BAB 1 Dan 2 ALK
BAB 1 Dan 2 ALK
BAB 1 Dan 2 ALK
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
SISY APRILIA 17302113
OCTAVIA RIRIN PAELONGAN 17302015
ROSALIA KENDEK SAMBE 17302011
SEPTIAN PURNOMO 15302568
Mamduh M. Hanafi
Abdul Halim
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB 1. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: PENDAHULUAN.....................................1
1.1 Beberapa Tujuan Analisis Keuangan.........................................................................3
1.2 Kegiatan-Kegiatan Perusahaan.................................................................................6
1.3 Laporan Keuangan yang Pokok.................................................................................9
1.4 Rangkuman................................................................................................................ 17
1.5 Beberapa Istilah dalam Bab Ini..................................................................................18
1.6 Pertanyaan Review....................................................................................................19
1.7 Problem...................................................................................................................... 19
BAB 2. INFORMASI AKUNTANSI..................................................................................21
2.1. Akuntansi dan Informasi Akuntansi...........................................................................22
2.2 Tujuan Pelaporan Keuangan......................................................................................25
2.3 Karakteristik Kualitatif Infromasi Akuntansi.................................................................28
2.4 Asumsi dan Konvensi dalam Akuntansi.....................................................................33
2.5 Rangkuman................................................................................................................ 38
2.6 Beberapa Istilah dalam Bab Ini..................................................................................39
2.7 Pertanyaan Review....................................................................................................40
2.8 Problem...................................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................42
ii
BAB 1
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN:
PENDAHULUAN
1
BAB 1
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN:
PENDAHULUAN
Sebelum melakukan analisis, seorang analis harus memahami ketiga langkah di atas,
baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti rasio-
rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya. .
Bab ini akan menjelaskan beberapa contoh tujuan-tujuan analisis keuangan, agar
dipahami bagaimana suatu tujuan akan menentukan jalannya analisis. Juga akan
dibicarakan dengan singkat beberapa bentuk laporan keuangan yang pokok yaitu: Neraca,
Laporan Laba-Rugi, dan Laporan Aliran Kas.
2
1.1. BEBERAPA TUJUAN ANALISIS KEUANGAN
Beberapa tujuan analisis keuangan bisa disebutkan di sini. Tujuan ini pada dasarnya
ingin bertanya “Apa yang akan diperoleh dari analisis keuangan yang dilakukan?” Tujuan ini
akan menentukan arah analisis, batasan-batasan dalam analisis, dan hasil yang diharapkan.
Berikut ini beberapa contoh tujuan analisis keuangan.
3
Analisis risiko bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa
sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini untuk periode-periode masa
mendatang.
4
1.1.5. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan
Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan
pemsahaa untuk memastikan apakah perusahaan atau perusahaan yang akan dimasuki
tersebut mempunyai keuangan yang bagus. Beberapa faktor yang bisa dianalisis antara lain
profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan
kas dari perusahaan (cash generating ability).
1.1.6. Pemerintah
Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya
pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri.
Bagi industri yang diatur (regulated industry), tingkat keuntungan biasanya ditentukan oleh
pemerintah dengan menambahkan sejumlah persentase tertentu di atas biaya modalnya.
Apabila perusahaan akan menjual sahamnya ke pasar modal, maka pemerintah (dalam hal
ini Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan layak tidaknya
perusahaan tersebut untuk go public.
5
jangka panjang, diperlukan analisis solvabilitas. Analisis pinjaman jangka panjang seperti
dalam obligasi akan banyak menggunakan jenis analisis ini.
Pada kebanyakan situasi, kedua macam analisis di atas (profitabilitas dan risiko)
akan digunakan bersama-sama untuk menganalisis keuangan perusahaan. Analisis
investasi (oleh investor) sebagai contoh akan banyak menggunakan kedua macam analisis
tersebut, sehingga teknik-teknik analisis yang digunakan akan cukup lengkap. Karena tujuan
analisis akan menentukan arah dan lingkup analisis keuangan, maka tujuan tersebut harus
ditetapkan terlebih dulu di muka dengan jelas.
6
Gambar 1.1. Ringkasan Kegiatan Bisnis
Lingkungan Perusahaan
Investasi Pendanaan
Operasi
7
]awaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan diatas akan memberi pandangan
yang Iebih mendalam terhadap perusahaan, dan hal ini akan bermanfaat untuk memahami
kondisi keuangan perusahaan.
8
faktor seperti agresivitas manajemen, tingkat pajak perusahaan, dan tingkat pajak leverage.
Semakin agresif pihak manajemen,yang berarti semakin berani mengambil resiko,
perusahaan akan cenderung menggunakan utang lebih banyak. Semakin tinggi tingkat pajak
yang membebani perusahaan, perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang lebih
banyak karena perusahaan bisa memanfaatkan dengan penghematan pajak yang timbul
dari bunga yang dibayarkan (bunga bisa dikurangkan dari pajak, sedangkan deviden tidak
bisa dipakai sebagai pengurang pajak). Semakin tinggi leverage perusahaan, semakin kecil
fleksibilitas yang dipunyai perusahaan, yang berarti perusahaan akan menggunakan
tambahan utang yang lebih sedikit.
Sama seperti pemahaman terhadap kegiatan investasi, pemahaman terhadap kegiatan
pendanaan juga akan member latar belakang pemahaman kondisi keuangan perusahaan
lebih baik lagi.
1.2.4 Operasi
Kegiatan-kegiatan investasi dan pendanaan di atas kemudian diterjemahkan ke dalam
kegiatan operasional perusahaan. Melalui kegiatan operasional inilah perusahaan berusaha
mencapai tujuan pokoknya, yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau meningkatkan nilai
saham yang berarti meningkatkan kemakmuran pemegang saham (pemilik perusahaan).
9
Menunjukan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana
diperoleh dari pinjaman (utang) dan penyertaan pemilik perusahaan (modal).
Persamaan neraca bisa ditunjukkan sebagai berikut ini:
Aset = Utang + modal pemilik
Persamaan di atas bisa di baca sebagai berikut ini : aset suatu perusahaan sama
dengan utang plus modal (atau klaim terhadap aset tersebut oleh kreditor dan pemilik
perusahaan). Aset/Aktiva menampilkan data spesifik kekayaan perusahaan (kas, piutang,
persediaan, aktiva tetap), sedangkan sisi pasiva menampilkan daftar spesifik orang atau
badan (entity) yang memberikan dana untuk memperoleh aset tersebut (dan dengan
demikian klaim terhadap aset tersebut), seperti supplier, pemerintah, bank, pemegang
saham. Dengan demikian neraca menampilkan keseimbangan atau kesamaan antara
keputusan investasi dengan keputusan pendanaan.
10
Klasifikasi aset dalam laporan keuangan cukup beragam, tetapi pada dasarnya
klasifikasi tersebut mencakup bebrapa jenis aset yaitu:
Aktiva Lancar
Kelompok ini mencakup aset yang akan dijual atau dikonsumsi dalam jangka waktu
dekat (selama siklus normal bisnis), yang biasanya satu tahun. Contoh aset ini adalah kas,
piutang, persediaan, uang muka pembayaran.
Investasi
Yang termasuk dalam kategori ini adalah investasi jangka panjang seperti investasi
pada obligasi dan investasi pada saham. Investasi yang bersifat jangka pendek (missal
investasi pada surat berharga jangka pendek) dikelompokkan kedalam aktiva lancar.
11
Kebanyakan utang merupakan utang monoter; perusahaan mempunyai kewajiban untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada masa mendatang, kewajiban yang harus dipenuhi
kuang dari satu tahun atau dalam jangka siklus bisnis perusahaan, dikelompokkan kedalam
utang lancar. Utang lancarv dinyatakan dalam jumlah uang yang harus dibayarkan pada
saaat jatuh tempo. Kewajiban yang harus dipenuhi lebih dari satu tahun biasanya
dimasukan dalam utang jangka panjang. Utang jangka panjang dinyatakan dalam present
value kas yang mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa (bukanya kas).
Sebagai contoh, garansi mewajibkan perusahaan menyerahkan jasa perbaikan apabila ada
pelanggan yang membeli produk yang rusak. Kewajiban ini dinyatakan dalam biaya yang di
harapkan akan dikeluarkan pada masa mendatang.
12
Laba bersih merupakan selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya.
Pendapatan mengukur aliran masuk aset bersih setelah dikurangi utang dari penjualan
barang atau jasa. Biaya mengukur aliran keluar aset bersih karena digunakan atau
dikonsumsikan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan bisa dibedakan menjadi
pendapatan operasional yaitu pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan pokok perusahaan,
dan pendapatan nonoperasional atau pandapatan lain-lain yang dihasilkan oleh kegiatan
sampingan perusahaan. Apabila penjualan berada pada bisnis makanan, sebagai contoh
maka pendapatan yang dihasilkan dari penjualan makanan merupakan pendpatan
operasional. Dalam kegiatan bisis yang normal kadang-kadang perusahaan menjual
sebagian asetnya. Penjualan aset ini bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan
meskipun ada kaitannya dengan bisnis yang normal. Apabila menghasilkan untung
penjualan aset ini dikelompokkan ke dalam pendapatan lain-lain.
Piutang xxx
Penjualan xxx
(Mengakui pendapatan pada saat penjualan dilakukan, penjualan dalam hal ini
menggunakan kredit bukan kas)
Apabila tidak terjadi penjualan, maka biaya produksi akan tetap tercatat sebagai aset
perusahaan dalam hal ini sebagai persediaan
Sesudah penjualan terjadi ada dua transaksi yang dicatat ; pengakuan pendapatan dan
pengakuan biaya produksi. Jurnal yang pertama, yang memunculkan rekening harga pokok
penjualan, mengakui dan mencatat munculnya biaya produksi melalui harga pokok
penjualan.
13
Sedangkan jurnal yang kedua mengakui munculnya pendapatan (penjualan) meskipun pada
saat itu perusahaan belum menerima kas. Harga pokok penjualan muncul sebagai biaya
yang merupakan pasangan pendapat yang muncul (dari transaksi penjualan). Prinsip
mempertemukan (matching) ini merupakan salah satu prinsip dalam akuntansi. Pendapatan
berusaha dipertemukan dengsn biaya yang ada kaitannya dengan pendapatan tersebut.
Prisip mempertemukan ini tidak perlu ada kaitannya dengan kas yang diterima. Pada saat
penjualan terjadi barangkali kas belum diterima, tetapi pendapatan dan biaya yang
berkaitan (harga pokok produksi) telah diakui. Apabila pembeli kemudian melunasi
piutangnya maka jurnal yang akan dicatat adalah sebagai berikut:
Kas xxx
Piutang xxx
(Mencatat pelunasan piutang oleh pembeli)
Apabila biaya yang ada tidak bisa atau sulit dikaitkan dengan pendapatan, maka biaya
tersebut dibebankan pada periode dimana jasa telah dilakukan (periode dimana penjualan
muncul). Contoh biaya semacam itu adalah gaji direktur atau biaya depresiasi kantor pusat.
Biaya-biaya tersebut tidak bisa dikaitkan langsung dengan pendpatan tertentu yang muncul.
Dengan pendekatan kas, pendapatan akan diakui pada saat kas diterima oleh perusahaan.
Biaya akan diakui pada saat kas akan dikeluarkan oleh perusahaan. Proses operasi
perusahaan bisa digambarkan sebagai berikut ini:
Periode Produksi
Penjualan Produk
Periode Piutang
Kas dibayarkan
14
Apabila proses tersebut terjadi dalam satu periode (missal satu tahun) maka
pendekatan kas tidak akan banyak menimbulkan masalah, karena pendapatan (kas masuk)
akan dipertemukan dengan biaya (kas keluar) pada satu periode tersebut. Tetapi kalau
proses operasi tersebut tidak terjadi dalam satu periode, maka akan timbul masalah.
Misalkan saja awal periode perusahaan mengeluarkan kas 10 milliar untuk mendirikan
pabrik dan belum menghasilak nrpoduk ataupun penjualan apapun. Itu berarti pada tahun
pertama perusahaan akan rugi 10 miliar. Sesudah perusahaan berproduksi perusahaan bisa
menghasilkan penjualan 100 juta pertahunnya. Itu berarti pendpatan perusahaan
pertahunnya mencapai 100 juta. Padahal pendapatan pertahun tersebut dihasilkan dengan
manfaat pabrik yang dibangun pada tahun pertama. Diluar dari prinsip matching
(mempertemukan pendapatan dengan biaya) pendekatan kas di atas tidak baik, karena
pendpatan yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya kita ditemukan dengan biaya-biaya
yang dipakai untuk menghasilkan pendpatan tersebut. Ketidakseimbangan juga terjadi, pada
tahun perrtama perusahaan rugi besar, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya
perusahaan mengalami untung besar.
Untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut, standar akuntansi
mengharuskan pemakaian metode akrual untuk melaporkan rugi atau laba perusahaan.
Pendekatan akrual pada dasarnya memfokuskan pada perolehan dan penggunaan sumber
daya ekonomis dalam operasi, tidak harus pada aliran kasnya.
Item-item diatas merupakan laba atau rugi yang muncul bukan dari operasi normal
perusahaan. Agar tidak menyesatkan pembaca laporan pembaca laporan keuangan harus
diberikan informasi kemampuan perusahaan yang sebernarnya. Informasi kemudian akan
dipakai untuk memprediksi kemampuan perusahaan pada masa mendatang. Standar
skuntansi mengharuskan laporan keuangan mengelompokan pendapatan atau rugi ke
dalam empat klasifikasi :
15
Pendapatan atau biaya yang terjadi dalam operasi bisnis saat ini atau masa
mendatang masuk dalam kategori ini. Kalau perusahaan penjual makanan, laba dari
penjualan produk makanan merupakan pendpatan kategori pertama. Jika perusahaan
tersebut mempunyai anak perusahaan yang bergerak dibidang pengangkutan (missal,
tujuan untuk membantu distrinusi produk makanannya) kemudian memutuskan untuk
menjual usaha tersebut, maka laba atau rugi yang terjadi akan masuk pada kategori yang ke
dua.
Kalau pabrik tersebut mengalami kebakaran maka rugi yang terjadi masuk dalam
kategori yang ke tiga. Kategori yang ketiga merupakan item yang :
(1) Tidak biasa (unusual), dilihat dari usaha bisnis perusahan
(2) Tidak sering muncul (nonrecurring)
(3) Jumlahnya signifikan (material)
Ketiga kategori diatas harus dipenuhi supaya suatu item masuk dalam pendapatan
atau rugi luar biasa. Apabila suatu perusahaan perkayuan terletak di daerah angin rebut,
kemudian perusahaan mengalami kerusakan tidak ada angin rebut yang lewat, maka item
tersebut tidak masuk dalam pendapatan (rugi) luar biasa karena item tersebut tidak
memenuhi persyaratan kedua. Item tersebut tidak bisa (unusual) karena angin rebut tidak
ada kaitannya dengan usaha penebangan kayu. Tetapi karena pabrik tersebut berada di
jalur angin rebut, maka bisa diharapkan kejadian semacam itu (angin rebut) akan berulang
lagi suatu saat. Karena itu item tersebut tidak memenuhi item dua yaitu non reccuring.
Pos terakhir adalah laba (Rugi) karena perubahan prinsip-prinsip akuntansi. Perbedaan
karena perubahan tersebut harus dilaporkan secara akumulatif. Itu berarti efek perubahan
tersebut harus dilaporkan kalau perusahaan menggunakan metode baru sejak metode lama
pertama kali digunakan. Misalkan perusahaan menggunakan metode LIFO lima tahun yang
lalu, dan sekarang ingin berubah metode menjadi FIFO, maka perbedaan yang timbul
karena perubahan tersebut harus dihitung sejak lima tahun yang lalu.
Pada situasi normal, bagian terbesar laba perusahaan berasal dari laba kategori
pertama.
16
Gambar 1.3. Komponen laporan aliran kas
Operasi
Kas di terima dari penjualan Kas dibayarkan untuk operasi Aliran kas dari ooperasi
barang dan jasa - = =
perusahaan
Investasi +/-
Kas diterima dari penjualan Kas dibayarkan untuk inestasi Aliran kas bersih dari investasi
investasi bangunan, - - =
akuisisi, pabrik, bangunan, dan =
pabrik,peralatan peralatan
Pendanaan +/-
=
Aliran kas bersih untuk periode
tertentu
1.4. RANGKUMAN
Analisis keuangan pada dasarnya ingin melihat prospek dan rersiko perusahaan.
Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas) dan resiko bisa dilihat dari
kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau mengalami kebangkrutan.
Seorang analisis perusahaan harus melakukan bebrapa langkah: (1) menetukan tujuan dari
analisis keuangan, (2) memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari
laporan keuangan, (3) memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha
perusahaan tersebut.
Tujuan analisis keuangan bisa ditinjau dari pandangan seorang analisis. Seorang
pemegang saham atau calon pemeggang saham akan menganalisis perusahaan untuk
memperoleh kesimpulan apakah salam perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak.
Demikian juga halnya dengan membeli kredit, supplier, dan pemerintah.
17
Perusahaan beroprasi pada lingkungan bisnis dan perekonomian tertentu. Sebagai
antisipasi, perusahaan, berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, menetap strategi tertentu
untuk menghadapi lingkungannya. Ada tiga macam strategi generik: (1) defidensi, (2) biaya
rendah (low cost), dan (3) fokus.kegiatan perusahaan pada dasarnya bisa disklasifikasikan
ke dalam: (1) keinginan investasi, (2) kegiatan pendanaan, (3) kegiatan operasi.
Ada tiga macam jenis laporan keuangan: (1) neraca, (2) laporan laba-rugi dan (3)
laporan alrian kas atau laporan perubahan posisi keuangan. Neraca memberikan gambaran
kekayaan, utang dan modal saham pada tanggal tertentu. Laporan laba-rugi memberikan
informasi mengenai aktivitas perusahaan selama jangka waktu tertentu. Laporan aliran kas
memberikan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama jangka
waktu tertentu. Pendekatan akrual dipakai dalam laporan akuntansi.
Dengan ketiga hal diatas, (menentukan tujuan dari analisis keuangan, memahami
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan, dan dan memahami
kondisi ekonomi dan bisnis yang dipengaruhi usaha perusahaan tersebut). Analisis
keuangan siap melakukan tugasnya.
Profit
Risiko
Return
Risk averse
Costumer (pelanggan)
Pemasok
Cash generating ability
Regulated industry
Go public
Oligopoli
Monopoli
Industri yang terkonsenterasi
Diferensiasi
Biaya rendah
Fokus
Neraca
Laporan laba-rugi
Laporan aliran kas
18
Historical cost (harga pokok perolehan)
Current replacement cost
Current realizable value
Residual interest/claim
Pendekatan akrual
Pendekatan kas
Standar akuntansi keuangan (SAK)
1.7. PROBLEM
19
Secara singkat Enron bisa dilukiskan sebagai perusahaan yang menggunakan transaksi ang
rumit, memanfaatkan ketidakjelasan prinsip akuntansi, tetapi tidak mempunyai aansparansi
yang jelas. Pada tanggal 16 Oktober, Enron merugi dari partnership-nya sebesar $35 juta,
dan juga menghapuskan nilai saham sebesar $1,2 miliar. Harga saham telah turun sebesar
60%. SEC (Security Exchange Commission) mulai melakukan menyelidikan terhadap
perlakuan akuntansi Enron dalam kaitannya dengan partnershipu nya dan apakah sudah
cukup membuka diri (disclose) terhadap investor.
Pada tanggal 8 November, Enron menyatakan bahwa labanya terlalu besar (overstate)
gebesar $586 juta. Situasi nampaknya semakin memburuk bagi Enron. Perusahaan
nampaknya berada dalam kesulitan besar, investor semakin tidak percaya dengan Enron.
Pada tanggal 9 November 2001, Dynegy bersedia membeli Enron dengan nilai $9 miliar.
Jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai Enron pada masa jayanya. Enron
mempunyai kewajiban jangka pendek sebesar sekitar $700 juta yang jatuh tempo dalam
beberapa hari. Pada tanggal 28 November, Dynegy yang diharapkan bisa menyelamatkan
Enron, temyata membatalkan rencana pengambilalihan Enron. Penelitian SEC melebar k6
kantor akuntan Arthur Andersen.
Pada tanggal 2 Desember 2001, akhirnya Enron menyatakan bangkrut, dan meminta
perlindungan melalui Bab 11 (Chapter 11, peraturan undang-undang di Amerika Serikat
yang mengatur proses kebangkrutan perusahaan).
Pertanyaan:
Kenapa bisa teijadi kasus Enron, bagaimana peran dari laporan keuangan? Kenapa laporan
keuangan tidak bisa menggambarkan kondisi Enron yang sesungguhnya? '
2. Misalkan Anda sebagai investor, item-item apa saja dalam neraca, laporan laba-rugi,
laporan aliran kas yang harus Anda perhatikan pada waktu menganalisis kondisi
perusahaan. Kontraskan dengan posisi Anda sebagai seorang bankir yang akan
memberikan pinj aman jangka pendek.
3. Apa yang dimaksud dengan “earning management? Kenapa manajer melakukan hal
tmebut? identifikasi cara-cara manajer mengelola (me-manage) earning-nya, baga'mana
manajer bisa mcmanfaatkan item-item discretionary.
20
BAB 2
INFORMASI AKUNTASI
21
BAB 2
INFORMASI AKUNTANSI
PADA bab pertama telah dibicarakan manfaat analisis laporan keuangan dipandang
dari beberapa pihak yang berkepentingan. Bab ini membicarakan proses akuntansi,
kerangka konseptual laporan keuangan, dan bentuk-bentuk laporan keuangan yang meliputi
neraca, laporan laba rugi, dan laporan analisis kas. Data akuntansi merupakan salah satu
sumber pokok analisis keuangan, karena itu pemahaman terhadap data akuntansi, seperti
proses penyusunannya, pelaporannya, akan sangat bermanfaat sebagai latar belakang
analisis keuangan.
22
Pemakai internal adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan perusahaan harian (jangka pendek) dan juga jangka panjang. Pemakai
eksternal biasanya mendasarkan terutama hanya pada laporan keuangan yang
dipublikasikan. Informasi tambahan bisa diperoleh melalui publikasi-publikasi lain seperti
dari majalah dan surat kabar. Sebaliknya, pemakai informasi akuntansi internal bisa
memperoleh baik laporan keuangan yang dipublikasikan maupun informasi keuangan yang
tidak dipublikasikan, serta informasi nonkeuangan lainnya yang relevan. Pemakai internal
mempunyai akses ke informasi akuntansi yang lebih besar, faktor pembatas disini adalah
kemampuan sistem akuntansi untuk memberikan informasi yang diperlukan. Semakin baik
sistem informasi yang disusun, berarti akan semakin banyak informasi relevan yang bisa
dihasilkan.
Komunikasi
24
2.2. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
Berikut ini tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat umum, berkaitan
dengan pemakai eksternal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakai eksternal yang
spesifik seperti manajemen. Gambar dibawah (Gambar 2.3.) menggambarkan tujuan
laporan keuangan dimulai dari ynag paling umum, kemudian bergerak ke tujuan yang lebih
spesifik.
Informasi yang Bermanfaat untuk Pengambilan Keputusan
Tujuan yang paling umum diperlihatkan Gambar 2.3. adalah bahwa pelaporan
keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat ntuk investor, kreditor, dan
pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang), untuk pembuatan keputusan
investasi, kredit, dan investasi semacam lainnya. Dari tujuan yang paling umum diatas,
kemudian tujuan berikutnya Yang lebih spesifik. Tujuan tersebut berkaitan dengan perkiraan
penerimaan kas untuk pemakai eksternal.
Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran Kas untuk Pemakai Eksternal
Tujuan kedua dalam bagan tersebut dinyatakan sebagai berikut. Laporan keuangan
harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk
memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang berarti risiko) penerimaan yang
berkaitan. Tujuan ini penting, karena investor atau pemakai eksternal mengeluarkan kas
untuk memperoleh aliran kas masuk. Pemakai eksternal harus yakin bahwa ia akan
memperoleh aliran kas masuk bukan hanya yang bisa mengembalikan aliran kas keluar
(return on investment), tetapi juga aliran kas masuk yang bisa mengembalikan return yang
sesuai dengan risiko yang ditanggungnya. Laporan keuangan diperlukan untuk membantu
menganalisis jumlahdan saat/waktu penerimaan kas (yaitu dividen, bunga) dan juga
memperkirakan risiko berkaitan.
Informasi yang Bermanfaat untuk Memperkirakan Aliran Kas Perusahaan
Penerimaan kas pihak eksternal akan ditentukan oleh aliran kas masuk perusahaan.
Perusahaan yang kesulitan kas akan mengalami kesulitan untuk memberi kas ke pihak
eksternal, dan dengan demikian penerimaan kas pihak eksternal akan terpengaruh.
25
Gambar 2.3. Tujuan Pelaporan Keuangan
Diturunkan
Tujuan Pemakai
eksternal
Tujuan
Spesifik
26
Tujuan ketiga adalah pelaopran keuangan harus memberikan informasi untuk
membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran
kas masuk bersih perusahaan. Penerimaan kas perusahaan diperoleh selama siklus bisnis
perusahaan tersebut, dimulai dari penbelian bahan-bahan mentah, produksi, penjualan, dan
penerimaan kas kembali. Dalam siklus tersebut perusahaan juga mengeluarkan kas (misal
untuk membeli bahan mentah). Penerimaan kas bersih perusahaan akan mempengaruhi
peneriman kas bersih pihak eksternal.
Informasi Mengenai Sumber Daya Ekonomi dan Klaim Terhadap Sumber Daya
Tersebut
Tujuan yang keempat merupakan tujuan yang paling spesifik. Tujuan ini
menandakan tipe informasi perusahaan yang harus diberikan dalam laporan keuangan.
Tujuan spesifik yang pertama adalah memberi informasi mengenai sumber daya ekonomi
perusahaan dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi: utang dan modal
saham. Informasi ini bermanfaat untuk pihak eksternal karena beberapa alasan:
(1) Mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan perusahaan untuk memperkirakan
likuiditas perusahaan.
(2) Memberikan basis untuk mengevaluasi prestasi perusahaan selama periode tertentu.
(3) Untuk memberikan indikasi langsung potensi aliran kas sumber daya dan kas yang
diperlukan untuk memenuhi kewajiban perusahaan.
(4) Untuk memberikan indikasi potensi aliran kas yang merupakan hasil gabungan dari
beberapa sumber daya dalam perusahaan.
Informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan modal saham
perusahaan disajikan dalam neraca.
Tujuan spesifik ini akan memperlihatkan sumber daya, kewajiban, dan modal saham
perusahaan. Sumber daya merupakan kekayaan perusahaan, kewajiban tercerminkan
dalam utang perusahaan., sedangkan modal saham merupakan klaim sisa asset setelah
dikurangi utang atau kewajiban perusahaan. Neraca menyampaikan informasi ini.
Informasi Mengenai Pendapatan dan Komponen-Komponennya
Tujuan spesifik lainnya adalah bahwa laporan keuangan memberikan informasi
mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal
menentukan harapannya (expectation) mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa
medatang. Fokus dari pelaporan keuangan mengenai prestasi perusahaan adalah informasi
mengenai pendapatan perusahaan yang komprehensif dan komponen-komponenny.
Informasi itu bermanfaat karena beberapa alasan.
(1) Untuk mengevaluasi prestasi manajemen.
(2) Memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (earning power) atau
jumlah lainnya yang diperkirakan mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dalam jangka panjang.
27
(3) Memperkirakan pendapatan masa mendatang.
(4) Memperkirakan resiko investasi atau meminjamkan pada perusahaan.
Supaya benar-benar mencerminkan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
pengukuran pendapatan harus mempertemukn manfaat dan biaya yang diperoleh pada
suatu periode tertentu, meskipun penerimaan kas atau pengeluaran kas yang terjadi
berlainan waktunya. Pendekatan semacam itu disebut juga sebagai pendekatan akrual.
Laporan prestasi juga harus memasukkan manfaat dan biaya nonoperasional yang terjadi
pada periode tertentu.
Laporan laba (pendapatan) dan komponen-komponennya disajikan melalui laporan
laba rugi.
Informasi Aliran Kas
Tujuan spesifik lain adalah pelaporan keuangan yang memberi infromasi mengenai
aliran kas perusahaan; bagaimana perusahaan menerima kas dan mengeluarkan kas,
mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk
dividen yang dibayarkan, dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas
perusahaan. Informasi aliran kas bermanfaat karena beberapa alasan:
(1) Memahami operasi perusahaan.
(2) Mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan.
(3) Memperkirakan likuiditas perusahaan.
(4) Menginterprestasikan lebih jauh laporan rugi laba.
Laporan Aliran Kas Disajikan Melalui Laporan Analisis Aliran Kas
Faktor lain yang menjadi isu dalam pelaporan keuangan adalah full disclosure
(pengungkapan penuh). Laporan keuangan harus memasukkan juga penjelasan-penjelasan
dan interpretasi oleh pihak manajemen untuk membantu pemakai eksternal memahami
informasi keuangan yang diberikan.
28
2.3.1. Hirarki Karakteristik Kualitatif
Gambar 2.4. memperlihatkan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam
bagan tersebut nampak bahwa informasi akuntansi dibatasi oleh dua batasan (constraint)
yaitu:
(1) Batasan Atas
Manfaat dari informasi akuntansi harus lebih besar disbanding biaya yang dikeluarkan agar
sistem infromasi akuntansi bisa dibenarkan.
(2) Batasan Bawah
Nilai rupiah dari informasi akuntansi harus material, yaitu cukupp besar untuk
mengakibatkan perbedaan dalam pengambulan keputusan. Supaya bermanfaat, informasi
akuntansi harus mempunyai karakteristik kualitatif setidak-tidaknya pada tingkat minimum.
Relevan
Suatu informasi bisa dikatakan relevan apabila adanya informasi tersebut bisa
membuat perbedaan keputusan yang diambil. Informasi yang relevan bisa membantu
pemakai informasi untuk membentuk harapan atau kesimpulan mengenai hasil-hasil pada
masa yang lalu, sekarang, dan masa yang mendatang. Informasi tersebut bisa bisa dipakai
untuk memprediksi kejadian atau hasil pada masa mendatang (kemampuan prediksi) dan
juga bisa dipakai untuk mengkonfirmasikan kesimpulan-kesimpulan tentang masa yang lalu
(kemampuan memberi feedback). Sebagai tambahan, suapaya relevan informasi akuntansi
juga harus tepat waktu.
29
Gambar 2.4. Hirarki Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Kualitas
Spesifik pemakai Bisa dipahami
Kualitas secara
Keseluruhan
Bermanfaat untuk pengambilan keputusan
Kualitas yang pokok
Spesifik
Keputusan
Relevan Reliabel
Karakteristik
Kualitas utama Nilai Prediksi Bisa diverifikasi
Karakteristik
Kualitas yang kedua
Bisa diperbandingkan
(termasuk konsistensi)
Batasan untuk
pengakuan
Kematerialan
30
Nilai Prediksi dan Umpan Balik
Informasi akuntansi mempunyai nilai prediksi apabila informasi tersebut bjisa
dipakai untuk mempredikasi lebih akurat berdasarkan informasi masa lalu dan saat
sekarang . Informasih mempunyai kemampuan umpan balik apabilah informasi tersebut
bisa dipakai untuk mengkonfirmasih kesimpulan – kesimpulan tertentu mengenai masa
lalu. Seringkali informasih mempunyai nilai keduanya ( prediksi dan umpan balik ),karena
konfirmasih masa lalu bisa dipakai untuk memprediksi masa mendatang lebih tepat lagi.
Tepat Waktu
Tepat waktu bisa diartikan sebagai ketersediaan informasi ke pembuat keputusan
sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.Jika
informasi tidak ada pada waktu dibutukan untuk membuat keputusan, maka informasi
tersebut tidak lagi relevan , dan tidak mempunyai manfaat untuk pengambilan keputusan.
Reliabilitas
Informasi yang reliabel bebas dari bias – bias tertentu dan bisa mencerminkan apa
yang akan diukur ( representatif). Dengan demikian informasi yang reliabel harus bisa
diverifikasi , netral, dan representatif ( mewakili apa yang akan diukur). Reliabel tidak berarti
pasti atau tepat sekali (precise). Tingkat reliabilitas akan berbeda – beda tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapai.
Bisa Diverifikasi
Bisa diverifikasi sering juga disebut sebagai objektif. Informasi bisa diverifikasi
apabila pengukuran ( misalnya akuntan) bisa sampai pada kesimpulan bersama bahwa
metode yang dipilih bersih dari bias- bias tertentu,l dan dengan demikian metode tersebut
bisa diduplikasi.Verifikasi bermanfaat untuk mengurangi bias karena dengan pengukuran
yang berulang – ulang, dan dengan menggunakan metode yancg sama, kesalahan baik
yang disegaja maupun yang tidak disengaja akan bisa dikurangi.
Representatif
Representatif merupakan keterkaitan antara pengukuran dan apa yang diukur. Istilah
lain yang sering digunakan yang mempunyai arti sama dengan repressentatif adalah valid.
Sebagai contoh perusahaan mencatat sewa yang dibayar di muka sebagai aktiva . Aktiva
merupakan sumber daya perusahaan, dan aktiva merupakan ukuran representatif sewa
dibayar di muka karena sewa dibayar di muka meningkat sumber daya perusahaan
meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki aktiva yang disewakannya.
31
Kenetralan
Informasi akuntansi akan netral apabila bebas dari bias – bias tertentu yang akan
mempengaruhi hasil ke arah yancg tertentu. Tetapi tidak berarti bahwa kenetralan informasi
akuntansi tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku manusia. Informasi akuntansi
ditujukan kepada semua pihak ( broad class) dan ditunjukkan untuk tujuan yang umum dan
bervariasi, bukan untuk tujuan yang sempit.
Material
Informasi akuntansi dikatakan material apabila ketiadaan informasi tersebut atau
penyampaian yang salah (misstatement) akan mempengaruhi pertimbangan seorang
pengambil keputusan. Dengan kata lain, informasi harus mengenai jumlah yang cukup besar
untuk membuat perbedaan. Material dan relevan merupakan dua kualitas yang berkaitan.
Untuk bermanfaat informasi akuntansi harus relevan dan cukup material. Informasi
akuntansi tidak akan bermanfaat apabila tidak relevan atau jumlahnya tidak cukup berarti
untuk membuat perbedaan ( tidak material).
32
2.4. ASUMSI DAN KONVENSI DALAM AKUNTANSI
Ada beberapa asumsi dan konvensi dalam akuntansi yang mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan akuntansi. Berikut ini beberapa asumsi dan konvensi dalam
akuntansi tersebut.
Kesatuan(Entity)
Kebanyakan kegiatan ekonomi dan bisnis dilakukan oleh perusahaan yang
merupakan kesatuan ekonomi tersendiri(economic entity). Kesatuan ekonomi ini mencakup
mulai dari yang berukuran kecil sampai dengan yang besar. Akuntansi keuangan berurusan
dengan pencatatan dan penyajian kegiatan ekonomi kesatuan ini, tanpa memandang
ukurannya. Kadang – kadang penyajian kegiatan ekonomi dikonsolidasi untuk melaporkan
kegiatan ekonomi kesatuan secara keseluruhan dengan lebih realitis.
Asumsi kesatuan yang berdiri tersebut memisahkan pihak pemilik dengan
organisasinya. Organisasi tersebut yang memiliki sumber daya dan menanggung kewajiban
–kewajibannya. Sebagai konsekuensinya,pencatatan dan pelaporan keuangan berkaitan
dengan transaksi yang dilakukan oleh kesatuan bisnis. Transaksi yang dilakukan oleh
individu pemilik dipisahkan dari transaksi yang dilakukan oleh kesatuan bisnis tersebut.
Kontinuitas/Kesinambungan(Continuity)
Asumsi kontinuitas sering juga disebut sebagai asumsi going concern assumption.
Asumsi ini mengatakan bahwa perusahaan akan tetap beroperasi pada masa mendatang,
kecuali ada bukti – bukti lain yang bertentangan dengan asumsi tersebut. Asumsi kontinuitas
ini diperlukan oleh akuntansi karena apabila asumsi tersebut tidak valid, maka beberapa
metode akuntansi tidak bisa dipakai.
Sebagai contoh, aktiva tetap didepresiasi selama umur ekonomi aktiva tersebut;
persediaan dicatat dengan menggunakan harga perolehan. Apabila asumsi kontinuitas tidak
valid, maka kita tidak bisa menggunakan metode- metode akuntansi seperti dalam contoh di
atas. Kadang – kadang perusahaan mengalami kesulitan dan mengalami kebangkrutan.
Asumsi kontinuitas tidak berarti sama dengan perusahaan yang permanen.Asumsi tersebut
hanya menyatakan bahwa perusahaan akan berlangsung cukup lama untuk menjalankan
operasinya dan memenuhi kewajiban – kewajibannya. Pada saat terjadi kebangkrutan ,
asumsi kontinuitas harus dibuang, dan perusahaan harus dilaporkan berdasarkan nilai
likuidasinya.
33
Periode Waktu
Untuk menentukan prestasi perusahaan dengan lebih akurat, pembatasan waktu
diperlukan. Dengan demikian pendapatan dan biaya kesatuan ekonomi diukur selama waktu
tertentu, misal selama satu tahun. Laporan keuangan disiapkan pada tanggal
tertentu,biasanya pada akhir tahun. Alternatif lain adalah dengan mengikuti siklus bisnis
suatu perusahaan. Akhir siklus bisnis tidak selalu sama dengan akhir tahun. Akhir siklus
bisnis barang kali sama dengan pertengahan tahun, misal tanggal 30 juni. Tanggal ini yang
dipakai sebagai pembatas periode waktu. Harga perolehan biasanya dipakai sebagai basis
pengukuran dalam laporan keuangan.Harga ini merupakan harga pertukaran pada waktu
pertama kali terjadi transaksi. Harga ini biasanya tetap dipertahankan sebagai pengukuran
sampai suatu sumber daya dihabiskan,dijual (dilikuidasi),dan dihapus dari catatan.
Metode tersebut dinilai lebih objektif dibandingkan metode yang lain seperti metode
penilaian dengan harga pasar. Metode harga perolehan dianggap lebih reliabel dan
dokumentasi pendukung tersedia untuk mendukung pencatatan jumlah atau nilai transaksi
(misal melalui fakturpenjualan atau pembelian).Harga perolehan memberi bukti terjadinya
kesepakatan antara penjual dan pembeli terhadap nilai transaksi, dan dengan demikian
mengandung kualitas representatif, netral, dan bisa diverifikasi.
Metode harga perolehan sering dikritik karena dianggap kurang relevan dibanding
dengan metode lainnya, seperti metode harga pasar. Meskipun demikian,metode lainnya
dianggap kurang mempunyai reliabilitas yang diperlukan . Juga biasanya manfaat yang
diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan metode lain akan lebih kecil dibandingkan
biayanya. Kadang- kadang metode yang lain digunakan apabila dianggap lebih relevan dan
mempunyai tingkat reabilitas yang cukup.
Unit Moneter
Unit moneter dipakai sebagai unit transaksi dalam laporan keuangan. Unit moneter
ini mengikuti unit moneter nasional di mana perusahaan tersebut beroperasi. Asumsi
penting yang mendasaripemakaian unit moneter ini adalah nilai stabil (nilai pengukuran
yang stabil).Fluktuasi nilai unit moneter tersebut bukan merupakan gangguan yancg serius
terhadap pelaporan keuangan. Sekarang ini nilai uang praktis tidak lagi stabil ,dan dengan
demikian asumsi kestabilan unit moneter bukan merupakan suatu asumsi yang harus valid.
Nilai produk, sebagai contoh tanah atau bagunan, mengalami kenaikan harga yang cukup
tajam .Nilai produk tersebut tidak lagi stabil. Saat ini belum ada perlakuan khusus untuk nilai
moneter yang berubah,tetapi perusahaan akan lebih baik apabila juga mencantumkan efek
perubahan nilai moneter terhadap laporan keuangan.
Realisasi Dan Pengukuran
Realisasi berarti proses perubahan ( konversi) dari sumber daya nonkas menjadi kas
atau hak untuk menjadikan kas ( rights to cash). Contoh yang terakhir ini adalah piutang
yang bukan merupakan kas, tetapi bisa ditukur menjadi kas. Pengakuan berarti proses
pencatatan dan pelaporan secara formal suatu item dalam laporan keuangan. Item yang
diakui dituliskan dalam kata dan jumlah (angka). Supaya suatu item diakui, item harus
memenuhi empat persyaratan yaitu:
(1) Memenuhi defenisi elemen (elemen dalam neraca atau rugi - laba)
(2) Bisa ditukar
(3) Relevan
(4) Reliabel
34
Pendapatan akan diakui apabila:
(1) Telah terjadi realisasi
(2) Telah diperoleh ( earned)
Biasanya realisasi akan apabila lengkap penjualan telah terjadi (kas atau piutang
telah diperoleh ), dan biasanya proses perolehan pendapatan ( earning process ) telah
lengkap pada waktu penjualan. Faktor – faktor tersebut akan memberikan kepastian
pendapatan yang cukup . Kadang – kadang pengakuan atas pendapatan dimajukan atau di
mundurkan dalam proses perolehan pendapatan (earning process), tergantung dari jenis
usaha yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan demikian pendapatan barangkali tidak diakui pada saat yang bersamaan
dengan realisasi . Pendapatan bisa diakui pada:
Pendapatan bisa diakui pada:
(1) Saat produksi
(2) Akhir produksi atau
(3) saat terjadi penjualan.
Sebagai contoh, pada kontruksi jangka panjang dengan kontrak yang melewati batas
waktu satu tahun, pendapatan diakui pada saat produksi ( berlangsungnya pembangunan
kontruksi) dengan menggunakan metode persentase penyelesaian ( percentage of
completion method). Metode tersebut mengalokasikan pendapatan pada setiap periode
didasarkan pada perkiraan persentase yang selesai pada periode tersebut. Pengakuan
pendapatan pada saat produksi berakhir apabilah harga yang tetap telah ditentukan dan
tidak ada batas terhadap jumlah unit yang bisa dijual. Situasi semacam ini sesuai dengan
beberapa mineral dan produk tanaman yang mempunyai nilai tinggi. Metode ketiga
mengakui pendapatan pada saat penjualan terjadi . Metode ini biasa terjadi pada kegiatan
bisnis yang umum.
35
Biaya dan pendapatan dikaitkan dengan dasar tiga prinsip:
(1) Keterkaitan sebab dan akibat
(2) Alokasi yang sistematis dan rasional
(3) Pengakuan yang segera
Contoh biaya pada kategori pertama adalah komisi penjualan dan harga pokok
penjualan. Contoh biaya yang kedua adalah depresiasi bangunan dan amortisasi aktiva tak
berwujud . Contoh biaya jenis ketiga adalah biaya yang berkaitan dengan periode waktu
tertentu,seperti gaji Direksi.
Konservatisme
Konservatisme akuntansi menyatakan bahwa apabila ada beberapa alternatif
akuntansi maka alternatif yang seharusnya dipilih adalah alternatif yang paling kecil
kemungkinannya untuk melaporkan aset atau pendapatan lebih besar dari yang
seharusnya ( overstate) . konservatisme timbul karena ada kecenderungan dari pihak
manajemen untuk menaikkan nilai aset dan pendapatan suatu perusahaan. Saat ini
konservatisme dikritik karena konservatisme cenderung melahirkan antikonservatisme pada
periode sesudah konservatisme dilakukan . Tindakan untuk menurunkan nilai aset dengan
sengaja,dan menurunkan besarnya pendapatan akan mengakibatkan pendapatan pada
periode berikunya ketikan aset dijual akan dilaporkan lebih besar dari yang
seharusnya.Lebih jauh konservatisme juga dikritik karena konservatisme bisa bertentangan
dengan karakteristik kualitatif seperti kenetralan. Sebagai contoh , konservatisme dalam
penilaian aset akan menguntungkan calon pembelih saham dengan korban pemengang
saham saat ini. Hal ini bisa tercermin dari rendahnya harga pasar saham perusahaan , yang
menguntungkan calon pembeli saham, tetapi tidak menguntungkan dari segi pemegang
saham saat ini.
Koservatisme saat ini lebih dikaitkan dengan kehati-hati (prudence). Konservatisme
merupakan reaksi yang berhati – hati atas ketidakpastian yancg ada, sedemikian rupa agar
ketidakpastian tersebut dan resiko yang berkaitan dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan
dengan cukup memadai. Ketidakpastian dan resiko tersebut harus dicerminkan dalam
laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki . Pelaporan yang
didasari kehati- hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan
keuangan.
36
Tujuan
Ringkasan kerangka akuntansi keuangan dan tujuan pelaporan akuntansi seperti
tersaji dalam gambar di 2.5. tujuan pelaporan akuntansi secara lebih rinci adalah sebagai
berikut:
1. Memberi informasi yang bermanfaat kepada pemakai eksternal untuk
memperkirakan jumlah ,waktu (timing),l dan ketidakpastian aliran kas suatu
kesatuan ekonomi.
2. Membeikan informasi mengenai sumber daya, kewajiban ,dan moral saham
kesatuan ekonomi.
3. Memberi informasi mengenai pendapatan kesatuan ekonomi dan komponen –
komponennya.
4. Memberikan informasi mengenai aliran kas kesatuan ekonomi
5. Memberikan informasi mengenai pelaksanaan kewabjiban manajemen kesatuan
usaha untuk melayani pemengang saham.
6. Memberikan informasi yang transparan ( full disclosure) untuk membantu pemakai
eksternal memahami informasi yang diberikan.
Tujuan
37
5. Unit moneter.
6. Realisasi dan pengakuan .
7. Mempertemukan ( matching).
8. Konservatisme.
Standar Akuntansi Keuangan
Merupakan konsekuensi antara para akuntan mengenai sumber daya ekonomi dan
kewajiban perusahaan apa yang akan dicatat, perubahan – perubahan apa yang akan
dicatat , kapan dicatat, bagaimana mengukurnya, informasi apa yang dilaporkan, bagaimana
informasi tersebut dilaporkan,dan laporan – laporan keuangan apa yang harus disiapkan.
2.5. RANGKUMAN
Data akuntansi merupakan salah satu sumber informasi keuangan yang penting
dalam analisis keuangan. Bab ini membicarakan proses dan tujuan pelaporan akuntansi.
Pemahaman akan proses dan tujuan ini penting bagi analisis keuangan . Akuntansi bisa
didefenisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan bisa datang dari pihak internal maupun eksternal.
Tujuan pelaporan keuangan bisa dirumuskan ke dalam tujuan yang umum, yang
kemudian diturunkan menjadi tujuan – tujuan yang lebih spesifik . Tujuan paling spesifik
adalah memberikan informasi sumber daya ekonomi, kewajiban , dan modal saham;
memberi informasi pendapatan yang komprehensif ; dan memberi informasi aliran kas.
Manfaat informasi akuntansi bisa digambarkan dengan hirarki karakteristik kualitatif
informasi akuntansi. Batas atas dalam hirarki tersebut adalah manfaat yang lebih besar
dibandingkan biayanya.Batasan bawah adalah materialitas dari informasi akutansi, bahwa
informasi akuntansi akan menyebabkan perbedaan dalam pengambilan keputusan. Di
antara kedua batasan tersebut, ada karakteristik – karakteristik informasi akuntansi seperti
bisah di pahami , bermanfaat untuk pengambilan keputusan, relevan , reliabel,tepat waktu,
netral,dan lain-lain.
Akuntansi mempunyai beberapa asumsi dan konvensi seperti kesatuan usaha
( entitas),kontinuitas usaha, periode waktu tertentu, satuan unit moneter,
realisasi,matching,konvervatisme,dan harga perolehan. Dari tujuan,karakteristik
kualitatif,asumsi dan konvensi, kemudian diturunkan prinsip- prinsip akuntansi. Standar
akuntansi pada dasarnya merupakan konsensus para akuntan mengenai proses pencatatan
dan pelaporan informasi akuntansi.
38
2.6. BEBERAPA ISTILAH DALAM BAB INI
Akuntansi
proses akuntansi
Informasi akuntansi
Pengabilan keputusan
Pihak Internal
Pihak Eksternal
Informasi keuangan
Informasi non-keuangan
Informasi yang dipublikan
Informasi yang tidak dipublikan
Sistem Informasi
Akuntansi keuangan
Akuntansi manajemen
prinsip akuntansi indonesia
Ketidakpastian aliran kas
ROI
Informasi aliran kas
full disclosure
Batasan atas
Batasan bawah
Material
Karakteristik kualitatif
Relevan
Feedback
Tepat waktu
Reliabel
Representatif
Tepat(precise)
Bisa diverifikasi
Netral
Bisa diperbandingkan
39
Konsisten
Kesatuan usaha (entitas)
Kontinuitas
Harga pokok perolehan ( historical cost)
Unit moneter
realisasi
Pengakuan
Matching
Pendekatan akrual
Konservatisme
40
2.8. PROBLEM
1. Berikut ini data PT Akbar untuk periode satu tahun yang berakhir 31 berakhir 31
Desember 201 Desember 2012.
Penjualan kredit 100.000
Harga pokok penjualan 70.000
Pengumpulan piutang 60.000
Pembelian barang dangangan dengan kredit 50.000
Pembanyaran untuk pembeli 55.000
Deviden dibayar 40.000
Pembanyaran gaji pegawai 20.000.
a. Hitung pendapatan dengan metode accrual basis!
b. Hitung pendapatan dengan metode cash basis!
41
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A dan Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt.2016.Analisis Laporan
Keuangan.UPP STIM YKPN,Yogyakarta.
42