Laporan
Laporan
Laporan
SAFETY DEVICE
PADA BUCKET WHEEL EXCAVATOR
PT. BUKIT ASAM Tbk.
Disusun Oleh:
Alriyandi Achmad Fahrezy
Jokiy Mahendro 9434
Juli Jum Santama 9435
Peby Kharisma 9468
Disetujui Oleh
Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dengan limpahan rahmat
dan karuniaNyaPenulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) yang berjudul “ Safety Devicepada BWE ( Bucket Wheel Excavator )”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh kelulusan sekolah
Praktek Lapangan Industri pada Program Studi Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan bahkan jauh dari
kesempurnaan. Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
memberikan spirit kepada Penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu terutama sekali
kepada :
1. Bapak Ichsan Maulana, selaku Manajer Perawatan listrik yang menyetujui kerja
praktek ini di bagian Perawatan Listrik.
2. Bapak H. Cariana selaku Asisten Manajer BWE System yang telah menerima saya di
BWE System
3. Bapak Joparni, Bapak Yusrizal, Bapak Devanan Zaini, Bapak Syafrudin, Bapak
Sunarto, Bapak Holpansyah yang telah banyak memberikan informasi dari data yang
dibutuhkan dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak A. Dansah selaku pembimbing lapangan selama praktek lapangan industri
5. Keluaraga tercinta yang selalu mendo’akan, memberi dorongan dan semangat serta
kasih sayang.
Akhir kata penulis mengharapkan hasil tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya yunior Smk Bukit Asam tercinta dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
4.2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Tujuan
Untuk membandingkan dan mengetahui sejauh mana ilmu yang di peroleh,
baik secara konseptual maupun praktis di lingkungan SMK Bukit Asam
dengan dunia industri.
Untuk mengetahui secara langsung aktivitas perbaikan (Maintenance) alat di
bagian Perawatan Listrik PT. Bukit Asam Tbk. Meliputi Safety Device,
Instalasi penerangan, dan Komponen Penunjang Control.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang situasi dan kondisi kerja
yang sesungguhnya.
Melatih mental siswa dalam berinteraksi dan berorganisasi dengan dunia luar
atau dunia industri.
1.2.2 Manfaat
Bagi siswa :
Siswa mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan di dunia industri selain
di sekolah, khususnya di PT. Bukit Asam Tbk. di pertambangan Tanjung
Enim, Sumatera Selatan.
Menambah kemampuan berpikir tentang cara menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi di dunia industri, sehingga dapat menjadi bekal memasuki dunia
kerja di masa yang akan datang.
Bagi sekolah:
Dapat mengetahui seberapa jauh sistem pendidikan yang diajarkan di sekolah
sesuai dengan tuntutan dunia industri, sehingga dapat memberikan masukan
bagi sekolah untuk lebih meningkatkan laju sistem pendidikannya.
Sekolah dapat meng-update data terbaru dari perusahaan-perusahaan dari
laporan kerja praktek lapangan siswa.
Bagi Perusahaan :
Dapat memberikan masukan atau informasi tentang hasil-hasil kajian dan
penelitian yang dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
perusahaan tersebut.
Perbaikan dan masukan bagi perusahaan baik teknis maupun non-teknis, yang
berhubungan dengan perencanaan, sistem produksi dan sistem pemasaran.
Disini penulis hanya membahas tentang Safety Device pada BWE (Bucket
Wheel Excavator).
1. Study Literatur
Metode Study Literatur yang digunakan berdasakan katalog atau buku-buku
panduan yang ada di bagian perawatan listrik Tambang Air Laya (TAL), buku-
buku laporan kerja praktek lainnya.
3. Metode Observasi
Melakukan pegamatan langsung terhadap peralatan sistem listrik mampu
transformator sebagai bagian dari komponen-komponen pada peralatan ATU.
Pada tahun 1942, penambangan batubara diambil alih oleh militer Jepang. Setelah
Jepang mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, Tambang Batubara dikuasai oleh
pemerintah Indonesia yang bernama PN. Tambang Arang Asam (TABA).
Sejak diterbitkan UU No.86 tentang Nasionalisasi Swasta Belanda di Indonesia,
pengelolaan Tambang Batubara Bukit Asam ditangani oleh Biro Urusan Perusahaan
Tambang Negara (BUPTAN), kemudian menjadi Badan Pemimpin Umum (BPU).
Wilayah penambangan PTBA saat ini mencakup daerah Tanjung Enim dan
sekitarnya, Ombilin dan membawahi kontrak kerja sama di Sumatera Barat, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur. PTBA memiliki daerah penambangan yaitu Tambang Air
Laya (TAL) dan Tambang Non Air Laya (NAL), perbedaannya selain dari lokasi dan alat
penambangannya juga berbeda. Tambang Air Laya (TAL) menggunakan dumptruck
SHOVEL untuk mengangkut hasil tambangnya.
VISI
Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.
MISI
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan
keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan
lingkungan.
NILAI
Visioner
Bekerja cerdas
Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan
bertanggung jawab.
Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru untuk
menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
Professional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan kreativitas, penuh
keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang terus-menerus
meningkat.
Sadar Biaya dan Lingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan menjalankan
usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian lingkungan.
MAKNA
Mempersembahkan Sumber Energi untuk Kehidupan Dunia dan Bumi yang lebih
baik
KOMITMEN
Kami berkomitmen mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai PTBA dan terbentuknya
budaya sebagai pondasi kesuksesan jangka panjang.
2.4. Penggerak Utama Tambang
PT. Bukit Asam Tbk. merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara
dengan sistem penambangan terbuka, adapun penggerak utama tambang adalah listrik
yang di supply dari PLTU Bukit Asam yang berlokasi di mulut tambang, sebesar ± 50
% dari daya listrik yang dihasilkan oleh PLTU Bukit Asam digunakan sebagai
penggerak utama tambang dalam bentuk transformator dan motor listrik.
BWE system merupakan Alat Tambang Utama (ATU) sebagai sarana penunjang utama
dalam penambangan di TAL. Penambangan ini menggunakan peralatan yang cukup modern
untuk menggapai hasil yang optimal.ATU terdiri atas beberapa peralatan-peralatan yang
termasuk kedalam ATU antara lain Bucket Wheel Excavator, Belt Wagon, Cable Reel Car,
Hoper Car, Spereader, stacker/Reclaimer dan Syistem Conveyer.
Bucket Wheel Excavator (BWE) merupakan suatu alat penggali roda timba yang berfungsi
sebagai galian batubara dan tanah. Pada sekeliling roda terdapat timba yang mempunyai gigi
baja runcing sebanyak 14 buah yang disebut bucket.
sumber: PPG.SPADA.RIDETDIKIT.GO.ID
Ripcord switch merupakan pengaman utama pada jalur belt conveyor. Alat ini mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menunjang kelancaran dan keamanan kerja. Prinsip kerja
Ripcord Switch adalah manual.
Gambar Rip Cord Switch, sumber: dokumen pribadi
Komponen Rip Cord Switch
Signaling Light Rip Cord Switch
Apabila ada halangan system control rip cord switch lampu akan menyala. Signaling ini
mempunyai system instalasi operasi yang lebih sederhana dari pada instalasi operasi
signaling klakson Rip Cord Switch. Dapat dilihat dari gambar di bawah ini, bagian Light Rip
Cord Switch.
Gambar Bagian Switch Pada Rip Cord Switch, sumber: dokumen pribadi
BELT STOP
Belt stop adalah salah satu pengaman yang terletak di motor utama conveyor. Fungsi dari alat ini
adalah untuk menghentikan keseluruhan motor penggerak conveyor secara darurat. Belt Stop
terletak ditempat unit area kerja operasi mesin-mesin penggerak. Bagian Belt Stop terdiri dari:
Tombol
Switch reset
Lampu indikasi
Lampu TL (Tube Lamp) adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas NEON dan lampisan Florescent
sebagai pemancar cahaya pada saat di aliri arus listrik. Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas
dan pada saat elektrodabya mendapat tegangan tinggi gas ini akan teronisasi sehingga
menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memancarkan.
4. Tabung Lampu TL
Tabung lampu TL terbuat dari kaca, tabung lampu TL ini di isi oleh gas NEON atau gas
AREON yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan terionisasi
menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memancarkan lapisan
fluorescent pada lapisan tabung lampu TL.
5. Alumunium Cup
Alumunium cap terbuat dari lempengan alumunium yang di campur dengan tembaga.
Pada kedua ujung tabung terdapat filamen tunhsten, yang yang terbuat dari bahan
tembaga dan di lapisi oleh suatu bahan yang dapat berimisi. Untuk lampu tabung
filamen ini juga disebut elektroda. Salah satu filamen yang ada pada bagian ujung
tabung berfungsi sebagai anoda dan yang satunya berfungsi sebagai katoda. Untuk itu
di butuhkan daya aktif pada lampu TL.
Alumunium cap atau tutup dari tabung di sini dapat berfungsi sebagai:
6. Kabel-Kabel
Kabel yang akan berfungsi menyambungkan lampu TL pada sumber arus yang ada di rumah
kita, dan terdapat kabel untuk menghubungkan ke fitting lanpu TK dan ke starter ke lampu
TL.
Kerusakkan pada lampu TL
Macam-macam kerusakan pada lampu TL, seperti:
A. Lampu tidak bisa hidup
B. Lampu berkedip-kedip
C. Ballast rusak
D. Starter yang tidak berfungsi
E. E.Fitting lampu yang terbakar
Instalasi Lampu HPI
3.2.1 Lampu HPI-T
Lampu HPI-T adalah lampu sorot yang paling banyak digunakan pada saat ini di karenakan hasil
pencahayaannya yang terang da mempunyai inggress protection (IP) 65, sehingga sudah memenuhi
standar penggunaan diluar ruangan.
3. Fitting Bohlamp
Fitting ini berfungsi sebagai dudukan bohlamp lampi HPI-T
Gambar Fitting Lampu, sumber: dokumen pribadi
4. Ignitor
Ignitor adalah untuk memanaskan elemen yang ada di dalam bohlam lampu
HPI-T sehingga terjadi loncatan panas antara ujung + dan – bohlam lampu
HPI-T dan lampu dapat menyala.
Secara tidak langsung tulisan diatas sudah sedikit menjelaskan cara kerja lampu HPI-T,
namun disini akan kita bahas lagi. Pertama-tama arus listrik masuk ke kapasitor dan di dalam
kapasitor arus distabilkan sebelum masuk ke ballast, setelah itu menstabilkan tegangan dan
arus sesuai dengan spesifikasi ignitor dan bohlamp lampu HPI-T , arus yang keluar dari
ballast kemudian masuk ke ignitor dan lampu HPI-T, Di dalam ignitor terdapat rangkaian
untuk memicu agar lampu HPI-T mau menyala dengan cara ignitor menaikkan tegangan
sehingga dapat memanaskan elemen yang ada di dalam lampu bohlamp lampu HPI-T
sehingga lampu akan menyala.
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open (NO) dan
beberapa Normally close ( NC ). Pada saat satu kontaktor nornal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja NO akan menutup. Sedangkan
kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal NC akan menutup
dan pada saat kontaktor bekerja NC akan bekerja.
A. Push Button
Push Button Switch adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan
unlock ( tidak mengunci) . sistem kerja unlock berarti saklar akan bekerja
sebagai device penghubung dan device pemutus aliran arus litrik saat tombol
di tekan, dan saat tombol tidak di tekan ( di lepas ), maka saklar akan kembali
pada kondisi normal.
Gambar Push Button, sumber: google
Sebagai device penghubung dan pemutus, push button switch hanya memiliki
2 kondisi yaitu, On dan Off ( 1 dan 0 ). Istilah On dan Off ini menjadi sangat
penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik
pasti membutuhkan kondisi On dan Off.
1. Fungsi dari Rip Cord Switch adalah sebagai SAFETY DEVICE pada belt
conveyor tujuannya agar tetap aman pada saat bekerja
3. Belt Stop digunakan untuk pengaman conveyor, alat ini dapat mematikan
keseluruhan motor penggerak conveyor tersebut.
9. Body lampu HPI-T ini dibuat dari bahan solid sehingga menghasilkan
body yang proper dan memenuhi standar IP 65 yang anti air, debu, dan udara
lembab.
11. Kontaktor sering digunakan sebagai selektor atau saklar pada panel
listrik.