Bab I

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai
wirausahawan.Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian
menjual, mulai menawarkan ide hinggá komoditas yakni layanan jasa. Sebagai pelaku
usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui
dengan baik manajemen usaha.Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil
baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula
kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang diimplementasikan secara
strategis dan mempunyai ke mampuan personal selling yang baik guna meraih
sukses.Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai
profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan secara profesional, serta
mempunyai jiwa entrepreneur.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari praktik mandiri bidan?
2. Apa tujuan praktik mandiri bidan?
3. Apa sajakah persyaratan pendirian praktik mandiri bidan?
4. Apa sajakah pelayanan praktik mandiri bidan?
5. Bagaimana perencanaan dalam pembentukan praktik mandiri bidan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi bidan praktek mandiri
2. Untuk mengetahui tujuan praktik mandiri bidan

1
3. Untuk mengetahui apa saja persyaratan pendirian bidan praktek mandiri
4. Untuk mengetahui pelayanan praktik mandiri bidan
5. Untuk mengetahui bagaimana perencaaan dalam pembentukan praktik mandiri
bidan

D. Manfaat
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan manfaat yang hendak
dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pada bidan
untuk mendapatkan perlindungan bidan dalam praktik pelayanan metode persalinan
gentle birth yang dikaji atas dasar hak dan kewajibanbidan dalam upaya mewujudkan
pelayanan kebidanan berdasarkan bukti ilmiah dan hasil penilian.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan menjadi salah satu bahan tambahan referensi
utamanya dalam peningkatan pengetahuan tentang perlindungan bidan dalam praktek
pelayanan metode persalinan gentle birth yang dikaji atas dasar hak dan kewajiban
bidan dalam upaya mewujudkan pelayanan kebidanan berdasarkan bukti ilmiah dan
hasil penilian atau evidence based medicine practice sehingga pelayanan kebidanan
yang komprehensif dan memenuhi harapan masyarakat dapat tercapai.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Praktik Bidan Mandiri (PMB)


Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregristasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Praktik Bidan
Mandiri (PMB) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar.
Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan
dan kemampuannya. Sedangkan menurut UU Nomor 28 Tahun 2017 Praktik Mandiri
Bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang
dilakukan oleh Bidan secara perorangan. Bidan yang menjalankan praktek harus
memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB), sehingga dapat menjalankan praktek pada
saran kesehatan atau program (Imamah, 2012).
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk
menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat –
obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan
memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan kliennya.Di samping peralatan yang
kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat
dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan
praktek mandiri tersebut kurang memuaskan (Rhiea, 2011).
Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia layanan kesehatan,
yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.Supaya masyarakat pengguna jasa
layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu, perlu adanya regulasi
pelayanan praktek bidan secara jelas persiapan sebelum bidan melaksanakan
pelayanan praktek seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan
kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.

3
B. Tujuan Praktik Mandiri Bidan (PMB)
Menurut (Ambarwati, 2010) tujuan dari adanya Praktik Mandiri Bidan
(PMB), yaitu:
1. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan
dan konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya
strategis.
2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan
rujukannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan
anak.
4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang
mendukung upaya penuruan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
C. Persyaratan Pendirian Praktek Mandiri Bidan
Menurut Undang Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang kebidanan terdapat
syarat- syarat dalam mendirikan Praktik Mandiri Bidan (PMB), yaitu:
1. Registrasi pasal 21, yaitu:
a. Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki STR.
b. STR sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan oleh konsil kepada Bidan yang
memenuhi persyaratan.
c. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
1) Memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Kebidanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2) Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi.
3) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental.
4) Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/ janji profesi.
5) Membuat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi

4
2. Izin praktik pasal 25, yaitu:
a. Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki izin praktik.
b. Izin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan dalam bentuk
SIPB.
c. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/ kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Bidan menjalankan praktiknya.
d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
harus meneribtkan SIPB paling lama 15 menit (lima belas) hari kerja sejak
pengajuan SIPB diterima.
e. Untuk mendapatkan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bidan harus
memiliki:
1) STR yang masih berlaku; dan
2) Tempat praktik
f. SIPB berlaku apabila:
1) STR masih berlaku; dan
2) Bidan bepraktik di tempat sebagaimana tercantum dalam SIPB.
D. Pelayanan yang diberikan Praktik Mandiri Bidan (PMB)
Menurut (Ambarwati, 2010), dalam bidan praktek mandiri memberikan
pelayanan yang meliputi:
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan persalinan
5. Perawatan nifas (senam hamil)
6. Perawatan bayi
7. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
8. Imunisasi (Ibu dan bayi)
9. Kesehatan reproduksi remaja
10. Perawatan pasca keguguran

5
Praktik Mandiri Bidan (PMB) selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat
terutama ibu dan anak, hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat pemberdayaan
masyarakat yang juga berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat,
misalnya menjadi ibu asuh dan menjadi anggota organisasi kemasyarakatan.

6
BAB III

PERENCANAAN

A. Keunggulan Praktik Mandiri Bidan


Praktik Mandiri Bidan (PMB) di PMB Neny Oka mengharapkan masyarakat
dapat menikmati sarana dan program yang akan dilaksanakan agar masyarakat lebih
tertarik dan mau berpartisipasi dalam menata pola hidup sehat. Selain pelayanan
umum yang sesuai standar kebidanan seperti, ANC, INC, PNC, BBL, KB, KESPRO,
Sarana dan Program yang diberikan ialah:
1. Info bidan melalui SMS
Melalui Info Bidan ibu menerima informasi penting tentang kehamilan,
gizi dan imunisasi, serta tentang pengembangan dan pendidikan anak usia dini.
Sebanyak 180 pesan dikembangkan, berdasarkan pada buku pedoman 'Penuntun
Hidup Sehat'. Pesan-pesan dari Info Bidan tidak hanya membantu meningkatkan
kualitas penyuluhan perorangan, tetapi juga telah menstimulasi pembentukan
kelompok diskusi antara para ibu. "Kelas ibu" ini diselenggarakan oleh bidan
desa. Proyek SMS ini membawa banyak perubahan.
2. Kunjungan Rumah
Berinteraksi secara langsung dengan masyarakat secara berkala
diharapkan dapat memberikan penyuluhan, memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini
secara teratur.
3. Kelas Ibu Hamil
Kelas Ibu Hamil merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas
dengan anggota beberapa ibu hamil dibawah bimbingan satu atau beberapa
fasilitator (pengajar) dengan memakai buku KIA sebagai alat pembelajaran.
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu
hamil tentang kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru
lahir. Sehingga di dapatkan out put bayi lahir sehat ibu selamat

7
4. Yoga for pregnancy
Yoga for pregnancy adalah exercise ringan yang melatih ibu hamil untuk
mencapai keseimbangan antara tubu yang sehat, pikiran yang jernih dan emosi
yang stabil. Yoga dapat dilakukan dari awal kehamilan hingga akhir kehamilan.
Manfaat yang didapatkan sangat banyak dari melancarkan peredaran darah,
mengurangi, keluhan morning sickness, melatih ketenangan dan sebagainya.
5. Hypnobirthing
Hypnobirthing adalah salah satu cara untuk mempersiapkan persalinan
yang alami, nyaman, dan lancar sehingga tidak merasakan sakit. Relaksasi adalah
dasar untuk melakukan hypnobirthing dibarengi dengan tekhnik afarmasi dan
visualisasi. Tekhnik afarmasi dilakukan dengan mengulang-ngulang kalimat
positif sedangkan visualisasi adalah penggambaran atau menghayal hal-hal yang
indah untuk mengurangi rasa sakit. Hypnobirthing dilaksanakan setiap proses
persalinan, agar pasien merasa lebih nyaman kami menambahkan wewangian
minyak lavender atau minyak zaitun pada ruang bersalin dan telah terkonsep agar
ibu lebih merasa rileks.
6. Study for Golden Age
Study for Golden Age adalah program belajar dan bermain ringan untuk
anak dalam menghadapi periode keemasan tumbuh kembang dari 0-3 tahun. Pada
periode keemasan tersebut pertumbuhan otak berkembang sangat pesat. Oleh
karena itu, BPM Annisa Raudha bekerja sama dengan para ibu untuk melatih 4
aspek pada tumbuh kembang anak, mulai dari bahasa, memori, pendengaran, dan
penglihatan yang dinilai melalui motorik halus, motorik kasar, personal sosial dan
bahasa. Tujuan dilaksanakan program pembelajaran Study for Golden Age ini
diharapkan dapat membangun generasi yang lebih berkualitas sejak dini. Kelas
Study for Golden Age ini dibuka setiap minggu pagi pukul. 10.00 WIB.
7. Family Planning Award
Family Planning Award adalah penghargaan yang diberikan kepada salah
satu keluarga yang dapat mengaplikasikan dan mengatur perencanaan kehamilan

8
dengan baik. Family Planning Award ini akan diselenggarakan bertepatan dengan
hari kontrasepsi sedunia pada tanggal 26 September setiap tahunnya.
Selain pengaturan kehamilan yang baik, aspek yang dinilai juga dari
PHBS ( perilaku hidup bersih sehat) seperti pengelolaan sampah, kategori rumah
sehat, dan keluarga yang dapat berperan aktif dalam kerjasama lingkungan.
Program ini diselenggarakan atas kerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat
dan BKKBN. Bagi keluarga yang menerima penghargaan mendapatkan fasilitas
KB gratis selama 1 tahun. Tujuan dari penyelenggaraan program ini adalah untuk
mendukung masyarakat untuk lebih tertarik dengan penggunaan alat kontrasepsi
dan mau berpartisipasi dalam hal tersebut agar tercapainya kehidupan yang lebih
berkualitas dan terencana.
8. Day of Lansia
Day of lansia adalah hari khusus untuk lebih dekat dengan para lansia
yang diselenggarakan setiap 6 bulan sekali. Tujuan penyelenggaraan program ini
untuk mengatasi permasalahan lansia di hari tua mulai dari fisik, psikologi, serta
sosial. Pada day of lansia ini akan diadakan senam bersama, pemeriksaan rutin
kesehatan(posyandu lansia), penyaluran bakat dan kreatifas ( Membuat anyaman,
rajutan, kue, dsb) serta seminar humor agar para lansia tidak jenuh dan tetap
semangat dalam menghadapi perjalanan hidupnya.
9. Duta Anti Narkoba, HIV/AIDS, dan Free Sex
Program ini diselenggarakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan
reproduksi di Indonesia dan para remaja dapat berperan aktif terhadap
perkembangan fisik, psikologis, serta sosial mereka agar dapat tumbuh, berfungsi,
serta berperan untuk suatu perubahan . Pemilihan duta ini akan dilaksanakan
setiap 3 tahun sekali dan dipilih dari remaja yang memiliki permasalahan hidup
seperti putus sekolah, anak jalanan, yatim piatu, dsb. Setelah dipilih remaja
tersebut akan diberikan pengajaran tentang kesehatan reproduksi, bahaya dan
dampak dari narkoba serta free sex. Setelah itu, mereka akan diberi challenge dan
yang terpilih akan disekolahkan/ diberi lapangan pekerjaan untuk suatu perubahan

9
yang lebih baik. Program ini telah disetujui oleh pemerintah setempat dan bekerja
sama dengan Dinas Kesehatan dan kepolisian setempat.
B. TEMPAT ATAU LOKASI USAHA
Sesuai dengan PERMENKES NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010 dan
KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002. PMB Neny Oka membangun
dengan luas tanah m x m di Jalan Tukad Badung XI, No.14, Denpasar Selatan.

PMB Neny Oka berada pada lokasi yang mudah diakses dan strategis. Tidak
berada dekat dengan pelayanan lainnya ataupun dekat dengan kebisingan kota seperti
di samping mall, pusat perbelanjaan, dan sebagainya. PMB Neny Oka memiliki 16
Ruangan, dan setiap ruang minimal memiliki diameter 2 x 3 meter dan memiliki
penerangan/ ventilasi yang cukup, terdiri dari :
1. Ruang register : Tempat pasien pengisian data (Rekam Medik pada pasien
baru atau lama), alasan datang dan keluhan Utama.
2. Ruang Tunggu  : Ruang tunggu sebelum dilakukan pemeriksaan
3. Ruang ANC       : Ruang periksa atau pelayanan Antenatal Care melakukan
asuhan kebidanan mulai Anamnesa (pasien lama : menanyakan hal yang lebih

10
berfokus pada keluhan pasien untuk lebih mendalami, pasien baru : ditanyaan
hal yang lebih spesifik) , Px. fisik (head to toe, Palpasi Abdomen, DJJ,
Pengukuran TBJ), pemeriksaan penunjang (Jika diperlukan : pemerisaan
kadar Hb, kadar gula darah, PP test, protein urine), penegakan diagnosa sesuai
keluhan dan hasil pemeriksaan.
4. Ruang KIE         : Ruang Konseling dengan pasien. (konseling
ANC,KB,KESPRO,dsb)
5. Ruang VK        : Ruang penatalaksanaan Intra Natal Care (INC), mulai dari
kala 1 hingga lahirnya bayi sampai 2 jam setelah melahirkan
6. Ruang Nifas        : Ruang Perawatan setelah partus/ PNC, dilengkapi dengan
box bayi.
7. Ruang KB           : Ruang penatalaksanaan penggunaan KB
(Suntik,IUD,Implan,dsb)
8. Ruang Kespro    : Ruang penatalaksanaan Pap Smear dan IVA Test
9. Mushola              : Tempat beribadah bagi umat muslim.
10. Ruang Yoga        : Ruang penatalaksanaan Yoga for Pregnancy, dilengkapi
dengan 10 matras, sound system, dan full kaca.
11. Ruang Study for Golden Age   : Ruangan yang dirancang seperti taman
bermain, untuk proses pembelajaran periode emas tumbuh kembang anak.
12. Dapur Umum            : Penyediaan makanan dan minuman
13. Steril Alat                  : Ruangan untuk sterilisasi alat
14. Ruang pertemuan : Ruangan Multifungsi untuk mendukung setiap program
yang akan dilaksanakan.
15. Loket pembayaran & pengambilan obat : tempat pembayaran setelah
melakukan pemeriksaan dan pengambilan obat.
16. WC          : BAK & BAB
C. Strategi Pemasaran Produk

Dalam strategi pemasaran produk BPM Annisa Raudha menggenalkan


program dan sarana kesehatan dengan pembuatan brosur dan iklan . Tujuannya untuk

11
mengenalkan serta memudahkan masyarakat mengetahui tentang program dan
pelayanan kesehatan yang ditawarkan. Strategi produk yang diciptakan memiliki
motto yaitu:
Ada 4 strategi yang digunakan yaitu strategi produk, strategi harga, strategi
lokasi dan strategi promosi.
1. Strategi Produk          : menciptakan motto yang mudah dikenal oleh
masyarakat.
2. Strategi harga              : menawarkan harga yang pas dan lebih murah.
3. Strategi Lokasi             : berada di lingkungan yang strategis serta mudah
dijangkau.
4. Strategi Promosi          : Membuat brosur, iklan, memberikan pelayanan
ramah serta cepat tanggap dan menyediakan kotak saran tertulis jika pasien
ingin menyampaikan keluhan terkait pelayanan.
D. Aspek Keuangan
TOTAL DANA BERSIH ( MODAL)
1. Modal membangun BPM (bersih)                                  Rp.  90.000.000,-

2. Listrik, PDAM, Telephone, TV Kable, Speedy,WIFI       Rp.  10.000.000,-

3. Pengadaan Alat

a. Peralatan Tidak Steril                                                   Rp.  29.589.500,-

b. Peralatan Steril ( DTT)                                           Rp.  2.335.500,-

4. Bahan Habis Pakai                                                      Rp.  1.635.000,-

5. Peralatan pencegahan infeksi                                       Rp.  2.825.000,-

6. Peralatan Lain(Elektronik,Barang Inventaris,dll)          Rp. 109.142.000,-

7. Linen (Selimut pasien,Sprei,Sarung bantal,dll)             Rp.  680.000,-

8. Obat-obatan (KB,Imunisasi,Analgetik Antipiretik,dsb) Rp. 28.135.000,-

12
9. Laundry (Detergen,Pemutih,Pengharum)                   Rp.  861.000,-

10. Gaji Pegawai (per bulan)                                              Rp. 5.501.000,-

TOTAL                                                                             Rp. 280.704.000,-

Jadi, Modal  awal Rp.500.000.000,- dikurangi pengeluaran Rp.280.704.000,-

Sisa Rp.219.296.000,- sebagai kas awal.

E. Tenaga Kerja
1. Bagian Administrasi atau Registrasi Awal pasien (2 orang)
2. Bidan (4 orang)
3. Pembantu rumah tangga (Wanita 2 orang)  
4. Cleaning Service (2 orang)
5. Supir dan Security ( Pria 2 orang, dapat mengendarai mobil ataupun motor,
memiliki SIM A dan SIM C, sehat jasmani & rohani, umur 28-37 tahun)
F. Sarana dan Prasana
1. Peralatan Tidak Steril
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Timbangan dewasa
d. Timbangan bayi
e. Pengukuran panjang bayi
f. Thermometer
g. Oksigen dalam regulator
h. Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu dan bayi)
i. Penghisap lender
j. Lampu sorot
k. Penghitung nadi
l. Sterilisator
m. Bak instrument dengan tutup

13
n. Reflek Hammer
o. Alat pemeriksaan Hb (Sahli)
p. Set pemeriksaan urine (protein + reduksi)
q. Pita pengukur
r. Plastik penutup instrument steril
s. Sarung tangan karet untuk mencuci alat
t. Apron / celemek
u. Masker
v. Pengaman mata
w. Infus set
x. Tempat kotoran / sampah
y. Tempat plasenta
z. Bengkok, dll.
2. Peralatan Steril
a. Klem pean
b. Klem ½ kocher
c. Korentang
d. Gunting tali pusat
e. Gunting benang
f. Gunting episiotomy
g. Kateter karet  / metal
h. Pinset anatomis
i. Pinset chirurgic
j. Speculum vagina
k. Mangkok metal kecil
l. Pengikat tali pusat
m. Pengisap lender
n. Tampon tang dan tampon vagina
o. Pemegang Jarum
p. Jarum kulit dan otot

14
q. Sarung tangan
r. Benang suter + catgut
s. Doek steril
3. Bahan Habis Pakai
a. Kapas
b. Kain kasa
c. Plester
d. Handuk
e. Pembalut wanita

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di
bidang kesehatan dasar. Dalam membuat rencana usaha bidan praktek mandiri,
pemilihan lokasi usaha adalah utama yang perlu dipertimbankan. Lokasi strategis
menjadi salah satu faktor penting dan sangat berpengaruh kemudahannya mecapai
konsumen. Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga
kenyamanan anda sebagai pemilik usaha pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap
maupun biaya variable, lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah
efesiensi trasnportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya dan peralatan dan obat –
obatan. Peralatan dan tidak steril peralatan steril, bahan habis pakai, formulir yang
disediakan obat-obatan.
B. Saran
Makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi pembaca dan penulis.apabila ada kritik dan saran,kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

16
Daftar Pustaka

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo persada.


Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta
Retna, Ery dan Sriati. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Nuha
Medika.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

17

Anda mungkin juga menyukai