Sosiologi Lingkungan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Nama : A. Adelia Hardianti.

M
NIM : 1712511002
Prodi : Sosiologi
MATKUL : Sosiologi Lingkungan
Hubungan Timbal Balik Manusia Dengan Lingkungan
a. Dominasi (Determinisme Lingkungan pada kehidupan manusia
Lingkungan memiliki hubungan yang sifatnya timbal balik terhadap manusia.
Lingkungan juga memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup manusia,
dipengaruhi, ditentukan dan tunduk pada lingkungan itu sendiri. Adapun pendapat lain
yang menyatakan bahwa iklim berkaitan denga proses keagamaan, contohnya agama
Budha yang melakukan peribadatan yang mengalami determinasi iklim panas yang
menciptakan corak agama yang sifatnya pasif. Begitupun dengan keadaan iklim dingin
akan menciptakan agama yang aktif.
Pandangan dominasi lingkungan menyatakan bahwa lingkungan fisik memainkan
peran dominan sebagi pembentuk kepribadian, budaya, moral,politik, dan agama.
Pandangan ini tidak lepas dari asumsi dalam tubuh manusia ada 3 komponen dasar yairu
bumi, air dan tanah merupakan unsur-unsur penting lingkungan. Dengan adanya
komponen penting tersebut menyebabkan perbedaan fisik , kepribadian dan tingkahlaku
manusia. Teori ini juga bisa dilakukan untuk meminimalkan korban juka terjadi bencana
dengan mempersiapkan manajemen bencana. Faktor internal sebagai penyebab kerusakan
lingkungan akan sesuai jika dijelaskan dengan teori dominasi lingkungan.
Adapun kerusakan yang di timbulkan dari beberapa faktor yaitu :
-kerusakan karna faktor eksternal, yaitu kerusakan yang berasal dari perilaku manusia
yang beralasan demi meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Industrialisasi,
penggunaan bahan fosil dan limbah rumah tangga yang dibuang di sungai-sungai.
-kehidupan manusia dikehendaki oleh alam dan lingkungan. Alam dan lingkunngan
sangat menentukan dan membentuk kepribadian, pola-pola hidup, organisasi sosial
manusia, seperti model kehidupan manusia sosial masyarakat yang disesuaikan dengan
lingkungan, seperti penduduk yang tinggal pada iklim yang dingin akan membentuk
pemukiman yang tertutup. Demikian pula yang tinggal dipegunungan, membentuk pola
pemukiman yang terdiri atas rumah-rumah yang berjauhan.
-alam memberikan dampak yang luarbiasa bagi manusia, termasuk pada bencana alam.
Kemunculan bencana murni dari inisiatif Tuhan, Manusia hanya bisa mengurangi
dampak yang diterima karena bencana alam juga bersifat mutlak, seperti tsunami, angina
topan, gempa bumi. Sekalipun manusia telah mengembangkan teknologi yang mampu
memanipulasi alam namun dalam kondisi tertentu manusia sangat dibuat tidak berdaya
oleh alam karena keperkasaannya tersebut. Telah banyak terjai bencana alam di negara-
negara besar di Dunia, baik Jepang, China, termasuk Indonesia. baik itu bencana alam
tsunami, gempa bumi, Banjir dll. Adapun mitos-mitos mengenai pemberitahuan bencana
memiliki fungsi seperti tertib sosial, fungsi psikologis dan fungsi sosial, juga mampu
meningkatkan solidaritas kolektif, identitas kolektif, keharmonisan komunal dan stabilitas
kultural. Mitos melambangkan bentuk pengalaman manusia tentang adanya kekuatan
gaib dan memberikan arah agar tidak bertindak lebih bijaksana.

b. Perilaku Manusia dalam Prespektif Dominasi Lingkungan.


Pandanga ini terletak pada asumsi bahwa kehidupan manusia bergantung pada alam.
Seperti pandangan oleh Aguste Comte memperkenalkan model perkembangan
masyarakat melalui 3 tahapan perkembangan akal budi atau bisa disebut sebagai hokum
tentang perkembangan intelegensi manusia. Dibandingkan dengan sisi fisik manusia
seperti organ tubuh, perkembangan akal budi jauh lebih penting. Ini berlaku pada
perkembangan masyarakat juga individu. Pada tahapan teologis manusia masih
dikendalikan dan di dominasi oleh sesuatu yang sifatnya supranatural. Manusia belum
sepenuhnya memiliki otonomi atas alam dan lingkungan. Ada tingkatan reologi yang
dibago dalam 3 bagian tingkatan yang membentuk hubungan subordinat, yaitu ferisime,
politeisme dan monoteisme.
Evolusi pemikiran teologis manusia berlangsung terus melalui sebuah proses kerja atau
daya imajinasi, manusia menyederhanakan sejulah ketakutan gaib di sekelilingnya yang
menjurus kepada pemikiran yang bersifat politeisme. Sebagai tingkat pemikiran tentang
segala sesuatu yang ada di alam dikendalikan oleh kemauan dari Tuhan. Proses evolusi
pemikiran manusia berjalan.dalam tahap pemikiran politeismw masih banyak hal yang
kontradiktif . kemudian fase metafisik hanya merupakan suatu bentuk lain dari tahan
yang pertama. Yang menganggap bahwa alam semesta dengan segala isinya diatur gerak
perubahannya oleh hukum alam. Sementara itu tahapan positif mulai menunjukkan akal
budi yang mulai meninggalkan pencarian sia-sia terhadap pengertian absolut, asal dan
tujuan alam semesta. Etos pada masyarakat kota dan desa adalah bentuk contoh dari
determinasi lingkungan. Seperti kota, kota memiliki hokum-hukumnya sendiri, ia berdiri
sendiri (independen) yang memiliki kekuatan memaksa individu di kota untuk tunduk
dengannya. Hokum tersebut dikontruksi oleh manusia dan ditentukan oleh sumber
sosial,politik, maupun alam yang serba terbatas. Seperti individu diatur oleh peraturan
kantor yang harus tiba pagi, dan pulang sore hari, begitupun dengan kegiatan lainnya.
Lingkungan kota mempengaruhi pembentukan watak, budaya, bahkan etos yang dimiliki
oleh manusia.
c. Penerapan Teori Kemungkinan
Teori berkeyakinan bahwa lingkungan sifatnya relative yaitu pada saat tertentu
lingkungan berperan penting dalam menjelaskan kecocokan dengan budaya tertentu,
kondisi lingkungan yang sama tidak menjamin akan munculnya budayanya juga akan
sama. Dalam tahapan ini lingkungan tidak berlaku determinis, tidak mendominasi dan
membentuk budaya manusia secara langsung melainkan hanya berfungsi membatasi
pengembangan budaya dan teknologi. Manusia dengan kemampuan tertentu masih bisa
melawan batasan lingkungan . karakter lingkungan yang sama tidak otomatis membentuk
budaya yang sama. Teori ini menyatakan bahwa lingkungan bukanlah faktor determinan
atau faktor mutlak yang membentuk kehidupan sosial. Kesamaan corak lingkungan tidak
mutlak menghaslkan budaya yang sama. Sifar relative ditentukan oleh 2 faktor lain.
Pertama, intensitas interaksi antara manusia dengan lingkungan. Kedua, bentuk
kebudayaan yang bersifat tidak dominan bisa bergantung pada kehendak lingkungan,
akan tetapi budaya juga mampu bertindak sebagai variable bebas dan tidak tergantung
terhadap lingkungan. Hal ini merupakan alasan mengapa dalam lingkungan dengan
karakter fisik sama, namun mampu menghasilkan bentuk budaya yang berbeda. Seperti
contoh sistem persawahan yang terdapat di pulau Bali dan di pulai Jawa yang dalam
wilayah tertentu coraknya sama namun praktek budaya masyarakatnya tentu berbeda.
d. Teori Ekologi Budaya
Teori ini diperkenalkan oleh H. Steward pada permulaan dasawarsa 1930-an. Teori ini
berintikan lingkungan dan budaya tidak bisa dilihat terpisah, tetapi merupakan hasil
campuran uang berproses lewat dialektika. Proses ekologi memiliki hukum timbal balik,
keduanya memiliki peran besar dan saling mempengaruhi. Lingkungan juga memiliki
pengaruh terhadap budaya dan perilaku manusia tetapi pada waktu yang sama manusia
juga memengaruhi perubahan lingkungan. Perusakan lingkungan tidak terlepas dari
kepentingan industry yang sedang maju . watak alam yang seringkali kejam, tidak lepas
dari perbuatan manusia yang semena-mena atasnya. Bahkan untuk bencan alam yang
emang murni kehendak Tuhan, manusia tidak memiliki keberdayaan apa-apa. Namun
pada sisi lain manusia memiliki karunia untuk memiliki kemampuan untuk memikirkan
tentang bagaimana agar alam dapat dikendalikan dan mengantisipasi dampak yang
ditimbulkan dari bencana.
BAB III
Manusia : Sang Penakluk Lingkungan
Sejarah manusia memasuki tahapan dimana lingkungan alam benar-benar dapat
ditaklukkan. Menurut Antonio Maroni menyatakan bahwa episode hubungan lingkungan
dengan manusia . menurutnya tahapan terpenting dan krusial dibagi menjadi 3 tahap
yakni keseimbangan alam, ketidakseimbangan alam, dan masa sekarang. Masa
keseimbangan alam terdapat pada masa paleolitikum (590.000 SM), dimana manusia
belum mengenal cara hidup bercocok tanam. Karena corak hidup yang masih sederhana,
pada masa tersebut terciptalah keseimbangan antar beragam unsur-unsur ekosistem.
Kebutuhan manusia terhadap suber yang disediakan alam hanya sebatas yang diperlukan.
Oleh karena itu, ketergantungan mausia terhadap alam masih cukup besar.
Masa ketidakseimbangan alam mulai dengan adanya perubahan lingkungan fisik
yang disusul dengan perubahan kebudayaan dan cara hidup manusia. Ada dua perubahan
yang sifatnya mendasar bagi kehidupan manusia, yaitu revolusi Neolitikum dan revolusi
industri. Kemudian manusia pada masa itu menyadari bahwa yang diperlukan bukan lagi
mencari, tetapi juga membudidayakan, kemudian mereka mulai beternak dan
membudidayakan tumbuh-tumbuhan. Mereka menangkap ayam dihutan dan
memeliharanya hingga mengembangbiakkan pula hewan-hewan tersebut.
Kemudian terjadinya revolusi industry di masyarakat barat menghasilkan
perubahan lingkungan fisik karena dikenalkannya mesin-mesin dan berubahnya
lingkungan alamiah karena berdirinya pabrik-pabrik, masa ini ditandai dari bentuk cara
berfikir secara revolusi. Pelaku-pelaku revolusi industry adalah otonom, mereka yang
benar-benar teruji memiliki kapabilitas dalam berfikir dan diuntungkan dengan dengan
nasib yang baik. Superioritas manusia menyatakan bahwa ia memiliki sifat otonom yang
tidak selalu menyerahkan hidupnya pada alam. Manusia dipandang sebagai realitas
mutlak yang berdisi diatas alam. Hal inilah masa dimana pembebasan manusia yang
menyatakan bahwa alam memang benar-benar bisa ditaklukkan. Pengaruh nyata dari
perubahan teknik industry adalah meningkatnya hasil industry yang dinamis.
Dengan peralatan yang modern, teknologi dan organisasi sosial manusia telah
melakukan rekayasa alam dan rekayasa sosial seperti lingkungan fisik tanah, topografi,
cuaca dan sumber mineral maupun lingkungan biologis seperti hewan dan tumbuh-
tumbuhan bisa diperdayakan manusia untuk kepentingannya sendiri.
a. Ilmu Pengetahuan Modern Harus Bertanggung Jawab
Pada masa ini mulai bermunculan manusia yang berfikiran rasional yang
pemanfaatan otak manusia ditandai dengan pendekatan-pendekatan ilmiah. Secara
teoritis telah dijelaskan oleh Aguste Comte melalui teori perkembangan akal budi
sebagai tahapan positivis. Peran-peran sosial di masyarakat sebelumnya dimainkan
oleh dukun, pemuka adat, tokoh-tokoh paranormal kemudian digantikan oleh ilmuan-
ilmuan positivistik. Perubahan dan perkembangan terkait antara nilai-nilai dan
pengetahuan. Menurut filsuf yunani memiliki pengetahuan yang unggul, berarti
menjalani kehidupan yang mulia. Pada abad pertengahan pengetahuan digabung
dengan nilai-nilai dibawah nilai gereja. Pada masa setelah pencerahan nilai dan ilmu
pengetahuan mulai dipisahan mulai dipisahkan tetapi berlaku hubungan dominasi.
Immanuel Kant menyatakan bahwa pengetahuan pasti yang mengendalikan
perilaku alam semesta fisik. Pernyataan otonomi Kant “Langit Berbintang di atasmu,
dan hokum-hukum moral di hatimu”. Tahapan terakhir yaitu pendirian yang diantu
oleh empirisme klasik dengan perluasan mutakhir. Dari positivism abad ke-19 dan
empirisme logis abad ke-20 memiliki pendirian bahwa ilmu pengetahuan dan nilai-
nilai adalah terpisah.
A. Tentang Antroposentrisme
Pernyataan Aristoteles (murid plato) dapat menggambarkan inti dari paham ini, Ia
menyatakan bahwa "tumbuhan disiapkan untuk kepentingan binatang, binatang
disiapkan untuk kepentingan manusia." Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa
manusia dan kepentinngannya dianggap paling menentukan dalam tatanan ekosistem.
Begitu pula dengan Rene Descartes, Ia menyatakan bahwa manusia berkedudukan lebih
terhormat dibanding makhluk lain. disimpulkan bahwa etika antroposentisme bersifat
sangat instrumentalis, sebab pola hubungan manusia dan alam dilihat hanya dalam relasi
instrumentalnya saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa etika antroposentisme bersifat sangat
instrumentalis, sebab pola hubungan manusia dan alam dilihat hanya dalam relasi
instrumentalnya saja. Ini berarti orientasi kepada alam tidak ditentukan sebagai tindakan
tujuan sosial manusia, melainkan hanya dinilai sebagai alat bagi kepentingam manusia.
Mafthuchah Yusuf memiliki pernyataan tentang manusia frontier bahwa alam yang
menguntungkan saja yang perlu dilindungi dan dimanfaatkan, yang tidak menguntungkan
ditelantarkan saja. Terdapat kelemahan yang dimiliki oleh antroposentrisme, yaitu:
 Mengabaikan masalah lingkungan yang tidak langsung menyentuh kepentingan
manusia.
 Kepentingan manusia untuk mengeksploitasi selalu berubah-ubah dan berbeda-beda
kadarnya.
 Yang dipikirkan hanya kepentingan jangka pendek yang berorientasi pada
kepentingan ekonomi.
Karena hanya berorientasi pada kepentingan manusia akibatnya masalah-masalah
lingkungan selalu diabaikan. Masalah ini baru mengemuka ke public ketika manusia
mendapatkan musibah dari kerusakan-kerusakan lingkungan. Sunyoto Usman memiliki
pandangan terkait hal yang mencemaskan dari antroposentisme. Pertama, pandangan tentang
anggapan bahwa alam terbentang luas dan tidak akan pernah habis. Kedua, keyakinan bahwa
teknologi bisa menyelesaikan segala permasalahan. Ketiga, etika yang ingin terus maju dengan
mengeksploitasi sumber daya alam, dan menuruti kemauan industrialisasi. Keempat, yakni,
kemodernan yang diukur dari tindakan-tindakan konsumtif. Kelima, individualism yang
merupakan bentuk keserakahan manusia, yakni sikap dan keyakinan dengan menekankan
dorongan personal tanpa memikirkan kepentingan dan kerugian yang di dirasakan pihak lain.
B. Lingkungan Mulai Rusak
Sebenarnya jika sumber daya alam dimanfaatkan kalau hanya mengikuti kebutuhan
masing-masing secara individu, ia akan meregenerasi dengan sendirinya. Hanya yang terjadi,
penggunaan sumber daya alam tidak memerhatikan daya dukung lingkungan, akibatnya rusak di
mana-mana dan besar kemungkinan tidak terselamatkan. Perilaku Antroposentrisme baik secara
sadar maupun tidak yang berinteraksi langsung dengan komponen-komponen lain seperti
industrialism, konsumerisme, modernisasi, dan perkembangan pesat teknologi menjadi penyebab
kerusakan lingkungan. Akibatnya, baik lingkungan fisik maupun biologis rusak. Dampak yang
diterima masyarakat adalah bencana alam silih berganti. Kotornya sungai-sungai selain
disebabkan oleh limbah rumah tangga juga disebabkan oleh limbah pabrik-pabrik yang tidak
dikelola dengan baik. Munculnya beragam polusi atau pencemaran udara, baik itu disebabkan
oleh industri-industri maupun kendaraan bermotor. Rusaknya tanah-tanah seperti krisisnya lahan
disebabkan oleh penggundulan hutan yang tidak memerhatikan aturan. Rusaknya hutan-hutan,
akibatnya berbagai habitat satwa langka mengalami kepunahan. Sementara itu, kebisingan timbul
sebagai akibat dari bunyi-bunyi dari berbagai macam mesin
C. Akibat Lingkungan Rusak, Bencana pun Terjadi di Mana-mana
Industri muncul demi memenuhi kebutuhan manusia. Selain menghasilkan maksimalisasi
cara berpikir, industri juga mendatangkan keuntungan material bagi siapapun yang berhasil
menggerakkan dan memanfaatknnya. Tetapi, sesuatu yang tidak bisa dihindari jika industri juga
mengahasilkan dampak yang merugikan bagi alam, lingkungan, dan tentunya bagi habitat
manusia. Seperti hutan mangrove yang dibabat habis Karena ingin dijadikan perumahan mewah,
pusat industry, dan pusat pembangunan ekonomi. Akibatnya habitat-habitat yang seharusnya
diperuntukan bagi spesies (biota) laut semakin sempit. Padahal, spesies-spesies yang hidup di
darat maupun diudara sangat bergantung pada keberadaan hutan mangrove. Salah satu contoh
nyata pentingnya hutan mangrove bagi spesies yang ada di darat adalah ketika terjadi tsunami,
dengan adanya hutan mangrove tsunami dapat di minimalisir sehingga korban jiwa dan
kerusakan yang dapat terjadi pun bisa berkurang.

Anda mungkin juga menyukai