Sap DM
Sap DM
Sap DM
Latar Belakang
Penyakit Kencing Manis / Diabetes Melitus adalah ketidakmampuan tubuh untuk mengubah makanan
menjadi energi karena gangguan metabolisme yang terjadi dalam tubuh.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan
dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan
sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien mampu memahami tentang penyakit
diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat menjelaskan
tentang :
1. Pengertian DM
2. Penyebab DM
4. Komplikasi DM
1. Pengertian DM
2. Penyebab DM
4. Komplikasi DM
Metode
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
Media
Proses pelaksaaan
No
Kegiatan
Respon peserta
Pendahuluan
- Memberi salam
- Menyampaikan tujuan
- Melakukan apersepsi
-Menjawab salam
- Menyimak
- Menyimak
- Menyimak
Isi
Penyampaian materi
-Memperhatikan
Penutup
- Diskusi
- Kesimpulan
- Evaluasi
-Menyampaikan jawaban
-Mendengarkan
-Menjawab salam
Setting Tempat
Duduk berhadapan
Evaluasi
2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada pasien dan keluarga pasien tentang :
DIABETES MELLITUS
A. Definisi
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan
dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan
sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.
B. Etiologi
1. Faktor genetik
2. Faktor Imunologi
3. Faktor lingkungan
1. Usia
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga
C. Tipe DM
DM TIPE 1
DM TIPE 2
Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin.
Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari batas normal. Tetapi tubuh
membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.
Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun.
faktor lingkungan (infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan
sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas.
Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90% penderita mengalami
obesitas.
90 % penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat
dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur.
Diabetes melitus tipe 2 juga cenderung di turunkan secara genetik dalam keluarga.
6. Infeksi kulit
Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan selama 10 jam dan dalam keadaan istirahat
atau tidur malam. Minum air putih diperbolehkan. Jadi, lakukan tes darah 10 jam setelah makan malam
terakhir.
b. Tes gula darah 2 jam setelah makan. Tes gula darah yang dilakukan 2 jam setelah m akan. Ingat, selain
makan, diabetisi juga harus minum obat ataupun suntik insulin seperti biasa. Hal ini dilakukan agar
dokter bisa melihat gambaran gula darah dengan dosis obat atau pun insulin.
c. Tes gula darah sewaktu. Gula darah sewaktu adalah gula darah kapan saja,bukan saat puasa ataupun
2 jam setelah makan.tes gula darah sewaktu dipakai sebagai patokan oleh diabetisi untuk mengetahui
apakah dirinya mengalami hipoglikemia ataupun hiperglikemia
d. Tes hemoglobin A1c(HbA1c). HbA1c Menggambarkan kondisi gula darah rata-rata selama 3 bulan
kebelakang.
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Plasma vena
Darah kapiler
< 110
< 80
110- 200
80 - 200
≥ 200
≥ 200
Plasma vena
Darah kapiler
< 110
< 90
110- 126
90- 110
≥ 200
≥ 110
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus, tetapi pemeriksaan urine tidak
dapat digunakan sebagai dasar diagnosis adanya diabetes melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan
dianalisis, mengandung glukosa atau tidak. Jika dalam urine di temukan adanya glukosa, hal itu dapat
memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
3. Tes keton
Keton ditemukan dalam urine jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau sangat rendah. Jika hasil tes
positif dan kadar glukosa darah juga tinggi, dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
4. Pemeriksaan mata
Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya retina yang abnormal, hal ini terjadi pada
penderita diabetesmelitus kronis akibat komplikasi penyakit tersebut.
F. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa dalam upaya
untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu : diet, latihan, pemantauan, terapi,
pendidikan.
1. Penatalaksanaan Diet
Tujuan utama dari penatalaksanaan diabetes mellitus ini yaitu untuk mengendalikan konsentrasi glukosa
darah dalam batas normal. Kadar gula darah yang normal sulit untuk di pertahankan, tetapi semakin
mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadi komplikasi sementara maupun jangka
panjang adalah semakin berkurang (Mirza Maulana,2015).
Ø Protein minimal 1 gram/Kg BB per hari (untuk dewasa) dan 2-3 gram/Kg BB perhari (untuk anak-anak)
Ø Lemak sebaiknya dikurangi terutama yang mengandung kolesterol, lemak yang baik adalah lemak tak
jenuh contohnya minyak jagung
2. Secara Medis
Golongan sulfonilurea sering kali dapat menurunkan kadar gula darah secara mencukupi pada penderita
diabetes tipe 2, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe 1. Contohnya adalah glipizid, gliburid,
tolbutamid,dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang
pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. OHO biasanya diberikan pada
pederita diabetes tipe 2 jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup. Obat
ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali
pemberian. Jika OHO tidak dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan baik, mungkin perlu
diberikan dengan suntik insulin.
b. Insulin
3) Ketoasidosis diabetik.
Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut.
Digunakan jarum yang sangan kecil agar tidak terasa terlalu nyeri. Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar,
masing-masing memliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda :
contonya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar. Insulin ini sering kali
mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan
bekerja selama 6-8 jam. Insulin ini sering kali digunakan untuk penderita yang menjalani beberapa kali
suntikan setiap harinya dan disuntikkan dalam 15-20 menit sebelum makan.
contohnya adalah insulin suspensi seng atau isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai
puncak maksimum dalam waktu 6-10 jam, dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan
pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk
memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul setelah 6 jam
dan bekerja selama 23-6 jam.
c. Debridement
Debridement yaitu menghilangkan jaringan mati atau nekrotik pada luka. Jaringan yang perlu
dihilangkan adalah jaringan nekrotik dan slough. Debridement memberikan banyak manfaat diantaranya
menghilangkan jaringan yang sudah tidak tervaskularisasi,bakteri,dan juga eksudat sehingga akan
menciptakan kondisi luka yang dapat menstimulasi munculnya jaringan sehat.
E. Metode Belajar
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
F. Media
Leaflet
Power point
Laptop
LCD
Speaker
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktural
5. Kontrak waktu
2. Proses
3. Hasil
Jawaban: suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative.
a. DM tipe 1
1) Faktor Genetik
2) Faktor Imunologi
3) Faktor Lingkungan
b. DM tipe 2
1) Umur
2) Obesitas
3) Riwayat Keluarga
4) Gaya Hidup
Jawaban :
2) Kelemahan Tubuh
3) Infeksi kulit
Jawaban :
1. Gula
2. Susu
3. Madu
1. Nasi
2. Kentang
3. Roti
4. Singkong
1. Ikan segar
2. Ayam
3. Telur ayam
4. Udang
1. tahu
2. tempe
3. kacang tanah
4. kacang merah
1. kangkung
2. tomat
3. terong
4. ketimun
5. kol
6. sawi
7. gambas
1. Buncis
2. Daun singkong
3. Kacang panjang
4. Bayam
1. Jambu air
2. Jambu biji
3. Papaya
2. Jeruk
3. Mangga
4. Nanas
1. Nangka
2. Durian
3. Sawo
4. Lecy
5. Apel merah
H. Refrensi
Jogjakarta:Kanisius.