Atom Bohr
Atom Bohr
PEMBAHASAN
Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model atom
Rutherford, antara lain :
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu
lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron
tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah mekanika
klasik.
2. Lintas edar elektron dalam hidrogen yang mantap hanyalah memiliki
harga momentum angular L yang merupakan kelipatan dari tetapan
Planck dibagi dengan 2π.
Pada model atom Bohr elektron tidak dapat bergerak mengelilingi inti
melalui sembarang lintasan, tetapi hanya dapat melalui lintasan ertentu .
gerak elektron tersebut tanpa membebaskan energi sehingga lintasannya
disebut lintasan stasioner. pada lintasan stasioner elektron mempunyai
h
momentum sudut (anguler) yang besarnya merupakan kelipatan dari .
2π
Secara matematis, besar momentum sudut dinyatakan sebagai berikut.
h
m v r=n
2h
Keterangan:
m = massa elektron (kg)
v = kecepatan linear/tangensial elektron (m/s)
r = jari-jari lintasan elektron (m)
n = bilangan kuantum
h = konstanta Plank = 6,63 x 10−34 J s
selanjutnya, lintasan stasioner itu disebut kulit atom. Lintasan elektron yang
terdekat dengan ini atom disebut kulit K dan lintasan berikutnya disebut kulit
L, M, N, O, dan seterusnya
Pada model atom Bohr elekron dapat berpindah dari lintasan (orbit) satu ke
lintasan lainnya. Apabila sebuah elektron meloncat dari suatu lintasan ke
lintasan yang lain, transmisi tersebut disertai dengan penyebaran atau
pemancaran energi tertentu sebesar selisih energi antara kedua keadaan
transisi itu. Energi yang dilepaskan dan energi yang diserap elektron berupa
energi foton. Besar energi foton berbanding lurus dengan frekuensinya.
E=hf
Keterangan:
E = energi elektron pada orbit atau lintasan A (joule)
h = konstanta Planck (joule sekon)
f = frekuensi foton (hertz)
Setiap elektron hanya dapat menyerap atau melepaskan satu foton. dengan
demikian, selisih energi elektron pada dua kulit yang berlainan dapat
dirumuskan:
E A −E B=hf
Keterangan:
E A = energi elektron pada orbit atau lintasan A
E B = energi elektron pada orbit atau lintasan B
Pada elektron yang berputrar mengelilingi inti bekerja dua gaya, yaitu gaya
Coloumb (Fc) dan gaya sentripetal (Fs). Karena lintasan elektron stasioner,
maka berlaku
Fc = Fs
e2 v2
k = m
r2 r
2 ke2
v=
mr
Postulat Bohr menyatakan bahwa pada lintasan stasioner, elektron
mempunyai momentum sudut sebesar
h
mvr=n
2π
Dengan demikian, besar kecepatan elektron adalah
h
v=n
2 πmr
Jika persamaan inidikuadratkan akan didapat
2 2 h2
v =n
4 π 2 m2 r 2
Setelah disubstitusikan, diperoleh persamaan:
r n=n ¿)
2
Perbandingan jari-jari orbit elektron atau kulit atom dengan bilangan kuantum
adalah
2 2 2
r1 : r2 : r3 = n 1 ; ;n 2 ; ;n 3 ; ;
Energi elektron pada suatu orbit nilainya tertentu. Apabila meloncat dari orbit
satu ke orbit lainnya, elektron akan menyesuaikan tingkat energinya pada
orbit yang ditempati. Energi total elektron pada orbit n dirumuskan sebagai
berikut.
e2 n2 h2
En =−k , mengingat r = 2 maka
2r 4 π mk e 2
k2 2 π 2 m e4
En =
n2 h2
Apabila pada suatu orbit, elektron menyerap energi foton dari luar, elektron
itu akan meloncat atau bertransisi ke orbit dengan bilangan kuantum yang
lebih besar, sesuai dengan tingkat energinya, perpindahan elektron keorbit
yang mempunyai bilangan kuantum lebih besr disebut eksitasi. Dalam
keadaan terersitasi, elektron tidak stabil. Akibatnya, elektron cenderung untuk
memencarkan energi. Jika memencarkan energi, elektron kembali ke orbit
semula. Sebagai contoh, jika orbit elektron dengan n=1 dan tingkat energi E1
menyerap energi foton sehingga tereksitasi ke orbit dengan n=2 dan tingkat
energi E2 , energi foton yang diserap merupakan selisih kedua tingkat energi
orbit elektron tersebut.
hf =E2−E 1 dengan h=¿ tetapan planck dan f =¿ frekuensi foton
k2 2 π2 m e4 k 2 2 π 2 m e4
hf = 2 2
n2 h
−
( 2 2
n1 h )
2 2 4
k 2 π me 1 1
f=
h3 ( 2
n1 n2
− 2
)
Mengingat laju cahaya c=f ⋋ dan c=3 × 108m/s maka
1 k 2 2 π 2 m e4 1 1
⋋
=
ch 3 2
(− 2
n1 n2 )
k 2 2 π 2 me 4
Dalam hal ini, faktor merupakan tetapan Rydberg(R).
c h3
Apabila elektron menyerap energi dari luar, elektron itu dapat terpental ke
luar orbit atom ( n = ∞ ). Eksitasi elektron sampai n = ∞ dinamakan ionisasi,
sedangkan energi yang diserap pada peristiwa ionisasi disebut energi ionisasi.
Elektron yang terionisasi menjadi elektron bebas yang sudah tidak terikat
oleh inti atom. Besar energi ionisasi dapat di hitung sebagai berikut :
k 2 2 π 2 me4 1 1
E=Er −En=
h3 ( −
n2 ∞ )
k 2 2 π 2 me 4 1
E= x 2
h3 n
Dengan memasukkan nilai k = 9 x 109 N m2/C2 ; m = 9,1 x 10-31kg ; e = 1,6 x
10-19; dan h = 6,626 x 10-34 J, besar energi ionisasi dapat ditentukan sebesar
1
E=2,17 x 10−18 x joule
n2
1
1 e V = 1,6 x 10-19 joule (eV = elektron volt) maka E=13,6 eV
n2
Atom hidrogen terdiri atas sebuah inti yang dikelilingi oleh elektron. Saat
dipanasi, atom-atom hidrogen ( dalam bentuk gas) banyak yang tereksitasi
keberbagai tingkatan energi. Akibatnya, jika kembali ke tingkat energi
semula, atom atom itu memancarkan foton dengan frekuensi dan panjang
gelombang yang bervariasi. Hal itu yang meyebabkan spektrum yang
dipancarkan gas hodrogen memiliki bermacam-macam panjang gelombang.
Bermacam-macam panjang gelombang itu dapat dilihat pada deret Lyman,
Balmer, Paschen, Bracket, dan Pfund.
1 1 1
c. Deret Paschen = R (
3 n )
, dengan n=4,5,6 , …
2 2
λ
1 1 1
λ ( )
d. Deret Bracket = R 2 2 , dengan n=5,6,7 …
4 n
1 1 1
e. Deret Pfund = R (
5 n )2
, dengan n=6,7,8 , …
2
λ