Contingency Theory in Management Accounting

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

RMK Akuntansi Manajemen Lanjutan

Dosen : Prof. Dr. Mediaty, S.E., Ak., M.Si., CA.

CONTINGENCY THEORY IN MANAGEMENT ACCOUNTING

Oleh:

SATRIA
A062192009

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Contingency Theory in Management Accounting

A. Definisi Teori Kontingensi


Teori kontingensi (contigensy theory) adalah teori perilaku yang mengklaim bahwa
tidak ada satu cara terbaik untuk merancang struktur organisasi. Cara terbaik untuk mengatur
misalnya sebuah perusahaan, adalah, bagaimanapun, bergantung pada situasi internal dan
eksternal perusahaan. Teori kontingensi berasumsi bahwa:
1) Fiedler, ada satu cara terbaik untuk mengatur/memimpin dan bahwa gaya
kepemimpinan organisasi yang efektif dalam beberapa situasi mungkin tidak akan
berhasil pada orang lain.
2) Gaya organisasi/kepemimpinan optimal bergantung pada berbagai kendala internal
dan eksternal.
3) Cara terbaik untuk mengatur tergantung pada sifat dari lingkungan mana organisasi
harus berhubungan.
Berbagai pola perilaku pemimpin (atau ciri) dibutuhkan dalam berbagaisituasi bagi
efektivitas kepemimpinan. Teori Path-Goal tentang kepemimpinan meneliti bagaimana empat
aspek perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta motivasi pengikut. Pada umumnya
pemimpin memotivasi para pengikut dengan memengaruji persepsi mereka tentang konsekuensi
yang mungkin dari berbagai upaya. Bila para pengikut percaya bahwa hasil-hasil dapat diperoleh
dengan usaha yang serius dan bahwa usaha yang demikian akan berhasil, maka kemungkinan
akan melakukan usaha tersebut. Aspek-aspek situasi seperti sifat tugas, lingkungan kerja dan
karakteristik pengikut menentukan tingkat keberhasilan dari jenis perilaku kepemimpinan untuk
memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.

B. Munculnya Perumusan Kontingensi


Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi
manajemen adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam
menginterpretasikan hasil riset empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau
dan memahami jenis hipotesis yang telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan
yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan
sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang semakin cepat, dan bahwa diperlukan
pengembangan paralel dalam teori organisasi guna mengembangkan suatu penjelasan
penting.
1. Pengaruh Hasil Empiris
Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus
dipecahkan dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi
pengembangan perumusan kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi,
dan lingkungan telah dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi
membedakan antara satu situasi dengan situasi yang lain.
2. Efek Teknologi
Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam
akuntansi manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang
berbeda telah memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal
tersebut muncul sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap
sebagai konfirmasi empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah
yang menentukan jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara
merata. Teknologi produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi
akuntansi yang disajikan. Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh
atas informasi yang harus disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh,
kompleksitas dari tugas yang dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur
pengendalian biaya yang sesuai.
3. Efek dari Struktur Organisasi
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana
informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan
anggaran (budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi
dalam anggaran menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan
terhadap para bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga
mempertimbangkan efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood
menunjukan bahwa gaya batasan anggaran bersifat kaku.
Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja
terintegritas, sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang
satu dengan yang lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada
industri penambangan batu bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung
satu sama lain. Studi awal menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran
pencapaian tidaklah sesuai jika terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan
gaya anggaran yang sesuai bergantung pada derajat tingkat saling ketergantungan yang
ada diantara pusat tanggung jawab yang terlibat.
4. Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam
penggunaan informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan
yang memakai manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi
dan sistem pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih
lanjut lagi, jenis persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap
penggunaan pengendalian akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan
membedakan antara operasi (lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit
untuk menunjukanlaba akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof lebih
mudah untuk memelihara operasi yang menguuntungkan) dapat ditunjukan bahwa para
manajer senior menggunakan informasi anggaran untuk mengevaluasi pencapaian
manajerial yang sangat berbeda dalam kedua situasi tersebut.jika ketelitian anggaran
dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan dari sistem akuntansi, maka gaya
penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai anggaran akurat terhadap
lingkungan.
5. Pengaruh Teori Organisasi
Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang
mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga
variabel kontinjensi adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah
digunakan sebagai contoh ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori
kontinjensi akuntansi manajemen teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan
universalistis terhadap pendekatan akuntansi manajemen yang menjadi mode pada tahun
1970an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dapat dijelaskan hanya oleh tekanan
penemuan empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang bersifat menjelaskan.
Faktor utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi manajemen yang terjadi
lebih dahulu.

C. Pengaruh Teori Kontigensi terhadap Manajer


1) Dengan menerapkan teori kontingensi untuk mempelajari manajemen, kita akan
dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda.
2) Kita akan menyadari bahwa keberhasilan penerapan teknik dalam satu situasi tidak
menjamin kesuksesan di negara lain.
3) Sebaliknya, kita akan dapat memeriksa setiap situasi dalam hal bagaimana hal itu
dipengaruhi oleh kontekstual, dimensi organisasi, dan manusia.
4) Akibatnya, kemampuan kita secara keseluruhan untuk memperbaiki masalah dan
menjadi lebih efektif sebagai seorang manajer akan meningkat.

A. Keunggulan
Teori kontinjensi mempunyai sejumlah keunggulan sebagai berikut:
1) Teori ini didukung oleh penelitian empirik yang bagus.
2) Teori ini telah memperluas pemahaman kita mengenai kepemimpinan dengan
mempertimbangkan dampak situasi terhadap pemimpin.
3) Teori ini prediktif dan menyediakan informasi yang berguna bagi kepemimpinan
secara efektif.
4) Teori ini menguntungkan karena tidak mengharuskan orang mampu dalam semua
situasi.
5) Teori ini menyediakan data mengenai gaya kepemimpinan yang dapat berguna
untuk pengembangan identitas kepempinan dalam organisasi.

B. Kritik
Banyak kritik yang diterima oleh teori kontingensi yang menjadi penilaian umum
bahwa teori ini bisa dikatakan tepat atau tidak sebagai teori kepemimpinan. Kritik
tersebut adalah:
1) Teori ini gagal menjelaskan secara lengkap kenapa seorang pemimpin lebih efektif
dalam beberapa situasi disbanding situasi yang lain.
2) Kritik terhadap skala LPC (skala penilaian kinerja pemimpin dari perspektif rekan
kerja yang pernah bekerja dengannya) yang banyak dipertanyakan kevalidannya
karena dianggap tidak korelasi dengan standard ukuran kepemimpinan lainnya.
3) Teori ini susah diterapkan pada setting dunia nyata, karena membutuhkan penilaian
gaya kepemimpinan yang kompleks dengan tiga pendukungnya yaitu hubungan
pimpinan bawahan, struktur kerja, dan kekuatan posisi yang masing-masing
berbeda.
4) Teori ini gagal menjelaskan apa yang harus dilakukan organisasi untuk
menyesuaikan pemimpin dan situasi di tempat kerja.

Ketidakpastian Lingkungan dan Kinerja Manajerial: Peran Mediasi Sistem


Akuntansi Manajemen
Izmi Dwira Eriani dan Zaenal Fanan
Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan
2019
Hasil penelitian menunjukkan: 1) ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap
sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial, 2) sistem akuntansi manajemen
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, 3) sistem akuntansi manajemen dapat
memediasi pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manjerial. Penelitian ini
menghasilkan temuan yang dapat bermanfaat bagi manajemen perusahaan agar mampu
memahami bahwa ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan merupakan faktor yang
dapat meningkatkan kinerja manajerial dengan sistem akuntansi manajemen sebagai
sarananya. Sehingga manajemen dapat meningkatkan kualitas sistem akuntansi
manajemen untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan cepat dalam permasalahan
akibat adanya ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan.

Anda mungkin juga menyukai