Penemuan Hukum
Penemuan Hukum
Penemuan Hukum
OLEH
ROBERTO FERNANDES
NIM : 1810246455
PENDAHULUAN
dirinya dan kehidupan bersama. Gangguan dan konflik harus dicegah dan tidak
agar tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Pedoman, patokan atau
ukuran untuk bertingkah laku atau bersikap dalam kehidupan bersama itu disebut
dengan norma atau kaidah social. Kaidah sosial pada hakekatnya merupakan
dilakukan atau tidak dilakukan, yang dilarang dijalankan atau yang dianjurkan
untuk dijalankan.
dapat berlangsung secara normal dan damai tapi dapat terjadi juga pelanggaran
hukum. Dalam kasus pelanggaran hukum inilah maka hukum harus ditegakkan.
1
Melalui penegakkan hukum inilah, hukum itu menjadi kenyataan. Dalam
menegakkan hukum, terdapat tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu: kepastian
undang tidak jelas dan adakalanya tidak lengkap. Meskipun tidak lengkap dan
tidak jelas, undang-undang tersebut tetap harus dilaksanakan. Hakim tidak dapat
dan tidak boleh menangguhkan atau menolak menjatuhkan putusan dengan alasan
adanya hukum. Jika dalam perkara tertentu tidak lengkap atau tidak jelas dalam
hukum sering melupakan penemuan hukum dan tidak sekedar penerapan hukum.
Karena itu usaha penemuan hukum ini merupakan salah satu kegiatan yang harus
determinan hukum memang perlu, namun hal itu bukanlah suatu yang mutlak
logika hukum modern, yang akan mencederai posisi manusia kemanusiaan dan
2
kebenaran. Bekerja berdasarkan pola pikir atau paradigma hukum yang progresif
akan melihat faktor utama dalam hukum itu adalah manusia, sedangkan dalam
hukum progresif berpikir bahwa justru hukumlah yang boleh dimarjinalkan untuk
Penemuan hukum ini menjadi pokok bahasan yang lebih menarik karena
pernah diputuskan perkaranya, Saat ini tidak mudah untuk memaparkan kondisi
ratapan masyarakat yang terluka oleh hukum, dan kemarahan masyarakat pada
yang amat tajam dari seluruh lapisan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri. Dari sekian banyak bidang hukum, dapat dikatakan bahwa hukum
pidana menempati peringkat pertama yang bukan saja mendapat sorotan tetapi
juga celaan yang luar biasa dibandingkan dengan bidang hukum lainnya. Bidang
hukum pidana merupakan bidang hukum yang paling mudah untuk dijadikan
dengan baik atau belum. Hukum pidana bukan hanya berbicara tentang putusan
pengadilan atas penanganan perkara pidana, tetapi juga meliputi semua proses dan
dilakukan pihak kepolisian dan berpuncak pada penjatuhan pidana dan selanjutnya
3
diakhiri dengan pelaksanaan hukuman itu sendiri oleh lembaga pemasyarakatan.
Semua proses pidana itulah yang saat ini banyak mendapat sorotan dari
masyarakat karena kinerjanya, atau perilaku aparatnya yang jauh dari kebaikan.
Hukum di Indonesia yang bisa kita lihat saat ini bisa dikatakan sebagai
hukum yang carut marut, mengapa? Karena dengan adanya pemberitaan mengenai
tindak pidana di televisi, surat kabar, dan media elektronik lainnya kita dapat
kejadian yang menggambarkannya, mulai dari tindak pidana yang diberikan oleh
4
BAB II
PEMBAHASAN
mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”.
Ketentuan pasal ini mengisyaratkan kepada hakim bahwa apabila suatu peraturan
Dalam hal ini hakim harus berperan untuk menentukan apa yang merupakan
muncul pada saat hakim melakukan pemeriksaan perkara hingga saat menjatuhkan
mengadili dan kemudian menjatuhkan putusan harus didasarkan pada hukum yang
semata.
Menurut Achmad Ali, ada 2 (dua) teori metode penemuan hukum yang
dapat dilakukan oleh hakim dalam praktik peradilan, yaitu antara lain:
5
Interpretasi merupakan penjelasan setiap istilah dari suatu perjanjian
apabila terdapat pengertian ganda atau tidak jelas dan para pihak memberikan
pengertian yang berbeda terhadap istilah yang sama atau tidak dapat
memberikan arti apa pun terhadap istilah tersebut. Tujuan utama interpretasi
adalah menjelaskan maksud sebenarnya dari para pihak atau merupakan suatu
dinyatakan dalam kata-kata yang digunakan oleh para pihak dilihat dari
Salah satu metode yang akan digunakan oleh hakim pada saat ia
tidak boleh menolak perkara untuk diselesaikan dengan dalih hukumnya tidak
ada atau belum mengaturnya (asas ius curia novit). Hakim harus terus
tengah masyarakat, karena sebagai penegak hukum dan keadilan, hakim wajib
menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang
keadilan dan kemanfaatan itu ukurannya sangat relatif. Nilai adil itu
kegunaan hukum baik bagi diri pencari keadilan, para penegak hukum,
(recht vacuum), hakim harus melakukan kontruksi antara sisterm formal dan
progresif, bahwa hukum itu adalah untuk manusia, yang didalamnya termasuk
hukum, sehingga faktor etika dan moralitas tidak terlepas dari pembahasan
berpijak pada pandangan bahwa hukum itu ada untuk mengabdi kepada
manusia.
masyarakat.
pada hukum, kebenaran, dan keadilan serta memihak dan peka pada nasib
hukum yang progresif, karena dalam setiap perkara atau kasus mempunyai
bentuk dan karakteristik yang berlainan atau variatif sifatnya. Sehingga hakim
akan menggunakan metode penemuan hukum yang sesuai dengan kasus yang
dihadapinya (case by case), apakah itu salah satu metode interpretasi hukum
ataukah salah satu dari metode konstruksi hukum atau hanya berupa
8
gabungan dari beberapa metode interpretasi hukum atau konstruksi hukum,
sekaligus.
dan mamahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
sehingga dalam menghadapi suatu perkara atau kasus yang masuk pada suatu
undang tersebut tidak sejalan dengan nilai- nilai kebenaran, keadilan, maupun
perspektif hukum progresif, maka putusan hakim yang sesuai dengan metode
breaking), dimana dalam hal suatu ketentuan undang- undang yang ada
d) Putusan hakim yang memihak dan peka pada nasib dan keadaan bangsa
khususnya Indonesia bukanlah pada sistem hukum itu sendiri, melainkan pada
10
kualitas manusia yang menjalankan hukum (penegak hukum). Dengan demikian
tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
tujuan, yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara negara untuk dapat
menjalankan peranan yang dapat diterima oleh mereka. Selain itu, maka golongan
panutan juga harus dapat memilih waktu dan lingkungan yang tepat di dalam
Namun sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa salah satu penyebab
aparat penegak hukum (hakim, polisi, jaksa dan advokat ) serta judicial corruption
yang sudah terlanjur mendarah daging sehingga sampai saat ini sulit sekali
11
diberantas. Adanya judicial corruption jelas menyulitkan penegakan hukum di
terlibat dalam praktek korupsi, sehingga sulit diharapkan bisa ikut menciptakan
pemerintahan yang baik atau good governance. Penegakan hukum hanya bisa
hubungan yang serasi antara hukum itu sendiri, penegak hukum, fasilitasnya dan
masyarakat yang diaturnya. Kepincangan pada salah satu unsur, tidak menutup
negatifnya (Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah, 1987: 20). Misalnya, kalau
hukum tertulis yang mengatur suatu bidang kehidupan tertentu dan bidang-bidang
lingkup yang sangat luas, meliputi: petugas strata atas, menengah dan bawah.
salah satunya peraturan tertulis yang mencakup ruang lingkup tugasnya. Dalam
berikut:
kepada masyarakat,
agama, ekonomi, proses rekruitmen yang tidak transparan dan lain sebagainya.
penting dalam memfungsikan hukum. Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas
penegak hukum rendah maka akan ada masalah. Demikian juga, apabila
hukum berkait masalah KKN (korupsi kolusi dan nepotisme) yang dilakukan oleh
aparat hukum sudah menjadi rahasia umum. Terlepas dari dua hal di atas
13
lemahnya penegakan hukum di Indonesia juga dapat kita lihat dari ketidakpuasan
masyarakat karena hukum yang nota benenya sebagai wadah untuk mencari
salah satunya adalah permasalahan korupsi. Kasus ini seakan sudah menjadi
tradisi yang mendarah daging di bangsa ini. Penyakit korupsi melanda seluruh
lapisan masyarakat bahkan yang menjadi perhatian saat ini adalah para aparat
yang seharusnya menjadi penegak dalam kasus ini juga ikut terkait di dalamnya.
dan didenda hanya karena mencuri sandal seorang briptu yang harganya bisa
rendah hukum yang ada di Indonesia. Kita ambil contoh Arthalyta Suryani, yang
menempati ruang tahanan yang terbilang mewah dari tahanan yang lain karena
lengkap dengan fasilitas televisi, kulkas, AC, bahkan sampai ruang karokean. Hal
lembaga peradilan kita dimana rakyat miskin yang tidak mempunyai kekuatan
yang berduit menganggap hukum itu bisa dibeli bahkan saya anggap bahwa sel
14
tahanan mereka tidak layaklah dikatakan sebagai sel tetapi hotel sementara
saat terkena tilang polisi lalu lintas, ada beberapa oknum polisi yang mau atau
bahkan terkadang minta suap agar kasus ini tidak diperpanjang, polisinya pun
pemerintah nyatanya tidak berjalan dengan efektif. Hukum yang berlaku sekarang
diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan
hukum yang sama tanpa kecuali. Namun, keadaan yang sebaliknya terjadi di
Indonesia. Hukum seakan tajam kebawah namun tumpul keatas. Ini terbukti
dengan banyaknya kasus yang terjadi, contohnya saja kasus nenek Minah yang
divonis 1,5 bulan penjara karena mencuri tiga buah kakao. Dari segi manapun
mencuri memang tidak dibenarkan. Namun, kita juga harus melihat dari sisi
kemanusiaan. Betapa tidak adilnya ketika rakyat kecil seperti itu betul-betul
ditekan sedangkan para pejabat yang korupsi jutaan bahkan miliaran rupiah bebas
15
begitu saja, walaupun ada yang terjerat hukuman tapi penjaranya bagaikan kamar
hotel.
sehingga justice for all (keadilan untuk semua) berubah menjadi justice not for all
(keadilan untuk tidak semua). Hukum di negara kita ini seakan tidak
kepada semua lapisan masyarakat tetapi terkesan tajam kebawah kepada rakyat
miskin tetapi tumpul keatas terhadap mereka yang mempunyai uang. Berbagai
menjadi cambuk atau pukulan telak serta menjadi potret buram bagi kita semua
sebagai satu kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini
sendiri bagi masyarakat. Keadilan dianggap suatu yang sulit untuk didapatkan
terutama bagi masyarakat kelas bawah yang sekiranya merupakan golongan yang
tidak mampu dalam segi materi. Sekiranya kita dapat melihat fakta yang terjadi di
lapangan dengan berbagai macam kasus yang ada dan melibatkan masyarakat
kelas bawah. Beberapa kasus seperti pencurian sendal yang dilakukan oleh
seorang murid terhadap salah satu anggota kepolisian misalnya, terdapat berbagai
kejanggalan dalam kasus tersebut seperti berbedanya sandal yang dimaksud serta
adanya penganiayaan terhadap sang pelaku oleh oknum polisi tersebut. Dengan
16
hanya mencuri sepasang sendal jepit yang kemungkinan pula bukan anak tersebut
Masyarakat awam pun pasti mengetahui apa yang dimaksud keadilan. Berbeda
dengan kasus yang melibatkan rakyat kecil yang seharusnya memang bisa
diselesaikan dengan rasa keadilan serta kekeluargaan, para pimpinan negara yang
Para penegak hukum antara lain hakim, jaksa, polisi, advokat dan
sila kedua secara optimal dan maksimal. Namun , hal sebaliknya terjadi di
Banyak keganjalan yang terjadi didalam penegakan hukum itu seperti dengan
tahanan atau ada beberapa kasus yang sangat mengganjal keputusan yang di
Penegakkan hukum dari aparat kepolisian juga dinilai sangat kurang, bisa
dengan istilah UUD (Ujung-Ujungnya Duit) atau biasa disebut uang sogokkan.
kurang serta tidak didasari dengan landasan hukum yang tepat. Seperti kebijakkan
bagi pengendara motor yang diharuskan menyalakan lampu utama pada siang hari
yang dinilai kurang realistis. Karena menyalakan lampu pada siang hari sama saja
oleh para pengguna sepeda motor tentu bukan karena lampu atau cahaya yang
kurang.
dibuat setiap tahun dengan jumlah yang sudah ditetapkan pun molor sehingga
hanya ada sedikit Undang-undang yang sudah terealisasikan. Hal ini tentu menjadi
catatan bagi pemerintah yang seharusnya hukum itu untuk keteraturan serta
lemah maka ketahanan negara juga akan lemah. Bisa kita lihat dari berbagai
macam kasus tentang perbatasan negara maupun pencaplokan wilayah dan budaya
yang dilakukan oleh negara tetangga. Pemerintah Indonesia sangat lamban dalam
Indonesia serta sarana dan infrastruktur di daerah perbatasan yang sangat kurang
perbatasan tentu merasa dianak tirikan oleh pemerintah karena tidak adanya peran
pemerintah dalam mengatasi hal tersebut, dan tentu hal ini menjadi senjata bagi
negara lain untuk dengan mudah mencaplok daerah perbatasan sebagai daerah
18
berbagai macam kebutuhan oleh negara tersebut berbeda dengan apa yang
pelaksanaannya tidak ada jiwa pancasila yang melekat dalam setiap penegak
tentu sedikit demi sedikit maka keadilan di Indonesia akan terkikis dengan adanya
sikap pemerintah yang seakan hanya mementingkan dirinya sendiri, jabatan dan
kepercayaan adalah salah satu tiang keadilan dan kemakmuran. Ketika hukum
yang hanya memihak golongan tertentu maka keadilan juga akan memudar dan
akan meruntuhkan derajat dan martabat negara. Dengan runtuhnya derajat negara,
runtuh pula negara tersebut dan akan mudah bagi pihak-pihak yang merasa
diuntungkan dengan situasi ini yaitu adanya intervensi asing dalam masalah
negara.
Karena intervensi itu sendiri sudah mulai muncul ketika banyaknya media
asing yang memberitakan tentang bobroknya negara ini. Sebagai salah satu
contohnya dimana ada media asing yang memberitakan tentang masalah jembatan
yang tak layak di Indonesia. Masyarakat terutama para siswa yang ingin
ditepati. Hukum memang salah satu cara untuk memberikan keadilan, dan hukum
Indonesia ketika sudah berbenturan dengan uang, misalnya saja kasus korupsi
yang menjerat nama Gayus Tambunan. Kasus ini memang sudah di selesaikan
nyatanya dia masih bebas untuk berwisata ke Bali bahkan sampai keluar negeri
yaitu Makau. Ini karena lemahnya iman para petugas yang seharusnya
cuma-cuma, tetapi ada imbalan yang diberikan kepada para petugas tersebut.
Beberapa kasus yang diungkapkan sebelumnya seperti kasus Artalita, ini semua
tidak lepas dari lemahnya iman aparat yang bertugas menegakkan hukum ketika
sudah di hadapkan dengan uang. Apakah ini yang di namakan “uang berbicara”?
Dan apakan hukum di negeri ini semudah itu menjadi lunak?. Kalau sudah seperti
itu Anda pun dapat menilainya sendiri sebenarnya apa yang telah melanda hukum
di negeri tercinta kita ini, sehingga jangan heran kalau ada istilah yang kemudian
(Kasih Uang Habis Perkara). Ini adalah cerminan bahwa rakyat Indonesia sudah
20
Penegakan hukum yang carut-marut, kacau, dan mengesampingkan
kepada fungsi aslinya, yaitu untuk untuk menciptakan keadilan, ketertiban serta
berfungsi dengan baik diperlukan keserasian dan hubungan antara empat faktor,
yakni:
seterusnya.
perundang- undangan sudah baik, akan tetapi jika mental penegak hukum
bukan tujuan akhir dari proses hukum karena keadilan belum tentu tercapai
proses yang bergerak di antara dua kutub citra keadilan. Naminem Laedere
dua kutub tersebut. Pada suatu ketika keadilan lebih dekat pada satu kutub,
dan pada saat yang lain, keadilan lebih condong pada kutub lainnya.
Akan tetapi jika yang dipersoalkan adalah bidang kehidupan spiritual atau
sensitif, maka yang disebut adil berada lebih dekat dengan kutub Suum
suatu tata hukum yang adil orang dapat hidup dengan damai menuju suatu
Penegakan hukum yang acap kali menciderai rasa keadilan, baik keadilan
hukum dalam menegakan hukum di tengah masyarakat. Jika kita pandang dari
kacamata sosiologi hukum, kita dapat mengasumsisikan bahwa ada dua faktor
(yang berasal dari penegak hukum itu sendiri) salah satu contoh, adanya
luar penegak hukum itu sendiri) misalnya ketika terjadi peristiwa hukum adanya
menerapkan keadilan yang didasarkan atas ketentuan hukum dan syari’at yang
telah disepakati bersama. Hukum menjamin agar keadilan dapat dijalankan secara
murni dan konsekuen untuk seluruh rakyat tanpa membedakan asal-usul, warna
kulit, kedudukan, keyakinan dan lain sebagainya. Jika keadilan sudah tidak ada
lagi maka masyarakat akan mengalami ketimpangan. Oleh karena itu, lembaga
hukum dalam masyarakat madani harus menjadi tempat mencari keadilan. Hal ini
bisa diciptakan jika lembaga hukum tersebut dihormati, dijaga dan dijamin
menilik dari berbagai kasus (menurut penulis) belumlah berjalan dengan baik,
bahkan bisa dikatakan buruk. Lemahnya penegakan hukum di Indonesia saat ini
dapat tercermin dari berbagai penyelesaian kasus besar yang belum tuntas salah
satunya praktek korupsi yang menggurita, namun ironisnya para pelakunya sangat
23
sedikit yang terjerat oleh hukum. Kenyataan tersebut justru berbanding terbalik
dengan beberapa kasus yang melibatkan rakyat kecil, dalam hal ini aparat
penegakkan hukum cepat tanggap, karena sebagaimana kita ketahui yang terlibat
kasus korupsi merupakan kalangan berdasi alias para pejabat dan orang-orang
Realita penegakan hukum yang demikian sudah pasti akan menciderai hati
rakyat kecil yang akan berujung pada ketidakpercayaan masyarakat pada hukum,
khususnya aparat penegak hukum itu sendiri. Sebagaimana sama- sama kita
ketahui para pencari keadilan yang note bene adalah masyarakat kecil sering
dibuat frustasi oleh para penegak hukum yang nyatanya lebih memihak pada
namun tidak mampu menahan hewan besar tetapi hewan besar tersebutlah yang
bahasa-bahasa yang sarkastis dengan plesetan HAKIM (Hubungi Aku Kalau Ingin
tuanya, Mulya Wikarta (67 tahun) dan Samen (60), tak pernah ‘bermimpi’
tetangganya sendiri. Namun, pada Selasa (14/1) malam lalu, Wikarta justru
pencuri mayat wanita tua, dan dinyatakan memakan daging mayat tersebut.
Celakanya lagi, karena tidak tahu sang ayah juga ikut makan bersama anaknya,
nenek berusia 81 tahun yang belum sampai 24 jam dikubur di kuburan Desa
karena kuburan Mbah Rinah sudah acak-acakan. Mereka lebih dibuat geger lagi
ternyata mayat Mbah Rinah sudah raib. Berita tersebut segera menyebar sampai
ke desa tetangga. Malahan ada yang membumbuinya dengan hal-hal yang berbau
mistis sehingga membuat warga desa ‘terteror.’ Kaum perempuan tak berani tidur
sendirian, para lelaki melakukan ronda sampai pagi. Ketegangan baru berakhir
saat polisi membekuk Sumanto di rumahnya sekitar lima kilo meter dari makam
25
Mbah Rinah. Sumanto rupanya teledor. Ia tak memperhitungkan ‘sisa’ mayat
yang ia tanam di depan rumahnya bakal menyebarkan bau busuk. Warga yang
tengkorak manusia, dua alat vital laki - laki dalam botol. Kepada Polisi Sumanto
Dengan memakan mayat badannya akan menjadi kebal, tak terluka oleh goresan
(11/1) pukul 19 00 WIB. Saat itu ia mulai menggali kuburan Mbah Rinah yang
telah diamatinya sejak sore. Kain kafan pembungkus mayat Mbah Rinah yang
dimakamkan Sabtu siang itu, baru berhasil ia sentuh pada Minggu pukul dua dini
kosong tanpa menggunakan alat bantu. Setelah mayat Mbah Rinah dikeluarkan
dari liang kubur, kain kafan yang membalutnya dilucuti dan ditinggalkan begitu
saja. Mayat kemudian dimasukkan ke dalam karung plastik lalu diangkut dengan
26
mayat seperti orang memotong daging ayam. Lantas dipotong-potong sebagian
Saat rekonstruksi kasus ini dilaksanakan pada pada Sabtu (18/1) pagi,
warga tampak histeris dan merasa jijik. Meski alat peraga dalam rekonstruksi itu
hanyalah daging dan tulang sapi mentah, Sumanto tampak antusias melahapnya.
yang akan diterapkan. Jaksa lalu menjerat Sumanto dengan Pasal 362 KUHP
Barang siapa mengambil suatu barang yang sebagian atau seluruhnya milik
orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang tersebut secara melawan
hukum, dipidana karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun.
"Mayat tidak termasuk barang karena definisi barang adalah sesuatu yang
bernilai ekonomis," kata salah satu hakim anggota yang memutus perkara itu,
Bagus Irawan.
27
Mendapati hal ini, maka majelis yang diketuai oleh Sumargiatmo
memiliki nilai-nilai kerohanian yang melekat antara benda dengan ahli warisnya.
Dengan penafsiran ini, maka Sumanto memenuhi pasal pencurian yang dimaksud.
Sumanto terdapat tiga poin penting yang menjadi dasar hakim dalam memutus
perkara tersebut. Dalam putusan tersebut ketiga hal tersebut yang dimaksud
adalah.
secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 363 ayat (1) ke-5 Kitab
28
No : 32/Pid.B/2003/PN.Pbg. Majelis hakim telah menggunakan berbagai
bahwasanya terdakwa Sumanto telah melanggar Pasal 363 ayat (1) ke-5
terdakwa Sumanto telah melanggar etika, norma, serta nalar sehat dan
pada keyakinan hakim yang menilai Sumanto dalam keadaan sehat dan
hukum pidana dapat dijadikan sebagai solusi atas persoalan hukum yang
29
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
1. Berangkat dari konsep hukum progresif, bahwa hukum itu adalah untuk
yang menjadi titik pembahasan hukum, sehingga faktor etika dan moralitas
berpijak pada pandangan bahwa hukum itu ada untuk mengabdi kepada
manusia.
masyarakat.
30
Dengan mendasarkan pada karakteristik penemuan hukum yang progresif
pada hukum, kebenaran, dan keadilan serta memihak dan peka pada
serius dan akan terus berkembang jika unsur di dalam sistem itu sendiri tidak
ada perubahan, tidak ada reformasi di bidang itu sendiri. Karakter bangsa
hukum yang berjalan di mata masyarakat. Begitu banyak kasus- kasus hukum
31
yang silih berganti dalam kurun waktu relatif singkat, bahkan bersamaan
3.2. Saran
hukum progresif, maka saran-saran yang dapat kami sampaikan adalah agar
putusan hakim sesuai dengan metode penemuan hukum yang progresif yaitu
antara lain:
32
c. Putusan hakim yang mempunyai visi pemikiran kedepan (visioner), yang
d. Putusan hakim yang memihak dan peka pada nasib dan keadaan bangsa
33
DAFTAR PUSTAKA