0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan8 halaman

Atom Bohr

Model atom Bohr menyatakan bahwa elektron hanya dapat bergerak pada orbit-orbit tertentu di sekitar inti atom. Elektron akan memancarkan atau menyerap energi berupa foton ketika berpindah antar orbit. Energi foton sama dengan selisih energi antar orbit. Model ini berhasil menjelaskan spektrum emisi atom hidrogen.

Diunggah oleh

Reny
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan8 halaman

Atom Bohr

Model atom Bohr menyatakan bahwa elektron hanya dapat bergerak pada orbit-orbit tertentu di sekitar inti atom. Elektron akan memancarkan atau menyerap energi berupa foton ketika berpindah antar orbit. Energi foton sama dengan selisih energi antar orbit. Model ini berhasil menjelaskan spektrum emisi atom hidrogen.

Diunggah oleh

Reny
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 8

II.

PEMBAHASAN

A. Sejarah Atom Bohr

Di awal abad ke-20, percobaan oleh Ernest Rutherford telah dapat


menunjukkan bahwa atom terdiri dari sebentuk awan difus elektron
bermuatan negatif mengelilingi inti yang kecil, padat, dan bermuatan positif.
Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar jika fisikawan kemudian
membayangkan sebuah model sistem keplanetan yang diterapkan pada atom,
model Rutherford tahun 1911, dengan elektron-elektron mengorbit inti seperti
layaknya planet mengorbit matahari. Namun demikian, model sistem
keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan. Sebagai contoh, hukum
mekanika klasik (Newtonian) memprediksi bahwa elektron akan melepas
radiasi elektromagnetik ketika sedang mengorbit inti. Karena dalam
pelepasan tersebut elektron kehilangan energi, maka lama-kelamaan akan
jatuh secara spiral menuju ke inti. Ketika ini terjadi, frekuensi radiasi
elektromagnetik yang dipancarkan akan berubah. Namun percobaan pada
akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang dilalukan
dalam suatu gas bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan
membuat atom atom gas memancarkan cahaya (yang berarti radiasi
elektromagnetik) dalam frekuensi-frekuensi tetap yang diskret.

Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti


jejak Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya
mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai
struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada prinsipnya
menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest Rutherford
yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila
elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan
meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu
memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih
dekat dengan inti atom.

Gagasan Kunci Model atom Bohr


Dua gagasan kunci adalah:
1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum
yang terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini
berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang
dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan
sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil
di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.

B. Postulat Atom Bohr

Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model atom
Rutherford, antara lain :
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu
lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron
tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah mekanika
klasik.
2. Lintas edar elektron dalam hidrogen yang mantap hanyalah memiliki
harga momentum angular L yang merupakan kelipatan dari tetapan
Planck dibagi dengan 2π.

dimana n = 1,2,3,… dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h


adalah konstanta Planck.
3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom
tidak memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya
E tidak berubah.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi E U ke
keadaan energi lebih rendah EI dengan energi foton sebesar hυ=EU-EI ,
maka foton diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan
bertransisi ke keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.

C. Model Atom Bohr

Pada model atom Bohr elektron tidak dapat bergerak mengelilingi inti
melalui sembarang lintasan, tetapi hanya dapat melalui lintasan ertentu .
gerak elektron tersebut tanpa membebaskan energi sehingga lintasannya
disebut lintasan stasioner. pada lintasan stasioner elektron mempunyai

h
momentum sudut (anguler) yang besarnya merupakan kelipatan dari .

Secara matematis, besar momentum sudut dinyatakan sebagai berikut.
h
m v r=n
2h
Keterangan:
m = massa elektron (kg)
v = kecepatan linear/tangensial elektron (m/s)
r = jari-jari lintasan elektron (m)
n = bilangan kuantum
h = konstanta Plank = 6,63 x 10−34 J s

selanjutnya, lintasan stasioner itu disebut kulit atom. Lintasan elektron yang
terdekat dengan ini atom disebut kulit K dan lintasan berikutnya disebut kulit
L, M, N, O, dan seterusnya

Pada model atom Bohr elekron dapat berpindah dari lintasan (orbit) satu ke
lintasan lainnya. Apabila sebuah elektron meloncat dari suatu lintasan ke
lintasan yang lain, transmisi tersebut disertai dengan penyebaran atau
pemancaran energi tertentu sebesar selisih energi antara kedua keadaan
transisi itu. Energi yang dilepaskan dan energi yang diserap elektron berupa
energi foton. Besar energi foton berbanding lurus dengan frekuensinya.
E=hf
Keterangan:
E = energi elektron pada orbit atau lintasan A (joule)
h = konstanta Planck (joule sekon)
f = frekuensi foton (hertz)

Setiap elektron hanya dapat menyerap atau melepaskan satu foton. dengan
demikian, selisih energi elektron pada dua kulit yang berlainan dapat
dirumuskan:
E A −E B=hf
Keterangan:
E A = energi elektron pada orbit atau lintasan A
E B = energi elektron pada orbit atau lintasan B

Apabila E A −E B bernilai negatif (-), bererti elektron menyerap energi dan


apabila bernilai positif (+), berarti elektron melepaskan energi.

D. Jari-jari Orbit Atom

Pada elektron yang berputrar mengelilingi inti bekerja dua gaya, yaitu gaya
Coloumb (Fc) dan gaya sentripetal (Fs). Karena lintasan elektron stasioner,
maka berlaku
Fc = Fs
e2 v2
k = m
r2 r
2 ke2
v=
mr
Postulat Bohr menyatakan bahwa pada lintasan stasioner, elektron
mempunyai momentum sudut sebesar
h
mvr=n

Dengan demikian, besar kecepatan elektron adalah
h
v=n
2 πmr
Jika persamaan inidikuadratkan akan didapat
2 2 h2
v =n
4 π 2 m2 r 2
Setelah disubstitusikan, diperoleh persamaan:
r n=n ¿)
2

Secara umum, jari-jari atom dapat ditulis sebagai berikut


r n =n2 r 1

Perbandingan jari-jari orbit elektron atau kulit atom dengan bilangan kuantum
adalah
2 2 2
r1 : r2 : r3 = n 1 ; ;n 2 ; ;n 3 ; ;

r1 : r2 : r 3 = 12, 22, 32,:.......


rK: rL : rM = 1 : 4 :9

E. Energi Elektron pada Suatu Orbit

Energi elektron pada suatu orbit nilainya tertentu. Apabila meloncat dari orbit
satu ke orbit lainnya, elektron akan menyesuaikan tingkat energinya pada
orbit yang ditempati. Energi total elektron pada orbit n dirumuskan sebagai
berikut.
e2 n2 h2
En =−k , mengingat r = 2 maka
2r 4 π mk e 2
k2 2 π 2 m e4
En =
n2 h2

Apabila pada suatu orbit, elektron menyerap energi foton dari luar, elektron
itu akan meloncat atau bertransisi ke orbit dengan bilangan kuantum yang
lebih besar, sesuai dengan tingkat energinya, perpindahan elektron keorbit
yang mempunyai bilangan kuantum lebih besr disebut eksitasi. Dalam
keadaan terersitasi, elektron tidak stabil. Akibatnya, elektron cenderung untuk
memencarkan energi. Jika memencarkan energi, elektron kembali ke orbit
semula. Sebagai contoh, jika orbit elektron dengan n=1 dan tingkat energi E1
menyerap energi foton sehingga tereksitasi ke orbit dengan n=2 dan tingkat
energi E2 , energi foton yang diserap merupakan selisih kedua tingkat energi
orbit elektron tersebut.
hf =E2−E 1 dengan h=¿ tetapan planck dan f =¿ frekuensi foton

k2 2 π2 m e4 k 2 2 π 2 m e4
hf = 2 2
n2 h

( 2 2
n1 h )
2 2 4
k 2 π me 1 1
f=
h3 ( 2
n1 n2
− 2
)
Mengingat laju cahaya c=f ⋋ dan c=3 × 108m/s maka
1 k 2 2 π 2 m e4 1 1

=
ch 3 2
(− 2
n1 n2 )
k 2 2 π 2 me 4
Dalam hal ini, faktor merupakan tetapan Rydberg(R).
c h3

Apabila elektron menyerap energi dari luar, elektron itu dapat terpental ke
luar orbit atom ( n = ∞ ). Eksitasi elektron sampai n = ∞ dinamakan ionisasi,
sedangkan energi yang diserap pada peristiwa ionisasi disebut energi ionisasi.
Elektron yang terionisasi menjadi elektron bebas yang sudah tidak terikat
oleh inti atom. Besar energi ionisasi dapat di hitung sebagai berikut :
k 2 2 π 2 me4 1 1
E=Er −En=
h3 ( −
n2 ∞ )
k 2 2 π 2 me 4 1
E= x 2
h3 n
Dengan memasukkan nilai k = 9 x 109 N m2/C2 ; m = 9,1 x 10-31kg ; e = 1,6 x
10-19; dan h = 6,626 x 10-34 J, besar energi ionisasi dapat ditentukan sebesar

1
E=2,17 x 10−18 x joule
n2

1
1 e V = 1,6 x 10-19 joule (eV = elektron volt) maka E=13,6 eV
n2

Apabila dimasukkan nilai n = 1, 2, 3,... diperoleh energi ionisasi elektron


pada setiap orbit. Spektrum gas hidrogen berupa sprektrum garis. Jika
dipanasi, gas hidrogen dapat menghasilkan bermacam-macam spektrum garis.
Spektrum garis yang dimaksud adalah deret Lyman, Balmer, Paschen,
Bracket, dan Pfund.

Atom hidrogen terdiri atas sebuah inti yang dikelilingi oleh elektron. Saat
dipanasi, atom-atom hidrogen ( dalam bentuk gas) banyak yang tereksitasi
keberbagai tingkatan energi. Akibatnya, jika kembali ke tingkat energi
semula, atom atom itu memancarkan foton dengan frekuensi dan panjang
gelombang yang bervariasi. Hal itu yang meyebabkan spektrum yang
dipancarkan gas hodrogen memiliki bermacam-macam panjang gelombang.
Bermacam-macam panjang gelombang itu dapat dilihat pada deret Lyman,
Balmer, Paschen, Bracket, dan Pfund.

1 = deret Lyman, deret ultraungu


2 = deret Balmer, deret cahaya tampak
3 = deret Paschen, deret inframerah pertama
4 = deret Bracket, deret inframerah kedua
5 = deret Pfund, deret inframerah ketiga

Persamaan masing-masing deret tersebut adalah sebagai berikut


1 1 1
λ ( )
a. Deret Lyman = R 2 2 , dengann=2,3,4 , …
1 n
1 1 1
b. Deret Balmer = R (
2 n )
, dengan n=3,4,5 , …
2 2
λ

1 1 1
c. Deret Paschen = R (
3 n )
, dengan n=4,5,6 , …
2 2
λ
1 1 1
λ ( )
d. Deret Bracket = R 2 2 , dengan n=5,6,7 …
4 n
1 1 1
e. Deret Pfund = R (
5 n )2
, dengan n=6,7,8 , …
2
λ

Hubungan deret-deret tersebut dengan tingkat energi atom hidrogen dapat


dilukiskan seperti gambar di samping. Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa
elektron terikat oleh inti atom. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
eletron yang menempati kulit (orbit) lebih luar energi ikatnya makin lemah.
Dengan kata lain, eletron yang menempati kulit paling luarlah yang paling
mudah lepas.

F. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan dari model atom Bohr


1. Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk
meeramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen.
2. Dapat menyempurnakan kelemahan teori atom Rutherford.
3. Menjelaskan bahwa atom terdiri dari kulit-kulit dengan tingkat energi
tertentu.
4. Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-
atom yang dieksitasikan diletakkan pada medan magnet
Kelemahan dari model atom Bohr
1. Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi
teori ini tidak pernah berhasil memerikan spektrum selain atom hidrogen.
2. Belum dapat menerangkan spektrum atom kompleks.
3. Itensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi.
4. Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada dalam
medan magnet.

Anda mungkin juga menyukai