Cahaya Dan Optik Mind Mapp

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

IPA SEKOLAH II

CAHAYA DAN ALAT OPTIK

OLEH :
PONIAH 1813071018
KELAS 4-A

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
Bagian mata Gangguan Indera
Penglihatan Manusia

Indera penglihatan Kamera


Sifat-sifat cahaya manusia

Lup
Cahaya dan Alat optik dalam
Pembentukan bayangan
Alat Optik kehidupan
pada cermin Cahaya
Alat Optik
Mikroskop

Pembentukan bayangan Indera penglihatan


pada lensa serangga Teleskop
A. Sifat-Sifat Cahaya
1. Cahaya Merambat Lurus
Bukti cahaya merampat lurus dapat dilihat pada cahaya matahari yang melalui
jendela atau lubang ventilasi ke dalam rumah. Cahaya tersebut akan
membentuk sebuah garis lurus. Pembuktian lainnya dapat dilihat pada lampu
senter yang disorotkon ke suatu tembok. Cahaya yang berasal dari lampu
senter akan membentuk lintasan lurus.
2. Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pemantulan
teratur dan baur. Pemantulan teratur adalah pemantulan berkas cahaya sejajar
yang terjadi jika cahaya mengenai benda dengan permukaan rata dan
mengkilap, contohnya pada cermin. Sementara, pemantulan baur atau difus
yakni pemantulan cahaya tidak teratur yang terjadi saat cahaya mengenai
benda dengan permukaan kasar, bergelombang dan tidak mengkilap.
Contohnya cahaya yang mengenai air, batu dan aspal.
3. Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya akan dibiaskan ketika melalui dua medium yang memiliki kerapatan
optik yang berbeda. Kecepatan cahaya akan menurun saat dari udara
memasuki air atau medium yang lebih rapat. Semakin besar perubahan
kecepatan cahaya saat melalui dua medium berbeda, akan semakin besar pula
efek pembiasan terjadi. Namun, pembiasan tidak akan terjadi saat cahaya
masuk dengan posisi tegak lurus bidang batas kedua medium.
4. Cahaya merupakan Gelombang Eletromagnetik
Gelombang cahaya terbentuk karena adanya medan magnet dan medan listrik
secara periodik, sehingga merupakan gelombang elektromagnet.
B. Pembentukan Bayangan pada Cermin
Berkas sinar yang mengenai cermin disebut sinar datang. Sedangkan berkas sinar
yang meninggalkan cermin disebut sinar pantul. Sebuah garis putus-putus yang
digambar tegak lurus permukaan cermin disebut garis normal. Sudut yang
dibentuk oleh sinar datang dan garis normal disebut sudut datang, yang
dilambangkan dengan i. Sedangkan sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan
garis normal disebut sudut pantul, yang dilambangkan dengan r.
1. Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar:
1. Jarak bayangan ke cermin (S’) sama dengan jarak benda ke cermin (S)
2. Bayangan dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul
dan berada di belakang cermin.
3. Bayangan tidak dapat ditangkap oleh layar (maya) dan dibelakang cermin
4. Besar/tinggi bayangan sama dengan besar/tinggi benda
5. Bayangan berhadapan dengan bendanya, tetapi saling berkebalikan.
Bila dua buah cermin datar dirangkai membentuk sudut tertentu dapat
menghasilkan bayangan lebih dari satu.
2. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Pada cermin cekung, garis normal adalah garis yang menghubungkan titik
pusat lengkung cermin M dengan titik jatuhnya sinar. Garis normal pada
cermin lengkung berubah-ubah, bergantung pada titik jatuh sinar.
1) Sinar-sinar Istimewa padaCerminCekung
a) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.
b) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan cermin pula.
Untuk melukis bayangan pada cermin cekung diperlukan minimal dua buah
sinar istimewa. Tapi lebih baik jika dilukis dengan tiga sinar istimewa
sekaligus dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pilih sebuah titik pada bagian ujung atas benda dan lukis dua sinar
datang melalui titik tersebut menuju cermin.
2. Setelah sinar-sinar datang tersebut mengenai cermin, pantulkan kedua
sinar tersebut sesuai kaidah sinar istimewa cermin cekung.
3. Tandai titik potong sinar pantul sebagai tempat bayangan benda.
4. Lukis perpotongan sinar-sinar pantul tersebut.
2) Persamaan Cermin Cekung
Persamaan cermin cekung meyatakan hubungan kuantitatif antara jarak
benda ke cermin (s), jarak bayangan ke cermin (S’), dan panjang fokus (f).

Keterangan :
f = Jarak focus (cm)
s = Jarak benda ke cermin (cm)
s’ = Jarak bayangan (layar) ke cermin (cm)
Rumus perbesaran pada cermin cekung adalah :

Keterangan :
M = Perbesaran
s = Jarak benda ke cermin
h = Tinggi benda
s’ = Jarak benda (layar) ke cermin
h’ = Tinggi bayangan
3. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin lengkung yang bagian luarnya dapat
memantulkan cahaya. Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya
(divergen). Cermin cembung disebut cermin negatif (−) karena titik fokus
cermin berada di belakang cermin yang merupakan titik potong perpanjangan
sinar-sinar pantul dari berkas sinar datang yang sejajar. Oleh sebab itu, jarak
fokus cermin cembung diberi nilai negatif (−).
1) Sinar-sinar Istimewa Cermin Cembung
Pada cermin cembung juga berlaku hukum-hukum pemantulan, yaitu
besarnya sudut datang sama dengan besarnya sudut pantul.
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantul- kan seolah-olah dari titik
fokus (F).
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F) di- pantulkan sejajar sumbu
utama
3. Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin seolah-olah
dipantulkan berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut.
Untuk melukis bayangan pada cermin cembung dibutuhkan minimal dua
buah sinar istimewa dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pilih sebuah titik pada bagian ujung atas benda dan lukis dua sinar
datang melalui titik tersebut menuju cermin.
2. Setelah sinar-sinar datang tersebut mengenai cermin, pantulkan kedua
sinar tersebut sesuai kaidah sinar istimewa pada cermin cembung.
3. Tandai titik potong sinar-sinar pantul atau perpanjangan sinar- sinar
pantul sebagai tempat bayangan benda.
4. Lukis bayangan benda pada perpotongan perpanjangan sinar- sinar
pantul tersebut.
Jika benda diletakkan di depan cermin cembung, maka bayangan yang
terbentuk akan bersifat maya, tegak, dan diperkecil.
2) Persamaan Cermin Cembung
Rumus-rumus yang berlaku untuk cermin cekung juga berlaku untuk
cermin cembung. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu titik fokus
F dan titik pusat kelengkungan cermin M untuk cermin cembung terletak di
belakang cermin. Oleh karena itu, dalam menggunakan persamaan cermin
cembung jarak fokus (f) dan jari-jari cermin (R) selalu dimasukkan
bertanda negatif. Dengan catatan bahwa dalam cermin cembung harga f
dan R bernilai negatif (−).
C. Pembentukan Bayangan Pada Lensa
Lensa adalah benda bening yang memiliki permukaan berbentuk cekung atau
cembung dan berfungsi untuk membiaskan cahaya. Lensa secara umumnya ada
yang berbentuk cembung dan cekung. Lensa cembung bagian tengahnya lebih
tebal dari bagian pinggir. Lensa cekung bagian tengahnya lebih tipis dari bagian
pinggirnya.
1. Pembiasan pada Lensa Cembung

Sinar Istimewa Diagram Sinar

Suatu sinar datang sejajar sumbu


utama lensa akan dibiaskan ketitik
fokus aktif (F1) di belakang lensa

Suatu sinar datang melalui titik


fokus pasif (F2) di depan lensa akan
dibiaskan sejajar sumbu utama.

Suatu sinar dating melalui pusat


optik t lensa (O) akan diteruskan
tanpa dibiaskan.

2. Pembiasan pada Lensa Cekung

Sinar Istimewa Diagram Sinar

Sinar dating sejajar sumbu utama


lensa seolah-olah dibiaskan berasal
dari titik focus aktif (F) di depan
lensa.

Sinar dating seolah- olah menuju


titik focus pasif (F) di depan lensa
akan dibiaskan sejajarsumbuutama.
Sinar dating melalui pusat optic
lensa (O) akan diteruskan tanpa
dibiaskan.

3. Persamaan Lensa
Hubungan antara jarak fokus (f), jarak bayangan (s’), dan jarak (s) adalah
sebagai berikut.

Perbesarannya :

Pada lensa cembung titik focus bernilai positif (sama seperti pada cermin
cekung), sedangkan pada lensa cekung, titik focus bernilai negative (sama
seperti pada cermin cembung). Kemampuan lensa dalam mengumpulkan
atau menyebarkan sinar disebut kuat lensa (D) dan memiliki satuan
dioptri.
D. Alat Optik
a. Indra Penglihatan manusia
1) Bagian-bagian mata manusia
Mata kita dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar
adalah lapisan sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah
adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah
lapisan dalam, yaitu retina.
a) Kornea
Lapisan terluar mata disebut sklera yang membentuk putih mata, dan
bersambung dengan bagian depan bening yang disebut kornea. Cahaya
masuk kemata melewati kornea. Lapisan kornea mata terluar bersifat
kuat dan tembus cahaya. Kornea berfungsi untuk melindungi bagian
yang sensitif yang berada di belakangnya dan membantu memfokuskan
bayangan pada retina.
b) Iris atau Selaput Pelangi
Selanjutnya cahaya akan menuju ke pupil. Pupil adalah bagian berwarna
hitam yang merupakan jalan masuknya cahaya ke dalam mata. Pupil
dikelilingi oleh iris, yang merupakan bagian berwarna pada mata yang
terletak di belakang kornea.
c) Pupil
Pupil berada di tengah iris. Fungsi pupil adalah untuk memungkinkan
cahaya masuk ke mata sehingga dapat difokuskan pada retina untuk
memulai proses penglihatan. Dalam kondisi minim cahaya, pupil
membesar sehingga lebih banyak cahaya dapat mencapai retina untuk
meningkatkan penglihatan. Dalam kondisi cerah, pupil mengerut untuk
membatasi seberapa banyak cahaya masuk ke mata.
d) Lensa Mata
Lensa mata berbentuk biconvex (Cembung depan-belakang). Mata
bersifat fleksibel. Otot siliar yang ada dalam mata akan membantu
mengubah lensa mata. Ketika melihat benda yang berada pada jarak
jauh, otot siliaris akan mengalami relaksasi. Hal ini akan menyebabkan
lensa mata menjadi lebih datar atau mata melihat tanpa berakomodasi.
Ketika melihat benda yang berada pada jarak dekat, otot siliaris akan
mengalami kontraksi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi
lebih cembung.
e) Retina
Cahaya yang melewati lensa selanjutnya akan membentuk bayangan
yang kemudian ditangkap oleh retina. Retina merupakan sel yang
sensitive terhadap cahaya matahari atau saraf penerima rangsang sinar
yang terletak pada bagian belakang mata. Retina terdiri dari dua macam
sel fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel kerucut
memungkinkan untuk melihat warna, tetapi membutuhkan cahaya yang
lebih terang dibandngkan sel batang. Sel batang akan menunjukkan
responsnya ketika berada pada tempat yang redup.
f) Sklera
Sklera adalah bagian dinding putih mata. Sklera ini berfungsi untuk
melindungi struktur mata dan membantu mempertahankan bentuk mata.
g) Koroid
Koroid adalah dinding mata yang berfungsi sebagai penyuplai oksigen
dan nutrisi untuk bagian-bagian mata yang lain, khususnya
retina. Koroid biasanya berwarna cokelat kehitaman atau hitam. Warna
ini bertujuan agar cahaya tidak dipantulkan kembali.
h) Bintik Buta
Bintik buta adalah bagian yang berfungsi untuk meneruskan dan
membelokkan berkas saraf menuju otak. Di bagian mata ini, tidak ada
sel-sel yang peka terhadap rangsangan cahaya. Itu artinya, ketika ada
bayangan benda yang jatuh ke titik ini, kita tidak akan bisa melihatnya.
i) Saraf Optik
Saraf optik berfungsi untuk meneruskan informasi visual benda yang
diterima retina menuju ke otak. Nah, saraf optik ini lah yang membuat
kita dapat mengetahui bagaimana bentuk suatu benda yang kita lihat.
Oleh karena itu, jika saraf optik ini rusak, maka kita tidak akan bisa
melihat.
2) Gangguan pada Indra Penglihatan Manusia
a) Rabun Dekat (Hipermetropi)
Seseorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda yang berada
pada jarak dekat (± 30 cm) dengan jelas. Hal ini karena bayangan yang
terbentuk jauh di belakang retina, sehingga bayangan yang jatuh di
retina menjadi tidak jelas (kabur). Kacamata positif dapat menolong
penderita rabun dekat, sebab lensa cembung mengumpulkan cahaya
sebelum cahaya masuk ke mata.
b) Rabun Jauh (Miopi)
Seseorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda-benda yang
berada pada jarak jauh (tak hingga) dengan jelas. Hal ini dikarenakan
bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina. Kacamata negatif dapat
menolong penderita rabun jauh karena lensa cekung akan dapat
membuat cahaya menyebar sebelum cahaya masuk ke mata.
c) Buta Warna
Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata yang disebabkan oleh
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap warna tertentu.
Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada yang buta warna total
dan buta warna sebagian. Buta warna total hanya mampu melihat warna
hitam dan putih saja, sedangkan buta warna sebagian tidak dapat
melihat warna tertentu, yaitu merah, hijau, atau biru.
d) Presbiopi
Presbiopi disebut juga rabun jauh dan dekat atau rabun tua, karena
kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua. Kelainan
jenis ini membuat si penderita tidak mampu melihat dengan jelas benda-
benda yang ada di jarak jauh atau benda yang berada di dekat jarak. Hal
tersebut diakibatkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata. Kelainan
ini biasanya diatasi dengan kacamata rangkap, yaitu kacamata cembung
dan cekung. Pada kacamata dengan lensa rangkap atau kacamata
bifokal, lensa negatif bekerja seperti kacamata untuk penderita miopi,
sedangkan kacamata positif bekerja seperti kacamata untuk penderita
hipermetropi.
e) Astigmatisma
Astigmatisme atau dikenal sebagai silinder adalah sebuah gangguan
pada mata karena penyimpangan dalam pembentukan bayangan pada
lensa. Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat memberikan
gambar atau bayangan horizontal secara bersamaan. Penglihatan si
penderita menjadi kabur. Untuk mengatasi gangguan ini, dapat
menggunakan lensa silindris.
b. Indra Penglihatan Serangga
Sebagian serangga memiliki kepala yang sebagian besar atau seluruhnya
terdapat susunan lensa sehingga memungkinkan untuk serangga tersebut
untuk melihat pada jangkauan yang sangat lebar. Setiap mata serangga disebut
sebagai omatidium yang  berfungsi sebagai reseptor penglihatan yang terpisah
dan serangga memiliki banyak ommatidium. Setiap omatidium terdiri atas:
1. Lensa, permukaan depan lensa merupakan satu faset mata majemuk
2. Kerucut kristalin, yang tembus cahaya.  
3. Sel-sel penglihatan, yang peka terhadap cahaya.  
4. Sel-sel yang mengandung pigmen, yang memisahkan omatidia dari
omatidia lainnya.
Setiap omatidium akan menyumbangkan informasi penglihatan dari satu
daerah objek yang dilihat serangga yang berasal dari arah yang berbeda,
sehingga bayangan yang dilihat oleh serangga adalah gabungan dari gambar-
gambar yang dihasilkan dari setiap omatidium merupakan bayangan mosaik,
yang meneyusun seluruh pandangan serangga.
C. Alat Optik dalam Kehidupan sehari-hari
1. Kamera
Prinsip kerja kamera mirip dengan mata manusia. Lensa kamera
merupakan bagian dari kamera yang berfungsi untuk membentuk
bayangan, mirip lensa mata pada mata. Kamera dilengkapi dengan film
yang berfungsi sebagai tempat bayangan, mirip dengan retina pada mata.
Jika mata memiliki kemampuan untuk berakomodasi, pada kamera
pengaturan bayangan agar jatuh tepat pada film dilakukan dengan cara
menggerakkan lensa.
Prinsip kerja kamera secara umum yaitu Objek yang hendak difoto harus
berada di depan lensa. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang melewati
objek masuk melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa mata akan
membentuk bayangan benda. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film
dengan jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi
film. Mengeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus
lensa pada mata (akomodasi).
2. Kaca Pembesar (Lup)
Lup memungkinkan kalian untuk menempatkan objek lebih dekat dari 25
cm, bahkan harus lebih kecil daripada jarak fokus lup. Hal ini karena ketika
kalian mengamati objek dengan menggunakan lup, yang kalian lihat adalah
bayangan objek, bukan objek yang sebenarnya. Ketika objek lebih dekat ke
mata, sudut pandangan mata akan menjadi lebih besar sehingga objek
terlihat lebih besar. Perbandingan sudut pandangan mata ketika
menggunakan lup dan sudut pandangan mata ketika tidak menggunakan
lup disebut perbesaran sudut. Dengan demikian, perbesaran yang terjadi
pada lup adalah perbesaran anguler (perbesaran sudut). Secara matematis,
perbesaran anguler pada lup dituliskan sebagai berikut.

a. Pembentukan Bayangan Lup untuk Mata Tak Berakomodasi


Untuk mata tanpa akomodasi, benda yang akan diamati diletakkan pada
jarak fokus lup (f). Jadi, pada keadaan ini berlakus = f. Karena benda di
titik fokus lensa, maka bayangan yang terbentuk terletak di tak
terhingga, sehingga sudut penglihatan tanpa lup dicari dengan
persamaan berikut.

Keterangan:
h = tinggi benda (besar benda)
Sn = titik dekat mata (25 cm)
sedangkan sudut benda ketika menggunakan lup adalah:
Dengan demikian, perbesaran anguler oleh lup untuk mata tidak
berakomodasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

b. Pembentukan Bayangan Lup untuk Mata Berakomodasi Maksimum


Pada pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum, bayangan
yang terbentuk harus berada di dekat mata. Jadi, pada kasus ini sudut
penglihatan pada lup adalah:

Berdasarkan Hukum Pembiasan, kita memperoleh persamaan berikut.

Dari persamaan tersebut, kita mendapatkan sudut penglihatan dengan


menggunakan lup sebagai berikut.

Jadi, perbesaran anguler oleh lup untuk mata berakomodasi maksimum


dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut.

Untuk mata normal, nilai sn (jarak baca normal) adalah 25 cm.


3. Mikroskop
Mikroskop menggunakan dua buah lensa positif (lensa
cembung). Lensa yang terletak di dekat mata disebut lensa okuler.
Sedangkan lensa yang terletak dekat dengan objek benda yang diamati
disebut lensa objektif. Hal yang perlu diingat adalah fokus pada lensa
obyektif lebih pendek dari fokus pada lensa okuler (fob <fok).
Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop secara sederhana adalah lensa
objektif akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar. Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai
benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak oleh mata.
Pada mikroskop, objek yang akan diamati harus diletakkan di depan lensa
objektif pada jarak antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan
terbentuk pada jarak lebih besar dari 2fob di belakang lensa objektif
dengan sifat nyata dan terbalik. Bayangan pada lensa objektif dipandang
sebagai objek oleh lensa okuler dan terbentuklah bayangan pada lensa
okuler. Agar bayangan pada lensa okuler dapat dilihat atau diamati
oleh mata, bayangan ini harus berada di depan lensa okuler dan bersifat
maya. Hal ini dapat terjadi jika bayangan pada lensa objektif jatuh pada
jarak kurang dari fok dari lensa okuler.
4. Teleskop
Teropong bintang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler. Kedunya
menggunakan lensa positif (lensa cembung).
a. Penggunaan Dengan Mata Berakomodasi Maksimum
Syarat untuk penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum
adalah bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler jatuh di titik dekat
mata (s’ok = −sn).
Teropong bintang digunakan untuk melihat benda-benda angkasa yang
jaraknya sangat jauh. Oleh karena itu, jarak benda pada lensa objektif
terletak pada jarak tak terhingga (sob = ∞).
Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan pada lensa okuler
terletak di titik dekat mata (s’ok = −sn). jadi, pada lensa okuler berlaku
persamaan berikut.
Perbesaran anguler pada teropong bintang merupakan perbandingan
sudut penglihatan menggunakan teropong bintang (θ’) dengan sudut
penglihatan tanpa menggunakan teropong bintang (θ). Jadi, perbesaran
anguler pada teropong bintang dihitung dengan persamaan berikut.

Perbesaran sudut ini merupakan perbesaran total oleh teropong


bintang. Jadi, perbesaran pada teropong bintang dapat dihitung dengan
persamaan berikut ini.

Keterangan:
mθ = perbesaran anguler
M = perbesaran lateral
sob = jarak benda lensa objektif
sok = jarak benda lensa okuler
s’ob = jarak bayangan lensa objektif = sok
s’ob = jarak bayangan lensa okuler
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler
Sementara itu, panjang teropong dapat ditentukan dengan mengukur
jarak antara lensa objektif dan lensa okuler. Oleh karena itu panjang
teropong saat penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum
sesuai dengan rumus atau persamaan berikut ini.

Keterangan:d = panjang teropong bintang


b. Penggunaan Dengan Mata Tidak Berakomodasi
Pengamatan dengan mata berakomodasi menyebabkan mata cepat
lelah. Untuk menghindari mata cepat lelah, dalam melakukan
pengamatan dilakukan tanpa akomodasi (dengan santai). Untuk mata
tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler berada
pada titik jauh mata (s’ok = ∞).

Untuk lensa objektif, benda terletak di jauh tak hingga, sehingga


berlaku persamaan berikut.

Untuk lensa okuler, bayangan terbentuk di titik jauh mata (s’ok = ∞),
sehingga berlaku persamaan berikut.

Perbesaran bayangan pada teropong bintang dinyatakan oleh


perbesaran anguler (mθ) yaitu sebagai berikut.

Jadi, perbesaran oleh teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi


dirumuskan dengan persamaan berikut.

Keterangan:
M = perbesaran total teropong bintang
fob = jarak fokus lensa objektif teropong bintang
fok = jarak fokus lensa okuler teropong bintang
Panjang teropong untuk mata tanpa akomodasi dihitung dengan
persamaan berikut.

Keterangan:
d = panjang teropong bintang

Anda mungkin juga menyukai