Skripsi Lux Edit 2
Skripsi Lux Edit 2
Skripsi Lux Edit 2
SKRIPSI
Oleh
RIBKA SIMANJUNTAK
NIM : 141000501
SKRIPSI
Oleh
RIBKA SIMANJUNTAK
NIM : 141000501
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Implementasi Program Promosi Kesehatan di
Puskesmas Simpang Limun Medan Tahun 2018” beserta seluruh isinya adalah
benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang belaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko
atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak
lain terhadap keaslian karya saya ini.
Ribka Simanjuntak
Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Implementasi
Program Promosi Kesehatan di Puskesmas
Simpang Limun Medan Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Ribka Simanjuntak
Nomor Induk Mahasiswa : 141000501
Departemen : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Ketua
Dekan
ii
Telah diuji dan dipertahankan
iii
Abstrak
iv
Abstract
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
mendapatkan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
5. Drs. Alam Bakti Keloko M.Kes. selaku Dosen Penguji I yang telah
vi
kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Putri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H. selaku Dosen Penguji II
Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan selama
8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dan seluruh Staf yang telah membantu
9. Kepala Puskesmas Simpang Limun dan seluruh staf terkhusus Ibu Ratna
10. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis Bapak Warison Simanjuntak
dan Ibu Deliana br. Manullang serta kedua saudara penulis Yoel Sapto
dukungan, semangat, dan doa kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini.
ini. Kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat
Ribka Simanjuntak
vii
Daftar Isi
Halaman
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi i
Halaman Pengesahaan ii
Halaman Penetapan Tim Penguji Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar ....
vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel
xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xii
Daftar Istilah
xiii
Riwayat Hidup xiv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan umum 7
Tujuan khusus 7
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 9
Promosi Kesehatan 9
Pengertian dan sasaran pomosi kesehatan 9
Peluang dan strategi pomosi kesehatan 10
Kegiatan upaya pelayanan pomosi kesehatan 12
Indikator keberhasilan program puskesmas 14
PHBS tatanan rumah tangga 17
Puskesmas 19
Definisi dan tujuan puskesmas 19
Visi dan misi puskesmas 20
Fungsi puskesmas 21
Tenaga kesehatan 22
Upaya penyelenggaraan kesehatan 23
Landasan Teori Implementasi 26
viii
Tahap-tahap implementasi .27
Faktor yang memengaruhi implementasi 27
Kerangka Konsep 32
Hipotesis Penelitian 33
Pembahasan 51
Implementasi Program Promosi Kesehatan ....
51
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Implementasi Program
Promosi Kesehatan di Puskesmas Simpang Limun Medan 54
Pengaruh variabel sumber daya terhadap implementasi
program promosi kesehatan 54
Pengaruh variabel sikap terhadap implementasi program
promosi kesehatan 56
ix
Pengaruh variabel komunikasi terhadap implementasi
program promosi kesehatan 59
Pengaruh variabel struktur birokrasi terhadap
implementasi program promosi kesehatan 61
Daftar Pustaka 65
Daftar Lampiran
x
Daftar Tabel
No Judul Halaman
49
xi
Daftar Gambar
No Judul Halaman
xii
Daftar Lampiran
1 Kuesioner Penelitian 67
6 Dokumentasi Penelitian 91
xiii
Daftar Istilah
xiv
Riwayat Hidup
Protestan, anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Warison
tahun 2008-2011, pendidikan menengah atas di SMA Swasta Katolik Budi Murni
Ribka Simanjuntak
xv
Pendahuluan
Latar Belakang
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan
lingkungan.
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
1
2
(rumah tangga) dan masyarakat, agar (1) pasien dapat mandiri dalam
masyarakat, melalui (3) pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka,
sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan
pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari
masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak
bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
interaksi manusia (host) dengan bibit penyakit atau pengganggu lainnya (agent)
Tangga dapat diukur melalui 10 indikator sebagai berikut: (1) Persalinan ditolong
3
oleh tenaga kesehatan, (2) Memberi bayi ASI Ekslusif, (3) Menimbang balita
setiap bulan, (4) Menggunakan air bersih, (5) Mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, (6) Menggunakan jamban sehat, (7) Memberantas jentik di rumah
seminggu sekali, (8) Makan sayur dan buah setiap hari, (9) Melakukan aktivitas
fisik setiap hari, (10) Tidak merokok di dalam rumah (Kemenkes RI, 2016).
Pada PHBS tahun 2013 untuk rumah tangga dengan balita digunakan 10
indikator, sehingga nilai tertinggi adalah 10; sedangkan untuk rumah tangga tanpa
balita terdiri dari 7 indikator, sehingga nilai tertinggi adalah tujuh. Penilaian
PHBS rumah tangga baik diukur dengan batasan yang sama dengan penilaian
rumah tangga PHBS tahun 2007. Kriteria rumah tangga dengan PHBS baik adalah
rumah tangga yang memenuhi indikator baik, sebesar 6 indikator atau lebih untuk
rumah tangga yang punya balita dan 5 indikator atau lebih untuk rumah tangga
yang tidak mempunyai balita (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2014, target cakupan
menunjukkan bahwa proporsi nasional PHBS Rumah Tangga baik hanya 32,3 %.
jumlah rumah tangga yang ber-PHBS cenderung fluktuatif, bila dilihat dari
pencapaian tahun 2015 mengalami penurunan 2,51% dari tahun 2014. Namun
pada tahun 2016 kemudian mengalami peningkatan kembali sebesar 2,71%. Pada
tahun 2015, dari 3.307.289 jumlah RT, hanya 1.197.669 RT yang dipantau dan
dari 3.295.701 jumlah RT, hanya 1.423.092 yang dipantau, dan RT yang ber-
4
PHBS sebanyak 760.826 RT (53,46%). Profil kesehatan Kota Medan tahun 2016
menunjukkan dari 511.511 jumlah rumah tangga yang ada di kota Medan,
dipantau sebanyak 122.380 rumah tangga dan diketahui 46.901 rumah tangga
rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tahun 2017, menurut
keluharan dan pustu, Kelurahan Sudirejo I memiliki 4.757 jumlah rumah tangga,
yang dipantau 1.200 rumah tangga dan sebanyak 615 rumah tangga (51,3%) ber-
PHBS, Kelurahan Sudirejo II memiliki 1.863, yang dipantau 920 rumah tangga
dan sebanyak 450 rumah tangga (48,9%) ber-PHBS, Kelurahan Sitirejo I memiliki
2.754 rumah tangga, yang dipantau 1.005 rumah tangga dan sebanyak 550 rumah
tangga (54,7%) ber-PHBS. Secara keseluruhan, dari 9.347 rumah tangga, ada
3.125 rumah tangga yang dipantau dan sebanyak 1.615 rumah tangga (51,7%)
yang ber-PHBS.
ada di Kota Medan dengan wilayah kerja terdiri dari 3 wilayah kelurahan dan
Simpang Limun mengingat Puskesmas ini terletak di pusat kota yakni berada di
Kecamatan Medan Kota dan memiliki jumlah kepadatan penduduk yang cukup
tinggi serta mayoritas penduduknya bekerja di sektor swasta dan pedagang. Serta
oleh perilaku yang tidak bersih dan tidak sehat (tidak PHBS). Apabila
Kecamatan Medan Kota yang memiliki cakupan PHBS sebesar 92,5%, sudah
Kesehatan 2015-2019 yaitu target rumah tangga ber-PHBS nasional yaitu sebesar
80%. Dengan tidak mencapai target nasional, hal ini menunjukkan bahwa
flipcharts dan stands, portable generator, dan alat peraga. Kemudian, kepala
kesehatan. Tanpa kehadiran dan bantuan kepala lingkungan dan kader, masyarakat
berjalan sesuai dengan jadwal rencana kegiatan yang telah ditetapkan karena
memiliki pola yang sistematis. Unit PKRS belum memiliki unit keorganisasian
yang lengkap. Monitoring dan evaluasi belum didukung sistem sehingga belum
terlaksana.
Rumusan Masalah
rumusan masalah dari penelitian ini yaitu faktor-faktor apa sajakah yang
Tujuan Penelitian
berikut:
Manfaat Penelitian
8
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah
Hasil penelitan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Dinas
Hasil penelitan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas
Promosi Kesehatan
dorongan di masyarakat dan bukan saja sekedar pada upaya memberi informasi
2014).
dengan cara pemberian ajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, juga
yakni:
masyarakat itu sendiri. Berdasarkan dari masalah kesehatan, sasaran primer dibagi
menjadi kelompok: ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak), anak sekolah untuk masalah kesehatan remaja, kepala keluarga untuk
9
10
masalah kesehatan umum, dan lainnya. Usaha promosi yang dilaksanakan pada
tokoh masyarakat, dan lainnya. Dengan memberi ajaran tentang kesehatan pada
keputusan maupun penentu dari kebijakan di tingkat pusat dan daerah merupakan
terdapat banyak peluang agar dapat melakukan upaya promosi kesehatan oleh
dalam gedung puskesmas dapat dikatakan bahwa ada berbagai peluang sebagai
berikut :
sanitasi.
lain.
lainlain.
masyarakat yang didorong oleh bina suasana dan advokasi serta dijiwai semangat
kemitraan.
12
atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien dengan memberikan
problem solving), dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun non materi.
masyarakat, yaitu:
13
Tabel 1
Kegiatan Upaya Pelayanan Promosi Kesehatan
Upaya Kegiatan Puskesmas Kawasan Perkotaan
Pelayanan Penyuluhan Promosi kesehatan di sekolah pendidikan
Promosi dasar
kesehatan Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang
kesehatan
Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan
napza (kesekolah)
Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil
dan menyusui
Penyuluhan pada kelompok atau masyarakat
tentang perilaku menjaga kebersihan diri
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil, anak balita, anak remaja, dewasa,
lansia (pendekatan siklus kehidupan)
Penyuluhan peningkatan kesadaran
masyarakat tentang imunisasi
Konseling kesehatan reproduksi pada
kelompok anak remaja
Peningkatan pengetahuan komprehensif
masyarakat tentang pencegahan penularan
HIV-AIDS dan IMS
Peningkatan pengetahuan dan kepedulian
masyarakat tentang penyakit diare, tifoid dan
hepatitis
Edukasi dan konseling Pemberian Makanan
Bayi dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan
MP-ASI untuk balita sehat,balita kurang gizi,
dan balita gizi buruk rawat jalan
Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak
usia sekolah
Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan bagi bumil KEK/Kurus
Konseling dietetik
Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang
Swamedikasi dan Penggunaan Obat
Pemberdaya Memotivasi tokoh masyarakat dalam
-an pembentukan kader kesehatan atau
Masyarakat pembentukan kelompok yang peduli terhadap
kesehatan
Membentuk jejaring dalam pembentukan
PHBS di masyarakat
(bersambung)
14
Tabel 1
Kegiatan Upaya Pelayanan Promosi Kesehatan
Upaya Kegiatan Puskesmas Kawasan Perkotaan
Pemberdaya Penggerakan kelompok masyarakat dalam
-an pemanfaatan Posyandu
Masyarakat Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk
Peningkatan Penggunaan Obat Rasional
melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif
(CBIA)
Pelatihan Melatih kader kesehatan tentang perawatan
diri dan mempraktikkan PHBS
Melatih kader kesehatan dalam
menyampaikan informasi pada kelompok atau
masyarakat tentang perawatan diri dan
mempraktikkan PHBS didaerah binaan
Melatih Kader tentang Swamedikasi dan
Penggunaan Obat melalui Metode Cara
Belajar Insan Aktif (CBIA)
Advokasi Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait
dalam praktik PHBS dan penanggulangan
masalah kesehatan tertentu
Advokasi tokoh masyarakat dalam
membentuk kelompok swabantu terkait
perawatan masalah gizi
proses, indikator keluaran (output), dan indikator dampak (outcome) agar dapat
mengikuti pelatihan.
Puskesmas.
yaitu:
misalnya:
pelayanan,konseling, dll).
masyarakat. Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk evaluasi adalah setelah
dianggap mewakili untuk di evaluasi adalah tatanan rumah tangga. Jadi indikator
dampaknya adalah berupa : persentase keluarga atau rumah tangga yang telah
indikator perilaku. PHBS meliputi berbagai tindakan atau perilaku. Sumber daya
beberapa perilaku yang sangat sensitif untuk indikator yang akan dikompositkan
PHBS tatanan rumah tangga. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dari hasil pembelajaran seseorang atau keluarga sehingga dapat menolong diri
17
masyarakatnya. Mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
terhindar dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif
rumah tangga untuk sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk
penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
pada persalinan dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
2. Bayi diberi ASI ekslusif, adalah bayi yang mendapat ASI saja sejak lahir
4. Ketersediaan air bersih, adalah adanya akses rumah tangga terhadap air bersih
dan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari misalnya berasal dari air
dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung dan penampungan air hujan.
Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter
5. Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga yang memiliki jamban leher
pembuangan akhir;
6. Mencuci tangan pakai sabun : Agar tangan bersih dan bebas kuman, tangan
mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air,
dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan
Mengubur, Menutup).
dalam rumah selama ketika berada bersama anggota keluarga lainnya selama
1 bulan terakhir.
melakukan aktifitas fisik (sedang maupun berat) minimal 30 menit setiap hari
19
10. Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota rumah tangga umur 10
tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran
Puskesmas
kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan
adalah:
wilayah kerjanya.
masyarakat.
lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta mempunyai pengetahuan dan atau
terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja,
kerja, dan pembagian waktu kerja. Jenis tenaga kesehatan sebagaimana paling
2. dokter gigi;
3. perawat;
4. bidan;
9. tenaga kefarmasian.
Seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat izin
2014).
komitmen atau kesepakatan nasional, regional, dan global serta yang memiliki
kesehatan wajib meliputi program basic six yang harus dilaksankan oleh setiap
puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib yaitu sebagai
berikut.
a. penyehatan air
f. pengendalian vector
a. kesehatan ibu
b. kesehatan bayi
a. TB Paru
b. pelayanan imunisasi
c. diare
d. ISPA
a. pengobatan, dan
masyarakat.
lingkungan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga
adalah upaya yang dilakukan melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi
dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi
berikut:
jelas;
27
pelaksanaan.
1. Menentukan jadwal;
2. Melakukan pemantauan ;
Indianahono ( 2017) yang mengutip pendapat Van Meter dan Horn (1975) ada
meliputi:
Standar dan sasaran kebijakan. Pada dasarnya standard dan sasaran pada
kebijakan merupakan apa yang ingin dicapai atau diraih suatu kebijakan atau
program, baik yang kelihatan maupun tidak, jangka pendek dan jangka panjang.
Kejelasan dan sasaran kebijakan ini dapat dilihat secara spesifik hingga pada akhir
tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Hal ini
28
hubungan dan komunikasi yang terjadi di internal organisasi. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat dan sangat cocok dengan para agen
pelaksana.
terhadap kelompok sasaran dan lingkungan beberapa yang data ditunjuk sebagai
rapat rutin dilakukan, tempat, dan waktu. Komunikasi juga menunjukkan bahwa
perrlu adanya saling dukung atar isstitusi yang berkaitan dengan program
kebijakan.
ditawarkan oleh Van metter dan Van Horn adalah sejauh mana lingkungan
eksternal ikut serta dalam mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah
penyebab dari kegagalan kinerja implementasi. Oleh sebab itu, upaya untuk
eksternal.
terjadi antara pelaksana program dengan kelompok sasaran akan membuat setiap
kebijakan terlaksana dengan baik pula. Tujuan dan sasaran kebijakan yang
kebijakan. Hal ini sangat penting karena dengan tingginya pengetahuan kelompok
sasaran terhadap program yang telah ditetapkan maka akan mengurangi tingkat
Sumber daya. Edward III menunjuk bahwa setiap sumber daya yang
kuantitas dan kualitas pelaksana yang cukup untuk melingkupi seluruh kelompok
menjadi kurang baik dan berjalan lambat dan seadanya. Sedangkan, sumber daya
finansial yang memadai, program tak dapat berjalan efektif dan cepat dalam
mencapai tujuan.
kebijakan. Implementor yang memiliki komitmen tinggi dan jujur akan tetap
kejujuran yang akan mengarahkan pelaksana untuk tetap berada dalam program
konsisten.
aspek seperti struktur organisasi yang ada dalam organisasi yang bersangkutan,
Communications
Resources
Implementation
Disposition
Bureaucratic structure
Kerangka Konsep
oleh model George Edward III dengan indikator sumber daya, sikap, komunikasi,
Sumber Daya
Sikap Implementasi
program promosi
Komunikasi kesehatan
Struktur Birokrasi
Hipotesis Penelitian
Medan.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak bulan Januari 2018 sampai dengan
selesai.
Limun dan petugas kesehatan yang bertanggung jawab unutk melakukan promosi
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel apabila
jumlah populasi relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah populasi
sama dengan jumlah sampel untuk kepala Puskesmas dan petugas kesehatan yang
32
33
Definisi Operasional
yang tersedia sesuai kebutuhan (sumber daya dana), sarana dan prasarana
kesehatan
dan jelas.
ini adalah data-data yang diperoleh dari profil Puskesmas Simpang Limun.
Uji validitas. Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data
yang merupakan data yang telah valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu
kuesioner. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala digunakan untuk
Merah Kecamatan Medan Kota yang mempunyai kriteria yang sama dengan
sampel. Nilai r-tabel untuk sampel pengujian kuesioner adalah sebesar 0,3, maka
dikatakan valid jika nilai r-hitung variabel ≥0,3 (r-tabel) dinyatakan valid dan nilai
r-hitung variabel ¿0,3 (r-tabel) dinyatakan tidak valid (Suyanto, 2018). Hasil uji
Tabel 2
Hasil Uji Validitas pada Variabel Sumber daya
Nomor Pertanyaan Nilai Corrected Item-Total Correlation Ket
S1 0,559 Valid
S2 0,539 Valid
S3 0,691 Valid
S4 0,736 Valid
S5 0,504 Valid
S6 0,588 Valid
S7 0,529 Valid
S8 0,603 Valid
35
Tabel 3
Hasil Uji Validitas pada Variabel Sikap
Nomor Pertanyaan Nilai Corrected Item-Total Correlation Ket
Sik1 0,546 Valid
Sik2 0,663 Valid
Sik3 0,565 Valid
Sik4 0,707 Valid
Sik5 0,700 Valid
Sik6 0,587 Valid
Sik7 0,686 Valid
Sik8 0,603 Valid
Sik9 0,525 Valid
Sik10 0,670 Valid
Sik11 0,641 Valid
Sik12 0,680 Valid
Sik13 0,532 Valid
Sik14 0,513 Valid
Sik15 0,534 Valid
Tabel 4
Hasil Uji Validitas pada Variabel Komunikasi
Nomor Pertanyaan Nilai Corrected Item-Total Correlation Ket
K1 0,721 Valid
K2 0,610 Valid
K3 0,602 Valid
K4 0,566 Valid
K5 0,621 Valid
K6 0,584 Valid
K7 0,507 Valid
K8 0,614 Valid
Tabel 5
Hasil Uji Validitas pada Variabel Struktur Birokrasi
Nomor Pertanyaan Nilai Corrected Item-Total Correlation Ket
Sb1 0,913 Valid
Sb2 0,756 Valid
Sb3 0,961 Valid
yang dapat dipercaya atau reliabel jika hasil pengukurannya relatif konsisten. Hal
36
ini menunjukkan bahwa sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala menggunakan alat ukur
yang sama.
tabel, maka instrument tersebut adalah reliabel, dan apabila r-hitung lebih kecil
Berdasarkan hasil uji reliabilitas terlihat nilai r-tabel adalah 0,65. Apabila r-
alpha ≥ 0,65 maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel, bila nilai r-alpha ≤ 0,6 5
maka kuesioner dikatakan tidak reliabel (Suyanto, 2018). Hasil uji reliabilitas
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel (Sumber daya, Sikap, Komunikasi dan Struktur
Birokrasi)
Variabel Cronbach Alpha Ket
Sumber daya 0,719 Reliabel
Sikap 0,870 Reliabel
Komunikasi 0,730 Reliabel
Struktur Birokrasi 0,853 Reliabel
Metode Pengukuran
bebas dalam penelitian ini adalah sumber daya, sikap, komunikasi, dan struktur
pada lampiran.
variabel penelitian secara tunggal yaitu sumber daya, sikap, komunikasi, dan
hubungan antara variabel bebas yaitu sumber daya, sikap, komunikasi, dan
P value < 0,05 maka variabel tersebut langsumg masuk tahap multivariat.
regresi logistik berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dan
Y = a + a1x1 + . . . . + anxn
38
Dimana :
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Medan yang bertanggung jawab
26 dengan jumlah kader terlatih ditiap kelurahan sebanyak 130 orang dibawah
koordinasi Puskesmas Simpang Limun. Sementara dokter kecil yang telah dididik
sebanyak 17.
wilayah sebesar 210,69 Ha. Wilayah kerja Puskesmas Simpang Limun terdiri atas
39
40
Tabel 7
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelurahan
Kelurahan Laki-Laki % Perempuan % Jumlah
Penduduk
Sudirejo I 6603 50,2 6538 49,8 13141
Sudirejo II 4385 47,7 4813 52,3 9198
Sitirejo I 3543 49,5 3616 50,5 7159
Total 14531 49,3 14967 50,7 29498
Limun terdiri atas distribusi umur dan pendidikan terakhir. Berdasarkan hasil
Limun Kota Medan tahun 2018, maka didapatkan hasil bahwa sebanyak 16
Tabel 8
Distribusi Responden Menurut Umur dan Pendidikan Terakhir
Variabel N %
Umur
≤ 44 tahun 16 53,3
> 44 tahun 14 46,7
Pendidikan terakhir
SMA 3 10,0
Diploma I 3 10,0
Diploma III 11 36,7
S1 12 40,0
S2 1 3,3
Jumlah 30 100,0
Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari
variabel independen (bebas) dan dependen (terikat) dalam penelitian ini meliputi,
promosi kesehatan.
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Variabel Sumber daya, Sikap, Komunikasi, Struktur
Birokrasi, dan Implementasi Program Promosi Kesehatan
Variabel n %
Sumber daya
Baik 17 56,7
Kurang Baik 13 43,3
Sikap
Baik 15 50,0
Kurang Baik 15 50,0
Komunikasi
Baik 19 63,3
Kurang Baik 11 36,7
Struktur Birokrasi
Baik 20 66,7
Kurang Baik 10 33,3
Implementasi Program
Berhasil 15 50,0
Tidak Berhasil 15 50,0
Jumlah 30 100,0
Analisis Bivariat
variabel bebas yaitu sumber daya, sikap, komunikasi, dan struktur birokrasi
menggunakan uji chi-square. Bila hasil bivariat menghasilkan P value < 0,05
(p<0,25) yang berarti ada hubungan antara sumber daya dengan implementasi
program promosi kesehatan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10
Tabel Hubungan Sumber Daya dengan Implementasi Program Promosi
Kesehatan
Implementasi Program Promosi
Sumber Daya Kesehatan Total P Value
Berhasil Tidak Berhasil
N % n % n %
Baik 13 74,4 4 23,6 17 100,0 0,003
Kurang Baik 2 15,3 11 84,7 13 100,0
Total 15 50,0 15 50,0 30 100,0
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 15 responden yang memiliki
tidak berhasil sedangkan dari 15 responden yang memiliki sikap kurang baik,
(p<0,05) yang berarti ada hubungan antara sikap dengan implementasi program
promosi kesehatan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini:
Tabel 11
Tabel Hubungan Sikap dengan Implementasi Program Promosi Kesehatan
Implementasi Program Promosi
Sikap Kesehatan Total P Value
Berhasil Tidak Berhasil
N % n % n %
Baik 13 86,7 2 13,3 15 100,0 0,0001
Kurang Baik 2 13,3 13 86,7 15 100,0
Total 15 50,0 15 50,0 30 100,0
program promosi kesehatan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini:
45
Tabel 12
Tabel Hubungan Komunikasi dengan Implementasi Program Promosi Kesehatan
Implementasi Program Promosi
Komunikasi Kesehatan Total P Value
Berhasil Tidak Berhasil
N % n % n %
Baik 13 68,4 6 31,6 19 100,0 0,023
Kurang Baik 2 18,2 9 81,2 11 100,0
Total 15 50,0 15 50,0 30 100,0
(p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara struktur birokrasi dengan
implementasi program promosi kesehatan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 13
berikut ini:
46
Tabel 13
Tabel Hubungan Struktur Birokrasi dengan Implementasi Program Promosi
Kesehatan
Implementasi Program Promosi
Struktur Kesehatan Total P Value
Birokrasi Berhasil Tidak Berhasil
N % n % n %
Baik 11 55,0 9 45,0 20 100,0 0,699
Kurang Baik 6 60,0 4 40,0 10 100,0
Total 15 50,0 15 50,0 30 100,0
bahwa p value pada variabel struktur birokrasi berada di atas 0,05 yaitu 0,699
sedangkan variabel sumber daya, sikap, dan komunikasi berada dibawah 0,05
yaitu 0,003, 0,0001, dan 0,23. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sumber daya,
Tabel 14
Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat
No Variabel Bebas Variabel Nilai p Keterangan
. Terikat
1. Sumber daya Implementasi 0,003 Ada hubungan
2. Sikap program 0,0001 Ada hubungan
3. Komunikasi promosi 0,023 Ada hubungan
4. Struktur Birokrasi kesehatn 0,699 Tidak ada hubungan
Analisis Multivariat
Hasil uji bivariat diperoleh bahwa variabel sumber daya, sikap,
promosi kesehatan dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Uji regresi
Medan. Dalam uji ini, variabel struktur birokrasi tidak dilanjutkan ke analisis
multivariat karena berdasarkan hasil uji bivariat variabel tersebut memiliki nilai
p>0,05. Hasil uji multivariat secara rinci dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini:
Tabel 15
Hasil Uji Regresi Logistik Berganda
Variabel B Nilai p Exp (B)
Sumber daya 2,637 0,042 13,977
Sikap 3,550 0,005 34,797
Komunikasi 1,178 0,365 3,248
Konstanta -9,526 0,004 0,0001
logistik berganda didapatkan bahwa variabel sumber daya (p=0,042) dan sikap
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dari 3 variabel yang diuji terdapat
1 variabel yang mempunyai nilai p>0,05 yaitu komunikasi (p=0,365) yang artinya
kesehatan.
kesehatan di Puskesmas adalah variabel sikap karena memiliki nilai Exp (B) yang
terbesar. Variabel sikap memiliki nilai Exp (B) sebesar 34,797 artinya tenaga
kesehatan yang mempunyai sikap yang baik 34,7 kali lebih besar akan
tenaga kesehatan yang memiliki sikap yang kurang baik. Variabel sumber daya
mempunyai nilai Exp (B) sebesar 13,977 artinya Puskesmas yang mempunyai
sumber daya yang baik 13,9 kali lebih besar akan berpengaruh dalam
dengan sumber daya yang kurang baik. Secara keseluruhan dijelaskan bahwa nilai
Overal Percentage sebesar 86,7%, artinya variabel sikap dan sumber daya dapat
X1 = Sikap
X2 = Sumber daya
kesehatan akan naik sebesar 3,550 kali. Semakin baik (memadai) sumber daya,
maka variabel implementasi prograam promosi kesehatan akan naik sebesar 2,637
kali. Apabila variabel sikap dan sumber daya tidak diperbaiki atau ditingkatkan,
maka variabel implementasi program promosi kesehatan akan turun sebesar 9,526
kali.
Pembahasan
variabel sumber daya dan sikap memiliki pengaruh terhadap program promosi
daya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka,
masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk
49
50
Tahun 2007). Oleh sebab itu, keberhasilan program promosi kesehatan dilihat dari
diambil mean (nilai rata-rata) sehingga dapat dikategorikan berhasil dan tidak
tidak berhasil.
melihat langsung promosi kesehatan di dalam gedung dan di luar gedung oleh
dalam gedung dan di luar sudah terlaksana dengan baik namun belum optimal
Puskesmas Simpang Limun baik di luar gedung maupun di dalam gedung belum
promosi kesehatan yang dijalankan petugas, serta kurangnya kelengkapan alat dan
diperoleh p value=0,042 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh antara sumber daya
mempunyai nilai Exp (B) sebesar 13,977 artinya Puskesmas yang mempunyai
sumber daya yang baik atau memadai mempunyai peluang 13,9 kali lebih besar
kesehatan meliputi tenaga pelaksana, sarana dan prasarana dan dana. Berdasarkan
tanggapan bahwa sumber daya di Puskesmas sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
tenaga pelaksana untuk melaksanakan promosi kesehatan sudah cukup dan dengan
53
kualitas tenaga pelaksana yang cukup baik. Diketahui juga bahwa dana untuk
pelaksanaan promosi kesehatan cukup dan tidak ada kendala dalam pencairan
kesehatan. Hal ini menunjukkan sarana dan prasarana yang kurang lengkap
yang minimal harus ada di puskesmas adalah flipcharts dan stands, Over Head
portable generator, tape cassette recorder dan papan informasi (Kepmenkes No.
diketahui bahwa sumber daya yang masih kurang lengkap dalam pelaksanaan
kesehatan itu sendiri. Semakin baik atau lengkap sumber daya di Puskesmas akan
efektif maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif. Sumber daya di
sini berkaitan dengan segala sumber yang dapat digunakan untuk mendukung
kebijakan tidak bisa menjadi optimal. Dengan demikian penelitian ini mendukung
(B) sebesar 34,797 artinya tenaga kesehatan yang mempunyai sikap yang baik
atau positif mempunyai peluang 34,7 kali lebih besar untuk memengaruhi
implementasi kebijakan. Apabila pelaksana memiliki sikap yang baik maka dia
akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
Oleh karena itu diperlukan penerimaan yang baik dari pelaksana kebijakan dan
mereka juga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai tanggung jawab
yang dimiliki.
Dalam hal ini berkenaan dengan kesediaan dari para implementor untuk
dibantu dengan kader yang berasal dari masyarakat dengan diberikan penyuluhan
sesuai tujuan atau perencanaan yang telah dilakukan oleh Puskesmas. Motivasi
yang dimiliki oleh petugas kurang, sehingga dalam menjalankan tugasnya tidak
yang kurang baik. Apabila para petugas pelaksana memiliki sikap yang baik maka
dijalankan.
mengetahui apa yang harus dilakukan dan mampu melakukannya, tapi juga
ditentukan oleh kemauan (sikap) dan komitmen kuat para pelaku kebijakan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
promosi kesehatan sehingga kurangnya sumber daya manusia yang bergerak pada
bidang ini yaitu Promosi kesehatan di Puskesmas Dinoyo masih belum optimal.
57
sumber daya manusia terutama petugas fungsional promosi kesehatan yang ada
kesehatan Puskesmas.
tidak memenuhi syarat karena memiliki nilai p>0,05. Hasil analisis multivariat
p=0,365 (p>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh antara komunikasi terhadap
informasi tepat dan jelas. Indikator-indikator ini merupakan salah satu persyaratan
menginformasikan terkait perilaku hidup bersih dan sehat kepada seluruh lapisan
58
Puskesmas simpang Limun sudah berjalan dengan baik yang dapat dilihat melalui
penyampaian dan bahasa yang digunakan dalam penyuluhan yang cukup jelas
yang kurang terinformasi dalam jadwal kegiatan promosi kesehatan menjadi salah
mendapat penjelasan dan pembinaan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga dapat dilihat dari cakupan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih
diperlukan agar para pembuat keputusan dan para pelaksana implementasi akan
dalam masyarakat.
pencegahan diare pada anak dibawah usia tiga tahun dipengaruhi oleh frekuensi
terbukti dari tingginya angka penderita penyakit paru-paru karena mereka tidak
struktur birokrasi tidak dapat dilanjutkan ke dalam uji regresi logistik berganda
karena memiliki nilai p>0,05 sehingga tidak memenuhi syarat untuk masuk dalam
uji statistik regresi logistik berganda. Hasil analisis statistik dengan menggunakan
uji chi-square, variabel pekerjaan memiliki nilai p=0,365 (p>0,05) berarti tidak
60
kesehatan.
dengan baik yang dapat dilihat melalui uraian responden mengenai adanya kerja
sama dengan lintas sektor yang baik, dukungan pemimpin Puskesmas terhadap
aspek seperti struktur organisasi yang ada dalam organisasi yang bersangkutan,
dilakukan dengan melibatkan pihak lintas sektor yang terkait. Secara substansial
61
Kesimpulan
1. Ada pengaruh antara variabel sumber daya dan sikap terhadap implementasi
Limun Medan karena memiliki nilai Exp (B) paling besar diantara variabel
Saran
kesehatan.
62
Daftar Pustaka
Anik, M. (2013). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jakarta: Trans Media.
Dinas Kesehatan Kota Medan. (2016). Profil kesehatan Kota Medan tahun 2016.
Medan: Anonim
63
64
Pratiwi, Indah, W., Soesilo, Z., &, Riyanto. (2014). Implementasi kebijakan
promosi kesehatan. Jurnal Administrasi Publik, 2(11), 3-5.
Subarsono, A., G. (2013). Analisis kebijakan publik (konsep, teori, dan aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyanto, &, Susila. (2018). Metodologi penelitian cross sectional kedokteran dan
kesehatan. Yogyakarta: Bossscript
Winarno, B. (2014). Kebijakan publik teori, proses dan studi kasus. Yogyakarta:
CAPS.