Makalah MTK Kel.6

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HALAMAN JUDU

KEKONGRUENAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika.

Dosen Pengampu Wulan Sutriyani, M.Pd.

Kelas 2 PGSD A1

Oleh

1. Cindi Arina Manasikana 191330000405


2. Putri Novi Saidah 191330000438
3. Farah Mau’ida 191330000447

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2020

i
PRAKATA

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt.


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Matematika dengan judul “Kekongruenan”. Pemakalah mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Dosen Pengampu mata kuliah Matematika Ibu Wulan Sutriyani, M.Pd.


2. Ibu Dosen Pemakalah yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
materi pada pemakalah.
3. Semua pihak yang tidak dapat pemakalah sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Jepara, April 2020

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

PRAKATA............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3. Tujuan.................................................................................................................1

1.4. Manfaat..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1. Pengertian Kongruensi.......................................................................................3

2.2. Kongruensi Bangun Datar...................................................................................5

2.2. Kongruensi Segitiga............................................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................................9

3.1. Simpulan.............................................................................................................9

3.2. Saran..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua


aspek, yaitu bentuk dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang
sama tapi dengan ukuran berbeda banyak dijumpai atau digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, miniatur bangunan dan bangunan itu sendiri,
peta suatu daerah dengan daerah sesungguhnya dan lain-lain. Dua benda yang
memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda disebut sebangun.
Adanya kekongruenan antara dua benda akan berguna untuk mengungkapkan
informasi berkaitan dengan benda kedua dengan memanfaatkan informasi
pada benda pertama atau sebaliknya. Kekongruenan bangun datar merupakan
bagian dari meteri matematika yang dinilai relatif sulit bagi siswa terutama
pada sub pokok bahasan kekongruenan segitiga. Masih banyak kesulitan
untuk mentukan kekongruenan segitiga. Salah satu kompetensi dasar yang
harus dimiliki adalah mengidentifikasi sifat - sifat dua segitiga kongruen.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kongruensi?


b. Apa yang dimaksud dengan kongruensi bangun datar?
c. Apa yang dimaksud dengan kongruenan segitiga?

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian kongruensi


b. Untuk mengetahui kongruensi bangun datar
c. Untuk mengetahui kekongruenan pada segitiga

1
1.4. Manfaat

a. Untuk mengetahui pengertian kongruensi


b. Untuk mengetahui kongruensi bangun datar
c. Untuk mengetahui kekongruenan pada segitiga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kongruensi

Kekongruenan merupakan dua buah bangun datar yang di mana kedua


bangunnya sama – sama memiliki bentuk dan juga ukuran yang sama.
Kekongruenan ini biasa dilambangkan dengan pemakaian simbol ≅.

Pada kedua bangun di atas adalah bangun yang kongruen, karena


panjang KL = PQ, Panjang LM = QR, panjang MN = RS, panjang NK =
SP maka oleh karena itu, pada bangun KLMN dan PQRS dapat dikatakan
adalah kongruen karena memiliki bentuk dan ukuran yang sama.

Perhatikan kedua segitiga siku-siku di bawah ini!

(gb.2.1)

Buktikan bahwa segitiga ABC kongruen dengan segitiga PQR!

Pembahasan Pertama kita tentukan panjang dari sisi BC. Dengan


menggunakan Teorema Pythagoras, kita mendapatkan

3
Sehingga panjang sisi BC adalah 10 cm. Selanjutnya, kita tentukan besar
sudut ACB.

Sedangkan besar sudut ABC dapat ditentukan dengan menggunakan jumlah


sudut dalam segitiga sebagai berikut.

Selanjutnya kita tentukan besar sudut QPR pada segitiga yang berwarna biru
sebagai berikut.

Karena sudut ABC kongruen dengan sudut QRP, panjang sisi BC sama
dengan panjang sisi RP, dan besar sudut ACB kongruen dengan sudut QPR,
maka berdasarkan aturan sudut-sisi-sudut (sd.ss.sd), maka dapat disimpulkan
bahwa segitiga ABC kongruen dengan segitiga PQR.
Bentuk-bentuk kongruen adalah bentuk-bentuk yang memiliki ukuran dan
bentuk yang sama, bentuk-bentuk tersebut merupakan duplikat yang persis
sama satu sama lain. Bentuk-bentuk tersebut dapat dibuat bertumpang tindih
sehingga bagian-bagiannya yang bersesuaian saling berimpitan. Contoh
bangun datar yang kongruen yaitu segitiga dan persegi panjang.

a. Segitiga

   Dalam segitiga kongruen ada empat prinsip, yaitu:

1. Prinsip 1: jika dua segitiga kongruen, maka bagian-bagiannya yang


bersesuaian juga kongruen. (bagian-bagian yang bersesuaian pada
segitiga-segitiga kongruen adalah kongruen).
2. Prinsip 2: (ss.sd.ss.   ss.sd.ss.) jika dua sisi dan sudut yang
dibentuknya pada suatu segitiga kongruen dengan bagian-bagian yang

4
bersesuaian pada segitiga yang lain, maka segitiga-segitiga tersebut
kongruen. (ket: sd = sudut, ss = sisi).
3. Prinsip 3: (sd.ss.sd.   sd.ss.sd.) jika dua sudut dan sisi diantaranya
pada suatu segitiga kongruen dengan bagian-bagian yng bersesuaian
pada segitiga yang lain, maka segitiga-segitiga tersebut kongruen.
4. Prinsip 4: (ss.ss.ss.   ss.ss.ss.) jika tiga sisi pada suatu segitiga
kongruen dengan tiga sisi pada segitiga yang lain, maka segitiga-
segitiga tersebut kongruen.

Sedangkan syarat segitiga yang kongruen yaitu:

1. Ketiga pasang sisi yang bersesuaian sama panjang.


2. Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang dibentuk oleh
sisi-sisi sama besar.
3. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan
kedua titik sudut itu sama panjang.
b. Persegi panjang

Persegi panjang dikatakan kongruen jika memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Pada permukaannya diberi garis-garis sejajar jika ubin ABCD digeser
searah AB(tanpa dibalik), diperolehA => B, B = > E, D => C, dan C => F
sehingga ubin ABCD akan menempati ubin BEFC. Akibatnya,

AB => BE sehingga  AB = BE

BC => EF sehingga BC = EF

DC => CF sehingga DC = CF

AD => BC sehingga AD = DC

Syarat-syarat persegi panjang yang kongruen antara lain, yaitu:

1) Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang


2) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

5
2.2. Kongruensi Bangun Datar

Untuk memahami pengertian kekongruenan pada bangun datar, silahkan


simak ilustrasi berikut ini. Pernahkah kamu melihat seorang tukang bangunan
yang sedang memasang ubin? Sebelum ubin-ubin itu dipasang, biasanya tukang
tersebut memasang benang-benang sebagai tanda agar pemasangan ubin tersebut
terlihat rapi, seperti tampak pada gambar di bawah ini. Cara pemasangan ubin
tersebut dapat diterangkan secara geometri seperti berikut.

(gb.2.2)

Gambar di atas adalah gambar permukaan lantai yang akan dipasang ubin
persegipanjang. Pada permukaannya diberi garis-garis sejajar. Jika ubin ABCD
digeser searah AB (tanpa dibalik), diperoleh A => B, B => E, D => C, dan C => F
sehingga ubin ABCD akan menempati ubin BEFC. Akibatnya,

AB => BE sehingga AB = BE

BC => EF sehingga BC = EF

DC => CF sehingga DC = CF

AD => BC sehingga AD = BC

∠DAB =>  ∠CBE sehingga ∠DAB = ∠CBE

6
∠ABC =>  ∠BEF sehingga ∠ABC = ∠BEF

∠BCD =>  ∠EFC sehingga ∠BCD = ∠EFC

∠ADC =>  ∠BCF sehingga ∠ADC = ∠BCF

Berdasarkan pemaparan di atas maka diperoleh bahwa:

sisi-sisi yang bersesuaian dari persegipanjang ABCD dan persegipanjang BEFC


sama panjang, dan sudut-sudut yang bersesuaian dari persegi panjang ABCD dan
persegi panjang BEFC sama besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa persegi
panjang ABCD dan persegipanjang BEFC memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Dua persegi panjang yang demikian dikatakan kongruen.

Berdasarkan uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa dua bangun yang


kongruen pasti sebangun, tetapi dua bangun yang sebangun belum tentu kongruen.
Bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama dikatakan bangun-
bangun yang kongruen. Pengertian kekongruenan tersebut berlaku juga untuk
setiap bangun datar

2.3. Kongruensi Segitiga

Secara khusus membahas kongruensi segitiga. Untuk mengawali


pembahasan terlebih dahulu perlu dipahami tentang korespondensi satu lawan
satu. Dua polygon dikatakan saling berkoresponden jika banyaknya titik sudut
sana.

Poligon ABCD berkorespondensi dengan poligon PQRS, ini berarti:


a. Titik A berkorespondensi dengan titik P, titik B berkorespondensi
dengan titik Q dan seterusnya.
b. Sisi AB berkorespondensi dengan titik PQ, sisi BC
berkorespondensi dengan sisi QR, dan seterusnya.

7
c. Sudut A berkorespondensi dengsn sudut P, sudut B
berkorespondensi dengan sudut Q, dan seterusnya.

Definisi:

Dua polygon adalah kongruen jika ada korespondensi satu-satu antara


titik-titik sudutnya sedemikian sehingga:

a. Semua pasangan sisi yang saling berkorespondensi adalah


kongruen.
b. Semua pasangan sudut yang saling berkorespondensi adalah
kongruen.

POSTULAT 1: Dua segitiga kongruen jika sudut-sudut berkorespondensi


sama besar dan sisi-sisi dan berkorespondensi sama panjang.

Sisi-sisi: Sudut :

AB≅QR <A≅<R

BC≅<PR <B≅<Q

AC≅<PR <C≅<P

POSTULAT 2: Dua segitiga kongruen jika satu sudut yang


berkorespondensi sama besar dan dua sisi yang berkorespindensi sama
besar.

8
ABC ≅ PQR

Dimana : AC ≅ PR

AB ≅ PQ

<A≅ <P

POSTULAT 3 : Dua segitiga dikatakan kongruen jika dua sisi


berkorespondensi sama panjang dan satu sudut yang menghadap slah satu
sisi tersebut sama besar.

XYS≅ PQR

Dimana : XZ ≅ QR

XY ≅ QP

<Y ≅ <P

Postula 4 : Dua seegitiga dikatakan kongruen jika satu sisi yang


bersesuaian sama panjang dan dua sudut yang bersesuaian yang terletak
pada sisi tersebut sama besar.

PQR ≅ ABC

Dimana: <P ≅<A

<P≅<B

PQ≅AB

POSTULAT 5 : Dua segitiga dikatakan kongruen jika dua segitga yang


berkorespondensi sama besar dan satu sisi dihadapan salah satu sudut
tersebut sama panjang.

9
Contoh soal:

Diketahui: AD ≅ BC

AB ≅ CD

Buktikan : <1 ≅ <2 dan <3 ≅ <4

Jawab :

1. AD ≅ BC diketahui
2. AB ≅ CD diketahui
3. AC ≅ BD sifatjajar genjang
4. AC garis persekutuan ADC dan ABD sifat persekutuan
 <1 ≅ <2 dan <3 ≅ <4 tiga sisi pada kedua segitiga
 <B ≅ <D sudut yang diapit dan sisi yang kongruen dan dihadap sisi
yang kongruen, maka sudut yang bersesuaian sama besar.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Bangun-bangun geometri dikatakan kongruen (sama sebangun) jika dan


hanya jika bangun-bangun itu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama.
Dua buah segitiga dikatakan kongruen jika dan hanya jika memenuhi
sifatsifat berikut: 1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. 2. Sudut-
sudut yang bersesuaian sama besar.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas, penulis memberikan saran atau


rekomendasi untuk menyempurnakan penulisan makalah ini yaitu:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil


penulisan makalah ini guna menjawab beberapa pertanyaan atau
permasalahan yang muncul ketika penulisan makalah ini
berlangsung.
2. Untuk lebih memahami materi kekongruenan harus lebih banyak
berlatih mengerjakan soal sejenis.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Tim Sigma. 2016. Top Book SMP Kelas IX. :Gramedia Widisarana.
Badriyah, Basyit. 2016. Ensiklopedia Rumus Matematika SMP Kelas 7,8,9. Pustaka Ilmu
Semesta. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta.
Tampomas, Husein. 2006. Matematika Plus. Jakarta: Yudhistira.
Djumanta, Wahyudin. 2006. Mari Memahami Konsep Dasar Matematika. Bandung:
Grafindo.

13
LAMPIRAN
LATIHAN SOAL!
1. Perhatikan gambar berikut:

Apakah jajargenjang ABCD dan PGRS kongruen?


2. Perhatikan gambar berikut!

Apabila ABCDEF adalah segienam beraturan, FD = 2x – 1, dan AC = 4x –


13, tentukan nilai x dan panjang dari diagonal AC!

3. Diketahui panjang SR adalah 8 cm.

Tentukan panjang QS!

4. Perhatikan gambar di bawah ini! Apakah persegi panjang ABCD kongruen


dengan persegi panjang PQRS?

14
5. Perhatikan dua bangun datar yang kongruen berikut!

Tentukan besar sudut E!

15
PEMBAGIAN TUGAS

1) Cindi Arina Manasikana (191330000405)


 Mencari referensi, mengumpulkan materi dan mengetik 2.2
 Mengetik makalah

2) Putri Novi Saidah (191330000438)


 Mencari referensi, mengumpulkan materi dan mengetik 3.2
 Membuat PPT

3) Farah Mau’ida (191330000447)


 Mencari referensi, mengumpulkan materi dan mengetik 1.2
 Membuat dan mengetik 5 soal
 Mengedit makalah

16
17

Anda mungkin juga menyukai