Makalah MTK Kel.6
Makalah MTK Kel.6
Makalah MTK Kel.6
HALAMAN JUDU
KEKONGRUENAN
Kelas 2 PGSD A1
Oleh
i
PRAKATA
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
PRAKATA............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3. Tujuan.................................................................................................................1
1.4. Manfaat..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
3.1. Simpulan.............................................................................................................9
3.2. Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1
1.4. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
(gb.2.1)
3
Sehingga panjang sisi BC adalah 10 cm. Selanjutnya, kita tentukan besar
sudut ACB.
Selanjutnya kita tentukan besar sudut QPR pada segitiga yang berwarna biru
sebagai berikut.
Karena sudut ABC kongruen dengan sudut QRP, panjang sisi BC sama
dengan panjang sisi RP, dan besar sudut ACB kongruen dengan sudut QPR,
maka berdasarkan aturan sudut-sisi-sudut (sd.ss.sd), maka dapat disimpulkan
bahwa segitiga ABC kongruen dengan segitiga PQR.
Bentuk-bentuk kongruen adalah bentuk-bentuk yang memiliki ukuran dan
bentuk yang sama, bentuk-bentuk tersebut merupakan duplikat yang persis
sama satu sama lain. Bentuk-bentuk tersebut dapat dibuat bertumpang tindih
sehingga bagian-bagiannya yang bersesuaian saling berimpitan. Contoh
bangun datar yang kongruen yaitu segitiga dan persegi panjang.
a. Segitiga
4
bersesuaian pada segitiga yang lain, maka segitiga-segitiga tersebut
kongruen. (ket: sd = sudut, ss = sisi).
3. Prinsip 3: (sd.ss.sd. sd.ss.sd.) jika dua sudut dan sisi diantaranya
pada suatu segitiga kongruen dengan bagian-bagian yng bersesuaian
pada segitiga yang lain, maka segitiga-segitiga tersebut kongruen.
4. Prinsip 4: (ss.ss.ss. ss.ss.ss.) jika tiga sisi pada suatu segitiga
kongruen dengan tiga sisi pada segitiga yang lain, maka segitiga-
segitiga tersebut kongruen.
Persegi panjang dikatakan kongruen jika memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Pada permukaannya diberi garis-garis sejajar jika ubin ABCD digeser
searah AB(tanpa dibalik), diperolehA => B, B = > E, D => C, dan C => F
sehingga ubin ABCD akan menempati ubin BEFC. Akibatnya,
AB => BE sehingga AB = BE
BC => EF sehingga BC = EF
DC => CF sehingga DC = CF
AD => BC sehingga AD = DC
5
2.2. Kongruensi Bangun Datar
(gb.2.2)
Gambar di atas adalah gambar permukaan lantai yang akan dipasang ubin
persegipanjang. Pada permukaannya diberi garis-garis sejajar. Jika ubin ABCD
digeser searah AB (tanpa dibalik), diperoleh A => B, B => E, D => C, dan C => F
sehingga ubin ABCD akan menempati ubin BEFC. Akibatnya,
AB => BE sehingga AB = BE
BC => EF sehingga BC = EF
DC => CF sehingga DC = CF
AD => BC sehingga AD = BC
6
∠ABC => ∠BEF sehingga ∠ABC = ∠BEF
7
c. Sudut A berkorespondensi dengsn sudut P, sudut B
berkorespondensi dengan sudut Q, dan seterusnya.
Definisi:
Sisi-sisi: Sudut :
AB≅QR <A≅<R
BC≅<PR <B≅<Q
AC≅<PR <C≅<P
8
ABC ≅ PQR
Dimana : AC ≅ PR
AB ≅ PQ
<A≅ <P
XYS≅ PQR
Dimana : XZ ≅ QR
XY ≅ QP
<Y ≅ <P
PQR ≅ ABC
<P≅<B
PQ≅AB
9
Contoh soal:
Diketahui: AD ≅ BC
AB ≅ CD
Jawab :
1. AD ≅ BC diketahui
2. AB ≅ CD diketahui
3. AC ≅ BD sifatjajar genjang
4. AC garis persekutuan ADC dan ABD sifat persekutuan
<1 ≅ <2 dan <3 ≅ <4 tiga sisi pada kedua segitiga
<B ≅ <D sudut yang diapit dan sisi yang kongruen dan dihadap sisi
yang kongruen, maka sudut yang bersesuaian sama besar.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Tim Sigma. 2016. Top Book SMP Kelas IX. :Gramedia Widisarana.
Badriyah, Basyit. 2016. Ensiklopedia Rumus Matematika SMP Kelas 7,8,9. Pustaka Ilmu
Semesta. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta.
Tampomas, Husein. 2006. Matematika Plus. Jakarta: Yudhistira.
Djumanta, Wahyudin. 2006. Mari Memahami Konsep Dasar Matematika. Bandung:
Grafindo.
13
LAMPIRAN
LATIHAN SOAL!
1. Perhatikan gambar berikut:
14
5. Perhatikan dua bangun datar yang kongruen berikut!
15
PEMBAGIAN TUGAS
16
17