Perbandingan Tingkat Prestasi Belajar Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Dan Jarang Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Unduh sebagai pdf
Unduh sebagai pdf
Anda di halaman 1dari 44

PENELITIAN KOMPARATIF

PERBANDINGAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR


MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA BANJARBARU YANG
SERING DAN JARANG MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN
SEBAGAI SUMBER BELAJAR.

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Metodologi Penelitian

Dosen Pembimbing :
Drs.H. Fansuri, M.Pd

Disusun oleh :
Nama : Nurul Azizah
NIM : A1E307904
Kelas : VI A

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
S1 PGSD TERINTEGRASI
BANJARBARU
2010

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrrahmanirrahim

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat `
HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini.
Penulisan proposal ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah metodologi
penelitian.

Proposal ini dapat diselesaikan oleh penulis karena penulis banyak


mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penulis juga menggali dari berbagai sumber
baik media cetak maupun elektronik. Selain itu, dalam kesempatan ini penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H.Fansuri, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah metodologi penelitian dan kepada semua mahasiswa S1
PGSD Berasrama yang telah bersedia menjadi responden.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak


terdapat kekurangan baik dari segi bahasa maupun segi sistematika penulisan. Hal
ini disebabkan karena kemampuan, pengetahuan dan keterampilan penulis selaku
mahasiswa masih kurang. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi menyempurnakan dan memperbaiki proposal ini.
Akhirnya, penulis mengharap semoga proposal ini bisa bermanfaat bagi
kita semua, tidak hanya bagi penulis tetapi juga pembaca sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan. Amin YaRobbal A’lamin.

Banjarbaru, Juni 2010

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A.Latar Belakang ......................................................................................... 1

B.Identifikasi Masalah ................................................................................. 3

C.Batasan Masalah ....................................................................................... 3

D.Rumusan Masalah .................................................................................... 4

E. Tujuan penelitian ...................................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 6

A. Deskripsi Teori ......................................................................................... 6

1. Belajar ................................................................................................... 6

2. Sumber Belajar...................................................................................... 8

3. Perpustakaan sebagai Sumber Belajar ................................................. 9

4. Prestasi Belajar...................................................................................... 12

B. Kerangka Berpikir.................................................................................... 18

C. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 20

A.Metode Penelitian ..................................................................................... 20

B.Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 20

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 28

A. Penyajian Data ......................................................................................... 29.

3
B. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 32

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 35

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 38

A.Kesimpulan ............................................................................................... 38

B.Saran ........................................................................................................... 39

LAMPIRAN - LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyelenggaraan pendidikan adalah salah satu aktivitas yang
senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Pembangunan Indonesia di bidang pendidikan
dewasa ini dapat dilihat dari peningkatan sistem pelaksanaan pendidikan yang
diusahakan dari waktu ke waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menggariskan bahwa pembangunan di bidang pendidikan
adalah upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, UU No. 20 Th.
2003:pasal 3 dalam skripsi Susana Herminingsih. 2005 :13).
Peningkatan mutu pendidikan menjadi kewajiban semua pihak yang
terlibat dalam bidang pendidikan. Salah satu usaha dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah penyediaan perpustakaan sebagai sumber belajar yang
dapat memberikan fasilitas belajar. Perpustakaan merupakan suatu hal yang
wajib ada dalam sebuah lembaga atau lingkungan pendidikan. Perpustakaan
merupakan gudangnya ilmu dan informasi bacaan, baik yang berkaitan dengan
dunia pendidikan maupun pengetahuan umum sehingga keberadaan
perpustakaan di lingkungan sekolah diharapkan dapat memudahkan
mahasiswa dalam mencari referensi atau rujukan sumber ilmu yang sedang
dipelajarinya dengan demikian mahasiswa dapat mengembangkan wacana
serta wawasannya lebih luas lagi.

5
Perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Peranan perpustakaan dalam kegiatan belajar
mengajar terlihat jelas, mengingat proses belajar mengajar modern
menggunakan beberapa metode antara lain: tanya jawab, ceramah, diskusi dan
lain-lain. Dengan metode tersebut peranan mahasiswa dalam kegiatan belajar
mengajar tidak hanya mendengarkan ceramah dari dosen secara pasif, tetapi
harus melakukan beberapa kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan
belajar mengajar.
Sekarang banyak keluhan daya serap / pemahaman para mahasiswa
terhadap penguasaan bahan ajar rendah. Penyebab rendahnya daya serap para
siswa terhadap bahan ajar tersebut bukan karena faktor potensial, tetapi salah
satu penyebabnya yang penting ad alah minat membaca buku mahasiswa
yang lemah. Dengan adanya minat yang tinggi pada mahasiswa akan
menjadikan mahasiswa lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar.
Seseorang yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu biasanya tidak
dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam menguasai ilmu yang
dipelajari. Sebaliknya kalau seseorang belajar atau membaca dengan penuh
minat maka akan meluangkan waktunya yang cukupbanyak untuk mendalami
mata pelajaran tersebut sehingga diharapkan prestasi yang dicapai akan lebih
baik.
Berdasarkan uraian di atas penting kiranya untuk mengetahui secara
jelas apakah ada perbedaan prestasi antara mahasiswa yang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belalajar dan yang tidak. Untuk itu dilakukan
penelitian dengan judul “Perbandingan tingkat prestasi mahasiswa SI PGSD
Berasrama Banjarbaru yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar”.

6
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan PGSD Banjarbaru sebagai sumber
belajar?
2. Apakah perpustakaan PGSD Banjarbaru dapat dijadikan sumber belajar
secara optimal?
3. Apakah buku yang ada diperpustakaan PGSD Banjarbaru sesuai dengan
materi ajar sehingga dapat dijadikan sumber belajar?
4. Cocokkah ruang perpustakaan PGSD Banjarbaru untuk dijadikan tempat
belajar?
5. Bagaimana kelengkapan fasilitas perpustakaan PGSD Banjarbaru?
6. Apakah pelayanan diperpustakaan PGSD Banjarbaru memuaskan?
7. Bagaimana dengan kenyamanan penataan ruang perpustakaan PGSD
Banjarbaru untuk dijadikan sumber belajar?
8. Bagaimana prestasi mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru yang
sering memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?
9. Bagaimana prestasi mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru yang
jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?
10. Bagaimana perbandingan tingkat prestasi antara mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Banjarbaru yang sering memanfaatkan dan yang jarang
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?

C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Pemanfaatan perpustakaan PGSD Banjarbaru sebagai sumber belajar.
2. Prestasi mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru yang sering
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar.
3. Prestasi mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru yang jarang
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar.

7
4. Perbandingan tingkat prestasi antara mahasiswa SI PGSD Berasrama
Banjarbaru yang sering memanfaatkan dan yang jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.

D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan PGSD Banjarbaru sebagai sumber
belajar?
2. Bagaimana prestasi mahasiswa SI PGSD Berasrama Banjarbaru yang
sering memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?
3. Bagaimana prestasi mahasiswa PGSD S1 Berasrama Banjarbaru yang
jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?
4. Bagaimana perbandingan tingkat prestasi antara mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Banjarbaru yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana pemanfaatan perpustakaan PGSD Banjarbaru
sebagai sumber belajar.
2. Mengetahui bagaimana prestasi mahasiswa SI PGSD Berasrama
Banjarbaru yang sering memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar.
3. Mengetahui bagaimana prestasi mahasiswa S1 PGSD Berasrama
Banjarbaru yang jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar.
4. Mengetahui bagaimana perbandingan tingkat prestasi antara mahasiswa S1
PGSD Berasrama Banjarbaru yang sering dan jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.

8
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa agar lebih optimal lagi
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar.
2. Sebagai masukan bagi dosen, petugas perpustakaan agar selalu bekerja
sama dengan mahasiswa dalam memanfaatkan potensi perpustakaan dalam
meningkatkan prestasi.
3. Bagi peneliti, untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan tingkat
prestasi mahasiswa S1 PGSD Berasrama yang sering dan jarang
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar dan menjadi motivasi
kedepan bagi peneliti untuk selalu melibatkan perpustakaan dalam proses
belajar.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskriptif Teori
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Pendapat para ahli yang mengungkapkan pengertian belajar dengan
meninjau dari bermacam-macam sudut, diantaranya James O. Whittaker
merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengamatan. (Abu Ahmadi. 2003 :126)
Cronbach berpendapat bahwa Learning is shown by change in
behavior, asa result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
(Abu Ahmadi. 2003:127)
Winkel mengatakan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
(skripsi Slamet Harwanto. 2006 : 9)
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang telah
dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan atau aktifitas seseorang melalui proses pendidikan dan latihan,
yang dilakukan secara terus-menerus sepanjang hidup hingga
menimbulkan beberapa perubahan dan perkembangan pada dirinya baik
pengetahuan, tingkah laku, dan keterampilan untuk menuju kearah yang
lebih baik.

10
b. Ciri-Ciri Belajar.
Menurut Darsono Ciri-ciri belajar adalah sifat atau keadaan yang
khas dimiliki oleh perbuatan belajar, dengan demikian ciri-ciri belajar ini
akan membedakannya dengan perbuatan yang bukan belajar (skripsi
Slamet Harwanto. 2006 : 9)
. Ciri-ciri belajar tersebut adalah:
1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan
dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolok ukur
keberhasilan belajar.
2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan pada
orang lain. Jadi belajar bersifat individual.
3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan.
Berarti individu harus aktif bila dihadapkan pada suatu lingkungan
tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiiki
berbagai potensi untuk belajar. Misalnya perhatian, minat, pikiran,
emosi, motivasi dll.
4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri seseorang yang
belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terpisahkan satu sama
lain.
c. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar mempunyai arti yaitu faktor-
faktor
yang keberadaanya berubah-ubah dalam diri individu yang belajar. Pada
suatu saat faktor itu kuat, di saat lain melemah. Bila kondisi faktor itu
menguat, maka proses belajar yang terjadi akan lancar dan sebaliknya.
Bila sedang menurun siswa melalui bantuan guru perlu meningkatkannya.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar, antara lain:
a) Bahan Belajar dan Upaya Peningkatannya.
Bahan belajar sebagai muatan esensial diberikan untuk mencapai
tujuan belajar. Oleh karena itu bahan belajar harus dipilih sesuai
dengan tujuan belajar, disamping harus sesuai dengan minat siswa.
Kemajuan dibidang ilmu penegatahuan dan teknologi sekarang ini

11
memberikan kemudahan guru umtuk memperoleh bahan belajar yang
banyak dan bervariasi.
b) Alat Bantu dan Upaya Peningkatannya.
Alat bantu belajar adalah segala sesuatu yang direncanakan oleh guru,
biasanya berupa alat peraga dan media. Alat peraga berfungsi
memperjelas hal-hal yang telah diterangkan, karena dengan alat
peraga siswa mempunyai pengalaman lebih banyak daripada sekedar
mendengarkan. Media berfungsi sebagai bahan belajar yang perlu
dipelajari siswa tanpa melalui guru. Supaya suasana kondusif ini
terwujud, guru perlu melakukan berbagai kegiatan, misalnya
mengatur ruangan kelas secara tepat dan menarik, serta menciptakan
interaksi yang wajar berlandaskan rasa saying antar sesama (Darsono,
2000:33-37 dalam skripsi Slamet Harwanto. 2006 : 11)

2. Sumber Belajar.
Menurut Ahmad Rohani (1997 : 102) sumber belajar adalah segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Pada dasarnya
sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan ataulatihan adalah suatu sistem
yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan
sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual.
Sumber belajar inilah yang disebut media pendidikan atau media instruksional
untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sebagai sumber belajar
yang cocok, sumber tersebut menurut Sudjarwo (1988:125 dalam skripsi
Slamet Harwanto. 2006 : 12)harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu:
a) Harus dapat tersedia dengan cepat.
b) Harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri.
c) Harus bersifat individual, misalnya harus dapat memenuhi berbagai
kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.
Berdasarkan pada persyaratan tersebut, maka sebuah sumber belajar
harus berorientasi pada siswa secara individual yang berbeda dengan sumber
belajar yang tradisional, yaitu sesuatu sumber belajar yang dibuat berdasarkan
pada pendekatan yang berorientasi pada guru/lembaga pendidikan.

12
Pusat dan Peranan Sumber Belajar.
Menurut Sudjarwo (1988:126) pusat sumber belajar yang kadangkala
diberi nama lain yang serupa seperti laboratorium alat bantubelajar, alat bantu
belajar atau pusat belajar mandiri yang berfungsi melayani berbagai
kebutuhan individual suatu sekolah. Misalnya beberapa sekolah dapat
dilayani oleh suatu pusat sumber belajar. Pada umumnya, pusat-pusat seperti
itu ditempatkan dalam perpustakaan, yang sering mempunyai fungsi ganda
yaitu sebagai pusat sumber belajar yang tersedia untuk penyimpanan dan
untuk pemanfaatan sumberbelajar baik yang berupa cetak maupun non cetak.
(skripsi Slamet Harwanto. 2006 : 12)

3. Perpustakaan sebagai Sumber Belajar


a. Pengertian Perpustakaan Sekolah.
Hampir disetiap sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Perpustakaan merupakan pusat
sarana akademis. (Azhar Arsyad. 2002 : 101). Perpustakaan merupakan
unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan
memelihara koleksi bahan perpustakaan yang dikelola dan diatur secara
sistematis dengan cara tertentu, untuk digunakan secara kontinu oleh
pemakai sebagai sumber informasi (Nurhadi, 1983:4 dalam skripsi
Slamet Harwanto. 2006 : 22)
Perpustakaan merupakan sumber belajar yang harus dimanfaatkan
oleh siapapun yang masih mau belajar, dapat menjadi sumber belajar.
Tidak hanya terbatas pada perpustakaan sekolah saja melainkan juga
perpustakaan-perpustakaan lain yang bermacam jenis dan tingkatannya,
termasuk perpustakaan keliling yang diadakan di kota atau di daerah
tertentu. Guru dan siswa tidak memanfaatkan perpustakaan sekolah
sebagai sumber belajar, tetapi juga kemungkinan partisipasinya dalam
melengkapi koleksi sumber di perpustakaan itu, antara lain dengan
mengundang juga perhatian dan peranan orang tua murid maupun juga

13
lembaga yayasan luar sekolah yang bersimpati terhadap pendidikan
(Suharyono,2003:39 dalam skripsi Slamet Harwanto. 2006 : 22)

Parit M Yusuf dalam Nasution (1989:10 dalam skripsi Slamet


Harwanto. 2006 : 23) mengemukakan bahwa perpustakaan sebagai pusat
informasi, karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tempat terhimpun berbagai macam himpunan sumber informasi.
2) Tempat diolehnya berbagai macam himpunan sumber informasi.
3) Tempat menyebarluaskan berbagai macam sumber informasi.
4) Hal-hal tertentu berfungsi sebagai tempat lahirnya informasi.
5) Tempat dipelihara berbagai macam informasi.
6) Tempat pewaris budaya bangsa.
Untuk itu betapa pentingnya memanfaatkan sumber belajar dari
perpustakaan sekolah dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
b. Perpustakaan Sekolah dalam Proses Belajar Mengajar.
Perpustakaan adalah salah satu alat vital dalam setiap program
pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan
dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah lebih dikhususkan untuk
menunjang proses belajar pendidikan sebagai lembaga pendidikan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan
pada umumnya, maka dapat dikatakan bahwa pengertian perpustakaan
sekolah merupakan penjabaran bagi pengertian perpustakaan pada
umumnya. Perpustakaan sekolah terwujud dengan adanya suatu unit
tertentu disebuah lembaga yang bernama sekolah. Menurut Nurhadi
(1983:9 dalam skripsi Slamet Harwanto. 2006 : 23) perpustakaan sekolah
menunjang belajar mengajar di sekolah.
Perpustakaan sekolah menurut Nasution (1983:3 dalam skripsi
Slamet Harwanto. 2006 : 23) mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Membantu melaksanakan penelitian dan membantu menemukan
keterangan-keterangan yang didapat di dalam kelas. Perpustakaan
memperbanyak pengetahuan dengan menyediakan bahan
perpustakaan dalam segala bentuknya, yang menunjang pelajaran.

14
2) Memupuk daya kritis dari sumber yang beranekaragam, sehingga
dapat mengetahui berbagai informasi ilmu pengetahuan yang dapat
diberikan dengan cara berbeda-beda.
3) Membantu menghubungkan kreativitas, bila penting hubungan dan
ketrampilan lain.
4) Tempat untuk melestarikan buku dengan koleksi-koleksi karya
sastra dan budaya dari masa ke masa banyak tersimpan di
perpustakaan sekolah. Sehingga dapat menengok, mengerti,
menghayati kebudayaan dan kekayaan adat istiadat masa lampau.
5) Sebagai pusat penerangan, majalah, surat kabar yang memuat
tulisan-tulisan yang berisikan penerangan berbagai hal tentang
perkembangan siswa menjadi sumber informasi bagi siswa untuk
tetap berpijak pada zamannya.
6) Menjadi pusat dokumentasi, kliping, laporan kerja / album-album
dapat disimpan di perpustakaan sekolah.
7) Sebagai tempat rekreasi tempat rekreasi bacaan-bacaan ringan,
cerita-cerita lucu dapat menjadi pelepas ketegangan setelah
menerima pelajaran di dalam kelas.
Tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah di atas dapat diketahui
bahwa perpustakaan sekolah mempunyai peranan dalam menunjang
keberhasilan dalam belajar. Perpustakaan sekolah sebagai sumber
belajar.
c. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah.
Ciri utama perpustakaan sekolah adalah adanya fungsi
pemanfaatan terhadap koleksi yang dimilikinya, jadi perpustakaan
sekolah bukanlah sekedar “fosil ilmu Pengetahuan” bukan sekedar
koleksi buku, melainkan koleksi bahan pustaka yang baik berupa buku
maupun nonbuku yang berfugsi untuk dimanfaatkan secara efisien
maka koleksi tersebut harus di proses dan di urus (Soedibyo, 1987:85
dalam skripsi Slamet Harwanto. 2006 : 25).
Menurut Soejonotrimo dalam Nurhadi (1983:85-86 dalam skripsi
Slamet Harwanto. 2006 : 23) pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk

15
menuruti kebutuhan baik dalam belajar maupun minat-minatnya.
Pemanfaatan perpustakaan sekolah meliputi:
1) Meminjam atau membaca buku-buku, bahan-bahan yang
diwajibkan atau dianjurkan bagi penyelesaian pelajaran.
2) Di perpustakaan dapat mencari keterangan dan bahan-bahan yang
diperlukan.
3) Untuk memenuhi minat dan rekreasi yang sehat setiap harinya.
Pemanfaatan yang efektif dan efisien terhadap koleksi
perpustakaan akan menunjang kegiatan belajar-mengajar. Pemanfaatan
yang efektif meliputi frekuensi kunjungan ke perpustakan sekolah,
kesadaran untuk menjadi anggota perpustakaan, aktivitas siswa selama
di perpustakaan dan kesiapan sebelum ke perpustakaan.
4. Prestasi Belajar
Menurut (http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-
prestasi-belajar/) prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya
aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan
bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut
ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku
manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang
mendorong pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian
prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian
belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang
berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari
pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan.
Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28)
memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam

16
raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar
adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa
dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga
aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan
prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target
dalam ketiga kriteria tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami
proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa. Seseorang yang mengalami proses belajar
menginginkan hasiln yang baik sesuai apa yang hendak dicapai, untuk itu
perlu kiranya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern),
dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang
berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah,
masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

17
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan
ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang
normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat
perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh
kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak
yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor
intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu
aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi
seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan
normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai
prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah.”
Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah
“semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka
semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya,
semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau
kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi
seorang anak dalam usaha belajar.
Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat
dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang
berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan

18
tertentu.”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau
kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan
melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut
Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai
kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu
pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya
sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar
terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi
seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak
keinginan anak tersebut.
Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang.
Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”
Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat
adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah
“suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar

19
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang
menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena
minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang
siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan
dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat
belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang
mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan
terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya
dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar
adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.
Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik
akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan
Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa “motivasi adalah
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin
melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber
dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri
untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar
diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan
kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan
segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa

20
kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri
siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni
pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya
dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan
belajar secara aktif.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya
dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60)
faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan
keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan
pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat
seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa
aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi
pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan
akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”

21
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan
lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga
formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru
sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.
Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus
menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.
Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak
memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,
karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk
belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara
penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang
baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki
tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru
harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan,
dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
Prestasi belajar dalam penelitian ini diambil dari niliai IPK
semester 4 dari mahasiswa S1PGSD Berasrama Banjarbaru.

B. Kerangka Berpikir
Perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan sangat membantu
para mahasiswa dan dosen dalam memenuhi kebutuhan belajar mengajar. Di
dalam perpustakaan terdapat berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan
oleh mahasiswa dan dosen untuk menggali dan mengembangkan sumber

22
belajar mengajar yang nantinya dibawa ke dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas.
Pemanfaatkan sumber belajar di dalam perpustakan sekolah yang
menyediakan berbagai sumber penunjang dalam memperoleh penegetahuan
yang aktual dan juga untuk dalam mengembangkan materi dalam
memberikan paparan ketika didalam kelas agar tidak membosankan, perlu
sekali menggunakan sumber-sumber yang ada diperpustakaan. Dengan
pemanfaatan sumber belajar di perpustakaan ini yang apabila dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh akan dapat menciptakan sifat kritis dan kreatif dari
mahasiswa dan dosen, sehingga nantinya dapat digunakan atau dapat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.
Peranan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar terlihat jelas,
mengingat proses belajar mengajar modern menggunakan beberapa metode
antara lain: tanya jawab, ceramah, diskusi dan lain-lain. Dengan metode
tersebut peranan mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya
mendengarkan ceramah dari dosen secara pasif, tetapi harus melakukan
beberapa kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan belajar mengajar.
Dengan demikian dapat dibandingkan prestasi belajar yang di capai antara
mahasiswa yang sering memanfaatkan dan yang jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.

C. Hipotesis Penelitian
Terdapat Perbandingan tingkat prestasi belajar yang dicapai antara
mahasiswa yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai
sumber belajar.

23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan
dengan metode ilmiah. (http://www.pribadi-ibnu-rusdipengertian.co.id).
Dalam suatu penelitaian metode sangatlah penting, sebab dengan metode
penelitian penelitian yang dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari sistematis, pengumpulan data sampai pada analisis data.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Mengetahui bagaimana
perbandingan tingkat prestasi antara mahasiswa S1 PGSD Berasrama
Banjarbaru yang sering memanfaatkan dan yang jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar. Penelitian ini menggunakan metode:
1. Metode Dokumentasi.
Metode dokumentasi, dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai nilai IPK semester 4 dari mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Banjarbaru.
2. Metode Angket.
Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang
segala kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa S1 PGSD Berasrama
Banjarbaru yang berkenaan dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai
sumber belajar.

B. Populasi dan Sampel Penelitian.


Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diamati. Objek yang
diamati dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang
ada dalam objek tersebut dapat diukur atau diamati. Populasi terdapat dua
bagian yaitu ada populasi yang tak terbatas dan populasi yang dapat diketahui
jumlahnya. Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi disebut

24
“parameter” yaitu harga rata-rata hitung (mean) dan simpangan baku(standard
deviasi).( http://yenselpischa.wordpress.com/teknik-pengambilan-sample/)
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang memiliki karakter
tertentu sesuai dengan apa yang diteliti (Suharsimi, 1996:108 dalam skripsi
Slamet Harwanto. 2006 : 28). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru.
Tabel 1. Populasi penelitian.
No. Nama Mahasiswa Blok
1. Nurhidayati A
2. Musfi Rosmaini A
3. Yulyyana A
4. Nina Maulidya A
5. Khusnul Qotimah A
6. Fenny Noorjannah A
7. Laila Pitriani A
8. Nana Norliani A
9. Mariyana A
10. Fathul Jannah A
11. Rahmila Sari A
12. Wahyu Setyo Agustina A
13. Mahfuzatul Husna A
14. Maida Mustika A
15. Asri Fatimah A
16. Eka Fitriani A
17. Santi Sartika A
18. Afdah A
19. Norlatifah A
20. Siti Zubaidah B
21. Dewi Nur Utami F B
22. Syafaritul Jannah B
23. Megawati B
24. Noviecka W B

25
25. Aulia Azizah B
26. Hadiatul Hasanah B
27. Choirun Nisa B
28. Ita B
29. Paulina Rohana B
30. Dasimah B
31. Aulia Rahmi B
32. Norliani B
33. Sri Widyastutik B
34. Ukhti Fada Uhara B
35. Noorhayati B
36. Agustina Pusvitasari B
37. Salasiah B
38. Wahdiah B
39. Marietna TM B
40. Zainul Aulia D
41. Ary Pryatna Ridhoni D
42. Ahmad Fahriadi D
43. Dede Dewantara D
44. Syarif Fauzan D
45. Miyandi Eko Anugrah D
46. M. Eko Wahono D
47. Adi Rusandy D
48. M. Hidayatullah D
49. A. Bahruddin Jailani D
50. Aulia Rahman D
51. Ernadi Hepriyadi D
52. Arif Rahman Prasetyo D
53. Tri Wibowo D
54. Ranto Yunawan D
55. Ahmad Syadzali D
56. M. Raji D

26
57. Agus Setiawan D
58. R.A, Surya. M D
59. Rusdi D
60. Tonny Ispiani D
Jumlah 60 orang

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari : (1)
Identifikasi variabel, (2) Definisi operasional, (3) Pengembangan instrumen
penelitian dan pengukuran, dan (4) Uji coba instrumen penelitian.
1. Identifikasi variabel
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1996:91 dalam skripsi Susana
Herminingsih. 2005 :40). Sedangkan pendapat yang dikemukakan Hadi
(1989:224 dalam skripsi Susana Herminingsih. 2005 :13) variabel adalah
gejala-gejala yang bervariasi baik jenis maupun tingkatannya.
Variabel penelitian dibedakan menjadi variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel yang diteliti
terdiri dari 1 variabel terikat (devendent) dan 1 variabel bebas
(indevendent), yaitu :
a. Variabel terikat : Prestasi mahasiswa dilihat dari IPK semester IV (Y)
b. Variabel bebas : Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar.
(X).
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat
dalam gambar korelasi hubungan antara varibel berikut.

x Y

Adapun sub variabel yang mendukung dalam penyusunan


instrument adalah:
1) Keanggotaan mahasiswa di perpustakaan.
2) Frekuensi kunjungan ke perpustakaan.

27
3) Aktivitas mahasiswa di perpustakaan.
4) Penggunaan perpustakaan sebagai sumber belajar.
2. Definisi Operasional
Setiap variabel dirumuskan secara konseptual maupun operasional,
berdasarkan sintesis yang diperoleh dari kerangka teoritik.
Batasan Operasional adalah:
Pemanfaatkan sumber belajar di dalam perpustakan sekolah yang
menyediakan berbagai sumber penunjang mahasiswa dalam memperoleh
pengetahuan yang aktual dan juga untuk dosen dalam mengembangkan
materi dalam memberikan paparan ketika di dalam kelas agar tidak
membosankan, perlu sekali menggunakan sumber-sumber yang ada di
perpustakaan. Dengan pemanfaatan sumber belajar di perpustakaan ini
yang apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan dapat
menciptakan sifat kritis dan kreatif dari mahasiswa dan dosen, sehingga
nantinya dapat digunakan atau dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa,
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar meliputi :
keanggotaan mahasiswa di perpustakaan, frekuensi kunjungan ke
perpustakaan, aktivitas siswa di perpustakaan, penggunaan perpustakaan
sebagai sumber belajar.
3. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Pengukuran
Kegiatan pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa S1
PGSD Berasrama Banjarbaru yang dijadikan subjek penelitian. Kuesioner
digunakan untuk mengungkapkan variabel kompetensi pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar yang diisi langsung oleh respoden.

28
Pengukuran variabel pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber
belajar
ASPEK INDIKATOR NO
YANG ITEM
DIAMATI
Pemanfaatan 1) Keanggotaan mahasiswa di perpustakaan.
perpustakaan
sebagai sumber a. Memandang penting dan perlu adanya 1,2
belajar perpustakaan.
b. Motovasi mahasiswa menjadi anggota 3
perpustakaan sekolah.
2) Frekuensi kunjungan ke perpustakaan.
a. Kunjungan mahasiswa ke perpustakaan. 4,5
b. Mempunyai jadwal kunjungan ke 6
perpustakaan.
3) Aktivitas siswa di perpustakaan.
a. Mencari bahan yang berhubungan dengan 7,8,9
materi ajar.
b.Mempunyai inisiatif untuk belajar 10
kelompok di perpustakaan
4) Penggunaan perpustakaan sebagai sumber
belajar.
a. Motivasi mahasiswa untuk menggunakan 11
sumber belajar.
b. Sumber belajar yang menunjang di 12
perpustakaan

29
INSTRUMEN
PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
PETUNJUK ANGKET 1

1. Mohon bantuan sdr / sdri untuk menjawab semua pertanyaan yang ada.
2. Memberi tanda (x) pada kolom yang anda pilih sesuai keadaan yang
sebenarnya.
3. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu :
1 = sangat tidak setuju
2 = kurang setuju
3 = kadang – kadang
4 = setuju
5 = sangat setuju

JAWABAN
No. INTEM PERTANYAAN
1 2 3 4 5
1 2 3
Memandang penting dan perlu adanya perpustakaan
1.
sebagai pusat sumber belajar
Memandang penting dan perlu adanya perpustakaan
2.
sebagai tempat refresing
Memiliki motivasi untuk menjadi anggota
3.
perpustakaaan
Memiliki motivasi untuk menggunakan perpustakaan
4.
sebagai sumber belajar.
Perpustakaan memiliki sumber belajar yang
5.
menunjang.

30
INSTRUMEN
PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
PETUNJUK ANGKET 2

1. Mohon bantuan sdr / sdri untuk menjawab semua pertanyaan yang ada.
2. Memberi tanda (x) pada kolom yang anda pilih sesuai keadaan yang
sebenarnya.
3. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu :
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = biasa
4 = sering
5 = sangat sering

JAWABAN
No. INTEM PERTANYAAN
1 2 3 4 5
1 2 3

1. Mengunjungi perpustakaan jika ada tugas.

2. Mengunjungi perpustakaan jika tidak ada tugas.

3. Mempunyai jadwal kunjungan ke perpustakaan.

4. Mencari bahan yang berhubungan dengan materi ajar.

5. Sekedar membaca koran dan duduk santai melihat tv.

6. Memainkan piano yang ada di perpustakaan.

Mempunyai inisiatif untuk belajar kelompok di


7.
perpustakaan.

31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data
Penelitian diperoleh dengan menggunakan dokumentasi dan angket.
Hasil dokumentasi berupa informasi mengenai Nilai Indeks Prestasi Komulatif
(IPK) semester 4 dari mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru.
Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang segala kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru yang berkenaan
dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar.
1. Hasil Dokumentasi
Data diperoleh dengan mengumpulkan IPK 60 orang mahasiswa
S1 PGSD Berasrama. Data tersebut nantinya akan dihubungkan dengan
hasil angket pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar untuk
mengetahui mana mahasiswa yang sering dan jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar sehingga dapat membandingkan
prestasi mahasiswa yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar
Tabel 1. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Banjarbaru Semester IV
No Nama IPK
1 Nurhidayati 3.6
2 Musfi Rosmaini 3.55
3 Yulyyana 3.5
4 Nina Maulidya 3.45
5 Khusnul Qotimah 3.65
6 Fenny Noorjannah 3.55
7 Laila Pitriani 3.8
8 Nana Norliani 3.5
9 Mariyana 3.45
10 Fathul Jannah 3.4
11 Rahmila Sari 3.4
12 Wahyu Setyo Agustina 3.6
13 Mahfuzatul Husna 3.65

32
14 Maida Mustika 3.45
15 Asri Fatimah 3.55
16 Eka Fitriani 3.6
17 Santi Sartika 3.75
18 Afdah 3.6
19 Norlatifah 3.85
20 Siti Zubaidah 3.35
21 Dewi Nur Utami F 3.5
22 Syafaritul Jannah 3.5
23 Megawati 3.5
24 Noviecka W 3.6
25 Aulia Azizah 3.45
26 Hadiatul Hasanah 3.35
27 Choirun Nisa 3.35
28 Ita 3.4
29 Paulina Rohana 3.3
30 Dasimah 3.45
31 Aulia Rahmi 3.4
32 Norliani 3.45
33 Sri Widyastutik 3.2
34 Ukhti Fada Uhara 3.1
35 Noorhayati 3.6
36 Agustina Pusvitasari 3.35
37 Salasiah 3.5
38 Wahdiah 3.35
39 Marietna TM 3.2
40 Zainul Aulia 3.8
41 Ary Pryatna Ridhoni 3.55
42 Ahmad Fahriadi 3.3
43 Dede Dewantara 3.4
44 Syarif Fauzan 3.2
45 Miyandi Eko Anugrah 3.85
46 M. Eko Wahono 3.65
47 Adi Rusandy 3.4
48 M. Hidayatullah 3.5
49 A. Bahruddin Jailani 3.3
50 Aulia Rahman 3.4
51 Ernadi Hepriyadi 3.35
52 Arif Rahman Prasetyo 3.8
53 Tri Wibowo 3.5
54 Ranto Yunawan 3.55

33
55 Ahmad Syadzali 3.65
56 M. Raji
57 Agus Setiawan 3.2
58 Rd.A, Surya. M 3.1
59 Rusdi 3.3
60 Tonny Ispiani 3.14

2. Hasil Angket Pemanfaatan Perpustakaan sebagai Sumber Belajar


Tabel 2. Hasil Angket
No Nama Total Nilai
1 Nurhidayati 78.33
2 Musfi Rosmaini 56.67
3 Yulyyana 63.33
4 Nina Maulidya 61.67
5 Khusnul Qotimah 76.67
6 Fenny Noorjannah 63.33
7 Laila Pitriani 83.33
8 Nana Norliani 55
9 Mariyana 63.33
10 Fathul Jannah 61.67
11 Rahmila Sari 70
12 Wahyu Setyo Agustina 75
13 Mahfuzatul Husna 71.67
14 Maida Mustika 58.33
15 Asri Fatimah 73.33
16 Eka Fitriani 85
17 Santi Sartika 75
18 Afdah 71.67
19 Norlatifah 81.67
20 Siti Zubaidah 70
21 Dewi Nur Utami F 68.33
22 Syafaritul Jannah 63.33
23 Megawati 61.67
24 Noviecka W 63.33
25 Aulia Azizah 66.67
26 Hadiatul Hasanah 65
27 Choirun Nisa 63.33
28 Ita 70
29 Paulina Rohana 63.33

34
30 Dasimah 58.33
31 Aulia Rahmi 46.67
32 Norliani 70
33 Sri Widyastutik 55
34 Ukhti Fada Uhara 55
35 Noorhayati 85
36 Agustina Pusvitasari 66.67
37 Salasiah 71.67
38 Wahdiah 58.33
39 Marietna TM 60
40 Zainul Aulia 85.33
41 Ary Pryatna Ridhoni 73.33
42 Ahmad Fahriadi 63.33
43 Dede Dewantara 58.32
44 Syarif Fauzan 56.67
45 Miyandi Eko Anugrah 73.33
46 M. Eko Wahono 71.67
47 Adi Rusandy 66.67
48 M. Hidayatullah 65
49 A. Bahruddin Jailani 68.33
50 Aulia Rahman 66.67
51 Ernadi Hepriyadi 50
52 Arif Rahman Prasetyo 71.67
53 Tri Wibowo 56.67
54 Ranto Yunawan 60
55 Ahmad Syadzali 71.67
56 M. Raji 60
57 Agus Setiawan 68.33
58 R.A, Surya. M 35
59 Rusdi 66.67
60 Tonny Ispiani 53.33
Jumlah 3948.65

35
B. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang
dirumuskan oleh karena itu jawaban sementara tersebut harus diuji sehingga
dari pengujian yang dilakukan akan diketahui apakah data-data yang
terkumpul tersebut mendukung hipotesis ataukah sebaliknya menolak
hipotesis yang diajukan.
Hipotesis yang diajukan terdapat perbandingan tingkat prestasi belajar
yang dicapai antara mahasiswa yang sering dan jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.
Melalui data yang disajikan diketahui jumlah hasil pengisian angket
adalah 3948, 65 dari total keseluruhan. Untuk mengklasifikasikan
mahasiswa yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai
sumber belajar digunakan passing grade (PG) sebagai batasan. Jadi,
mahasiswa yang di atas passing grade di anggap sering ke perpustakaan dan
yang dibawah passing grade dianggap jarang ke perpustakaan.
Diketahui:
Jumlah nilai pengisian angket = 3948, 65
Jumlah responden (mahasiswa S1 PGSD Berasrama) = 60 orang

Rata-rata = = 65, 81= 66

Standar Deviasi (SD) = x 66 = 22

Passing grade = Rata-rata + . SD

= 66 + . 22

= 66 + 5, 5
= 71, 5
Dengan menggunakan passing grade sebagai batasan di ditemukan
mahasiswa yang sering dan jarang menggunakan perpustakaan sebagai
sumber belajar.

36
1. Mahasiswa yang Sering Memanfaatkan Perpustakaan sebagai
Sumber Belajar.
Tabel 3. Mahasiswa yang sering
No Nama Total Nilai IPK
1 Nurhidayati 78.33 3.6
2 Khusnul Qotimah 76.67 3.65
3 Laila Fitriani 83.33 3.8
4 Wahyu Setyo Agustina 75 3.6
5 Mahfuzatul Husna 71.67 3.65
6 Asri Fatimah 73.33 3.55
7 Eka Fitriani 85 3.6
8 Santi Sartika 75 3.75
9 Afdah 71.67 3.6
10 Norlatifah 81.67 3.85
11 Noorhayati 85 3.6
12 Salasiah 71.67 3.5
13 Zainul Aulia 85.33 3.8
14 Ary Pryatna Ridhoni 73.33 3.55
15 Miyandi Eko Anugrah 73.33 3.85
16 M. Eko Wahono 71.67 3.65
17 Arif Rahman Prasetyo 71.67 3.8
18 Ahmad Syadzali 71.67 3.65
Jumlah 66.05

Hasil analisis diketahui mahasiswa S1 PGSD Berasrama


Banjarbaru yang sering memanfaaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar berjumlah 18 orang.

2. Mahasiswa yang Jarang Memanfaatkan Perpustakaan sebagai


Sumber Belajar.
Tabel 4. Mahasiswa yang jarang
No Nama Total Nilai IPK
1 Musfi Rosmaini 56.67 3.55
2 Yulyyana 63.33 3.5
3 Nina Maulidya 61.67 3.45
4 Fenny Noorjannah 63.33 3.55
5 Nana Norliani 55 3.5
6 Mariyana 63.33 3.45

37
7 Fathul Jannah 61.67 3.4
8 Rahmila Sari 70 3.4
9 Maida Mustika 58.33 3.45
10 Siti Zubaidah 70 3.35
11 Dewi Nur Utami F 68.33 3.5
12 Syafaritul Jannah 63.33 3.5
13 Megawati 61.67 3.5
14 Noviecka W 63.33 3.6
15 Aulia Azizah 66.67 3.45
16 Hadiatul Hasanah 65 3.35
17 Choirun Nisa 63.33 3.35
18 Ita 70 3.4
19 Paulina Rohana 63.33 3.3
20 Dasimah 58.33 3.45
21 Aulia Rahmi 46.67 3.4
22 Norliani 70 3.45
23 Sri Widyastutik 55 3.2
24 Ukhti Fada Uhara 55 3.1
25 Agustina Pusvitasari 66.67 3.35
26 Wahdiah 58.33 3.35
27 Marietna TM 60 3.2
28 Ahmad Fahriadi 63.33 3.3
29 Dede Dewantara 58.32 3.4
30 Syarif Fauzan 56.67 3.2
31 Adi Rusandy 66.67 3.4
32 M. Hidayatullah 65 3.5
33 A. Bahruddin Jailani 68.33 3.3
34 Aulia Rahman 66.67 3.4
35 Ernadi Hepriyadi 50 3.35
36 Tri Wibowo 56.67 3.5
37 Ranto Yunawan 60 3.55
38 M. Raji 60 3.3
39 Agus Setiawan 68.33 3.2
40 R.A, Surya. M 35 3.1
41 Rusdi 66.67 3.3
42 Tonny Ispiani 53.33 3.14
Jumlah 141.99

38
Hasil analisis diketahui mahasiswa S1 PGSD Berasrama
Banjarbaru yang jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar
berjumlah 42 orang.
Untuk mengetahui adakah perbandingan prestasi antara mahasiswa
S1 PGSD Berasrama Banjarbaru yang sering dan jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar dilakukan dengan membedakan rata-
rata keduanya.
Mahasiswa S1 PGSD Berasrama yang sering memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.
Jumlah mahasiswa = 18 orang
Jumlah IPK dari keseluruhan siswa yang sering = 66,05
Rata – rata = = 3, 67

Mahasiswa S1 PGSD Berasrama yang jarang memanfaatkan


perpustakaan sebagai sumber belajar.
Jumlah mahasiswa = 42 orang
Jumlah IPK dari keseluruhan siswa yang sering = 141, 99
Rata – rata = = 3, 38

Berdasarkan perhitungan yang ditunjukkan di atas terlihat ada perbandingan


prestasi antara mahasiswa yang sering dan jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Masalah yang ingin diungkapkan melalui penelitian ini adalah ada
tidaknya peanrbanding antara mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru
yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar.
Dari hasil pengujian menunjukan ada perbandingan antara mahasiswa S1
PGSD Berasrama yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar.

39
1. Perbandingan Tingkat Prestasi antara Mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Banjarbaru yang Sering dan Jarang Memanfaatkan
Perpustakaan sebagai Sumber Belajar

Perbandingan Prestasi

3.7
3.65
3.6
3.55
3.5
3.45 3.67 Perbedaan Prestasi
3.4
3.35
3.3 3.38
3.25
3.2
Sering Jarang

Berdasarkan hasil IPK terlihat perbanding yang cukup signifikan


antara mahasiswa yang sering dan jarang memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar, meskipun prestasi mahasiswa jarang
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar juga masih
dikategorikan bagus.

2. Persentase Jumlah Mahasiswa S1 PGSD Berasrama yang Sering


dan Jarang Memanfaatkan Perpustakaan sebagai Sumber Belajar
Jumlah mahasiswa S1 PGSD Berasrama yang sering dan jarang
sangat jauh berbeda dari 60 orang hanya 18 orang yang sering dan 42
orang yang jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar.
Jika dipersentasikan :

P= x 100%

Persentasi Sering = x 100% = 30 %

Persentase Jarang = x 100% = 70%

40
Jika digambarkan dalam bentuk diagram yaitu :

Persentase Mahasiswa Memanfaatkan


Perpustakaan sebagai Sumber Belajar

30%

Sering
70% Jarang

Persentase di atas menunjukkan kurang optimalnya mahasiswa S1


PGSD Berasrama Banjarbaru dalam memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar. Kekurang optimalan disebabkan beberapa
kendala, yaitu :
1. Petugas perpustakaan yang menangani pengelolaan perpustakaan
di PGSD Banjarbaru hanya satu orang sehingga pengelolaannya
kurang optimal.
2. Koleksi buku yang ada diperpustakaan kurang menunjang.
Kebanyakan buku berupa buku-buku lama dan buku baru hanya
sebagian yang berhubungan dengan perkuliahan dan buku-buku
paket SD sebagiannya lagi tidak berhubungan dengan perkuliahan
misalnya buku kecantikan, golf, tanaman, perikanan dan lain-lain.
Sehingga mahasiswa lebih memilih meminjam buku di
perpustakaan LPMP atau langsung online dari internet.

41
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan perpustakaan PGSD Banjarbaru sebagai sumber belajar
oleh mahasiswa S1 PGSD Berasrama belum optimal, terlihat dari hasil
angket yaitu hanya 30% dari 60 orang mahasiswa yang dikategorikan
sering memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar sisanya 70%
dikategorikan jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar.
2. Prestasi mahasiswa SI PGSD Berasrama Banjarbaru yang sering
memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar setelah dirata-
ratakan adalah 3, 67. Prestasi mahasiswa S1 PGSD Berasrama
Banjarbaru yang jarang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar setelah dirata-ratakan adalah 3,38 sehingga terbukti hipotesis
kalau ada perbandingan tingkat prestasi antara mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Banjarbaru yang sering dan jarang memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.
3. Kekurang optimalan disebabkan beberapa kendala, yaitu :
- Petugas perpustakaan yang menangani pengelolaan perpustakaan di
PGSD Banjarbaru hanya satu orang sehingga pengelolaannya kurang
optimal.
- Koleksi buku yang ada diperpustakaan kurang menunjang.
Kebanyakan buku berupa buku-buku lama dan buku baru hanya
sebagian yang berhubungan dengan perkuliahan dan buku-buku paket
SD sebagiannya lagi tidak berhubungan dengan perkuliahan misalnya
buku kecantikan, golf, tanaman, perikanan dan lain-lain. Sehingga

42
mahasiswa lebih memilih meminjam buku di perpustakaan LPMP
atau langsung online dari internet.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa agar lebih optimal lagi memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar.
2. Bagi dosen agar selalu bekerjasama dengan mahasiswa dalam
memanfaatkan potensi perpustakaan dalam meningkatkan prestasi.
3. Bagi PGSD agar lebih banyak menambah koleksi buku yang berhubungan
den perpustakaan.
4. Bagi pengelola atau petugas perpustakaan hendaknya selalu memberikan
pelayanan yang lebih baik sehingga mahasiswa lebih terbantu dalam
mencari sumber belajar di perpustakaan.

43
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar, Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Herminingsih, Susana. 2005. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber


Belajar dan Hubungannya dengan Prestasi belajar siswa Sekolah Dasar
Pangudi Luhur Bernardus Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi.
Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Harwanto, Slamet. 2006. Korelasi Pemanfaatan Sumber Belajar Geografi di


Perpustakaan dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Karangdowo Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2005/2006.
Skripsi. Semarang : Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Sunartombs. 2009. Pengertian Prestasi Belajar. (blog online)


(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/)

Suhairi. 2008. Teknik Pengambilan Sample. (blog yenselpischa)


(http://yenselpischa.wordpress.com/teknik-pengambilan-sample/)

Rusdi, Ibnu. Pengertian Penelitian. (blog online) (http://www.pribadi-ibnu-


rusdipengertian.co.id).

44

Anda mungkin juga menyukai