Optimasi Kompresor

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 79

OPTIMALISASI UNJUK KERJA

KOMPRESOR SENTRIFUGAL 15-K-103


DI RESIDU CATALITYC CRACKING (RCC)
PT PERTAMINA (Persero) RU VI BALONGAN

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh:

Nama Mahasiswa : Finno. Fileo.Baumasse


NIM : 161430014
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : III (Tiga)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL Akamigas
PEM Akamigas

Cepu, Juni 2019


INTISARI

Kompresor Sentrifugal di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan


mempunyai fungsi yaitu sebagai alat penunjang untuk menyuplai udara bertekanan ke
berbagai peralatan lain. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimasi terhadap kompresor
tersebut jika terjadi penurunan kinerjanya, sehingga proses pengolahan berjalan baik
dan efisiensinya tinggi. Salah satunya adalah Kompresor 15-K-103, yang berfungsi
untuk menyupali udara bertekanan ke berbagai alat yang dibutuhkan untuk pneumatic
dan juga menyuplaikan udara untuk pendingin di Catalytic cooler pada unit Residu
Catalytic Cracking. Dalam menjaga kehandalan pada kompresor sentrifugal 15-K-
103 maka dilakukan operations condition monitoring meliputi pressure, temperature,
flow. Paramater operasi tersebut diperlukan untuk melakukan evaluasi unjuk kerja
aktual pada kompresor sentrifugal 15-K-103 sehingga dapat dilakukan langkah
optimasi dengan menggunakan metode trial pada suhu udara masuk tiap stage pada
kompresor sentrifugal. Setelah dilakukan evaluasi melalui perhitungan, didapat
terdapat penurunan performa sebesar 8,55% dari 2188 kW menjadi 2000,76 kW.
Setelah melakuan melakuan optimalisasi dengan membuat temperatur intercooler
menjadi tempertur sempurna dan membuat suhu masuk pada setiap stage sama. Maka
didapat kenaikan performa sebesar 9,19% dari 2000,76 menjadi 2184,78. Maka biaya
pengoperasian kompresor sentrifugal yaitu sebesar 21,47 usd/jam atau 515,31
usd/day.

2
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
INTISARI........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
DAFTAR NOTASI...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................. 2

II. ORIENTASI UMUM


2.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan....................... 4
2.2 Maintenance Area I.................................................................................... 7
2.3 Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan........................... 8
2.4 Unit RCC (Residue Catalytic Cracking)................................................... 9

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Prinsip Kerja Kompresor Sentrifugal.....................................................10
3.2 Bagian Utama Kompresor Sentrifugal dan Fungsinya...........................11
3.3 Perlengkapan Penunjang Operasi Kompresor........................................14
3.4 Dasar Perhitungan...................................................................................15

IV. PEMBAHASAN
4.1 Kompresor 15- K-103.............................................................................24
......................................................................................................................
4.2 Aliran Proses Kompresor 15- K-103
......................................................................................................................
25
......................................................................................................................
4.3 Data Spesifikasi Kompresor 15- K-103..................................................26
4.4 Data Operasi Aktual Kompresor 15- K-103..........................................27
4.5 Gas Properties.........................................................................................26
4.6 Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor 15- K-103....................................31
4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor 15- K-103.....38
4.8 Optimasi Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal 15-K-103.......................39

3
4.9 Perhitungan Ulang Unjuk Kerja Kompresor 15-K-103..........................40
4.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Ulang Unjuk Kerja Kompresor
15-K-103...............................................................................................45
V. PENUTUP
5.1 Simpulan..................................................................................................48
5.2 Saran.......................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kilang Minyak RU VI Balongan........................................................4
Gambar 2.2 Blok Diagram Unit Proses Pertamina RU VI Balongan.....................6
Gambar 2.3 Organigram Maintenance Execution Pertamina RU VI Balongan.....8
Gambar 3.1 Bagian-Bagian Utama Kompresor Sentrifugal...................................10
Gambar 4.1 Kompresor 15-K-103..........................................................................24
Gambar 4.2 Skema Sederhana Kompresor 15-K-103 ............................................25

5
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Data Operasi Aktual 13 April 2019......................................................26
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kompresor 15-K-103........................38
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Ulang Kompresor 15-K-103..............45

6
DAFTAR NOTASI

SYMBOL KETERANGAN SATUAN


Cos φ Power factor
dd Diameter bagian dalam pipa discharge m
ds Diameter bagian dalam pipa suction m
f Faktor gesekan pipa
g Percepatan gravitasi Kg/s2
Hd Head discharge m
hld Kerugian head sepanjang pipa dischsrge m
hlf kerugian head pada fitting dan valve m
hlp Kerugian head pada pipa m
hls Kerugian head sepanjang pipa suction m
Hs Head suction
I Ampere A
k Faktor gesekan pada fitting, valve
L Panjang pipa m
Md Manometer discharge (discharge pressure gauge)
Ms Manometer suction (suction pressure gauge )
Nd Daya penggerak Hp
Nh Daya cairan Hp
Np Daya pompa Hp
Pa Tekanan udara luar Kg/m2
Pd Tekanan discharge Kg/m2
Po Bila tekanan tidak pada tekanan udara luar Kg/m2
Ps Tekanan suction Kg/m2
Pv Tekanan penguapan cairan Kg/m2
Q Kapasitas perpompaan 3
m /jam
Rn Reynold Number
V Voltage V
Vd Kecepatan cairan pada pipa discharge m/s
Vs Kecepatan cairan pada pipa suction m/s
Zd Tinggi tekan statis m
Zs Tinggi hisap statis m
 motor Efesiensi motor %
p Efesiensi pompa %
 trans Efesiensi transmisi %
γ Berat spesifik cairan Kg/ m3

7
q Massa jenis cairan Kg/ m3
s Kekerasan relative
µ Viskositas absolut gr/cm.s

8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Maintenance Area 1 PT. Pertamina (Persero) RU


VI Balongan
Lampiran 2 Process Flow Diagram Compressor Centrifugal 15-K-103 Di Unit
Residu Catalytic Cracking
Lampiran 3 Data Spesifikasi Teknis Compressor Centrifugal 15-K-103
Lampiran 4 Kurva Unjuk Kerja Compressor Centrifugal 15-K-103
Lampiran 5 Data Spesifikasi Penggerak Kurva Unjuk Kerja Compressor
Centrifugal 15-K-103
Lampiran 6 Tabel Gas Properties
Lampiran 7 Grafik Faktor Kompresibilitas

9
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kegiatan Kilang sebagai suatu rangkaian proses manufacturing di dalam

operasinya memerlukan alat baik untuk membantu proses kilang dan peralatan

Kilang. Utilities dapat diartikan sebagai semua bahan dan media (sarana) yang

dibutuhkan untuk menunjang operasi kilang. Salah satunya Unit Air Compressor

sebagai unit penyedia udara bertekanan.

Kompresor yang menjadi alat potensial akan menimbulkan masalah apabila

tidak dapat dioperasikan dan dipelihara secara baik. Untuk itu dibutuhkan teknik

pemeliharaan peralatan yang handal agar kondisi peralatan selalu dalam unjuk kerja

yang optimal. Untuk itu diperlukan informasi untuk mengetahui sejauh mana

performa dan penurunan kondisi kompresor apakah masih dalam batas-batas operasi

yang sesuai dengan rated-nya. Optimasi unjuk kerja merupakan salah satu jawaban

untuk masalah-masalah di atas. Selain itu juga sebagai indikator untuk menentukan

optimasi unjuk kerja kompresor, apakah masih sesuai spesifikasinya atau sudah turun

di bawah rated-nya dan seberapa jauh penurunannya dapat diketahui dan setelah itu

membalikan ke keadaan semula.

Maka dari itu masalah unjuk kerja kompresor adalah topik yang menarik

sebagai bahan penyusunan KKW ini dan penulis memilih judul “OPTIMALISASI

UNJUK KERJA KOMPRESOR 15-K-103 DI UTILITIES PT. PERTAMINA

(PERSERO) RU VI BALONGAN”.

I.2 Maksud dan Tujuan

1
Penyusunan ketas kerja wajib ini memiliki tujuan utama sebagai salah satu

persyaratan untuk mengikuti pendidikan program diploma IV tingkat III di lembaga

pendidikan PEM Akamigas. Selain itu kertas kerja wajib ini adalah bentuk materi

tertulis dari pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) yang bertujuan, antara lain:

1. Memperdalam pengetahuan khususnya kompresor sentrifugal mengingat

banyak digunakan dan memiliki peranan penting dalam industri migas.


2. Mempraktekan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti

kuliah dan mengaplikasikannya di lapangan.


3. Mengevaluasi unjul kerja kompresor sentrifugal 15-K-103.

4. Melakukan optimasi unjuk kerja kompresor sentrifugal 15-K-103 sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan operasi.

I.3 Batasan Masalah


Dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib ini penulis hanya membatasi

permasalahan pada pembahasan evaluasi unjuk kerja kompresor 15-K-103 dan tidak

membahas secara meluas mengenai proses operasi Unit Residu Catalytic Cracking

(RCC).
I.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Kertas Kerja Wajib ini dibagi dalam lima bagian pokok,

yaitu sebagai berikut :


I.PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang, Tujuan, Batasan Masalah, dan Sistematika

Penulisan.
II. ORIENTASI UMUM
Bab ini berisi tentang Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) RU VI

Balongan, Tugas dan Fungsi Maintenance Area I, Visi dan Misi PT. Pertamina

(Persero) RU VI Balongan, serta Unit RCC.


III. TINJAUAN PUSTAKA

2
Bab ini berisi tentang teori dasar kompresor sentrifugal, meliputi prinsip kerja,

bagian-bagian utama dan fungsinya, perlengkapan penunjang operasi, serta dasar

perhitungan unjuk kerja kompresor sentrifugal.


IV. PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan evaluasi kerja kompresor 15-K-103 dan

optimalisasinya yang meliputi fungsi dan aliran proses Unit Residu Catalytic

Cracking (RCC), data spesifikasi dan data kondisi operasi kompresor 15-K-103,

perhitungan-perhitungan unjuk kerja serta evaluasi perhitungannya, rekapitulasi,

optimalisasi kompresor, perhitungan ulang.


V. PENUTUP
Bab ini berisi Simpulan dan Saran.

3
AI ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan

Kilang PERTAMINA Refinery Unit VI Balongan didirikan tahun 1991

dengan nama proyek EXOR-I (Export Oriented Refinery) Balongan, dengan

tujuan utama untuk memecahkan permasalahan pengolahan minyak mentah berat

yang berasal dari lapangan Duri, sehingga konfigurasi kilang dititik beratkan pada

pengubahan kandungan residue yang dominan pada minyak mentah berat tersebut

menjadi produk-produk yang berharga melalui proses perengkahan yang dibantu

oleh katalis di Residue Catalytic Cracking Unit.

Gambar 2.1 Kilang Minyak Pertamina RU-VI Balongan

Kilang yang dibangun untuk mengolah minyak bumi menjadi produk BBM

dan non BBM yang semula berorientasi untuk ekspor, namun dalam

perjalanannya untuk memenuhi kebutuhan daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan dirancang untuk mengolah minyak

bumi jenis Duri dan Minas dengan perbandingan 80 % : 20 % dengan kapasitas

125 000 Barrel Per Stream Day (BPSD) yang mengandung senyawa sulfur dan

4
unsur logam yang tinggi, sehingga dalam pengolahannya perlu penanganan dan

teknologi yang tepat.

Start up kilang ini dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan

pada tanggal 24 Mei 1995 dengan nama Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan.

Saat ini disamping crude Duri dan Minas juga mengolah crude jenis lainnya (

coacktail crude ) dengan perbandingan setara Duri : minas berkisar antara 55 % :

45 % .

Tahun 2003 dilaksanakan Proyek Langit Biru Balongan (Blue Sky Project)

yang kemudian beroperasi dan diresmikan sekitar bulan Oktober 2005. Kilang

PLBB terdiri dari Naptha Hydrotreating Unit (NHT), Platforming Unit, dan

Penex Unit yang bertujuan untuk memproses LOMC menjadi HOMC, kemudian

digabung dengan seksi Distilling Tretment Unit ( DTU ) menjadi bagian Hydro

Skimming Complex (HSC).

Tahun 2008 dilaksanakan Proyek Pembangunan unit kilang Etylene

Recovery Unit ( ROPP ). Dan Terhitung mulai tanggal 24 Maret 2009 Pertamina

Unit Pengolahan VI Balongan berubah nama menjadi PT. Pertamina RU VI

Balongan.

Kilang Pertamina RU VI Balongan bertugas memenuhi kebutuhan BBM dan

Non BBM untuk daerah Jakarta dan sebagian Jawa Barat. Kelancaran operasi

Kilang akan sangat berpengaruh sekali terhadap pasokan BBM ke Ibu Kota

negara, yang berarti sedikit banyak akan berpengaruh terhadap politik dan

ekonomi nasional.

5
Adapun teknologi proses pengolahannya disesuaikan dengan karakteristik

umpan minyak mentah Duri tersebut. Sehingga proses pengolahan yang dipilih

adalah Crude Distilation Unit (CDU), Atmosferic Residue Hydro Demetalization

(ARHDM), Residue Catalytic Cracking Unit (RCCU), Gas Oil dan Light Cycle

Oil Hydro Treating (GO/LCO HTU), Hydrogen Plant (H2 Plant), Amine Treament

Unit (ATU), Sour Water Stripping Unit (SWSU) dan Sulfur Recovery Unit (SRU),

dan dalam rangka menyukseskan program Langit Biru kemudian dibangun

Naptha Hydrotreating Unit (NHT), Platforming Unit dan Penex Unit.

Aliran proses di Refinery Unit VI Balongan dapat digambarkan dengan blok


diagram pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Blok Diagram Unit Proses Pertamina RU-VI Balongan.

Produk-produk yang dihasilkan Pertamina UP-VI Balongan antara lain:

1. Produk BBM :

 Motor Gasoline 59.000 BPSD.


 Kerosene 12.000 BPSD.
 Automotive Diesel Oil (AD0) 27.000 BPSD.
 Industrial Diesel Oil (IDO) 16.000 BPSD.
 Decant Oil & Fuel Oil 6.000 BPSD.

6
2. Produk Non BBM :

 LPG 6.000 BPSD.


 Propylene 7.000 BPSD.
 Belerang (sulfur) 24,5 Ton/hari.
Selain dari unit – unit proses di atas terdapat bagian Instalasi Tanki dan

Perkapalan yang menunjang operasi dengan menyalurkan umpan dan produk

kilang, serta mengelola buangan limbah (slops) minyak, bagian Utilities yang

bertugas untuk menyediakan sarana tenaga, meliputi : listrik, fuel gas, fuel oil,

steam, udara bertekanan, cooling water, service water, boiler feed water serta air

minum, Bagian Laboratorium yang berfungsi sebagai sarana kontrol kualitas

bahan baku dan hasil proses pengolahan sesuai dengan analisis standar industri

perminyakan, Fungsi Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan yang

bertugas menanggulangi kebakaran, menyediakan alat keselamatan kerja dan

mengelola Lindungan Lingkungan.

2.2 Maintenance Area I

2.2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Maintenance Area I

Bagian MA-1 bertugas melakukan pemeliharaan alat-alat operasi, instalasi

listrik dan instrumentasi kilang pada area proses I yang meliputi : RRC Complex,

CDU, Sulphur Plant, SWS dan Amine. Dan bagian MA-I ini merupakan tempat

penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan

2.2.2 Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi Maintenance Execution dimana terdapat bagian

7
maintenance Area I tempat penulis mencari data untuk kelengkapan Kertas Kerja

Wajib ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.

Gambar 2.3 Organigram Maintenance Execution Pertamina RU-VI


Balongan.

2.3 Visi dan Misi Pertamina RU-VI Balongan

2.3.1 Visi

Menjadi Kilang Terkemuka di Asia tahun 2025

2.3.2 Misi

Mengolah minyak bumi untuk memproduksi BBM, BBK, dan NON BBM secara

tepat jumlah, mutu, waktu dan berorientasi laba serta berdaya saing tinggi untuk

memenuhi kebutuhan pasar.

 Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman,

handal, efisien serta berwawasan lingkungan.

 Mengelola aset RU VI Balongan secara profesional yang didukung sistim

manajemen yang tangguh berdasar pada semangat kebersamaan,

keterbukaan, kepercayaan dan prinsip bisnis saling menguntungkan.

8
2.4 Unit RCC ( Residue Catalystic Cracking)

Unit RCC Complex di kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan

merupakan penghasil komponen naphta yang memiliki angka oktan tinggi, disebut

juga HOMC (High Octane Mogas Component).

Adapun proses dari Residue Catalytic Cracking Unit (RCCU) adalah

merengkah minyak berat (fraksi residu) yang memiliki nilai ekonomi rendah

menjadi fraksi-fraksi minyak yang lebih ringan dan lebih berharga.

Dalam unit proses ini, feed yang berupa Treated Residue dan Untreated

residue direngkah di dalam Reaktor dengan bantuan panas dan katalis. Katalis

yang sudah digunakan dialirkan ke Regenerator untuk proses regenerasi, yakni

suatu proses pembakaran coke yang melekat dipermukaan katalis dengan

menggunakan udara pembakaran yang disuplai oleh Main Air Blower. Setelah

diregenerasi, katalis dialirkan lagi ke dalam reaktor untuk proses perengkahan

(cracking) feed selanjutnya. Siklus regenerasi katalis ini berlangsung secara

kontinyu.

Uap minyak sebagai hasil cracking feed dialirkan melalui puncak reaktor menuju

kolom fraksinasi. Unit ini dirancang dengan kapasitas : 83.000 BPSD

9
10
.

4
III. TINJAUAN PUSTAKA

Kompresor adalah peralatan yang digunakan untuk menaikan tekanan dari

fluida yang compresible (dapat dimampatkan) seperti udara dan gas. Kenaikan

tekanan udara / gas yang dihasilkan kompresor disebabkan adanya proses

pemampatan yang dapat berlangsung secara intermittent (berselang) dan kontinu.

Kompresor dapat beroperasi dengan tekanan masuk di bawah atmosfer

(vakum) sampai dengan tekanan tinggi (positif) di atas atmosfer, sedangkan tekanan

keluar memiliki tingkatan dari tekanan atmosfer sampai dengan tekanan tinggi di atas

sepuluh ribu pound per inchi kuadrat.

3.1 Prinsip Kerja Kompresor Sentrifugal

Kompresor sentrifugal atau kompresor radial termasuk dalam kelompok

kompresor dynamic di mana aliran gas masuk sejajar poros keluar kompresor dengan

arah tegak lurus atau radial.

Prinsip kerja kompresor sentrifugal dapat diuraikan sebagai berikut:

- Energi mekanik dari impelling element (impeller) yang berputar diberikan pada

udara / gas.
- Di dalam impeller terjadi gaya sentrifugal dan karena perbedaan jari-jari sisi

masuk dan keluar impeller maka energi kecepatan udara / gas bertambah.
- Selanjutnya energi kecepatan udara / gas dirubah menjadi energi potensial /

tekanan di dalam diffuser dengan cara memperlambat laju kecepatan udara / gas

dan berlangsung terus–menerus.

10
- Energi potensial tekanan udara / gas yang keluar dari kompresor merupakan

tekanan discharge kompresor.


Dengan demikian kompresor sentrifugal memiliki prinsip kerja

mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kecepatan udara / gas, selanjutnya

energi kecepatan udara / gas dirubah menjadi energi potensial / tekanan keluar

kompresor.

3.2 Bagian Utama Kompresor Sentrifugal dan Fungsinya

Secara umum bagian-bagian utama kompresor sentrifugal ditunjukkan pada

gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Bagian-Bagian Utama Kompresor Sentrifugal 3 : 172)

Keterangan :

- Bagian Statis - Bagian Dinamis


1. Casing 9. Seal
2. Inlet wall 10. Shaft
3. Guide vane 11. Impeller
4. Eye seal 12. Bearing

11
5. Diffuser 13. Balancing drum / disc
6. Return bend
7. Return channel
8. Diaphragm
3:
Adapun fungsi masing-masing bagian utama tersebut adalah sebagai berikut:
173 )

1. Casing

Berfungsi sebagai pelindung dan pendukung dari bagian-bagian yang bergerak.

2. Inlet Wall

Inlet wall adalah dinding pada bagian sisi masuk, terbuat dari material khusus

yang tahan terhadap erosi.

3. Guide Vane

Guide vane adalah sudu pengarah terletak pada sisi depan impeller (1st stage)

berfungsi untuk mengarahkan gas masuk tepat pada eye impeller.

4. Eye Seal

Eye seal adalah penyekat bagian depan impeller (1st ) yang berfungsi untuk

menahan kebocoran gas / aliran balik gas.

5. Diffusor

Berfungsi untuk merubah energi kinetik gas menjadi energi potensial.

6. Return Bend

Belokan yang befungsi untuk membelokkan arah gas dari impeller 1st stage ke

2nd stage dan stage berikutnya.

7. Return Channel

12
Adalah saluran balik gas masuk ke stage berikutnya.

8. Diafragma

Adalah rangkaian penyekat antara 1st stage, 2nd stage dan seterusnya.

9. Seal and Sealing System

Adalah bentuk-bentuk penyekat yang terdapat dalam kompresor yang berfungsi

untuk menahan agar gas tidak bocor antar stage atau keluar ke atmosfer.

10. Shaft

Shaft atau poros transmisi berfungsi sebagai tempat kedudukan impeller dan

bearing serta meneruskan daya penggerak ke impeller.

11. Impeller

Berfungsi untuk menaikkan / menambah energi kinetis gas

12. Bearing

Berfungsi untuk mendukung beban poros, impeller kearah radial maupun

aksial serta memperkecil gesekan.

3.3 Perlengkapan Penunjang Operasi Kompresor

1. Air / Gas Filter

Filter berfungi untuk melaksanakan proses pemurnian terhadap udara / gas

dengan cara menangkap dan menyerap kotoran berupa debu / partikel padat sehingga

udara / gas masuk ke dalam kompresor dalam keadaan bersih. Ada dua jenis filter

yang sering digunakan yaitu dry type filter dan wet type filter.

2. Cooler

13
Cooler berfungsi untuk mendinginkan / menurunkan suhu gas agar proses

dalam kompresor berlangsung isothermal, sehingga daya kompresor lebih rendah

(kecil). Pada kompresor multi stage terdapat beberapa cooler yaitu inter cooler yang

dipasang di antara dua stage dan after cooler yang dipasang setelah stage terakhir.

Sebagai media pendingin digunakan udara, air atau MCR (Multi Component

Refrigerant). Untuk kompresor yang menghandle udara biasanya dilengkapi dengan

moisture eliminator untuk menghalau kondensat.

3. Air Dryer

Air dryer adalah alat pengering udara setelah keluar dari moisture eliminator

terutama untuk air instrument. Tujuan utama pemasangan peralatan ini adalah untuk

menghilangkan uap air yang kemungkinan masih terikat dalam udara dengan cara

menyerap uap air dan menaikkan suhu udara di atas dew point. Media yang dipakai

untuk mengeringkan adalah silica gel atau system electric (AC).

4. Separator

Separator digunakan untuk memisahkan kondensat yang terbentuk akibat

pendinginan pada inter cooler / after cooler dan gas. Konstruksi separator bentuknya

tegak atau mendatar dan dilengkapi dengan level glass, drain valve, manometer /

thermometer, serta inlet dan outlet nozzle.

5. Air Receiver

Air receiver digunakan untuk menampung udara bertekanan sebelum disupply

ke pemakaian, di samping itu juga berfungsi sebagai penyelaras aliran sehingga tidak

terjadi fluktuasi aliran. Konstruksi air receiver yang besar umumnya dibuat silinder

14
vertikal sedang yang kecil dibuat silinder horizontal. Air receiver dilengkapi dengan

safety / relief valve, manometer, drain valve, manhole, serta inlet dan outlet nozzle.

3.4 Dasar Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal

Parameter yang terkait dengan unjuk kerja kompresor sentrifugal secara umum

adalah:

- Kapasitas
- Head
- Efisiensi
- Daya

3.4.1 Kapasitas Kompresor

Kapasitas kompresor adalah sejumlah volume gas / udara yang masuk setiap

satuan waktu. Kapasitas kompresor sentrifugal selalu dihitung pada sisi suction dan

dapat dinyatakan dalam berbagai satuan seperti:

 Inlet volume flow (ICFM)


 Actual inlet volume flow (ACFM)
 Normal volume flow (NCFM)
 Standard volume flow (SCFM)
 Mass flow rate (lbm/menit)
1. Inlet / Actual Volume Flow
Inlet volume flow sama dengan actual inlet volume flow, di mana aliran

volumetric gas diukur pada tekanan dan temperature inlet atau actual saat masuk

15
kompresor. Inlet volume flow dengan satuan ICFM (Inlet Cubic Feet per Minute),

sedangkan actual inlet volume flow dengan satuan ACFM (Actual Cubic Feet per

Minute).
2. Standard Volume Flow
Standard volume flow, di mana aliran volumetric gas diukur pada kondisi

standar yaitu pada tekanan 14,7 psia dan temperatur 60F (520R). Standard inlet

volume flow dengan satuan SCFM (Standard Cubic Feet per Minute).
3. Normal Volume Flow
Normal volume flow, di mana aliran volumetric gas diukur pada kondisi normal

yaitu pada tekanan 14,7 psia dan temperatur 0C (492R). Normal volume flow

dengan satuan NCFM (Normal Cubic Feet per Minute).


4. Mass Flow Rate
Mass flow rate adalah kapasitas yang dihitung dalam laju alira massa per satuan

waktu dalam satuan lbm/minute.


5. Hubungan Antara Satuan
Untuk mengubah kondisi standar menjadi kondisi inlet / actual dapat digunakan

persamaan gas ideal: 3 : 72)

P1 x Q 1 P S x Q S
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.1)
Z1 x T1 ZS x T S

Di mana:

Ps = tekanan standar = 14,7psia

Ts = temperatur standar = 60F = 520R

Dengan subtitusi harga Ps dan Ts, didapat :

Z 1 14,7 T 1
Q1=QS x x x , ICFM … … … … … … … … … … … … … ...(3.2)
Z S P1 520

16
Atau :

Z S P1 520
QS =Q1 x x x , SCFM … … … … … … … … … … … … …..( 3.3)
Z 1 14,7 T 1

Untuk mengubah kondisi normal menjadi kondisi inlet / actual dapat digunakan

persamaan gas ideal:

P1 x Q 1 P n x Q n
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … .... … … .(3.4)
Z1 x T1 Zn x T n

Di mana:

Pn = tekanan standar = 14,7psia

Tn = temperatur standar = 0C = 492R

Dengan subtitusi harga Pn dan Tn, didapat :

Z 1 14,7 T 1
Q1=Qn x x x , ICFM … … … … … … … … … … … … … ...(3.5)
Z n P1 520

Atau :

Z n P1 520
Qn=Q1 x x x , NCFM … … … … … … … … … … … … …..( 3.6)
Z 1 14,7 T 1

Untuk merubah ICFM menjadi mass flow rate (m) berlaku hubungan :

m=Q x … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..… (3.7)

Keterangan :

m = laju aliran massa (lbm/min)

Q = kapasitas (ft3/min)

17
 = density (lbm/ft3)

Bila dinyatakan dalam satuan :

m=ICFM x … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(3.8)

Dimana  dapat dihitung dari persamaan gas dan kondisi inlet, maka :

144 x P1 x V 1=m x Z 1 x R x T 1

m 144 x P1 m
Atau = , dimana= , sehingga :
V Z 1 x R1 x T 1 V

144 x P1 53,35
¿ , dimana R= maka :
Z1 x R1 x T 1 SG

144 x P1 x SG
¿ … … … … … … … … … … … … … … … … … … . …..(3.9)
53,35 x Z 1 x T 1

Subtitusi persamaan (3.9) ke (3.8) didapat :

144 x P1 x SG
m=ICFM x … … … … … … … … … … … … … … … … .(3.10)
53,35 x Z1 x T 1

Untuk hal yang sama bila SCFM, maka :

144 x Ps x SG
m=SCFM x atau
53,35 x Z 1 x T s

144 x 14,7 x SG
m=SCFM x dengan penyederhanaan
53,35 x Z 1 x 520

SG
m=SCFM x 0,0763 x … … … … … … … … … … … … .. … … …....(3.11)
Z1

18
3.3.2 Head
Head adalah besarnya kerja yang dilakukan per berat massa dan dinyatakan

dalam satuan lbf.ft/lbm.


Dalam praktek ada 2 (dua) proses yang digunakan sebagai asumsi dalam

menghitung head kompresor, yaitu :


1. Proses Isentropik (adiabatic reversible), untuk perancangan.
2. Proses Politropik, untuk evaluasi unjuk kerja.
1. Head Isentropic
Untuk proses ideal (adiabatic reversible), head isentropic dapat dihitung

dengan rumus :
k
¿
( k −1 )
¿¿
¿
53,35
H Isen = x Z av x ¿
SG

Sedangkan untuk head actual berdasarkan proses isentropik dihitung dengan

rumus :
H isen
H act = , lbf . ft /lbm … … … … … … … … … … … … … … … … … ...(3.13)
ηisen

Dimana :

ηisen =
{(P / P )
2
(
1
k−1 / k )
−1 }
… … … … … … … … … … … … … … . … ..(3.14)
T 2−T 1

T2 = Temperatur discharge actual approximate > T2’ (ideal), R


Subtitusi persamaan (3.14), (3.12) ke (3.13) menjadi :
53,35 Z av
H act = x x k / ( k−1 ) x T 1 x {( P2 / P1)( k−1) /k −1 } .… .(3.15)
SG ηisen

2. Head Politropic3:37)
Proses politropik adalah proses dimana semua besarnya berubah proses ini

mendekati keadaan nyata.


Head politropic adalah besarnya head yang diperlukan kompresor pada proses

politropic reversible dengan kondisi gas masuk dan keluar kompresor yang sama.

19
Head politropic dihitung dengan rumus sebagai berikut :
53,35
H pol = x Z av x n / ( n−1 ) x T 1 x {( P2 / P1)( n−1)/ n−1 } … … .(3.16)
SG

Sedang head actual berdasarkan proses politropik dapat dihitung dengan rumus

:
H pol
H act = , lbf . ft /lbm … … … … … … … … … … … … … … … … ...(3.17)
η pol

Dimana :
( k−1 /k )
ln ( P2 /P 1)
η pol = … … … … … … … … … … … … … … … … … …(3.18)
ln ⁡( T 2−T 1 )

T2 = Temperature discharge actual hasil pengukuran > T2’ (ideal), R


Subtitusi persamaan (3.18), (3.16) ke (3.17) menjadi :
53,35 Z av
H pol = x x n/ ( n−1 ) x T 1 x {(P2 / P1)( n−1)/ n−1 } … … (3.19)
SG η pol

Keterangan :
k = exponent adiabatic, dapat ditentukan dari lampiran atau
k = Cp/Cv = Cp/(Cp-1.99) ………………………………………(3.20)
Cp = panas jenis gas pada tekanan tetap (BTU/lbmR)
Cv = panas jenis gas pada volume tetap (BTU/lbmR)
R = konstanta individual gas (lbf.ft/lbmR)
Ru = konstanta universal gas 1545 (lbf.ft/lbmR)
M = berat molekul (lbm/mol)
SG = specific grafity gas
Z = factor kompresible gas
= dapat ditentukan dari lampiran berdasarkan Pr dan Tr
Pr = pressure reduce = P/Pc
Tr = temperature reduce = T/Tc
Pc = tekanan kritis gas
Tc = temperatur kritis gas
Z1 + Z 2
Zav = factor kompresible rata-rata Z av= 2 ( )
Hisen = head isentropic (lbf.ft/lbm)
Hpol = head politropic (lbf.ft/lbm)
ηisen = efisiensi isentropic (%)
ηpol = efisiensi politropic (%)
n = exponent politropic

20
(n-1)/n = ln (T2/T1)/ln(P2/P1) ……………………………………..(3.21)
Hact = head actual (lbf.ft/lbm)
3.3.3 Daya
Daya adalah kerja setiap satuan waktu. Ada beberapa daya yang berhubungan

dengan gas, dimana akan dibahas satu per satu.


1. Daya Gas (GHP)
Daya yang diterima oleh gas dinamakan “Daya Gas” atau “Daya Aerodynamic”,

dapat dihitung sebagai berikut :


mx H
GHP= , ( HP ) … … … … … . … … … … … … … … … … .. … ...(3.22)
550

Keterangan :
GHP = Gas Horse Power
m = Laju aliran massa (lbm/sec) refer. Persamaan (3.7)
H = Head Kompresor (lbf.ft/lbm)
550 = faktor konversi = (lbf.ft/lbm)/HP
2. Daya Kompresor (CHP)
Daya kompresor dihitung sebagai berikut:
GHP
CHP= , ( HP ) … … … … … … … … … … … … … … … … … .. …(3.23)
ηm

Atau
CHP=GHP+ GHP0,4 , ( HP ) … … … … … … … … … … … … … … . ( 3.24 )

Keterangan :
CHP = Compressor Horse Power (HP)
ηm = Efisiensi mekanik (%)
3. Daya Penggerak (DHP)
Daya penggerak yang diberikan pada kompresor dihitung sebagai berikut :
CHP
DHP= , ( HP ) … … … … … … … … … … … … … … … … … ...(3.25)
ηtrans

Keterangan :

DHP = Driver Horse Power (HP)

ηtrans = Efisiensi transmisi (%)

21
IV. PEMBAHASAN

4.1 Fungsi Utama Kompressor Sentrifugal 15-K-103 di Unit RCC PT

Pertamina RU VI Balongan

Air Compressor merupakan salah satu alat yang berada di unit RCC (Residu

Catalic Cracking) yang sebagai penghasil udara bertekanan untuk di salurkan ke

alat yang membutuhakan udara yang kering dan bertekanan di unit RCC. Udara

bertekanan yang dihasilkan kompresor 15-k-103 masuk ke vessel 15-V-122 yang

dmana udara bertekanan dari kompresor dikeringak atau dipisahkan dengan H2O

sehingga udara menjadi kering dan bisa disalurkan ke alat yang membutuhkan,

seperti katalis hopper 15-V-104 dan katalis cooler 15-E-113 yang dimana udara

yang kering itu berfungsi sebagai pendingin katalis.

Gambar 4.1 Kompresor 15-k-103

Kompresor 15-K-103 merupakan kompresor tipe centrifugal multistage,

dengan jumlah stage sebanyak 3. Di antara tiap stage dilengkapi inter cooler yang

berfungsi menurunkan suhu udara sebelum masuk ke stage berikutnya.

24
4.2 Skema Sederhana Kompresor 15-K-103

Gambar 4.2 Skema Sederhana Kompresor 15-K-103

4.3 Data Spesifikasi Kompresor 15-K-103

Manufacturer = Elliott

Model = 16DA3

Number of Stage =3

Power = 2188,21 KW

Pressure Inlet = 1,01 psig

Pressure Dischard = 8,03psig

Driver Data :

Type = Motor

Manufacturer = Gec Althon large Machines

Frame Type = DC560/2000T

Serial Number = H44002201

Speed = 3000 r/min

25
4.4 Data Operasi Aktual Kompresor 15-K-103

Berikut ini data operasi aktual kompresor 15-K-103 pada tanggal 13 April

2019:

Kapasitas (Q) = 19997 Nm3/h

Kecepatan Putaran Turbin (n) = 3000 rpm

Tabel 4.1 Data Operasi Aktual 13 April 2019

Data Kompresor Stage 1 Stage 2 Stage 3


0,97 kg/cm2 1,658 kg/cm2g 4,121 kg/cm2g
Tekanan Inlet (P)
14,259 psia 24,3726 psia 60,5788 psia
1,658 kg/cm2g 4,121 kg/cm2g 7,4 kg/cm2g
Tekanan Discharge (P)
24,3726 psia 60,5788 psia 108,7802 psia
36C 43 C 41 C
96,8 F 109,4 F 108F
Temperatur Inlet (T) 556,47 R 569,07 R 564,47 R
Temperatur Discharge (T) 154,3 C 120 C 329,47 C

309,74 F 248 F 625,046 F

769,41 R 707,67 R 1084,716 R

4.5 Gas Properties

Berdasarkan table Gas Properties pada lampiran 3, didapatkan data udara

(N2 + O2) sebagai berikut:

Mw (Molecular weight) = 28,97

Tekanan Kritis (Pc) = 547 Psia

Suhu Kritis (Tc) = 239 R

26
Mw ud
Specific Gravity (SG)= =1
Mw ud

Mcpmix (50 F) = 6,95 BTU/lbmolR

Mcpmix (300 F) = 7,04 BTU/lbmolR

Mcp (T1= 96,8 F) = 6,96 BTU/lbmolR (hasil interpolasi)

Mcp (T3=109,4 F) = 6,97 BTU/lbmolR (hasil interpolasi)

Mcp (T5=105,8 F) = 6,97 BTU/lbmolR (hasil interpolasi)

Dari data-data tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai eksponen

isentropik (k), nilai eksponen politropik (n) dan faktor kompresibilitas (Z).

4.5.1 Menghitung Eksponen Isentropik


Besarnya eksponen isentopik dapat dihitung dengan rumus persamaan

(3.20)
a. Eksponen Isentropik Stage 1 (k1)
k1 = eksponen isentropik untuk 96,8 F udara.
Mcp (96,8 F) 6,96
k 1= = =1,40
Mcp ( 96,8 F )−1,99 6,96−1,99

b. Eksponen Isentropik Stage 2 (k2)


k2 = eksponen isentropik untuk 109,4 F udara.
Mcp (109,4 F) 6,97
k 2= = =1,39
( )
Mcp 109,4 F −1,99 6,97−1,97

c. Eksponen Isentropik Stage 2 (k2)


k3 = eksponen isentropik untuk 105,8 F udara.
Mcp (105,8 F) 6,97
k3 = = =1,39
Mcp (105,8 F )−1,99 6,97−1,99

4.5.2 Menghitung Eksponen Politropik


Besarnya eksponen politropik dapat dihitung dengan persamaan (3.21)
a. Eksponen Politropik Stage 1 (n1)

27
dischard
¿
24,37
T (¿T (suction)¿ )=
( 14,25 )
ln ⁡
=0,67
24,37 769,4
ln (
14,25 )
−ln (
554,67 )
P( dischard )
ln ( P(suction)
−ln ¿)
n=
ln ⁡ ( P(P(suction)
dischard)
)
¿

b. Eksponen Politropik Stage 2 (n2)

dischard
¿
60,57
T (¿T (suction)¿ )=
( 24,37 )
ln ⁡
=0,78
60,57 707,67
ln (
24,37 )
−ln ⁡(
569,07 )

ln( PP((dischard
suction) )
)
−ln ¿

P(dischard )
ln ⁡(
P(suction) )
n=
¿

c. Eksponen Politropik Stage 3 (n3)


dischard
¿
108,78
T (¿T (suction)¿ )=
ln ⁡ ( )
60,57
=0,34
108,78 1084,71
ln (
60,57
−ln ⁡) (565,47 )
P(dischard)
ln( P(suction)
−ln ¿ )
P(dischard)

n=
(
ln ⁡
P(suction) )
¿
4.5.3 Menghitung Faktor Kompresibilitas
a. Faktor Kompresibilitas Stage 1

28
 Menghitung faktor kompresibilitas inlet (Z1)

Z1 = Fungsi (Pr1,Tr1)

P1 14,25
Pr1 = = =0,026
PC 547

T 1 556,47
Tr 1= = =2,328
TC 239

Dari hubungan Pr1 dan Tr1 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z1 = 0,98

 Menghitung faktor kompresibilitas discharge (Z2)

Z2 = Fungsi (Pr2,Tr2)

P2 24,37 T 769,41
Pr 2= = =0,0458 Tr 2= 2 = =3,158
PC 547 TC 239

Dari hubungan Pr2 dan Tr2 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z2 = 0,99

 Menghitung faktor kompresibilitas rata-rata stage 1 (Zav1)


Z +Z 0,98+0,99
Z av 1= 1 2 = =0,985
2 2
b. Faktor Kompresibilitas Stage 2
 Menghitung faktor kompresibilitas inlet (Z3)

Z3 = Fungsi (Pr3,Tr3)

P3 24,37
Pr3 = = =0,0458
PC 547

T 3 569,07
Tr 3= = =2,473
TC 239

Dari hubungan Pr3 dan Tr3 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z3 = 0,98

 Menghitung faktor kompresibilitas discharge (Z4)

29
Z4 = Fungsi (Pr4,Tr4)

P 4 60,5788
Pr 4= = =0,1107
PC 547

T 4 707,67
Tr 4 = = =2,96
TC 239

Dari hubungan Pr4 dan Tr4 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z4 = 0,97

 Menghitung faktor kompresibilitas rata-rata stage 2 (Zav2)


Z + Z 0,98+ 0,97
Z av 2= 3 4 = =0,975
2 2
c. Faktor Kompresibilitas Stage 3
 Menghitung faktor kompresibilitas inlet (Z5)

Z5 = Fungsi (Pr5,Tr5)

P5 60,578
Pr5 = = =0,1107
PC 547

T 5 564,47
Tr 5= = =2,3659
TC 239

Dari hubungan Pr1 dan Tr1 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z5 = 0,98

 Menghitung faktor kompresibilitas discharge (Z6)

Z6 = Fungsi (Pr6,Tr6)

P6 108,78
Pr 6= = =0,1988
PC 547

T 6 1084,71
Tr 6= = =4,53
TC 239

Dari hubungan Pr6 dan Tr6 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z6 = 0,99

30
 Menghitung faktor kompresibilitas rata-rata stage 3 (Zav3)
Z + Z 0,98+ 0,99
Z av 3= 5 6 = =0,985
2 2
d. Faktor Kompresibilitas Kondisi Normal (Zn)

Faktor kompresibilitas udara kondisi normal (Zn), pada tekanan 14,7 Psia

dan temperature 0C (492 R) :

Zn = Fungsi (Prn,Trn)

P n 14,7
Pr n= = =0,027
PC 547

T n 492
Tr n= = =2,059
T C 239

Dari hubungan Prn dan Trn pada grafik lampiran 4 didapat harga Zn = 0,99
e. Faktor Kompresibilitas Kondisi Standar (Zs)

Menghitung faktor kompresibilitas udara kondisi standard (Zs), pada

tekanan 14,7 Psia dan temperature 60 F (520 R) :

ZS = Fungsi (PrS,TrS)

PS 14,7
Pr S= = =0,027
PC 547

T S 520
Tr S = = =2,176
T C 239

Dari hubungan PrS dan TrS pada grafik lampiran 4 didapat harga ZS = 0,99
4.6 Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor 15–K-103
4.6.1 Kapasitas
Satuan yang dipakai untuk pengukuran kapasitas operasi kompresor 15-K-

103 di lapangan adalah satuan normal metrik (Nm3/h). Sebelum menghitung

31
kapasitas aktual inlet tiap stage, maka satuan Nm3/h dikonversi terlebih

dahulu ke satuan normal british (NCFM) dengan rumus:

Q
Q n= x 35,31467 , NCFM , dimana Q=19997 N m3 /h
60

19997
Q n= x 35,31467 , NCFM
60

Qn=11769,7909 NCFM

Untuk korversi satuan NCFM ke satuan ICFM digunakan rumus pada

persamaan (3.5):

Z 1 Pn T 1
Q1=Qn x x x , ICFM
Z n P1 T n

Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa (m) digunakan rumus pada

persamaan 3.11:
144 x P1 x SG
m=ICFM x
53,35 x Z1 x T 1

a. Kapasitas Aktual Inlet Stage 1

Konversi dari NCFM ke ICFM :

Z 1 Pn T 1
Q1=Qn x x x , ICFM
Z n P1 T n

Diketahui: Qn = 11769,7909 Nm3/h

Pn = 14,7 psia P1 = 14,259 psia

Tn = 492 R T1 = 556,47 R

32
Zn = 0,99 Z1 = 0,98

Maka:

0,98 14,7 556,47


Q1=11769,7909 x x x , ICFM
0,99 14,259 492

Q1=13585 ICFM

b. Kapasitas Aktual Inlet Stage 2

Konversi dari NCFM ke ICFM :

Z 3 Pn T 3
Q2=Qn x x x , ICFM
Z n P3 T n

Diketahui: Qn = 1612,70 Nm3/h

Pn = 14,7 psia P3 = 24,3726 psia

Tn = 492 R T3 = 569,07 R

Zn = 0,99 Z3 = 0,98

Maka:

0,98 14,7 569,07


Q2=11769,7909 x x x , ICFM
0,99 24,3726 492

Q2=8127,85 ICFM

c. Kapasitas Aktual Inlet Stage 3

Konversi dari NCFM ke ICFM :

Z 5 Pn T 5
Q3=Qn x x x , ICFM
Z n P5 T n

Diketahui: Qn = 1612,70 Nm3/h

33
Pn = 14,7 psia P5 = 60,578 psia

Tn = 492 R T5 = 565,47 R

Zn = 0,99 Z5 = 0,98

Maka:

0,98 14,7 565,47


Q3=11769,7909 x x x , ICFM
0,99 60,578 492

Q3=3249,42 ICFM

d. Laju Aliran Massa

Karena ketiga stage kompresor 13-K-103 beroperasi secara seri, maka

besarnya laju aliran massa tiap stage adalah berbeda (m1=m2=m3) .

Menghitung laju aliran massa (m) :

Laju aliran massa pada stage 1 (m 1)

144 x P1 x SG
m=ICFM x , SG udara=1,2
53,35 x Z1 x T 1

144 x 14,25 x 1
m=13585 x lbm /min
53,35 x 0,98 x 556,47

m=1150,52 lbm/min

m=19,16 lbm/sec

4.6.2 Head

34
Head kondisi aktual yang dibangkitkan kompresor berdasarkan proses

politropik dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.17):

H pol
H act = , lbf . ft /lbm
η pol

a. Head Actual Stage 1

Menghitung Hpol :

{( }
n1−1
n P2 ( )−1 , lbf . ft /lbm
H pol =
53,35
SG
x Z av1 x 1 x T 1 x
n1−1 P1 ) n1

Diketahui: P1 = 14,259 psia P2 = 24,3726 psia

T1 = 556,47 R T2 = 769,41 R

Zav1 = 0,985 SG = 1,2

n1 = 0,67

Maka :

H pol =
53,35
1,2
x 0,985 x
0,67
0,67−1
x 556,47 x
24,37
14,26 {( ) ( 0,67−1
0,67 )
−1} ,
lbf . ft
lbm

H pol =11461,78 lbf . ft /lbm

Menghitung ηpol :
k 1−1
P2

η pol =
ln
( )
P1
k1

, dimana k 1=1,40
T
ln 2
T1 ( )

35
24,37 1,40−1
η pol =
ln (
14,25
1,40
)
=0,4731=47,31
769,41
ln (
556,47 )
Jadi Head Actual Stage 1:

11461,78 ft
H act 1= , lbf . =24505 lbf . ft /lbm
0,4731 lbm

b. Head Actual Stage 2

Menghitung Hpol :

{( }
n2−1
n2 P4 ( )−1 , lbf . ft / lbm
H pol =
53,35
SG
x Z av2 x
n2−1
xT3 x
P3 ) n2

Diketahui: P3 = 24,37 psia P4 = 60,57 psia

T3 = 569,07 R T4 = 707,67 R

Zav2 = 0,975 SG = 1,2

n2 = 0,78

Maka :

H pol =
53,35
1,2
x 0,975 x
0,78
0,78−1
x 569,07 x
60,57
24,37 {( ) ( 0,78−1
0,78 )
−1 } ,
lbf . ft
lbm

H pol =19835,95lbf . ft /lbm

Menghitung ηpol :
k 2−1
P

η pol =
ln 4
( )
P3
k2

,dimana k 2=1,39
T
( )
ln 4
T3

36
60,57 1,39−1
η pol =
ln (
24,37 )
1,39

=1,171=117
707,67
ln (
569,07 )
Jadi Head Actual Stage 2:

19835,95
H act 2= ,lbf . ft /lbm
1,171

H act 2=16631,49 lbf . ft /lbm

c. Head Actual Stage 3

Menghitung Hpol :

{( }
n3−1
n3 P6 ( )−1
H pol =
53,35
SG
x Z av3 x
n3−1
x T5 x
P5 ) n3
,lbf . ft / lbm

Diketahui: P5 = 60,57 psia P6 =108,78 psia

T5 = 565,47 R T6 = 1084,71 R

Zav3 = 0,985 SG = 1,2

n3 = 0,34

Maka :

H pol =
53,35
1,2
x 0,985 x
0,34
0,34−1
x 565,4 x
108,78
60,57 {( )( 1,34−1
1,34 )
−1 }
,
lbf . ft
lbm

H pol =8723,804 lbf . ft /lbm

Menghitung ηpol :

37
k 3−1
P6

η pol =
ln
( ) P5
k3

, dimana k 3 =1,39
T
ln 6
T5 ( )
108,78 1,39−1
η pol =
ln (
60,57
1,39

=0,25=25
)
1084,71
ln
565,47( )
Jadi Head Actual Stage 3:

8723,804
H act 3 = , lbf . ft /lbm
0,25

H act 3 =33999,17lbf . ft /lbm

4.6.3 Daya
a. Daya Gas (GHP)
Daya Gas (GHP) dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.22):

m ' x H pol
GHP= , HP
33000 ×η pol

Diketahui laju aliran massa (m’) = 1150,52 lbm/m


 Menghitung GHP Stage 1

m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol 1=11461,78 lbf . ft /lbm
33000 ×η pol

1150,52 x 11461,78
GHP1= HP=850,21 HP
33000 ×0,47

 Menghitung GHP Stage 2:

38
m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol 2=19835,95lbf . ft /lbm
33000 ×η pol

1150,52 x 19835,95
GHP2= HP = 591,071 HP
33000 ×1,171

 Menghitung GHP Stage 3:

m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol 3=8723,80 lbf . ft /lbm
33000 ×η pol

1150,52 ×8723,80
GHP3= HP=1216,57 HP
33000 × 0,25

 Menghitung GHP Total:


GHPTotal =GHP1 +GHP2 +GHP3

GHPTotal =850,21 HP+591,07 HP+ 1216,57 HP=2657,85 HP

0,746 KW
GHPTotal =2657,85 HP ×
1
GHPTotal =1982,75 kw

b. Daya Kompresor (CHP)


Daya Gas (GHP) dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.24):
GHP
CHP=
ηmek

Tetapi terlebih dahulu mencari efisensi mekanik dengan menggunakan

persamaan 3.25 sebagai berikut:

GHP
ηmek =
GHP+GHP 0,4
2657,85
ηmek =
2657,85+2657,85 0,4

39
ηmek =0,992=99,1

Menghitung daya kompresor menggunakan persamaan (3.24) sebagai

berikut
GHP
CHP=
ηmek

2657,85 HP
CHP=
0,991
CHP=2681,98 HP
0,746 KW
CHP=2681,98 HP ×
1
CHP=2000,76 KW

c. Daya Penggerak (DHP)


Daya Gas (GHP) dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.25):
CHP ❑
DHP= , ( HP ) (dimana ηtrans gear box=96 −98 )
ηtrans

2681,98
DHP= , ( HP )
98
DHP=2736,71 HP
0,746 KW
DHP=2736,71 HP ×
1
DHP=2041,58 KW

4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor 15-K-103


Dari hasil perhitungan kerja aktual kompresor, maka didapatkan data

perbandingan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kompresor 15- K-103

Parameter Data desain Perhitungan aktual Perbandingan

0%
Q Total 19997 Nm3/h 19997 Nm3/h

40
2000,76 KW Turun 8,55 %
CHP total 2188 KW
Putaran 0%
3000 rpm 3000 rpm
Turbin

4.8 Optimasi Unjuk Kerja Kompresor

Berdasarkan hasil evaluasi unjuk kerja tersebut maka diketahui bahwa

hasil perbandingan perhitungan aktual dengan data desain, kompresor mengalami

penurunan performa yaitu sekitar 8,55% yang dimana diperkirakan disebabkan

oleh pendinginan pada intercooler yang kurang sempurna ,maka dalam melakukan

optimasi unjuk kerja kompresor menggunakan 2 pendekatan yaitu sebagai berikut:

1. Optimasi Dari Segi Proses

 Membuat Pendingina Intercooler Sempurna Sehingga Temperature

Masuk Tiap Stage Sama

Apabila temperatur masuk kompresor tiap stage sama maka laju aliran

massa akan menurun yang diikuti dengan menurunnya daya gas dan

daya kompresor. Membuat temperatur masuk kompresor sempurna dapat

dilakukan dengan cara membersihkan dan memperbaiki Intercooler tiap

stage pada kompresor . Pembersihan dan perbaikan tersebut diharapkan

dapat membuat kemampuan Intercooler pada tiap stage untuk

mendinginkan fluida menjadi sempurna.

2. Optimasi Dari Segi Mekanik

 Perawatan Peralatan Penunjang dan Monitoring

41
Dengan melakukan perawatan rutin pada peralatan penunjang dan

monitoring kinerja akan meningkatkan kehandalan kompresor itu

sendiri .

4.9 Perhitungan Ulang Unjuk Kerja Kompresor

Setelah dilakukan pembersihan pada intercooler diharapkan temperature

masuk pada setiap stage memiliki suhu yang relatif sama. Maka setelah

mendapatkan suhu masuk pada tiap stage yang sama dapat dilakukan rating ulang

untuk menentukan head dan daya yang baru. Untuk rating ulang kompresor

diperlukan data-data dengan parameter yang sama dengan aktual, tetapi dengan

Tsuction pada tiap stage sama dan juga temperatur pada stage terakhir di samakan

.Data-data yang diperlukan antara lain sebagai berikut:

Suction : P1 = 6,6879 kPag = 0,97 Psig = 14,259 Psia


T1 = 35 oC = 95 oF = 554,67 oR
Discharge : P2 = 51,021 kPag = 7,40 Psig = 108,78 Psia
T2 = 329 oC = 625 oF = 1084 oR

4.9.1 Gas Properties

Berdasarkan table Gas Properties pada lampiran 3, didapatkan data udara

(N2 + O2) sebagai berikut:

Mw (Molecular weight) = 28,97

Tekanan Kritis (Pc) = 547 Psia

42
Suhu Kritis (Tc) = 239 R

Mw ud
Specific Gravity (SG)= =1
Mw ud

Mcpmix (50 F) = 6,95 BTU/lbmolR

Mcpmix (300 F) = 7,04 BTU/lbmolR

Mcp (T1= 95 F) = 6,96 BTU/lbmolR (hasil interpolasi)

Dari data-data tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai eksponen

isentropik (k), nilai eksponen politropik (n) dan faktor kompresibilitas (Z).

4.9.2 Menghitung Eksponen Isentropik


Untuk menghitung besarnya eksponen isentopik dapat dihitung dengan

rumus persamaan (3.20).


k1 = eksponen isentropik untuk 95 F udara.
Mcp (95 F) 6,96
k 1= = =1,40
Mcp ( 95 F )−1,99 6,96−1,99

4.9.3 Menghitung Eksponen Politropik


Setelah mendapatkan k1 maka hitung besarnya eksponen politropik dengan

persamaan (3.21)

dischard
¿
108,78
T (¿T (suction)¿ )=
ln ⁡( 14,25 )
=1,49
108,78 1084
ln (
14,25 )
−ln (
554,67 )

( P(dischard
ln
P( suction) )
)
−ln ¿

P(dischard )
ln ⁡(
P(suction) )
n=
¿

43
4.9.4 Menghitung Faktor Kompresibilitas
 Menghitung faktor kompresibilitas inlet (Z1)

Z1 = Fungsi (Pr1,Tr1)

P1 14,25
Pr1 = = =0,026
PC 547

T 1 556,47
Tr 1= = =2,328
TC 239

Dari hubungan Pr1 dan Tr1 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z1 = 0,98

 Menghitung faktor kompresibilitas discharge (Z2)

Z2 = Fungsi (Pr2,Tr2)

P2 108 T 1084
Pr 2= = =0,197 Tr 2= 2 = =4,53
PC 547 T C 239

Dari hubungan Pr2 dan Tr2 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z2 = 1,1
 Menghitung faktor kompresibilitas rata-rata stage 1 (Zav1)

Z 1 +Z 2 0,98+0,97
Z av = = =0,97
2 2

4.9.5 Kapasitas
Karena suhu inlet pada setiap stage sama maka kapasitas yang digunakan

merupakan optimalisasi yang terjadi akibat suhu inlet pada tiap stage yang sama

membuat kenaikan laju aliran massa untuk kapasitas inlet actual yang sama. Besar

kapasitas inlet actual kompresor adalah:


Q1=13820,38 ICFM
Dengan kapasitas yang sebesar 13820,38 ICFM , setelah di optimasikan

T1=T3=T5 yaitu 35°C dengan laju dengan laju aliran mengalami kenaikan Z 1 =

44
0,98 .Maka untuk menghitung besarnya laju aliran massa kompresor setelah di

optimas dapat menggunakan persamaan (3.11) berikut:


144 x P1 x SG
m'=ICFM x , SG udara = 1,2
53,35 x Z 1 x T 1

144 x 14,25 x 1,2


m'=13820,38 x lbm /min
53,35 x 0,98 x 554,67

m'=1173,46 lbm/m

4.9.6 Head

Head kondisi aktual yang dibangkitkan kompresor berdasarkan proses

politropik dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.17):

H pol
H act = , lbf . ft /lbm
η pol

Sebelum menghitung Hact ( head actual) maka carilah Hpol (head politropik)

dengan persamaan (3.16):

Menghitung Hpol :

{( }
n1 −1
n1 P2 ( )−1 , lbf . ft /lbm
H pol =
53,35
SG
x Z av x
n1−1
x T1 x
P1 ) n1

Diketahui: P1 = 14,259 psia P2 = 108,78 psia

T1 = 556,47 R T2 = 1084 R

Zav = 0,97 SG = 1,2

n1 = 1,49

Maka :

45
H pol =
53,35
1,2
x 0,97 x
1,49
1,49−1
x 556,47 x {(
108,78
14,26 )( 1,49−1
1,49 )
−1 }
,
lbf . ft
lbm

H pol =69376,03lbf . ft / lbm

Menghitung ηpol :
k 1−1
P2

η pol =
ln
( ) P1
k1

, dimana k 1=1,40
T
ln 2
T1 ( )
108,78 1,40−1
η pol =
ln (
14,25
1,40
)
=0,85=85
1084
ln (
556,47 )
Jadi Head Actual :

69376,03 ft
H act = ,lbf . =81618,85 lbf . ft /lbm
0,85 lbm

4.9.3 Daya
a. Daya Gas (GHP)
Daya Gas (GHP) dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.22):

m ' x H pol
GHP= , HP
33000 ×η pol

Diketahui laju aliran massa (m’) = 1173,46 lbm/m

Maka GHP yang di dapat yaitu

m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol =18516,29 lbf . ft /lbm
33000 ×η pol

46
1173,46 x 69376,03
GHP= HP=2902,31 HP
33000× 0,85

GHP=2165,12 KW

b. Daya Kompresor (CHP)


Perhitungan daya kompresor horse power dapat menggunakan rumus pada

persamaan (3.24):
GHP
CHP=
ηmek

Tetapi terlebih dahulu mencari efisensi mekanik dengan menggunakan

persamaan (3.25) sebagai berikut:

GHP
ηmek =
GHP+GHP 0,4
2902,31
ηmek =
2902,31+2902,310,4

ηmek =0,99=99,1

Menghitung daya kompresor menggunakan persamaan (3.24) sebagai

berikut
GHP
CHP=
ηmek

2902,31 HP
CHP=
0,99
CHP=2928,66 HP
0,746 KW
CHP=2928,66 HP ×
1
CHP=2184,78 KW

c. Daya Penggerak (DHP)


Daya Gas (GHP) dihitung menggunakan rumus pada persamaan 3.25:

47
CHP
DHP= , ( HP ) (dimana ηtrans gear box=96 −98 )❑
ηtrans

2928,66
DHP= , ( HP )
98

DHP=2988,42 HP

4.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Ulang Unjuk Kerja

Dari hasil perhitungan ulang unjuk kerja kompresor sentrifugal 15-K-103 ,

maka didapatkan data perbandingan antara unjuk kerja aktual dan setelah

optimasi. Untuk perbandingan unjuk kerja kompreosor sentrifugal 15-K-103

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Ulang kompresor sentrifugal 15-K-103

Hasil perhitunga
Hasil perhitungan
Parameter data lapangan Perbandingan
ulang
2019
0%
Q Total 19997 Nm3/h 19997 Nm3/h
Naik 8,62 %
Head total 75135,66 lbf.ft/lbm 81618,85 lbf.ft/lbm

CHP total 2000,76 KW 2184,78 KW Naik 9,19%

DHP 2041,58 KW 2242,79 KW Naik 9,85%

Putaran
3000 rpm 3000 rpm 0%
Turbin
Dari perhitungan tersebut, setelah dilakukannya optimasi terdapat

peningkatan Head aktual sebesar 8,62 % dari kondisi aktualnya. Nilai dari daya

kompresor (CHP) setelah dioptimasikan mengalami kenaikan yaitu sebesar 9,19

48
% dari kondisi aktualnya yaitu berada pada nilai 2184,78 kW. Hal ini berarti daya

dari penggeraknya (DHP) mengalami kenaikan pula yaitu berada pada nilai

2242,79 kW sehingga konsumsi listrik untuk memutar electric motor akan

menjadi normal. Dengan demikian pemakaian listrik menjadi normal dan

penggunaan energi di dalam kilang menjadi semula .

Maka besarnya energi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

Saving Energy=DHP optimasi−DHP aktual

Saving Energy=2242,79 KW −2041,58 KW

Saving Energy=¿ 201,21 KW

Setelah dioptimasikan, energy yang diberikan untuk menggerakkan

kompresor yaitu sebesar 201,21 kW. Apabila ditinjau dari segi ekonomi,

dengan harga penggunaan listrik yaitu sebesar 0,106711273 USD /jam. Maka

didapat energy sebesar:

Saving Cost =201,21 KW ×0,106711273 USD / jam

24 jam
Saving Cost =21,47USD / jam ×
1 hari

Saving Cost =515,31USD /hari

49
V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan unjuk kerja dan pembahasan

mengenai langkah-langkah evaluasi Kompresor 15-K-103, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Daya aktual pada kompresor sebesar 2000,76 kW , sedangkan daya yang

diberikan electric motor sebesar 2041,58 kW yang dimana terindikasi

terjadi penurunan daya yang sebesar 8,55% dengan di bandingkan

dengan data desain. Yang dimana salah satu penyebabnya yaitu

pendingin pada intercooler tidak sempurna.

2. Pentingnya melakukan Preventive maintenance sesuai schedule untuk

menjaga performance kompresor agar tetap pada performance yang

handal.

50
Dari hasil evaluasi unjuk kerja, maka langkah-langkah optimasi yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pembersihan dan perbaikan pada interstage pada setiap stage

dengan harapan membuat kemampuan Cooler untuk mendinginkan

fluida menjadi maksimal sehingga temperatur udara masuk tiap stage

kompresor menjadi sempurna.

2. Setelah dilakukan perhitungan ulang dengan suhu udara masuk sama

pada setiap stage di kompresor , didapatkan efisiensi politropik sebesar

85 % yang dimana terjadi penurunan efisiensi sekitar 25% dengan

perhitungan aktual dan head aktual politropik sebesar 81618,85

lbf.ft/lbm yang dimana setelah dilakukan optimasi naik menjadi 8,62% .

Dengan kapasitas yang sama dengan kondisi aktual, maka daya yang

dibutuhkan kompresor menjadi lebih tinggi yaitu sebesar 2184,78 kW

dan daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor pun menjadi

lebih tinggi yaitu 2242,79 kW. Sehingga pemaikan listrik sebesar 201,21

kW. Apabila ditinjau dari segi ekonomi, maka besarnya energi adalah

sebesar 21,47 USD/jam atau 515,31 USD/hari.

5.1 Saran

Mengingat pentingnya peran kompresor sentrifugal 15-K-103 di unit RCC

maka sebaiknya perlu dilakukan hal – hal sebagai berikut :

1. Sebaiknya kompresor dioperasikan sesuai dengan kebutuhan operasi

pada efisiensi tertingginya dan apabila perlu melakukan langkah-langkah

optimasi untuk meningkatkan kinerja kompresor dalam memenuhi

51
kebutuhan operasi.

2. Preventive maintenance supaya tetap dilakukan sesuai schedule untuk

menjaga performance kompresor agar tetap pada performance yang

handal.

3. Memonitor unjuk kerja kompresor secara berkala, sehingga apabila ada

penurunan unjuk kerja dapat segera dievaluasi dan diambil langkah –

langkah untuk perbaikan

52
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2004. “Gas Processors Association-Gas Processors Suppliers


Association” . GPSA Engineering Data Book. Tulsa, Oklahoma.
2. Bloch, Heinz P. 2006. “A Practical Guide to Compressors Tecnology”. John
Wiley dan Sons, Inc. New Jersey.
3. Brown, Royce N. 2005. “Compressors Selection And Sizing 3th Edition”.
United States of America: Elsevier.
4. Giampolo,Tony. 1939. “Compressor Handbook”. The Fairmont Press, Inc.
700 Indian Trail Lilburn
5. Brown, Royce N., 1990, Compressors: Selection and Sizing, Gulf
Publishing Company, Houston..
6. Sapiro, Leon, 1973, “Centrifugal Gas Compressor”, Solar Turbine Inc., San
Diego.
7. Maleev, V. L., 1945, Internal Combustion Engines, McGraw-Hill Book
Company, Inc., New York.
8. Scheel, Lyman F., 1961, Gas and Air Compression Machinery, McGraw-Hill
Book Company, Inc., New York.
9. Soetrisno, Bambang, Tanpa Tahun, “Evaluasi Kompresor”, STEM
Akamigas, Cepu.
10. Sularso dan Tahara,Haruo. 1991. “Pompa & Kompressor” PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Maintenance Area 1 PT. Pertamina
(Persero) RU VI Balongan
Lampiran 2 : Process Flow Diagram Compressor Centrifugal 15-K-103 di
unit Residu Catalytic Cracking.
Lampiran 3 : Data Spesifikasi Teknis Compressor Centrifugal 15-K-103
Lampiran 4 : Kurva Unjuk Kerja Compressor Centrifugal 15-K-103
Lampiran 5 : Data spesifikasi Teknis Penggerak Compressor Centrifugal 15-
K-103

Lampiran 5: (Lanjutan)
Lampiran 6 : Molar Heat Capacity 1:13-5)
Lampiran 7: Ganeralized Compressibility 2:504)

Anda mungkin juga menyukai