Laporan UJI ANTAGONIS TRICHODERMA TERHADAP GANODERMA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizkia Afriani Asisten:

NIM : G34170010 1. Amelia (G34160024)


Kelompok :1 2. Dinda Hikmah T (G34160038)
Lab : Lab BIO 6 3. Ismail Maulana T (G34160083)

UJI ANTAGONIS TRICHODERMA TERHADAP GANODERMA

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Antagonis merupakan peristiwa yang menyebabkan tertekannya aktivitas suatu
mikroorganisme jika dua mikroorganisme atau lebih berada pada tempat yang
berdekatan. Uji antagonis merupakan uji yang digunakan membuktikan bahwa
mikroorganisme yang bersifat antagonis dapat menghambat aktivitas mikrooganisme
lain yang berada ditempat yang berdekatan. Mikroorganisme yang bersifat antagonis ini
memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga dapat menutupi mikroorganisme yang
berdekatan dengannya (Tuju 2004). Trichoderma diketahui memiliki kemampuan
antagonis terhadap cendawan patogen. Trichoderma mudah ditemukan pada ekosistem
tanah dan akar tanaman. Cendawan ini adalah mikro-organisme yang menguntungkan,
avirulen terhadap tanaman inang, dan dapat memparasit cendawan lainnya.
Trichoderma merupakan cendawan yang berasosiasi dengan tanaman, sering ditemukan
endofit pada akar dan daun. Trichoderma endofit daun membutuhkan nutrisi sesuai dari
tempat asal di mana ditemukan endofit tersebut ( Alfizar et al. 2013). Ganoderma
adalah cendawan patogen yang dapat menyebabkan penyakit busuk akar pada tanaman.
Ganoderma sulit dideteksi karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit akar lainnya.
Infeksi atau penularan penyakit ini terjadi melalui kontak akar tanaman sehat dengan
sumber infeksi di dalam tanah seperti potongan akar padat dan batang yang
mengandung koloni patogen. Pengendalian Ganoderma dapat dilakukan dengan cara
pemanfaatan mikroorganisme yang bersifat antagonis yaitu salah satunya cendawan
Trichoderma. Trichoderma adalah salah satu jenis jamur yang sudah umum digunakan
sebagai biokontrol penyakit tanaman. Hal ini dikarenakan Trichoderma mempunyai
sifat antagonistik terhadap beberapa patogen tanah dan benih tanaman (Dendang 2015).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui daya hambat Trichoderma terhadap
cendawan Ganoderma sebagai cendawan patogen.

Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan adalah biakan Trichoderma spp. dan biakan
Ganoderma sp. aquades, dan media PDA. Alat yang digunakan adalah cawan
petri, penggaris, silt, bunsen, sundip, lup inokulasi, sedotan dan korek api.
Metode

Cawan petri diberi 2 Biakan Ganoderma sp. Kemudian inkubasi


tanda lingkaran dengan dipindakan ke media biakan sebelum
masing-masing jarak 3 PDA terlebih dahulu Trichoderma spp. di
cm dengan sedotan masukkan ke media PDA
Lakukan hal yag sama Inkubasi dan lakukan Pengukuran pertambahan
pada biakan Trichoderma Pengamatan diameter koloni masing-
spp. pertumbuhan hifa kedua masing cendawan hingga
cendawan setiap harinya cawan petri terisi penuh

HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 Hasil pengukuran daya hambat Trichoderma terhadap Ganoderma
Kelompok J1 J2 DH
1 2 cm 1.6 cm 20%
2 2.5 cm 1.7 cm 32%
3 2 cm 1.9 cm 5%
4 2 cm 1.7 cm 15%
5 2 cm 1.5 cm 25%
6 2 cm 2.4 cm -25%
7 1.6 cm 1.2 cm 25%
8 2.7 cm 1.5 cm 44.4%
Keterangan:
J1 = jari-jari koloni Ganoderma menuju
tepi cawan
J2 = jari-jari koloni Ganoderma menuju
Trichoderma
DH = persentase daya hambat
Contoh perhitungan:
J 1−J 2
DH¿ X 100 %
J1
2.5−1.7
¿
2.5
x100%
= 32%

PEMBAHASAN
Hasil pengamatan penghambatan Trichoderma spp. terhadap pertumbuhan koloni
isolat Ganoderma sp. menunjukkan bahwa Trichoderma spp. dapat menghambat sp..
Penghambatan Trichoderma spp. pada Ganoderma sp. ditandai dengan adanya zona
penghambatan. Trichoderma sp. bersifat sebagai antagonisme secara in vitro dengan
terbentuknya zona penghambatan yang merupakan indikasi awal terlibatnya antibiotik
dan antagonisme pada media PDA. Persentase laju penghambatan Trichoderma spp.
terhadap Ganoderma sp. pada media PDA diperoleh rata-rata penghambatan sebesar 25%
dan tertinggi sebesar 44%. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian lain bahwa uji
antagonisme dengan metode langsung pada media PDA diperoleh hasil Tichoderma T38
mampu menghambat pertumbuhan Ganoderma sp. sebesar 37,2% dan Trichoderma T39
sebesar 48,8% (Herliyana et al. 2011). Penghambatan pertumbuhan diameter koloni isolat
Ganoderma sp. diduga disebabkan oleh pertumbuhan koloni Trichodermaspp. lebih cepat
dan kemampuan kompetisi lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan koloni
Ganoderma sp.. Trichoderma sp. merupakan jenis yang potensial untuk pengendalian
penyakit secara hayati. Lebih lanjut dilaporkan bahwa Trichoderma sp. mempunyai daya
antagonis yang tinggi dan dapat mengeluarkan racun (mycotoxin) yaitu senyawa yang
dapat menghambat bahkan dapat mematikan cendawan lain. Senyawa yang dihasilkan
oleh Trichoderma sp. yaitu senyawa volatil dan non-volatil yang dapat menghambat
pertumbuhan dan produksi konidia patogen uji (Shaikh dan Nasreen 2013).

SIMPULAN
Trichoderma spp. efektif menghambat laju pertumbuhan koloni Ganoderma sp.
pada cawan petri media PDA dengan rata-rata daya hambat sebesar 25%. Proses
penghambatan terjadi melalui mekanisme antagonis yang ditandai dengan adanya zona
penghambatan. Zona hambat tersebut terbentuk karena senyawa yang dikeluarkan oleh
Trichoderma yang dapat mematikan cendawan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Alfizar, Marlina, Susanti F. 2013. Kemampuan antagonis Trichoderma spp terhadap
beberapa jamur patogen in vitro. Jurnal Floratek. 8: 45-51.
Dendang B. 2015. Uji antagonisme Trichoderma spp. terhadap Ganoderma spp.yang
menyerang tanaman sengon secara in-vitro. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea.4(2):147-156.
Herliyana END, Taniwiryono H, Minarsih MA, Firmansayah, Dendang B. 2011. Pengendalian
serangan Ganoderma spp. (60-80%) pada tanaman sengon sebagai pelindung
tanaman kopi dan kakao. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.16(1):14-27.
Shaikh FT, Nasreen S. 2013. In vitro assessment of antagonistic activity of t. Virideand t.
Harzianumagainst pathogenic fungi. Indian Journal of Applied
Research.3(5):57-59.
Tuju MJ. 2004. Antagonis Trichoderma spp. to Raistonia solanacearum cause of wilt bacteria in
potato plant. Journal Eugenia. 10(2): 143-155.

Anda mungkin juga menyukai