Apendisitis
Apendisitis
Apendisitis
a. Apendisitis akut
b. Apendisitis rekurens
Apendisitis rekures yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut
kanan bawah yang mendorong dilakukannya apendiktomi.
Kelainan ini terjadi bila serangan yang apendiksitis akut pertama
kali sembuh spontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali
kebentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan parut.
c. Apendisitis kronis
a. Apendisitis akut
b. Apendisitis kronis
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika
ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2
minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan
mikroskopik. Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah
fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial
maupun total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus
lama dimukosa dan adanya sel inflamasi kronik. Insiden
apendisitis kronik. Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.
3. Manifestasi klinis
c. Pereksia ringan.
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Pemeriksaan Radiologi
2) Ultrasonografi (USG)
3) CT Scan
a. Perforasi apendiks
b. Peritonitis
c. Abses
7. Penatalaksanaan
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Fokus Pengkajian
a. Pengkajian Primer Apendisitis
1) Airways
a) Sumbatan atau penumpukan secret
b) Wheezing atau krekles
2) Breathing
a) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c) Ronchi, krekles
d) Ekspansi dada tidak penuh
e) Penggunaan obat bantu nafas
3) Circulation
a) Nadi lemah, tidak teratur
b) Takikardi
c) TD meningkat / menurun
d) Edema
e) Gelisah
f) Akral dingin
g) Kulit pucat, sianosis
h) Output urine menurun
4) Disability
a) GCS
b) Tanda-tanda trauma
b. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, status, suku, agama, alamat
pendidika, diagnose medis tanggal MRS dan tanggal pengkajian
diambil
c. Keluhan utama
d. Riwayat penyakit sekarang
e. Riwayat penyakit dahulu
f. Riwayat penyakit keluarga
g. Data bio-psiko-sosial-spiritual
1) Bernafas
Pasien dapat mengalami sesak, pola nafas tidak efektif
2) Nutrisi
3) Eliminasi
4) Aktivitas
5) Istirahat
6) Pengaturan suhu
7) Kebersihan /Hygienis
8) Rasa aman
9) Rasa nyaman
10) Sosia
11) Pengetahuan belajar
12) Rekreasi
13) Prestasi
14) Spiritual
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Mengalami penurunan kesadaran
b. System integument
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Leher
i. Thorax
j. Jantung
k. Abdomen
l. Genetalia-Anus
m. Ekstermitas
3. Phatway
Obstruksi lumen
Mukosa terkikis
- Perforasi
Peradangan pada appendiks distensi abdomen
- Abses
- Peritonitis Nyeri
Insisi bedah
Produksi HCL
Resiko terjadi
Nyeri infeksi
Mual, muntah
Aesculapius