Laporan Percobaan Hidrokarbon
Laporan Percobaan Hidrokarbon
Laporan Percobaan Hidrokarbon
HIDROKARBON
AWAL S.
H311 16 511
HIDROKARBON
AWAL S.
H311 16 511
Asisten
PENDAHULUAN
Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur yaitu
umum dicirikan oleh benzena (Tim Dosen Kimia Organik Unhas, 2013).
dikenal sebagai parafin yang berasal dari kata latin parum afinls yang berarti
parafin pula termasuk suatu senyawa yang sukar bereaksi atau senyawa yang
senyawa ini memiliki sifat dan karakteristik tersendiri yang menarik untuk
dipelajari. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan ini yaitu
hidrokarbon.
hidrokarbon yang bersifat nonpolar dengan pelarut polar (air) dan pelarut
nonpolar (dietil eter), serta mengamati ada atau tidak adanya reaksi yang terjadi
TINJAUAN PUSTAKA
yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau
yang manis. Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu
komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam dunia
industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik,
bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami
dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang
terdapat dalam minyak bumi (Tim Dosen Kimia Organik Unhas, 2013).
rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan
Disebut jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana
memiliki rumus umum CnH2n+2, di mana n adalah bilangan asli yang menyatakan
jumlah atom karbon. Alkana juga sering disebut sebagai senyawa alifatik
(Yunani =aleiphas yang berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani
sebagai contohnya, adalah hormon tanaman yang memacu pematangan buah, dan
α-pinen adalah senyawa terbanyak dalam turpentin. Contoh lainnya adalah beta
penurunan sedikit titik didih. Meskipun alkena adalah non polar sedikit lebih larut
elektron dan alkena yang agak terbuka itu tertarik oleh hidrogen dari air
yang bermuatan positif parsial. Alkena dengan empat atom karbon atau kurang,
berwujud gas dan tidak berwarna, sedangan senyawa yang memiliki lima atom
karbon atau homolog yang lebih tinggi merupakan cairan yang mudah menguap
Sifat dari alkena hampir sama dengan sifat alkana. Perbedaannya dengan
alkana karena adanya ikatan π yang kurang stabil menyebabkan alkena dengan
jumlah atom karbon yang sama dengan alkana baik titik didih maupun titik
menyatakan jumlah atom karbon. Alkana yang paling sederhana adalah metana
dengan formula CH4. Metana ini mempunyi sifat tidak berwarna dan tidak berbau,
sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam alkohol. Titik didih dan titik
leburnya rendah, dibawah 0 oC.Sifat kimia senyawa ini adalah amat stabil, tidak
dapat bereaksi dengan asam, basa dan pereaksi pereaksi yang umum terdapat
karbonnya terikat pada empat atom lain. Alkana dikenal juga sebagai parafin atau
hidrokarbon jenuh, selain itu dikenal juga senyawa sikloalkana. Sikloalkana ini
mempunyai
rumus empirik CnH2n, Reaksi reaksi yang terjadi pada senyawa alkana
2. Reaksi subsitusi yaitu reaksi penggantian suatu unsur oleh unsur lain yang
3. Reaksi sulfonasi yaitu reaksi yang melibatkan asam sulfat, dimana daapt
4. Reaksi nitrasi yaitu reaksi yang melibatkan senyawa nitrat dimnaa reaksi ini
5. Reaksi pirolisis atau cracking dalah proses pemecahan alkana dengan jalan
kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tidak jenuh karena memiliki atom
2004).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
parafin.
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung
reaksi, pipet tetes, lampu spritus, kaki tiga, kasa, dan gelas piala.
mengisi tabung reaksi (1) dengan 0,5 ml air, dan mengisi tabung reaksi (2) dengan
0,5 ml dietil eter, setelah itu langkah selanjutnya menambahkan setetes demi
setetes n-heksana (± 10 tetes) kedalam tabung reaksi (1) dan (2) lalu mengocok
benzen, toluen, parafin, dan etil asetoasetat (sebagai pembanding), setelah itu
mengulangi percobaan di atas dan mengganti KMnO 4 0,1 M dengan 1-2 tetes
Br2/ CCl4 5%.
BAB IV
pada percobaan yang telah dilakukan, dan dituliskan dalam bentuk tabel
yang ada diatas, terlihat bahwa; pada percobaan kelarutan senyawa hidrokarbon
dimana n-Heksana yang dilarutkan oleh H20 0,5 mL tidak larut, itu terlihat dari
benzena, toluena, parafin, etilasetoasetat yang dllarutkan dalam H20 0,5 mL juga
tidak larut, dengan terbentuknya 2 fase pada larutan tersebut. Berdasarkan teori
yang dipelajari jika suatu senyawa polar bertemu atau bercampur dengan senyawa
non polar maka tidak akan larut kedua senyawa tersebut, dimana pada percobaan,
apabila bertemu air tentunya tidak akan larut karena air bersifat polar. Berbeda
dengan dietil eter yang ditetesi dengan n-Heksana, terlihat setelah dicampur hanya
terbentuk satu fase dengan artian n-Heksana larut dalam air. Begitupun dengan
larut setelah diteteskan kedalam dietileter. Hal itu dapat terjadi karena dietileter
adalah senyawa yang bersifat non polar, sedangkan semua senyawa hidrokarbon
yang digunakan pada percobaan semuanya bersifat non polar. Otomati senyawa
yang bersifat non polar apabila bertemu senyawa non polar lainnya maka akan
larut.
toluene itu sendiri dapat berekasi dengan beberapa pereaksi seperti halogen
membentuk orto para karena Br merupakan pengarah orto para; parafin tidak
karena teroksidasi membentuk endapan coklat dan sangat cepat bereaksi karena
parafin. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna) bereaksi secara spontan
dengan halogen seperti brom dan juga dapat dioksidasi oleh suatu oksidator
bersifat non polar, tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran untuk laboratorium adalah agar semua alat-alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum tersebut lengkap dan masih bagus dan tidak
mengajarkan hal-hal yang belum diketahui, menjadi contoh yang baik bagi adik-
sehingga praktikan dapat lebih paham dan mengerti tentang pembuatan laporan
Hasanah, N., 2014, Konsep Dasar Kimia Analitik II, Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Henry, A., Suryadi, Yanuar, A., 2011, Analisis Spektrofotometri UV-Vis Pada
Obat Influenza dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Persamaan Linear.
Octaviani, T., Guntarti, A., Susanti, Hari, 2014, Penetapan Kadar ß-karoten Pada
Beberapa Jenis Cabe (Genus Capsicum) dengan Metode Spektrofotometri
Tampak. Jurnal Pharmaciana. 4(2): 101-109.
Suharmanto, E., Kurniawan, F., 2013, Adaktif Probe Serat Optik untuk
Spektrofotometri Genesys 10S UV-Vis Generasi Kedua, Jurnal Sains dan
Seni, 2(1): 1-3.
Lampiran 1. Bagan Kerja
Hasil
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Deretan Larutan
Standar CuSO4
Hasil
3. Penentuan Konsentrasi Larutan CuSO4
Larutan CuSO4
(X1, X2)
kalibrasi.
Hasil