karena aktivitas
badan terasa dilakukan. yang berlebihan.
lebih berat. - berkurangnya
DO : kelemahan 4. Evaluasi peningkatan toleransi
dan kelelahan terhadap aktivitas. 5. Pemenuhan kebutuhan perawatan diri
- Tampak sesak yang klien tanpa mempengaruhi stress miokard/
napas dirasakan. 5. Berikan bantuan dalam beraktivitas kebutuhan oksigen berlebihan.
- Tampak letih
dan tidak untuk pemenuhan kebutuhan perawatan
bersemangat. diri sesuai indikasi. selingi periode
- Edema aktivitas dengan periode istirahat
ekstremitas
bawah.
- BB bertambah :
+ 5 Kg saat 6. Kolaborasi dengan mengikutkan klien 6. Meningkatkan proses kesembuhan klien.
sakit dalam program rehabilitasi
jantung/aktivitas.