Sistem Pernapasan Pada Hewan Invertebrat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Sistem Pernapasan pada Hewan Invertebrata Arthropoda

1) Sistem Pernapasan Insecta Serangga

Insecta bernapas menggunakan sistem trakea. Sistem trakea pada serangga, misalnya belalang
terdiri atas spirakel, saluran (pembuluh trakea), dan trakeolus. Spirakel atau stigma
merupakan jalan keluar masuknya udara dari dan ke dalam sistem trakea, terdapat di
kerangka luar (eksoskeleton), berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh, dan merupakan tempat bermuaranya pembuluh
trakea.

Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga
beristirahat. Udara masuk melalui empat pasang spirakel depan dan keluar melalui enam
pasang spirakel belakang. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel, kemudian menuju
pembuluh-pembuluh trakea, selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang
halus yang disebut trakeolus. Dengan demikian, oksigen dapat mencapai seluruh jaringan dan
alat tubuh bagian dalam. Trakeolus merupakan cabang-cabang terkecil berukuran ± 0,1 mµ
dari saluran pembuluh trakea yang berhubungan langsung dengan jaringan tubuh dan tidak
berlapis zat kitin. Trakeolus ini merupakan tempat terjadinya pertukaran udara pernapasan.
Trakeolus mempunyai fungsi sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi)
pada Vertebrata. Perhatikan Gambar 7.13.

Mekanisme pernapasan pada belalang diatur oleh otot perut (abdomen). Ketika otot perut
(abdomen) berelaksasi, volume trakea normal sehingga udara masuk. Sebaliknya, ketika otot
abdomen berkontraksi, volume trakea mengecil sehingga udara keluar. Jalur yang dilalui
udara pernapasan, yaitu udara luar => stigma/spirakel => saluran/pembuluh trakea =>
trakeolus => jaringan tubuh. Jadi, sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, serta sebaliknya mengangkut CO2 hasil pernapasan untuk
dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut
sari makanan dan bukan untuk mengangkut udara pernapasan.
Pada serangga air, seperti jentik nyamuk, udara diperoleh dengan menjulurkan tabung
pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai
gelembung udara, sehingga dapat menyelam di dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik
Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada
permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung udara dipindahkan melalui
sistem trakea ke sel-sel pernapasan.

Adapula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air,
atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya O2
diedarkan melalui pembuluh trakea.

2) Sistem Pernapasan Arthropoda Lain ( Laba Laba , Kalajengking &


Udang )

Laba-laba (Arachnida) dan kalajengking (Scorpionida) bernapas dengan paru-paru buku.


Paru-paru buku ini merupakan invaginasi (pelekukan ke dalam) abdomen. Paru-paru buku
memiliki banyak lamela seperti halaman buku yang dipisahkan oleh batang-batang sehingga
udara dapat bergerak bebas (lihat Gambar 7.14). Udara dari luar, masuk melalui spirakel
secara difusi. Selanjutnya, udara masuk di antara sel-sel lamela dan berdifusi dengan
pembuluh darah di sekitar lamela.

Arthropoda yang hidup di air, misalnya dari golongan Crustacea (udang-udangan), seperti
udang dan ketam, bernapas dengan insang buku. Perhatikan Gambar 7.15. Insang buku ini
tumbuh dari dasar anggota tubuh dan dinding tubuh yang berdekatan, dan menjulur ke atas ke
dalam ruang brankial. Tiap insang terdiri atas sumbu sentral tempat pertautan lamela atau
filamen. Aliran air dihasilkan oleh gerakan mendayung dari insang timba, yaitu suatu
penjuluran berbentuk bulan sabit dari salah satu penjuluran mulut (maksila kedua). Pada
udang, air masuk ke dalam ruang brankial di belakang karapaks dan di antara kaki.
Selanjutnya, saluran di dalam sumbu insang membawa darah ke dan dari ruang di dalam
lamela, pertukaran udara pernapasan berlangsung melalui dinding tipis lamela. Keluar
masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur.

Baik paru-paru buku maupun insang buku, keduanya mempunyai fungsi yang sama seperti
fungsi paru-paru pada Vertebrata.

2. Sistem Pernapasan pada Avertebrata


2.1. Sistem Pernapasan pada Porifera

Pada porifera, air yang membawa oksigen masuk melalui pori-pori tubuh (ostium) lalu masuk
ke koanosit secara difusi. Di dalam mitokondria pada sel koanosit, oksigen digunakan untuk
mengurai molekul organik menjadi molekul anorganik yang disertai pelepasan karbon
dioksida. Karbon dioksida dibawa keluar oleh air melalui spongosoel lalu menuju oskulum
dalam mitokondria sel koanosit.

2.2. Sistem Pernapasan pada Moluska

Hewan anggota filum moluska terdiri dari dua kelompok yaitu moluska darat dan moluska
air. Moluska darat seperti bekicot, bernapas dengan paru-paru. Sedangkan moluska air seperti
kerang bernapas dengan insang.

2.3. Sistem Pernapasan pada Arthropoda

Filum arthropoda terdiri dari 4 kelas yaitu crustacea, myriapoda, arachnida, dan insekta.
Crustacea (udang dan kepiting) bernapas dengan insang, myriapoda (lipan dan luwing)
bernapas dengan trakea, arachnida (laba-laba dan kalajengking) bernapas dengan paru-paru
buku, dan insekta (serangga) bernapas dengan trakea.
2.4. Sistem Pernapasan pada Coelenterata

Coelenterata tersusun atas dua lapisan sel yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Pertukaran gas
terjadi secara difusi pada sel di luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air.
Coelenterata memiliki alat bantu pernapasan yaitu berupa lekukan jaringan yang disebut
sifonoglifa.

2.5. Sistem Pernapasan pada Echinodermata

Hewan-hewan echinodernata seperti bintang laut, landak laut, dan mentimun laut hidup di air
laut. Echinodermata bernapas dengan insang kulit.

2.6. Sistem Pernapasan pada Cacing

Cacing tidak memiliki alat pernapasan khusus. Sehingga oksigen harus berdifusi melalui kulit
untuk masuk ke dalam kapiler darah. Karbon dioksida juga keluar melalui kulit. Proses
pernapasan semacam ini disebut pernapasan integumenter. Cacing memiliki permukaan yang
licin supaya tetap lembap sehingga memudahkan terjadi pertukaran gas.

3. Sistem Pernapasan pada Vertebrata


3.1. Sistem Pernapasan pada Ikan

Ikan memiliki alat pernapasan berupa insang. Insang digunakan dikarenakan ikan hidup di
dalam air. Insang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala. Namun, terdapat ikan dipnoi yan
bernapas dengan menggunakan paru-paru. Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya
mempunyai perluasan ke atas yang disebut labirin yang berfungsi untuk menyimpan udara,
sehingga ikan tersebut dapat hidup di air yang kekurangan oksigen. Insang juga berfungsi
sebagai alat ekskresi dan alat transportasi garam-garam.

Fase inspirasi diawali dengan membukanya mulut ikan. Kemudian air masuk ke dalam
rongga mulut. Insang akan menutup seningga air akan mengalir ke dalam insang. Fase
ekspirasi ikan terjadi pada waktu mulut ikan tertutup. Air akan masuk melalui celah insang
dan terjadi pertukaran gas disana. Darah akan mengikat oksigen dan melepas karbon dioksida
ke dalam air.

3.2. Sistem Pernapasan pada Amfibi

Salah satu contoh hewan amfibi adalah katak. Amfibi dapat hidup di air dan darat. Sehingga
alat pernapasannya berupa paru-paru, kulit, dan insang. Katak pada waktu masih larva
bernapas dengan insang luar. Pada masa berudu terbentuk insang dalam. Katak dewasa
bernapas dengan paru-paru dan kulit.

Paru-paru pada katak berupa dua kantung berdinding tipis dan elastis yang banyak
mengandung kapiler darah, serta terletak dalam rongga badan. Paru-paru berhubungan
dengan rongga mulut melalui sebuah lubang yang disebut glotis. Kedua kantung paru-paru
tersebut saling berhubungan dengan bronkus pendek.
Saat bernapas, terjadi penambahan udara dengan keadaan otot rahang bawah mengendur.
Otot sterno hioideus berkontraksi sehingga udara masuk ke rongga mulut. Udara masuk ke
paru-paru dan terjadi pertukaran gas. Saat udara keluar, terjadi kontraksi otot hioideus dan
otot perut sehingga rongga perut mengecil dan udara keluar melalui koane.

3.3. Sistem Pernapasan pada Reptil

Reptil memiliki alat pernapasan berupa paru-paru. Paru-paru reptil dikelilingi oleh rongga
dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Reptil memiliki kulit yang bersisik atu kering
sehingga sulit ditembus oleh air. Hal ini menyebabkan cairan yang hilang melalui kulit sangat
sedikit sehingga reptil mampu bertahan hidup pada habitat yang kering.

Saat inspirasi, tulang rusuk merenggang dan volume rongga dada meningkat sehingga udara
dapat masuk ke paru-paru. Saat ekspirasi, tulang rusuk akan merapat sehingga udara akan
terdesak keluar dari paru-paru.

Pada kura-kura selain dengan paru-paru, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit tipis
dengan banyak kapiler darah yang ada di sekitar kloaka.

3.4. Sistem Pernapasan pada Burung

Sistem pernapasan burung terdiri dari lubang hidung, paru-paru, trakea, kantung udara depan,
dan kantung udara belakang. Kantung udara berfungsi sebagai alat pernapasan pada saat
terbang, membantu memperbesar ruang siring sehingga memperkeras suara, mengatur berat
jenis tubuh, dan mengatur suhu tubuh.

Mekanisme pernapasan burung terbagi menjadi dua macam. Yaitu saat terbang dan saat
istirahat.

Fase inspirasi saat terbang terjadi pada waktu sayap diangkat. Pada saat sayap terangkat,
kantung udara pada pangkal lengan mengembang, sehingga udara masuk ke kantung udara
perut. Kemudian, udara dialirkan ke paru-paru dan sebagian masuk ke dalam kantung udara,
sehingga darah dapat mengambil oksigen dari paru-paru.

Fase ekspirasi saat terbang terjadi pada waktu sayap diturunkan. Pada saat sayap diturunkan,
kantung udara pada pangkal lengan mengempis, sehingga kantung udara dada mengembang
dan mendorong udara keluar, sehingga terjadi pergantian udara.

Fase inspirasi saat istirahat terjadi dengan diawalinya pergerakan tulang rusuk ke depan
sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal tersebut menyebabkan
udara dapat masuk ke paru-paru. Sebagian udara yang kaya oksigen ini akan diambil paru-
paru dan sebagian lagi akan masuk ke kantung udara belakang. Udara yang miskin oksigen
akan masuk ke kantung udara depan.

Fase ekspirasi saat istirahat terjadi saat rongga dada mengecil dan diikuti mengecilnya paru-
paru, sehingga udara di dalam kantung udara akan dikeluarkan melalui paru-paru.

3.5. Sistem Pernapasan pada Mamalia


Sistem pernapasan pada mamalia mirip dengan sistem pernapasan pada manusia. Itu karena
manusia juga termasuk mamalia. Pernapasan menggunakan paru-paru

Anda mungkin juga menyukai