Pel Dakwah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga makalah ini
dapat di selesaikan pada waktunya. Makalah ini di tulis demi  untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Pelatihan Dakwah dengan judul “Perencanaan dan Pengorganisasian
Pelatihan Dakwah”.

  Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan-kesalahan,
maka dari itu kami mengharapkan syarat yang membangun dari para pembaca. Dalam
pembuatan makalah ini tidak luput dari banyak motifasi dari teman-teman yang telah
membantu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah banyak memotifasi


dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan informasi kepada para
pembaca mengenai “Perencanaan dan Pengorganisasian Pelatihan Dakwah.”

Demikianlah pengantar dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca dan pendengar. Atas semua ini kami
mengucapkan ribuan terimakasih yang tidak terhingga. Semoga segala banuan dari semua
motifasi mudah-mudahan mendapat amal balik yang di berikan oleh Allah SWT. Aamiin ya
rabbal ‘alamin.

Medan, 1 Desember 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 2

2.1 Perencanaan dan Pengorganisasian Pelatihan Dakwah…………………… 2

A. Perencanaan....................................................................................... 2
B. Pengorganisasian................................................................................ 2
C. Pelatihan Dakwah.............................................................................. 3
D. Perencanaan Pelatihan Dakwah......................................................... 4
E. Pengorganisasian Pelatihan Dakwah................................................. 7

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelatihan akan berjalan dengan baik berawal dari perencaan yang telah matang. Karna
perencanaan merupakan tolak ukur keberhasilan dari tujuan organisasi. Perencanaan
ibarat lokomotif dari organisasi, sebaik dan sebagus apapun program yang dilakukan, jika
perencanaannya tidak tepat, maka semua program tidak akan berjalan dengan baik. Maka
dari itu pelatihan dakwah harus mempunyai perencanaan yang baik, hingga pelatihan
dakwah dapat dilaksanakan dengan maksimal
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuannya, sumber-sumber dan lingkungannya. Organisasi memiliki  dua aspek.
1.      Struktur organisasi, yaitu susunan komponen-komponen (unit kerja) dalam
organisasi.
2.      Aspek perilaku.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan dan Pengorganisasian Pelatihan Dakwah


A. Perencanaan

Perencanaan menurut Terry dalam bukunya Principles Of Managemen adalah


“Planning is The selecting of facts and the making and using of assumption regarding the
future in the visualization and formulation of proposed activites believed necessary to
achieve desired results.” ( Artinya perencanaan adalah memilih dan menghubungkan
fakta dan pembuat serra menggunakan asurnsi- asumsi mengenai masa datang dengan
jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang dinginkan)1

Perencanaan menurut Malayu Hasibun adalah, “Sejumlah keputusan mengenai


keiginan yang berisi tentang pedoman pelaksanaan yang di inginkan itu.”2 Dan suatu
proses pemilihan serta pengembangan dan suatu tindakan yang paling baik.3

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses
yang berkesinambungan di dalam menentukan dan memperhitungkan dan pada yang akan
dijalankan dalam mencapai suatu sasaran ( objek ) tertentu, bilamana, oleh siapa dan
bagaimana tata caranya ( dalam menetapkan program kerja yang akan dipergunakan pada
masa yang akan datang), dan dalam penetapan program kerja diperlukan suatu sistem
yang akurat.

B. Pengorganisasian

Pengorganisasian menurut G.R.Terry dalam bukunya principle of Management


adalah sebagai berikut, “ Pengorganisasian adalah menentukan, mengelompokican dan

1
Malayu Hasibuan, Manajemen dasar pengertian dan masalah, (Jakarta: CV. Haji Mas Agung,
1993), hlm. 97
2
Ibid, hlm 93
3
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Study Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta:
Gunung Agung, 1985), hlm. 126
pengaturan-pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu
tujuan penugasan orang-orang dalam kegiatan.”4

James D.Money yang dikutip oleh Manullang mengatakan pengorganisasian


adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 5
Sedangkan Chaster Barner memben pengertian tentang pengorganisasian adalah sebagai
suatu sistern dan pada aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.6

Dan pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi dalan anti
hadan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.
Sedangkan organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara sistematis
tentang hubungan kerja sama dan orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha untuk
mencapai tujuan.

C. Pelatihan Dakwah

Pelatihan dakwah / Melatih adalah mengajar seseorang tersebut agar terbiasa


(mampu) melakukan sesuatu,membiasakan diri.7 Pelatihan disini adalah mengajar
seseorang agar mampu melaksanakan dakwah dengan baik.

Pelatihan dakwah yang baik adalah suatu proses menambahkan ideologi dan
keterlibatan setiap organisasi secara progresif. Selain itu latihan merupakan satu sistem
untuk memperoleh kemahiran yang saling relevan dan meningkatkan tingkat kemahiran.
Karena itu, latihan yang baik akan mewujudkan kecanggihan yang senantiasa bertambah
dan bahan latihan. “Peninjauan kembali pada situasi waktu latihan sedang berlangsung
menunjukkan bahwa pada waktu program-program latihan dipikirkan dengan baik dan
diarahkan kepada peserta, mungkin saja tidak terdapat kesinambungan dan satu
progerampun yang memenuhi syarat sebagai suatu kesinambungan adalah akibat yang
telah direncanakan terhadap progeram yang lain,dan para peserta pada umumnya
mungkin tidak semestinya maju dan satu tingkat ke tingkat lainnya”.8
4
GR. Terry, Principles Of Management, (Bandung: Karya Remaja, 1972), hlm. 65
5
Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), hlm 67
6
Ibid, hlm 67
7
Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka 1997), hlm. 555.
8
Hisyam Ath-Thalib, Panduan Latihan Untuk Juru Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1996), hlm.
291
D. Perencanaan Pelatihan Dakwah
1. Studi Penjajakan Kebutuhan Pelatihan Dakwah

Penemuan kebutuhan pelatihan dakwah dapat dilakukan melalui Studi Penjajakan


Dakwah atau SPKPD. SPKPD adalah suatu studi yang diadakan dalam rangka
mengumpulkan dan menganalisis gejala-gejala atau keterangan yang dapat menunjukkan
adanya kekurangan dalam hal keterampilan, pengetahuan, sikap dari calon peserta
pelatihan, sehingga diharapkan dpat memenuhi kebutuhan pelatihan yang cocok dengan
masalah yang sedang dihadapi. Dengan kata lain SPKPD menanyakan atau menemukan
menu apa yang dibutuhkan.

Adanya SPKPD diharapkan dapat menemukan kebutuhan yang dirasakan.


Dengan begitu pelaatihan yang akan diadakan dapat menjawab kebutuhan peserta.
Terutama dalam membantu mereka dalam penyelesaian masalah atau kebutuhan yang
dihadapinya saat ini.

2. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Dakwah

Kebutuhan pelatihan dakwah bermacam-macam tergantung pada sifat pekerjaan


dan orang yang harus melaksanakan pekerjaan itu. Umumnya menyangkut keterampilan,
sikap dan pengetahuan. Beberapa kebutuhan mungkin saja mencakup keseluruhannya,
sedangkan lainnya barangkali hanya sebagian saja.

3. Merumuskan Tujuan Pelatihan Dakwah


Calon peserta pelatihan dakwah adalah orang dewasa yang setiap hari mendapat
masalah serta memerlukan adanya pemecahan. Kebutuhan untuk memecahkan masalah
ini merupakan faktor penting yang ikut menentukan pada kebutuhan pelatihan.
Pada perumusan tujuan itu, artinya perumus sedang memasarkan pelatihan kepada
pihak luar. Oleh karena itu, dalam merumuskan tujuan hendaknya : pertama, buat tujuan
umum menjadi tujuan khusus; kedua, buat tujuan umum menjadi tujuan yang dapat
diukur dan dihitung; ketiga, buat tujuan umum yang menjadi tujuan yang memiliki
jangkauan hasil; keempat, ditulis dengan syarat penulisan tujuan yang baik.
4. Merumuskan Sasaran Pelatihan Dakwah
Sasaran pelatihan dakwah merupakan sarana keberhasilan pelatihan. Adanya
sasaran pelatihan mempunyai arti dan manfaat dalam hal : pertama, sebagai dasar
menentukan apa yang harus dilakukan oleh peserta selama mengikuti pelatihan. Kedua,
menjamin konsisstensi penyusunan  program. Ketiga, memudahkan komunikasi antara
penyusun program pelatihan dengan pihak yang berkepentingan. Keempat, merupakan
kerangka dari sesuatu program pelatihan. Kelima, membantu pelatih memilih strategi
untuk mencapai tujuan pelatiha. Keenam, memudahkan pelatih didalam menyusun bahan
penilaian terhadap kemajuan peserta selama selama mengikuti pelatihan. Ketujuh,
menghindari kemajuan konflik penyelenggaraan program pelatihan dengan yang meminta
program pelatihan. Kedelapan, membantu penyelenggara untuk menentukan program
tindak lanjut dari pada pelatihan.
5. Menyusun Kurikulum Pelatihan Dakwah
Kurikulum ialah rencana materi yang hendak disampaikan dalam suatu waktu
pelatihan  dakwah yang hendak disampaikan dalam suatu pelatihan dakwah yang telah
ditetapkan, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penyusunan kurikulum pelatihan
hendaknya selalu berorientasi pada peran-peran peserta pelatihan dakwah itu sendiri serta
harapan-harapan mereka. Semaksimal mungkin harapan-harapan peserta dapat ditampung
dan dipenuhi pada proses pelatihan dakwah yang sedang berlangsung dan diusahakan
pemenuhannya dapat berlangsung pada setiap tahap pelatihan dakwah berikutnya.
Secara ringkas, pembuatan kurikulum pelatihan dakwah bagi orang dewasa akan
mengikuti pedoman yaitu : relevan dengan tujuan, mempunyai tahapan yang terarah dan
jelas relevan dengan kelompok sasaran, serta mengikuti program yang
berkesinambungan.
6. Menyusun Silabus Pelatihan Dakwah
Silabus adalah sistematika bahan-bahan yang merupakan pedoman singkat dalam
penyampaian. Silabus pelatihan terdiri dari : pertama, pokok bahasan yaitu hal-hal utama
yang akan dibahas pada pelatihan. Kedua, tujuan : yaitu apa yang akan dicapai oleh
peserta setelah menyelesaikan pokok bahasan. Ia terdiri dari Tujuan Pembelajaran Umum
(TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). Ketiga, waktu : yaitu jumlah jam yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pada setiap pokok bahasan. Keempat, metode : yaitu
cara yang paling tepat untuk membawa pokok bahasan yang telah ditentukan. Kelima,
media : yaitu sarana yang dibutuhkan untuk memperlancar tersampaikannya materi.
7. Memilih Pelatih Pelatihan Dakwah
Seorang pelatih sebaiknya memiliki beberapa karakter penting sebagai berikut :
a. Percaya dan menghargai partisipasi
b. Mempunyai kesabaran dan mencintai manusia yang menjadi sasaran
c.   Percaya bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya.
d. Memilki kepercayaan dalam wujud kegiatan.
e. Mengetahui cara pendekatan / teknik yang dapat meningkatkan kepekaan peserta
terhadap kebutuhan sasarannya.
f. Mereka juga dapat menjamin keikutsertaan peserta secara aktif
g. Memiliki kepekaan dalam memebdakan cara-cara atau sikap kepemimpinan yang positif
dan negatif.
h. Pelatih mampu bekerja dalam tim.
8. Menyeleksi Peserta Pelatihan Dakwah
Sehubungan dengan peserta ini, beberapa hal perlu diperhatikan yaitu jumlah
peserta, tingkat kecerdasan dan latar belakang peserta, umur dan pengalaman dalam
praktek, tingkat minat untuk mengikuti pelatihan dan tingkat kesediaan
mengembangkannya, tingkat pengetahuan peserta mengenai maksud latihan, serta
lingkungan sosial dan kebudayaan peserta.
9. Menentukan Waktu Pelatihan Dakwah
Panjang pendeknya waktu pelatihan dakwah ditentukan pada : pertama, materi
yang akan disampaikan dan metode yang dipakai. Kedua, kesempatan yang ada pada
warga belajar. Ketiga, biaya.
10. Memilih Jadwal Pelatihan Dakwah
Jika pelatihan dilakukan di pusat pelatihan,  keuntungannya : pertama, ada
kebanggaan tersendiri bagi para peserta karena dapat mengikuti latihan  di luar daerah.
Peserta lebih luas orientasinya karena kesempatan bertukar pengalaman dengan peserta
daerah lain. Kedua, pengorganisasian lebih mudah karena peserta berkumpul di suatu
tempat. Ketiga, pelatih tidak banyak kehilangan waktu dan biaya transportasi.
11. Mengatur Jadwal Pelatihan Dakwah
Semakin tepat jadwal pelatihan dakwah dengan pelaksanaannya, maka pelatihan
dakwah akan dinilai semakin baik. Namun, sebaliknya jika dalam pelaksanaan pelatihan
semakin banyak yang tidak konsisten dengan jadwal, maka kualitas pelatihan dipandang
semakin menurun.
12. Mencermati Biaya Latihan
Ada baiknya, jika seluruh pembiayan tidak dibebankan kepada peserta.9

E. Pengorganisasian Pelatihan Dakwah

Pada dasarnya pengorganisasian adalah hal yang berkaitan erat, antara manusia
dan kegiatan. Tidak bisa di biarkan berpisah, sebagaimana kita telah mengetahui dari
pengertian keduanya diatas, antara orang yang diberikan tugas dan proses penugasaan
yang diberikan, pentingnya unsur keduanya di dalam pelatihan dakwah karena budaya
organisasi yang tidak bisa lepas dari bantuan sekumpulan manusia.

Maka sebagaimana dilihat pelatihan dakwah merupakan sebuah organisasi kecil


yang bisa di masukan proses manajemen didalamnya. Pelaksanaan proses
pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai
tujuannya.10 Proses ini akan tercermin pada stuktur organisasi, yang mencakup aspek-
aspek oenting organisasi dan proses pengorganisasian.

Pengorganisasian pelatihan dakwah pada dasarnya merupakan penyiapan realisasi


dari perencanaan pelatihan. Untuk perealisasian tentu dibutuhkan kejelasan; tujuan apa,
siapa, posisinya dimana, tugasnya apa, melaksanakan apa, hubungan dengan yang lain
bagaimana.

9
abdnizami..com/2019blogspot/10/perencanaan-pelatihan-dakwah.html di akses: 27maret2020
pukul: 20:30
10
Dr. T. Hani Hanoko, M.B.A Manajemen edisi 2 ( Yogyakarta : BPFE, 2014) hlm. 169
Sebagaimana perealisasian pelatihan dakwah, pengorganisasian palatihan
dibangun atas visi keislaman, keilmuan, keterampilan, kedakwahan, dan pemberdayaan.
Selain itu, visi pencerahan peningkatan kualitas, dan keunggulan.11
Aspek-aspek penting organisasi dan proses prngorganisasian, yaitu :
a. Pembagian kerja
b. Pemilihan orang yang tepat
c. Departementalisasi
d. Bagan organisasi formal
e. Rantai perintah dan kesatuan
f. Tingkat hirarki manajemen
g. Saluran komunikasi
Untuk itu pengorganisasian pelatihan dakwah dapat dibuat, atas dasar kebutuhan
dan realitas para pengelola pelatihan dakwah.12 Dengan demikian sifat dari
pengorganisasian pelatihan dakwah sendiri tidak mutlak, melainkan fleksibel dan
kondisional. Pengorganisasian pelatihan dakwah bisa dibagi kepada tiga orang misalnya
manajer, sekertaris merangkap bidang internal, dan bendahara merangkap bidang
eksternal atau oleh enam orang, ada pengatrah, manajer, sekertaris, bendahara, bidang
internal, dan bidang eksternal. Atau mungkin juga lebih dari itu.

Mengorganisasikan Kebutuhan pelatihan dakwah diantaranya :


1. Merumuskan kerangka acuan (TOR : term of refence ) latihan.
2. Menggandakan bahan-bahan latihan untuk peserta.
3. Merancang survey kebutuhan latihan (training need assement)
4. Merancang program latihan lanjut.
5. Melaksanakan dan menganalisis hasil survey latihan para calon peserta.
6. Merumuskan kebutuhan latihan lanjutan.
7. Menyusun panduan (manual) latihan.
8. Menginventarisasi dan mengidentifikasi calon peserta latihan.
9. Memanggil/mengundang calon peserta latihan.

11
Aep Kusnawan, S.Ag, M.Ag., Drs. Aep Sy. Firdaus, M.pd. Manajemen Pelatihan Dakwah (Jakarta
: PT Rineka Cipta, 2009) hlm. 105
12
Ibid, hlm. 106
10. Mengurus izin pelaksannan latihan
11. Mempersiapkan fasilitas akomodasi peserta latihan.
12. Mengatur penempatan peserta di asrama/ lokasi pelatihan.
13. Melaksanakan acara latihan di ruang kelas latihan.
14. Memantau (monitoring) kegiatan tindak-lanjut pasca-latihan para peserta ditempat
masing-masing.
15. Melaksanakan rapat koordinasi tim pemandu/panitia untuk persiapan teknis acara latihan
di ruang kelas latihan.
16. Menghubungi narasumber luar yang dibutuhkan.
17. Melakukan acara kunjungan kerja sebagai perbandingan latihan hasil di kelas.
18. Melakukan evaluasi akhir latihan.
19. Melaksanakan acara Kontak Belajar (penentuan garis besar) materi, urutan/pola kegiatan
serta jadwal harian dan tata tertib latihan dengan para peserta.
20. Menyusun laporan proses pelaksanaan latihan.13

13
http://mdhidatazkia.blogspot.com/2016/12/resume-buku-manajemen-pelatihan-dakwah.html
diakses: 27maret2020 pukul: 20:30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan di dalam
menentukan dan memperhitungkan dan pada yang akan dijalankan dalam mencapai suatu
sasaran ( objek ) tertentu, bilamana, oleh siapa dan bagaimana tata caranya ( dalam
menetapkan program kerja yang akan dipergunakan pada masa yang akan datang), dan
dalam penetapan program kerja diperlukan suatu sistem yang akurat.

Pada dasarnya pengorganisasian adalah hal yang berkaitan erat, antara manusia
dan kegiatan. Tidak bisa di biarkan berpisah, sebagaimana kita telah mengetahui dari
pengertian keduanya diatas, antara orang yang diberikan tugas dan proses penugasaan
yang diberikan, pentingnya unsur keduanya di dalam pelatihan dakwah karena budaya
organisasi yang tidak bisa lepas dari bantuan sekumpulan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thalib, Hisyam. 1996. Panduan Latihan Untuk Juru Dakwah. Jakarta: Media

Dakwah

Departemen P dan K. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Study Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: Gunung Agung.

Hanoko, T. Hani. 2014. Manajemen edisi 2. Yogyakarta : BPFE

Hasibuan, Malayu. 1993. Manajemen dasar pengertian dan masalah. 1993. Jakarta: CV.

Haji Mas Agung.

http://abdnizami..com/2019blogspot/10/perencanaan-pelatihan-dakwah.html di akses:

27maret2020 pukul: 20:30


http://mdhidatazkia.blogspot.com/2016/12/resume-buku-manajemen-pelatihan-
dakwah.html diakses: 27maret2020 pukul: 20:30

Kusnawan, Aep dan Drs. Aep Sy. Firdaus, M.pd. 2009. Manajemen Pelatihan Dakwah.

Jakarta : PT Rineka Cipta.

Manullang. 1981. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia

Terry, GR. 1972. Principles Of Management. Bandung: Karya Remaja

Anda mungkin juga menyukai