Laporan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

c9

SAFETY DEVICE
PADA BUCKET WHEEL EXCAVATOR
PT. BUKIT ASAM Tbk.

Disusun Oleh:
Alriyandi Achmad Fahrezy
Jokiy Mahendro 9434
Juli Jum Santama 9435
Peby Kharisma 9468

Teknik Instalasi & Pembangkit Tenaga Listrik


SMK Bukit Asam
Tahun Pelajaran 2018/2019

YAYASAN BUKIT ASAM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


Jl. Jurang Parigi Dalam No.8 Tanjung Enim BUKIT ASAM
Sumatera Selatan 31316 Kampus I : Jl.Buluran Atas. Talang Jawa-Tanjung Enim
Telp.(0734) 452488 Ext 3144 31716
Faxs. (0734) 452488 Kampus II : Jl.Lingga Raya Klawas KM 3,5 Tanjung Enim
Telp.(0734) 451096-Ext.1886-Faks (0734)451409
Email : - [email protected]
[email protected]
HALAMAN PENGESAHAN

Judul CIP : Safety Device pada Bucket Whell Excavator


Nama : 1. Alriyandy Ahmad. F
2. Jokiy Mahendro
3.Julli Jumsantama
4. Peby Kharisma

Disetujui Oleh

Pembimbing Laporan Kepala Satuan Kerja

Joparni Ichsan Aprideni


NP. 8009130758 NP. 7292130325
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dengan limpahan rahmat
dan karuniaNyaPenulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) yang berjudul “ Safety Devicepada BWE ( Bucket Wheel Excavator )”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menempuh kelulusan sekolah
Praktek Lapangan Industri pada Program Studi Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan bahkan jauh dari
kesempurnaan. Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
memberikan spirit kepada Penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu terutama sekali
kepada :

1. Bapak Ichsan Maulana, selaku Manajer Perawatan listrik yang menyetujui kerja
praktek ini di bagian Perawatan Listrik.
2. Bapak H. Cariana selaku Asisten Manajer BWE System yang telah menerima saya di
BWE System
3. Bapak Joparni, Bapak Yusrizal, Bapak Devanan Zaini, Bapak Syafrudin, Bapak
Sunarto, Bapak Holpansyah yang telah banyak memberikan informasi dari data yang
dibutuhkan dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak A. Dansah selaku pembimbing lapangan selama praktek lapangan industri
5. Keluaraga tercinta yang selalu mendo’akan, memberi dorongan dan semangat serta
kasih sayang.

Akhir kata penulis mengharapkan hasil tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya yunior Smk Bukit Asam tercinta dan pembaca pada umumnya.

Tanjung Enim, 07 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

4.2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menghadapi zaman globalisasi dan perkembangan IPTEK yang begitu pesat,


menuntut kita untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu
bersaing dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dari negara lain. Untuk itu, maka
diperlukan sistem dan struktur dunia pendidikan yang baik, sehingga suatu lembaga
pendidikan dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap pakai dan
memiliki disiplin dan attitude yang tinggi dalam ilmunya, kemudian dapat bersaing
secara kompetensi di tiap-tiap perusahaan baik BUMN maupun perusahaan swasta.

Sebagai persiapan stimulan siswa untuk mampu bersaing di zaman globalisasi


dan untuk mengenal perkembangan IPTEK di dunia industri, maka dari itu
diadakannya suatu program, yaitu Praktek Kerja Industri (Prakerin).

Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu kegiatan wajib smk


menerapkan ilmu yang didapat disekolah dan berorientasi pada dunia kerja. Pada
dasarnya, program Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu sarana bagi
siswa untuk melatih diri memasuki dunia kerja, diharapkan siswa dapat menjadi
tenaga kerja yang profesional dan juga diharapkan siswa dapat melatih mental serta
mengaktualisasi ilmu yang didapat dari sekolah tentang pemakaian listrik di dunia
industri/usaha secara nyata.

Salah satu pilihan lokasi Praktek Kerja Industri (Prakerin) unggulan di


Sumatera Selatan adalah di PT. Bukit Asam Tbk., khususnya yang berada di unit
pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Perusahaan ini merupakan salah satu
perusahaan pertambangan yang telah menggunakan peralatan pertambangan yang
kompleks, dengan didukung oleh teknologi pertambangan yang modern dan canggih.

PT. Bukit Asam Tbk., sebagai industri pertambangan batubara terbesar di


Sumatera Selatan.

1.2. Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan
 Untuk membandingkan dan mengetahui sejauh mana ilmu yang di peroleh,
baik secara konseptual maupun praktis di lingkungan SMK Bukit Asam
dengan dunia industri.
 Untuk mengetahui secara langsung aktivitas perbaikan (Maintenance) alat di
bagian Perawatan Listrik PT. Bukit Asam Tbk. Meliputi Safety Device,
Instalasi penerangan, dan Komponen Penunjang Control.
 Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang situasi dan kondisi kerja
yang sesungguhnya.
 Melatih mental siswa dalam berinteraksi dan berorganisasi dengan dunia luar
atau dunia industri.

1.2.2 Manfaat
Bagi siswa :
 Siswa mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan di dunia industri selain
di sekolah, khususnya di PT. Bukit Asam Tbk. di pertambangan Tanjung
Enim, Sumatera Selatan.
 Menambah kemampuan berpikir tentang cara menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi di dunia industri, sehingga dapat menjadi bekal memasuki dunia
kerja di masa yang akan datang.

Bagi sekolah:
 Dapat mengetahui seberapa jauh sistem pendidikan yang diajarkan di sekolah
sesuai dengan tuntutan dunia industri, sehingga dapat memberikan masukan
bagi sekolah untuk lebih meningkatkan laju sistem pendidikannya.
 Sekolah dapat meng-update data terbaru dari perusahaan-perusahaan dari
laporan kerja praktek lapangan siswa.

Bagi Perusahaan :
 Dapat memberikan masukan atau informasi tentang hasil-hasil kajian dan
penelitian yang dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
perusahaan tersebut.
 Perbaikan dan masukan bagi perusahaan baik teknis maupun non-teknis, yang
berhubungan dengan perencanaan, sistem produksi dan sistem pemasaran.

1.3. Batasan Masalah

Disini penulis hanya membahas tentang Safety Device pada BWE (Bucket
Wheel Excavator).

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja praktek dan pengambilan data dilaksanakan di bagian Perawatan Listrik
BWE System (Tambang Air Laya) PT. Bukit Asam Tbk. yang berpusat di Tanjung
Enim, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim. Waktu pelaksanaan kerja
praktek pada tanggal 2 Juli – 31 Agustus 2018.

1.5. Metode Pengambilan Data

Sistematika penulisan laporan ini dilakukan dengan cara :

1. Study Literatur
Metode Study Literatur yang digunakan berdasakan katalog atau buku-buku
panduan yang ada di bagian perawatan listrik Tambang Air Laya (TAL), buku-
buku laporan kerja praktek lainnya.

2. Tanya Jawab (Interview)


Metode tanya jawab berdasarkan hasil tanya jawab penulis dengan karyawan yang
berpengalaman dibidang kontrol sistem kelistrikan.

3. Metode Observasi
Melakukan pegamatan langsung terhadap peralatan sistem listrik mampu
transformator sebagai bagian dari komponen-komponen pada peralatan ATU.

Sejarah Singkat PT. Bukit Asam Tbk.


Sejarah perkembangan yang dilakukan di daerah Tanjung Enim diawali dengan
penyelidikan eksplorasi pada tahun 1915-1918 dan diikuti dengan kegiatan produksi
batubara pada tahun 1919 hingga sekarang.
Sebelum dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu BUMN,
penambangan di Bukit Asam telah beberapa kali mengalami pergantian tangan
kepengurusannya dan dapat diuraikan sebagai berikut :
 1919-1942 : Pemerintahan Hindia Belanda
 1942-1945 : Pemerintahan Militer Jepang
 1945-1947 : Pemerintahan Republik Indonesia
 1947-1949 : Pemerintahan Belanda (Agresi II)
 1950-1959 : Pemerintahan Negara NKRI
 1959-1960 : Biro Urusan Perusahaan Tambang
 1961-1967 : Badan Pimpinan Umum TaBa
 1968-1980 : Perusahaan Negara Tambang Batubara
 1981-2009 : PT. Tambang Batubara Bukit Asam
 2009-2017 : PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.
 2017 – sekarang : PT. Bukit Asam Tbk.
Berdasarkan peraturan pemerintahan yang bernomor : 86/1961, BPU batubara
membawahi :
 PN. Tambang Batubara Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
 PN. Tambang Batubara Ombilin di Sumatera Barat
 PN. Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Utara
Pada tahun 1968, berdasarkan PP No : 23/1968, BPU batubara dan ketiga PN.
Tambang Batubara tersebut berpusat di Tanjung Enim dan Tambang Batubara Bukit
Asam menjadi salah satu unit produksi PN. Batubara.
Pada akhir dekade 1960-an, batubara mengalami masa suram karena bersaing
dengan bahan bakar minyak yang lebih murah dan jumlahnya melimpah. Akibatnya
batubara Bukit Asam nyaris ditutup dan terjadi pengurangan jumlah karyawan serta
pengecilan organisasi.
Saat krisis energi tahun 1973, batubara kembali menjadi komoditi yang
mempunyai masa depan cerah. Oleh karena itu, pemerintah bertekat untuk
memanfaatkan kembali penggunaan batubara sebagai sumber energi alternatif dengan
tujuan sebagai berikut :
 Mengintensifkan pengembangan sumber-sumber energi.
 Secara bertahap akan menggeser mono energy economy menjadi poly
energy economy ( terutama batubara dan gas bumi ).
 Mengintensifkan pemakaian terhadap bahan bakar minyak dan terus
mengikat.
Usaha pemerintah untuk hal tersebut adalah dengan mengadakan kerja sama
dengan Shell Mijinbouw BV pada tahun 1974, disamping mengadakan perbaikan
terhadap sarana dan prasarana produksi serta berlanjut dengan didirikannya PT.
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. dengan akte notaris No. 1 tanggal 2 Maret 1981
berdasarkan PP No.42/1980.
Gambar 2.1 Logo PT. Bukit Asam Tbk,
sumber : Dokumen

Perkembangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam

Perkembangan batubara di Bukit Asam diawali dengan kegiatan penyelidikan


eksplorasi pada tahun 1915-1918 yang dipimpin oleh Ir. Manhaat dari Belanda. Produksi
batubara pertama kali pada tahun 1919 dan mampu menghasilkan kurang lebih 9.765 ton
batubara.

Pada tahun 1942, penambangan batubara diambil alih oleh militer Jepang. Setelah
Jepang mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, Tambang Batubara dikuasai oleh
pemerintah Indonesia yang bernama PN. Tambang Arang Asam (TABA).
Sejak diterbitkan UU No.86 tentang Nasionalisasi Swasta Belanda di Indonesia,
pengelolaan Tambang Batubara Bukit Asam ditangani oleh Biro Urusan Perusahaan
Tambang Negara (BUPTAN), kemudian menjadi Badan Pemimpin Umum (BPU).

Pada tanggal 15 Desember 1980, dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.42 Tahun


1980 tentang penyertaan Modal Republik Indonesia untuk mendirikan Perusahaan Perseroan
Tambang Batubara dan pada tanggal 2 Maret 1981 resmi menjadi Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) disingkat PTBA.

Wilayah penambangan PTBA saat ini mencakup daerah Tanjung Enim dan
sekitarnya, Ombilin dan membawahi kontrak kerja sama di Sumatera Barat, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur. PTBA memiliki daerah penambangan yaitu Tambang Air
Laya (TAL) dan Tambang Non Air Laya (NAL), perbedaannya selain dari lokasi dan alat
penambangannya juga berbeda. Tambang Air Laya (TAL) menggunakan dumptruck
SHOVEL untuk mengangkut hasil tambangnya.

VISI dan MISI PTBA

 VISI
Menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.

 MISI
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan
keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan
lingkungan.
 NILAI
 Visioner
Bekerja cerdas
 Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan
bertanggung jawab.
 Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru untuk
menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
 Professional
Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan kreativitas, penuh
keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang terus-menerus
meningkat.
 Sadar Biaya dan Lingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan menjalankan
usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian lingkungan.

 MAKNA
Mempersembahkan Sumber Energi untuk Kehidupan Dunia dan Bumi yang lebih
baik

 KOMITMEN
Kami berkomitmen mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai PTBA dan terbentuknya
budaya sebagai pondasi kesuksesan jangka panjang.
2.4. Penggerak Utama Tambang

PT. Bukit Asam Tbk. merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara
dengan sistem penambangan terbuka, adapun penggerak utama tambang adalah listrik
yang di supply dari PLTU Bukit Asam yang berlokasi di mulut tambang, sebesar ± 50
% dari daya listrik yang dihasilkan oleh PLTU Bukit Asam digunakan sebagai
penggerak utama tambang dalam bentuk transformator dan motor listrik.

2.5. Alat Tambang Utama


Alat Tambang Utama (ATU) merupakan alat penunjang utama dalam
penambangan di TAL. Penambangan ini menggunakan alat yang cukup modern untuk
mencapai hasil yang maksimal dengan target sekian ton per tahun, alat tambang utama
terdiri atas :

2.5.1 Bucket Wheel Excavator (BWE)


BWE merupakan alat berat yang berfungsi sebagai alat penggali utama di
Tambang Air Laya. Alat ini mengupas tanah dan melakukan penggalian batubara
dengan memakai Bucket roda putar (Bucket Wheel). BWE ini dapat berputar ke kanan
dan ke kiri untuk band I (main slewing), ke atas dan ke bawah (hoist)untuk band I dan
band II. Pada BWE ini terdapat conveyor untuk menyalurkan material dari bucket ke
lini mesin yang lain sebagai pendukung operasional. Semua menggunakan alat listrik.
Gambar Bucket wheel excavator, sumber: dokumen pribadi
2.5.2 Belt Wagon (BW)
BW digunakan untuk memperpanjang jangkauan BWE, untuk dapat mengirimkan dan
meneruskan bahan galian (material) baik tanah maupun batubara. Pada BW terdapat Belt
Conveyor untuk menyalurkan material ke Hopper Car di CRC

Gambar Belt Wagon, sumber: foto pribadi


2.5.3 Belt Conveyor
Belt Conveyor merupakan ban berjalan yang digunakan sebagai alat pengangkut material dari
penggalian. Berdasarkan fungsinya, dapat dibedakan menjadi :
 Conveyor Exavating (CE)
 Conveyor Dumping (CD)
 Conveyor Shunting (CS)
 Coal Conveyor (CC)
Gambar Belt Conveyor, sumber: dokumen pembimbing BWE SYSTEM
2.5.4 Stacker/ Racklamer ( SR )
Alat ini digunakan dalam proses pencurahan batubara ke stock file, dan dapat pula berfungsi
sebagai alat pengambil batubara dari stock file kemudian diteruskan ke stasiun pemuat
batubara.

Gambar Stacker / Racklamer

sumber: Dokumen pembimbing BWE SYSTEM PT. BUKIT ASAM

2.5.1 Train Loading Station ( TLS )


Train Loading Station berfungsi sebagai stasiun pengisian batubara ke gerbong-gerbong
kereta api untuk diteruskan ke pelabuhan TLS I ke pelabuhan Tarahan dan TLS II ke
pelabuhan Kertapati.

Gambar TLS, sumber: Dokumen pembimbing laporan


ISI LAPORAN

3.1.1. Pengertian BWE system

BWE system merupakan Alat Tambang Utama (ATU) sebagai sarana penunjang utama
dalam penambangan di TAL. Penambangan ini menggunakan peralatan yang cukup modern
untuk menggapai hasil yang optimal.ATU terdiri atas beberapa peralatan-peralatan yang
termasuk kedalam ATU antara lain Bucket Wheel Excavator, Belt Wagon, Cable Reel Car,
Hoper Car, Spereader, stacker/Reclaimer dan Syistem Conveyer.

- Bucket Wheel Excavator

Bucket Wheel Excavator (BWE) merupakan suatu alat penggali roda timba yang berfungsi
sebagai galian batubara dan tanah. Pada sekeliling roda terdapat timba yang mempunyai gigi
baja runcing sebanyak 14 buah yang disebut bucket.

Bagian Utama dari BWE adalah:

A. Bucket Wheel (roda singkup)


Oleh mekanisme roda singkup digerakan motor slipring 700KW/ 6 KV/ 978 rpm melalui
roda gigi (gear box).
B. Hoist Gear Receiving Boom
Pada alat ini terdapan sistem band berjalan (Belt Conveyer) untuk mengangkat material yang
dikeruk oleh roda singkup.
C. Hoist (AC) Discharger Boom
Panjang lengan 27,2 meter. Diameter silinder Hidrolik 250 mm, tekanan minyaknya 200 Bar
dengan debit 53liter/menit. Pompa Hidrolik digerakan oleh motor listrik AC 15 KW/500Volt,
986 rpm.
D. Slew Gear Receiving Boom (Main Sleewing Band 1)
Mekanisme slewing digerakan oleh 2 motor arus searah (DC) penguat terpisah berkapasitas
37 KW melalui roda gigi penurun putaran yang dilengkapai system pengereman dengan
tenaga hidrolik.
E. Slew Gear Discharge Boom ( Main Sleewing Band 2 )
Mekanismenya sama dengan Recaiving Boom tetapi pada discharge Boom ini berkapasitas 2
x 4 KW (AC 500V)
F. Travel Gear
Sistem Traveling ini adalah ntuk gerakan forward, backward atau turn left dan turn right.
Gambar Bucket Wheel Excavator, sumber: dokumen pribadi

3.1.2 Segitiga Bintang ( Star – Delta )


Metode starting Y - ∆ banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor
sangkar yang mempunyai daya diatas 5 kW ( atau sekitar 7 HP ). Untuk menjalankan motor
dapat dipilih stater yang umum dipakai antara lain : saklar rotary Y - ∆, saklar khusus Y - ∆
atau dapat juga menggunakan beberapa kontaktor magnit beserta kelengkapannya yang
dirancang khusus untuk rangkaian stater Y - ∆. Arus starting sekitar 1,8 sampai 2,6 kali arus
nominal. Dan torsi awal sekitar 0,5 torsi nominal.

Gambar Wiring Diagram Rangkaian Star Delta,

sumber: PPG.SPADA.RIDETDIKIT.GO.ID

3.1.4 RIPCORD SWITCH

Ripcord switch merupakan pengaman utama pada jalur belt conveyor. Alat ini mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menunjang kelancaran dan keamanan kerja. Prinsip kerja
Ripcord Switch adalah manual.
Gambar Rip Cord Switch, sumber: dokumen pribadi
 Komponen Rip Cord Switch
Signaling Light Rip Cord Switch
Apabila ada halangan system control rip cord switch lampu akan menyala. Signaling ini
mempunyai system instalasi operasi yang lebih sederhana dari pada instalasi operasi
signaling klakson Rip Cord Switch. Dapat dilihat dari gambar di bawah ini, bagian Light Rip
Cord Switch.

Gambar Bagian Light Rip Cord Switch, sumber: dokumen pribadi

Signaling (Klakson Rip Cord Switch)


Sinyal ini di gunakan sebagai sinyal atau tanda apabila belt conveyor akan memulai operasi
sehingga klakson yang berfungsi sebagai pengaman.
Prinsip kerja dari sebuah klakson ini adalah apabila klakson berbunyi setelah rip cord di reset
maka akan memberi tanda untuk belt conveyor akan siap operasi atau jalan.
Gambar Bagian Klakson Rip Cord Switch, sumber: dokumen pribadi
 SWITCH atau SAKLAR
Fungsi dari sebuah switch adalah untuk menghubungkan (arus listrik) pasa jaringan arus kuat
maupun jaringan arus lemah. Sistem kerjanya adalah pemutus secara manual.
Prinsip kerja dari switchadalah ketika tuas switch di tarik maka lampu akan menyala secara otomatis
dan belt conveyor mati (OFF) sebelum di riset seperti semula.

Gambar Bagian Switch Pada Rip Cord Switch, sumber: dokumen pribadi

 Trafo Step Down (220V AC KE 24 V AC)


Fungsi dasar dari sebuah trafo step down adalah untuk menurunkan tegangan listrik untuk
menghasilkan tegangan lebih kecil sesuai dengan kebutuhan proyek.

Gambar Trafo Step Down, sumber: google


3.1.5 Belt Safety Switch (BSS)
BSS adalah salah satu safety device utama dalam melakukan perawatan pada belt conveyor. yang
memungkinkan adanya 3 kondisi yaitu kondisi interlocked (auto), dan off. BSS di gunakan sebagai
penanda kepada operator di MCC bahwa conveyor sedang berlangsung keadaan tertentu. Kondisi
interlock diartikan bahwa keadaan di lapangan sudah siap operasi sehingga operator dapat
menyalakan motor dari MCC Kondisi not interlocked dilakukan bila urutan hubungan dari satu jalur
belt diputuskan dari pusat pengontrol utama. Hal ini berarti bahwa conveyor yang bersangkutan
hanya bisa digerakkan secara lokal (manual). Keadaan ini terjadi ketika sedang ada perawatan pada
conveyor tersebut.
Adapun bagian-bagian dari belt safety switch antara lain:
 Tombol start
 Tombol Klakson
 Handle Saklar
 Posisi Interlocked
 Posisi Not Interlocked
 Posisi Off

Gambar Belt Safety Switch, sumber: dokumen pribad

 BELT STOP
Belt stop adalah salah satu pengaman yang terletak di motor utama conveyor. Fungsi dari alat ini
adalah untuk menghentikan keseluruhan motor penggerak conveyor secara darurat. Belt Stop
terletak ditempat unit area kerja operasi mesin-mesin penggerak. Bagian Belt Stop terdiri dari:
 Tombol
 Switch reset
 Lampu indikasi

Gambar Belt Stop, sumber: dokumen pribadi


3.1.2 Instalasi Lampu TL

Lampu TL (Tube Lamp) adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas NEON dan lampisan Florescent
sebagai pemancar cahaya pada saat di aliri arus listrik. Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas
dan pada saat elektrodabya mendapat tegangan tinggi gas ini akan teronisasi sehingga
menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memancarkan.

Gambar Lampu TL, Sumber: dokumen pribadi

 Komponen-komponen lampu TL:


1. Ballast
Ballast berfungsi untuk membatasi arus dan mengoperasikan lampu pada karakteristik listrik
yang sesuai. Ballast disini merupakan kumparan hambat (choke coil) yang berinti besi.

Gambar Ballast Lampu TL, sumber: dokumen pribadi


2. Starter
Starter merupakan komponen penting dalam lampu TL karena starter akan menghasilkan suatu
pulsa trigger agar ballast dapat menghasilkan spike tegangan tinggi. Starter merupakan
komponen bimetal yang di bangun di dalam sebuah tabung vacum yang biasanya di isi dengan
gas neon.

Gambar Starter Lampu TL, sumber: dokumen pribadi


3. Fitting lampu
Fitting lampu adalah alat listrik yang berfungsi sebagai dudukan lampu TL. Fitting
digunakan sebagai alat untuk mendistribusikan arus listrik dari rangkaian listrik ke lampu
TL. Fitting lampu TL terbuat dari bahan isolasi plastik. Plastik ini merupakan jenis
termosting karena memiliki sruktur yang kuat dan tahan panas. Bahan is olasi plastik
untuk mencegah bahaya sengatan listrik.

Gambar Fitting Lampu TL, sumber: dokumen pribadi

4. Tabung Lampu TL
Tabung lampu TL terbuat dari kaca, tabung lampu TL ini di isi oleh gas NEON atau gas
AREON yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan terionisasi
menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memancarkan lapisan
fluorescent pada lapisan tabung lampu TL.

5. Alumunium Cup
Alumunium cap terbuat dari lempengan alumunium yang di campur dengan tembaga.
Pada kedua ujung tabung terdapat filamen tunhsten, yang yang terbuat dari bahan
tembaga dan di lapisi oleh suatu bahan yang dapat berimisi. Untuk lampu tabung
filamen ini juga disebut elektroda. Salah satu filamen yang ada pada bagian ujung
tabung berfungsi sebagai anoda dan yang satunya berfungsi sebagai katoda. Untuk itu
di butuhkan daya aktif pada lampu TL.
Alumunium cap atau tutup dari tabung di sini dapat berfungsi sebagai:

 Sebagai penutup agar gas neon bocor keluar


 Sebagai prlindung dari air hujan
Gambar Alumunium Cap, sumber: dokumen pribadi

6. Kabel-Kabel
Kabel yang akan berfungsi menyambungkan lampu TL pada sumber arus yang ada di rumah
kita, dan terdapat kabel untuk menghubungkan ke fitting lanpu TK dan ke starter ke lampu
TL.
 Kerusakkan pada lampu TL
Macam-macam kerusakan pada lampu TL, seperti:
A. Lampu tidak bisa hidup
B. Lampu berkedip-kedip
C. Ballast rusak
D. Starter yang tidak berfungsi
E. E.Fitting lampu yang terbakar
 Instalasi Lampu HPI
3.2.1 Lampu HPI-T

Lampu HPI-T adalah lampu sorot yang paling banyak digunakan pada saat ini di karenakan hasil
pencahayaannya yang terang da mempunyai inggress protection (IP) 65, sehingga sudah memenuhi
standar penggunaan diluar ruangan.

Gambar Wirring HPI-T, sumber: dok pribadi

Bagian-bagian Lampu HPI-T:


1. Body Lampu
Body Lampu terbuat dari campuran bahan yang solid sehingga menghasilkan bentuk yang
oroper, ringan namun memenuhi standar IP 65 yang anti air, debu, dan udara lembap.
Gambar Body Lampu HPI, sumber: dokumen pribadi
2. Bohlamp Lampu
Sama seperti halnya lampu flouren yang lain lampu HPI-T ada tambahan
bahan yang membuat hasil pencahayaan lampu maksimal terangnya.

3. Fitting Bohlamp
Fitting ini berfungsi sebagai dudukan bohlamp lampi HPI-T
Gambar Fitting Lampu, sumber: dokumen pribadi
4. Ignitor
Ignitor adalah untuk memanaskan elemen yang ada di dalam bohlam lampu
HPI-T sehingga terjadi loncatan panas antara ujung + dan – bohlam lampu
HPI-T dan lampu dapat menyala.

Gambar Ignitor, sumber: dokumen pribadi


5. Ballast
Ballast berfungsi untuk menstabilkan tegangan, tak jauh beda dengan ballas /
trsfo lain di dalam elektronika yaitu untuk menaikkan tegangan atau
menurunkan tegangan. Kalau lampu HPI-T ballast hanya menaikkan sedikit
voltase dari 220V AC menjadi 230V AC .
Gambar Ballast, sumber: dokumen pribadi

Cara kerja lampu HPI-T

Secara tidak langsung tulisan diatas sudah sedikit menjelaskan cara kerja lampu HPI-T,
namun disini akan kita bahas lagi. Pertama-tama arus listrik masuk ke kapasitor dan di dalam
kapasitor arus distabilkan sebelum masuk ke ballast, setelah itu menstabilkan tegangan dan
arus sesuai dengan spesifikasi ignitor dan bohlamp lampu HPI-T , arus yang keluar dari
ballast kemudian masuk ke ignitor dan lampu HPI-T, Di dalam ignitor terdapat rangkaian
untuk memicu agar lampu HPI-T mau menyala dengan cara ignitor menaikkan tegangan
sehingga dapat memanaskan elemen yang ada di dalam lampu bohlamp lampu HPI-T
sehingga lampu akan menyala.

4.1.1 Instalasi Kontrol Menggunakan Kontaktor dan Push Button


Pengertian Kontaktor
Kontaktor ( Magnetic Contactor ) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnrtik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila di
aliri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya
tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO akan menutup dan kontak
bantu nc akan membuka .
Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama
digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak bantu digunakan untuk rangkaian kontrol.
Di dalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat
pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti
besi saling melekat.
Gambar Kontaktor, sumber: dokumen pribadi

 Komponen penting pada kontaktor ( Magnetic Contactor)


 Komponen magnet ( coil ) dengan simbol A1 dan A2 yang
akan bekerja bila mendapat tegangan listrik.
 Kontak utama terdiri dari angka 1, 2, 3, 4,5, dan 6.
 Kontak bantu terdiri dari angka 11, 12, 13, 14, atapun angla
21, 22, 23, 24 dan juga angka depan seterusnya tetapi
angka belakang tetap dari 1 sampai 4.

Prinsip Kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open (NO) dan
beberapa Normally close ( NC ). Pada saat satu kontaktor nornal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja NO akan menutup. Sedangkan
kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal NC akan menutup
dan pada saat kontaktor bekerja NC akan bekerja.

3.2.2 Komponen yang di pakai pada rangkaian yang menggunakan kontaktor:

A. Push Button

Push Button Switch adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan
unlock ( tidak mengunci) . sistem kerja unlock berarti saklar akan bekerja
sebagai device penghubung dan device pemutus aliran arus litrik saat tombol
di tekan, dan saat tombol tidak di tekan ( di lepas ), maka saklar akan kembali
pada kondisi normal.
Gambar Push Button, sumber: google

B. Push Button Switch

Sebagai device penghubung dan pemutus, push button switch hanya memiliki
2 kondisi yaitu, On dan Off ( 1 dan 0 ). Istilah On dan Off ini menjadi sangat
penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik
pasti membutuhkan kondisi On dan Off.

Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan


operator, push button switch menjadi device paling utama yang biasa
digunakan untuk memulai dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih
apapun sebuah mesin bisa di pastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari
keberadaan sebuah saklar seperti push button atau perangkat lain yang sejenis
yang bekerja mengatur pengkondisian On dan Off.

1. Prinsip Kerja Push Button Switch

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push


button switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (normally close) dan NO
(normally open).

 NO ( Normally Open ), merupakan kontak terminal dimana kondisi normal


terbuka. Dan ketika tombol saklarditekan, kontak NO ini akan menjadi menutup dan
mengalirkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai menyalakan sistem circuit
( Push Button ON).
 NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup. Dan ketika tombol saklar push button ditekan, kontak NC ini akan menjadi
membuka, sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai
pemutus atau mematikan sistem circuit ( Push Button Off )

Gambar Push Button Switch, sumber: dokumen pribadi


KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan pelaksanaan Praktek Lapangan Industri dapat


disimpulkan secara garis besar dari penjabaran, terurai sebagai berikut:

1. Fungsi dari Rip Cord Switch adalah sebagai SAFETY DEVICE pada belt
conveyor tujuannya agar tetap aman pada saat bekerja

2. BSS digunakan sebagai penanda ke MCC bahwa conveyor dalam keadaan


tertentu.

3. Belt Stop digunakan untuk pengaman conveyor, alat ini dapat mematikan
keseluruhan motor penggerak conveyor tersebut.

4. Lampu TL adalah lampu yang memanfaatkan gas NEON dan lapisan


Fluorescent sebagai pemancar cahaya.

5. Lampu TL sering digunakan sebagai alat penerangan di pabrik, gudang,


shoping mall, sekolah maupun perkantoran.

6. Istilah TL adalah kepanjangan dari tube lamp yaitu lampu penerangan


yang berbentuk tube atau tabung.

7. Lampu HPI-T banyak digunakan karena sudah memenuhi standar


penggunaan di luar ruangan.

8. Lampu HPI-T menghasilkan pencahayaan yang terang dan mempunyai


IP 65

9. Body lampu HPI-T ini dibuat dari bahan solid sehingga menghasilkan
body yang proper dan memenuhi standar IP 65 yang anti air, debu, dan udara
lembab.

10. Lampu HPI-T juga memiliki ignitor dan ballast.

11. Kontaktor sering digunakan sebagai selektor atau saklar pada panel
listrik.

12. Prinsip kerja kontaktor dikendalikan secara elektromagnetik.


Lampiran

Gambar setelah membuat rangkaian Star Delta

Gambar sedang membuat dan mengukur rangkaian Star Delta


Gambar Ballast pada rangkaian lampu TL

Gambar Starter pada rangkaian lampu TL


Gambar Hasil Pemasangan Lampu TL

Gambar Belt Stop pada Bager


Gambar Safety Switch

Gambar di lapangan saat mengecek dan perawatan kabel 20KV


Gambar menggunakan meger untuk mengecek tahanan isolasi kabel 1KV

Gambar sedang mengoperasikan CRC


Gambar saat BWE sedang beroperasi

Anda mungkin juga menyukai