Optimasi Kompresor
Optimasi Kompresor
Optimasi Kompresor
Oleh:
2
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
INTISARI........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
DAFTAR NOTASI...............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................. 2
IV. PEMBAHASAN
4.1 Kompresor 15- K-103.............................................................................24
......................................................................................................................
4.2 Aliran Proses Kompresor 15- K-103
......................................................................................................................
25
......................................................................................................................
4.3 Data Spesifikasi Kompresor 15- K-103..................................................26
4.4 Data Operasi Aktual Kompresor 15- K-103..........................................27
4.5 Gas Properties.........................................................................................26
4.6 Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor 15- K-103....................................31
4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor 15- K-103.....38
4.8 Optimasi Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal 15-K-103.......................39
3
4.9 Perhitungan Ulang Unjuk Kerja Kompresor 15-K-103..........................40
4.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Ulang Unjuk Kerja Kompresor
15-K-103...............................................................................................45
V. PENUTUP
5.1 Simpulan..................................................................................................48
5.2 Saran.......................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kilang Minyak RU VI Balongan........................................................4
Gambar 2.2 Blok Diagram Unit Proses Pertamina RU VI Balongan.....................6
Gambar 2.3 Organigram Maintenance Execution Pertamina RU VI Balongan.....8
Gambar 3.1 Bagian-Bagian Utama Kompresor Sentrifugal...................................10
Gambar 4.1 Kompresor 15-K-103..........................................................................24
Gambar 4.2 Skema Sederhana Kompresor 15-K-103 ............................................25
5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Operasi Aktual 13 April 2019......................................................26
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kompresor 15-K-103........................38
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Ulang Kompresor 15-K-103..............45
6
DAFTAR NOTASI
7
q Massa jenis cairan Kg/ m3
s Kekerasan relative
µ Viskositas absolut gr/cm.s
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kegiatan Kilang sebagai suatu rangkaian proses manufacturing di dalam
operasinya memerlukan alat baik untuk membantu proses kilang dan peralatan
Kilang. Utilities dapat diartikan sebagai semua bahan dan media (sarana) yang
dibutuhkan untuk menunjang operasi kilang. Salah satunya Unit Air Compressor
tidak dapat dioperasikan dan dipelihara secara baik. Untuk itu dibutuhkan teknik
pemeliharaan peralatan yang handal agar kondisi peralatan selalu dalam unjuk kerja
yang optimal. Untuk itu diperlukan informasi untuk mengetahui sejauh mana
performa dan penurunan kondisi kompresor apakah masih dalam batas-batas operasi
yang sesuai dengan rated-nya. Optimasi unjuk kerja merupakan salah satu jawaban
untuk masalah-masalah di atas. Selain itu juga sebagai indikator untuk menentukan
optimasi unjuk kerja kompresor, apakah masih sesuai spesifikasinya atau sudah turun
di bawah rated-nya dan seberapa jauh penurunannya dapat diketahui dan setelah itu
Maka dari itu masalah unjuk kerja kompresor adalah topik yang menarik
sebagai bahan penyusunan KKW ini dan penulis memilih judul “OPTIMALISASI
(PERSERO) RU VI BALONGAN”.
1
Penyusunan ketas kerja wajib ini memiliki tujuan utama sebagai salah satu
pendidikan PEM Akamigas. Selain itu kertas kerja wajib ini adalah bentuk materi
tertulis dari pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) yang bertujuan, antara lain:
permasalahan pada pembahasan evaluasi unjuk kerja kompresor 15-K-103 dan tidak
membahas secara meluas mengenai proses operasi Unit Residu Catalytic Cracking
(RCC).
I.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Kertas Kerja Wajib ini dibagi dalam lima bagian pokok,
Penulisan.
II. ORIENTASI UMUM
Bab ini berisi tentang Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) RU VI
Balongan, Tugas dan Fungsi Maintenance Area I, Visi dan Misi PT. Pertamina
2
Bab ini berisi tentang teori dasar kompresor sentrifugal, meliputi prinsip kerja,
optimalisasinya yang meliputi fungsi dan aliran proses Unit Residu Catalytic
Cracking (RCC), data spesifikasi dan data kondisi operasi kompresor 15-K-103,
3
AI ORIENTASI UMUM
yang berasal dari lapangan Duri, sehingga konfigurasi kilang dititik beratkan pada
pengubahan kandungan residue yang dominan pada minyak mentah berat tersebut
Kilang yang dibangun untuk mengolah minyak bumi menjadi produk BBM
dan non BBM yang semula berorientasi untuk ekspor, namun dalam
perjalanannya untuk memenuhi kebutuhan daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
125 000 Barrel Per Stream Day (BPSD) yang mengandung senyawa sulfur dan
4
unsur logam yang tinggi, sehingga dalam pengolahannya perlu penanganan dan
Start up kilang ini dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan
pada tanggal 24 Mei 1995 dengan nama Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan.
Saat ini disamping crude Duri dan Minas juga mengolah crude jenis lainnya (
45 % .
Tahun 2003 dilaksanakan Proyek Langit Biru Balongan (Blue Sky Project)
yang kemudian beroperasi dan diresmikan sekitar bulan Oktober 2005. Kilang
PLBB terdiri dari Naptha Hydrotreating Unit (NHT), Platforming Unit, dan
Penex Unit yang bertujuan untuk memproses LOMC menjadi HOMC, kemudian
digabung dengan seksi Distilling Tretment Unit ( DTU ) menjadi bagian Hydro
Recovery Unit ( ROPP ). Dan Terhitung mulai tanggal 24 Maret 2009 Pertamina
Balongan.
Non BBM untuk daerah Jakarta dan sebagian Jawa Barat. Kelancaran operasi
Kilang akan sangat berpengaruh sekali terhadap pasokan BBM ke Ibu Kota
negara, yang berarti sedikit banyak akan berpengaruh terhadap politik dan
ekonomi nasional.
5
Adapun teknologi proses pengolahannya disesuaikan dengan karakteristik
umpan minyak mentah Duri tersebut. Sehingga proses pengolahan yang dipilih
(ARHDM), Residue Catalytic Cracking Unit (RCCU), Gas Oil dan Light Cycle
Oil Hydro Treating (GO/LCO HTU), Hydrogen Plant (H2 Plant), Amine Treament
Unit (ATU), Sour Water Stripping Unit (SWSU) dan Sulfur Recovery Unit (SRU),
1. Produk BBM :
6
2. Produk Non BBM :
kilang, serta mengelola buangan limbah (slops) minyak, bagian Utilities yang
bertugas untuk menyediakan sarana tenaga, meliputi : listrik, fuel gas, fuel oil,
steam, udara bertekanan, cooling water, service water, boiler feed water serta air
bahan baku dan hasil proses pengolahan sesuai dengan analisis standar industri
listrik dan instrumentasi kilang pada area proses I yang meliputi : RRC Complex,
CDU, Sulphur Plant, SWS dan Amine. Dan bagian MA-I ini merupakan tempat
7
maintenance Area I tempat penulis mencari data untuk kelengkapan Kertas Kerja
2.3.1 Visi
2.3.2 Misi
Mengolah minyak bumi untuk memproduksi BBM, BBK, dan NON BBM secara
tepat jumlah, mutu, waktu dan berorientasi laba serta berdaya saing tinggi untuk
8
2.4 Unit RCC ( Residue Catalystic Cracking)
merupakan penghasil komponen naphta yang memiliki angka oktan tinggi, disebut
merengkah minyak berat (fraksi residu) yang memiliki nilai ekonomi rendah
Dalam unit proses ini, feed yang berupa Treated Residue dan Untreated
residue direngkah di dalam Reaktor dengan bantuan panas dan katalis. Katalis
menggunakan udara pembakaran yang disuplai oleh Main Air Blower. Setelah
kontinyu.
Uap minyak sebagai hasil cracking feed dialirkan melalui puncak reaktor menuju
9
10
.
4
III. TINJAUAN PUSTAKA
fluida yang compresible (dapat dimampatkan) seperti udara dan gas. Kenaikan
(vakum) sampai dengan tekanan tinggi (positif) di atas atmosfer, sedangkan tekanan
keluar memiliki tingkatan dari tekanan atmosfer sampai dengan tekanan tinggi di atas
kompresor dynamic di mana aliran gas masuk sejajar poros keluar kompresor dengan
- Energi mekanik dari impelling element (impeller) yang berputar diberikan pada
udara / gas.
- Di dalam impeller terjadi gaya sentrifugal dan karena perbedaan jari-jari sisi
masuk dan keluar impeller maka energi kecepatan udara / gas bertambah.
- Selanjutnya energi kecepatan udara / gas dirubah menjadi energi potensial /
tekanan di dalam diffuser dengan cara memperlambat laju kecepatan udara / gas
10
- Energi potensial tekanan udara / gas yang keluar dari kompresor merupakan
energi kecepatan udara / gas dirubah menjadi energi potensial / tekanan keluar
kompresor.
Keterangan :
11
5. Diffuser 13. Balancing drum / disc
6. Return bend
7. Return channel
8. Diaphragm
3:
Adapun fungsi masing-masing bagian utama tersebut adalah sebagai berikut:
173 )
1. Casing
2. Inlet Wall
Inlet wall adalah dinding pada bagian sisi masuk, terbuat dari material khusus
3. Guide Vane
Guide vane adalah sudu pengarah terletak pada sisi depan impeller (1st stage)
4. Eye Seal
Eye seal adalah penyekat bagian depan impeller (1st ) yang berfungsi untuk
5. Diffusor
6. Return Bend
Belokan yang befungsi untuk membelokkan arah gas dari impeller 1st stage ke
7. Return Channel
12
Adalah saluran balik gas masuk ke stage berikutnya.
8. Diafragma
Adalah rangkaian penyekat antara 1st stage, 2nd stage dan seterusnya.
untuk menahan agar gas tidak bocor antar stage atau keluar ke atmosfer.
10. Shaft
Shaft atau poros transmisi berfungsi sebagai tempat kedudukan impeller dan
11. Impeller
12. Bearing
dengan cara menangkap dan menyerap kotoran berupa debu / partikel padat sehingga
udara / gas masuk ke dalam kompresor dalam keadaan bersih. Ada dua jenis filter
yang sering digunakan yaitu dry type filter dan wet type filter.
2. Cooler
13
Cooler berfungsi untuk mendinginkan / menurunkan suhu gas agar proses
(kecil). Pada kompresor multi stage terdapat beberapa cooler yaitu inter cooler yang
dipasang di antara dua stage dan after cooler yang dipasang setelah stage terakhir.
Sebagai media pendingin digunakan udara, air atau MCR (Multi Component
3. Air Dryer
Air dryer adalah alat pengering udara setelah keluar dari moisture eliminator
terutama untuk air instrument. Tujuan utama pemasangan peralatan ini adalah untuk
menghilangkan uap air yang kemungkinan masih terikat dalam udara dengan cara
menyerap uap air dan menaikkan suhu udara di atas dew point. Media yang dipakai
4. Separator
pendinginan pada inter cooler / after cooler dan gas. Konstruksi separator bentuknya
tegak atau mendatar dan dilengkapi dengan level glass, drain valve, manometer /
5. Air Receiver
ke pemakaian, di samping itu juga berfungsi sebagai penyelaras aliran sehingga tidak
terjadi fluktuasi aliran. Konstruksi air receiver yang besar umumnya dibuat silinder
14
vertikal sedang yang kecil dibuat silinder horizontal. Air receiver dilengkapi dengan
safety / relief valve, manometer, drain valve, manhole, serta inlet dan outlet nozzle.
Parameter yang terkait dengan unjuk kerja kompresor sentrifugal secara umum
adalah:
- Kapasitas
- Head
- Efisiensi
- Daya
Kapasitas kompresor adalah sejumlah volume gas / udara yang masuk setiap
satuan waktu. Kapasitas kompresor sentrifugal selalu dihitung pada sisi suction dan
volumetric gas diukur pada tekanan dan temperature inlet atau actual saat masuk
15
kompresor. Inlet volume flow dengan satuan ICFM (Inlet Cubic Feet per Minute),
sedangkan actual inlet volume flow dengan satuan ACFM (Actual Cubic Feet per
Minute).
2. Standard Volume Flow
Standard volume flow, di mana aliran volumetric gas diukur pada kondisi
standar yaitu pada tekanan 14,7 psia dan temperatur 60F (520R). Standard inlet
volume flow dengan satuan SCFM (Standard Cubic Feet per Minute).
3. Normal Volume Flow
Normal volume flow, di mana aliran volumetric gas diukur pada kondisi normal
yaitu pada tekanan 14,7 psia dan temperatur 0C (492R). Normal volume flow
P1 x Q 1 P S x Q S
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.1)
Z1 x T1 ZS x T S
Di mana:
Z 1 14,7 T 1
Q1=QS x x x , ICFM … … … … … … … … … … … … … ...(3.2)
Z S P1 520
16
Atau :
Z S P1 520
QS =Q1 x x x , SCFM … … … … … … … … … … … … …..( 3.3)
Z 1 14,7 T 1
Untuk mengubah kondisi normal menjadi kondisi inlet / actual dapat digunakan
P1 x Q 1 P n x Q n
= … … … … … … … … … … … … … … … … … … .... … … .(3.4)
Z1 x T1 Zn x T n
Di mana:
Z 1 14,7 T 1
Q1=Qn x x x , ICFM … … … … … … … … … … … … … ...(3.5)
Z n P1 520
Atau :
Z n P1 520
Qn=Q1 x x x , NCFM … … … … … … … … … … … … …..( 3.6)
Z 1 14,7 T 1
Untuk merubah ICFM menjadi mass flow rate (m) berlaku hubungan :
Keterangan :
Q = kapasitas (ft3/min)
17
= density (lbm/ft3)
m=ICFM x … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(3.8)
Dimana dapat dihitung dari persamaan gas dan kondisi inlet, maka :
144 x P1 x V 1=m x Z 1 x R x T 1
m 144 x P1 m
Atau = , dimana= , sehingga :
V Z 1 x R1 x T 1 V
144 x P1 53,35
¿ , dimana R= maka :
Z1 x R1 x T 1 SG
144 x P1 x SG
¿ … … … … … … … … … … … … … … … … … … . …..(3.9)
53,35 x Z 1 x T 1
144 x P1 x SG
m=ICFM x … … … … … … … … … … … … … … … … .(3.10)
53,35 x Z1 x T 1
144 x Ps x SG
m=SCFM x atau
53,35 x Z 1 x T s
144 x 14,7 x SG
m=SCFM x dengan penyederhanaan
53,35 x Z 1 x 520
SG
m=SCFM x 0,0763 x … … … … … … … … … … … … .. … … …....(3.11)
Z1
18
3.3.2 Head
Head adalah besarnya kerja yang dilakukan per berat massa dan dinyatakan
dengan rumus :
k
¿
( k −1 )
¿¿
¿
53,35
H Isen = x Z av x ¿
SG
rumus :
H isen
H act = , lbf . ft /lbm … … … … … … … … … … … … … … … … … ...(3.13)
ηisen
Dimana :
ηisen =
{(P / P )
2
(
1
k−1 / k )
−1 }
… … … … … … … … … … … … … … . … ..(3.14)
T 2−T 1
2. Head Politropic3:37)
Proses politropik adalah proses dimana semua besarnya berubah proses ini
politropic reversible dengan kondisi gas masuk dan keluar kompresor yang sama.
19
Head politropic dihitung dengan rumus sebagai berikut :
53,35
H pol = x Z av x n / ( n−1 ) x T 1 x {( P2 / P1)( n−1)/ n−1 } … … .(3.16)
SG
Sedang head actual berdasarkan proses politropik dapat dihitung dengan rumus
:
H pol
H act = , lbf . ft /lbm … … … … … … … … … … … … … … … … ...(3.17)
η pol
Dimana :
( k−1 /k )
ln ( P2 /P 1)
η pol = … … … … … … … … … … … … … … … … … …(3.18)
ln ( T 2−T 1 )
Keterangan :
k = exponent adiabatic, dapat ditentukan dari lampiran atau
k = Cp/Cv = Cp/(Cp-1.99) ………………………………………(3.20)
Cp = panas jenis gas pada tekanan tetap (BTU/lbmR)
Cv = panas jenis gas pada volume tetap (BTU/lbmR)
R = konstanta individual gas (lbf.ft/lbmR)
Ru = konstanta universal gas 1545 (lbf.ft/lbmR)
M = berat molekul (lbm/mol)
SG = specific grafity gas
Z = factor kompresible gas
= dapat ditentukan dari lampiran berdasarkan Pr dan Tr
Pr = pressure reduce = P/Pc
Tr = temperature reduce = T/Tc
Pc = tekanan kritis gas
Tc = temperatur kritis gas
Z1 + Z 2
Zav = factor kompresible rata-rata Z av= 2 ( )
Hisen = head isentropic (lbf.ft/lbm)
Hpol = head politropic (lbf.ft/lbm)
ηisen = efisiensi isentropic (%)
ηpol = efisiensi politropic (%)
n = exponent politropic
20
(n-1)/n = ln (T2/T1)/ln(P2/P1) ……………………………………..(3.21)
Hact = head actual (lbf.ft/lbm)
3.3.3 Daya
Daya adalah kerja setiap satuan waktu. Ada beberapa daya yang berhubungan
Keterangan :
GHP = Gas Horse Power
m = Laju aliran massa (lbm/sec) refer. Persamaan (3.7)
H = Head Kompresor (lbf.ft/lbm)
550 = faktor konversi = (lbf.ft/lbm)/HP
2. Daya Kompresor (CHP)
Daya kompresor dihitung sebagai berikut:
GHP
CHP= , ( HP ) … … … … … … … … … … … … … … … … … .. …(3.23)
ηm
Atau
CHP=GHP+ GHP0,4 , ( HP ) … … … … … … … … … … … … … … . ( 3.24 )
Keterangan :
CHP = Compressor Horse Power (HP)
ηm = Efisiensi mekanik (%)
3. Daya Penggerak (DHP)
Daya penggerak yang diberikan pada kompresor dihitung sebagai berikut :
CHP
DHP= , ( HP ) … … … … … … … … … … … … … … … … … ...(3.25)
ηtrans
Keterangan :
21
IV. PEMBAHASAN
Pertamina RU VI Balongan
Air Compressor merupakan salah satu alat yang berada di unit RCC (Residu
alat yang membutuhakan udara yang kering dan bertekanan di unit RCC. Udara
dmana udara bertekanan dari kompresor dikeringak atau dipisahkan dengan H2O
sehingga udara menjadi kering dan bisa disalurkan ke alat yang membutuhkan,
seperti katalis hopper 15-V-104 dan katalis cooler 15-E-113 yang dimana udara
dengan jumlah stage sebanyak 3. Di antara tiap stage dilengkapi inter cooler yang
24
4.2 Skema Sederhana Kompresor 15-K-103
Manufacturer = Elliott
Model = 16DA3
Number of Stage =3
Power = 2188,21 KW
Driver Data :
Type = Motor
25
4.4 Data Operasi Aktual Kompresor 15-K-103
Berikut ini data operasi aktual kompresor 15-K-103 pada tanggal 13 April
2019:
26
Mw ud
Specific Gravity (SG)= =1
Mw ud
isentropik (k), nilai eksponen politropik (n) dan faktor kompresibilitas (Z).
(3.20)
a. Eksponen Isentropik Stage 1 (k1)
k1 = eksponen isentropik untuk 96,8 F udara.
Mcp (96,8 F) 6,96
k 1= = =1,40
Mcp ( 96,8 F )−1,99 6,96−1,99
27
dischard
¿
24,37
T (¿T (suction)¿ )=
( 14,25 )
ln
=0,67
24,37 769,4
ln (
14,25 )
−ln (
554,67 )
P( dischard )
ln ( P(suction)
−ln ¿)
n=
ln ( P(P(suction)
dischard)
)
¿
dischard
¿
60,57
T (¿T (suction)¿ )=
( 24,37 )
ln
=0,78
60,57 707,67
ln (
24,37 )
−ln (
569,07 )
ln( PP((dischard
suction) )
)
−ln ¿
P(dischard )
ln (
P(suction) )
n=
¿
n=
(
ln
P(suction) )
¿
4.5.3 Menghitung Faktor Kompresibilitas
a. Faktor Kompresibilitas Stage 1
28
Menghitung faktor kompresibilitas inlet (Z1)
Z1 = Fungsi (Pr1,Tr1)
P1 14,25
Pr1 = = =0,026
PC 547
T 1 556,47
Tr 1= = =2,328
TC 239
Dari hubungan Pr1 dan Tr1 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z1 = 0,98
Z2 = Fungsi (Pr2,Tr2)
P2 24,37 T 769,41
Pr 2= = =0,0458 Tr 2= 2 = =3,158
PC 547 TC 239
Dari hubungan Pr2 dan Tr2 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z2 = 0,99
Z3 = Fungsi (Pr3,Tr3)
P3 24,37
Pr3 = = =0,0458
PC 547
T 3 569,07
Tr 3= = =2,473
TC 239
Dari hubungan Pr3 dan Tr3 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z3 = 0,98
29
Z4 = Fungsi (Pr4,Tr4)
P 4 60,5788
Pr 4= = =0,1107
PC 547
T 4 707,67
Tr 4 = = =2,96
TC 239
Dari hubungan Pr4 dan Tr4 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z4 = 0,97
Z5 = Fungsi (Pr5,Tr5)
P5 60,578
Pr5 = = =0,1107
PC 547
T 5 564,47
Tr 5= = =2,3659
TC 239
Dari hubungan Pr1 dan Tr1 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z5 = 0,98
Z6 = Fungsi (Pr6,Tr6)
P6 108,78
Pr 6= = =0,1988
PC 547
T 6 1084,71
Tr 6= = =4,53
TC 239
Dari hubungan Pr6 dan Tr6 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z6 = 0,99
30
Menghitung faktor kompresibilitas rata-rata stage 3 (Zav3)
Z + Z 0,98+ 0,99
Z av 3= 5 6 = =0,985
2 2
d. Faktor Kompresibilitas Kondisi Normal (Zn)
Faktor kompresibilitas udara kondisi normal (Zn), pada tekanan 14,7 Psia
Zn = Fungsi (Prn,Trn)
P n 14,7
Pr n= = =0,027
PC 547
T n 492
Tr n= = =2,059
T C 239
Dari hubungan Prn dan Trn pada grafik lampiran 4 didapat harga Zn = 0,99
e. Faktor Kompresibilitas Kondisi Standar (Zs)
ZS = Fungsi (PrS,TrS)
PS 14,7
Pr S= = =0,027
PC 547
T S 520
Tr S = = =2,176
T C 239
Dari hubungan PrS dan TrS pada grafik lampiran 4 didapat harga ZS = 0,99
4.6 Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor 15–K-103
4.6.1 Kapasitas
Satuan yang dipakai untuk pengukuran kapasitas operasi kompresor 15-K-
31
kapasitas aktual inlet tiap stage, maka satuan Nm3/h dikonversi terlebih
Q
Q n= x 35,31467 , NCFM , dimana Q=19997 N m3 /h
60
19997
Q n= x 35,31467 , NCFM
60
Qn=11769,7909 NCFM
persamaan (3.5):
Z 1 Pn T 1
Q1=Qn x x x , ICFM
Z n P1 T n
Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa (m) digunakan rumus pada
persamaan 3.11:
144 x P1 x SG
m=ICFM x
53,35 x Z1 x T 1
Z 1 Pn T 1
Q1=Qn x x x , ICFM
Z n P1 T n
Tn = 492 R T1 = 556,47 R
32
Zn = 0,99 Z1 = 0,98
Maka:
Q1=13585 ICFM
Z 3 Pn T 3
Q2=Qn x x x , ICFM
Z n P3 T n
Tn = 492 R T3 = 569,07 R
Zn = 0,99 Z3 = 0,98
Maka:
Q2=8127,85 ICFM
Z 5 Pn T 5
Q3=Qn x x x , ICFM
Z n P5 T n
33
Pn = 14,7 psia P5 = 60,578 psia
Tn = 492 R T5 = 565,47 R
Zn = 0,99 Z5 = 0,98
Maka:
Q3=3249,42 ICFM
144 x P1 x SG
m=ICFM x , SG udara=1,2
53,35 x Z1 x T 1
144 x 14,25 x 1
m=13585 x lbm /min
53,35 x 0,98 x 556,47
m=1150,52 lbm/min
m=19,16 lbm/sec
4.6.2 Head
34
Head kondisi aktual yang dibangkitkan kompresor berdasarkan proses
H pol
H act = , lbf . ft /lbm
η pol
Menghitung Hpol :
{( }
n1−1
n P2 ( )−1 , lbf . ft /lbm
H pol =
53,35
SG
x Z av1 x 1 x T 1 x
n1−1 P1 ) n1
T1 = 556,47 R T2 = 769,41 R
n1 = 0,67
Maka :
H pol =
53,35
1,2
x 0,985 x
0,67
0,67−1
x 556,47 x
24,37
14,26 {( ) ( 0,67−1
0,67 )
−1} ,
lbf . ft
lbm
Menghitung ηpol :
k 1−1
P2
η pol =
ln
( )
P1
k1
, dimana k 1=1,40
T
ln 2
T1 ( )
35
24,37 1,40−1
η pol =
ln (
14,25
1,40
)
=0,4731=47,31
769,41
ln (
556,47 )
Jadi Head Actual Stage 1:
11461,78 ft
H act 1= , lbf . =24505 lbf . ft /lbm
0,4731 lbm
Menghitung Hpol :
{( }
n2−1
n2 P4 ( )−1 , lbf . ft / lbm
H pol =
53,35
SG
x Z av2 x
n2−1
xT3 x
P3 ) n2
T3 = 569,07 R T4 = 707,67 R
n2 = 0,78
Maka :
H pol =
53,35
1,2
x 0,975 x
0,78
0,78−1
x 569,07 x
60,57
24,37 {( ) ( 0,78−1
0,78 )
−1 } ,
lbf . ft
lbm
Menghitung ηpol :
k 2−1
P
η pol =
ln 4
( )
P3
k2
,dimana k 2=1,39
T
( )
ln 4
T3
36
60,57 1,39−1
η pol =
ln (
24,37 )
1,39
=1,171=117
707,67
ln (
569,07 )
Jadi Head Actual Stage 2:
19835,95
H act 2= ,lbf . ft /lbm
1,171
Menghitung Hpol :
{( }
n3−1
n3 P6 ( )−1
H pol =
53,35
SG
x Z av3 x
n3−1
x T5 x
P5 ) n3
,lbf . ft / lbm
T5 = 565,47 R T6 = 1084,71 R
n3 = 0,34
Maka :
H pol =
53,35
1,2
x 0,985 x
0,34
0,34−1
x 565,4 x
108,78
60,57 {( )( 1,34−1
1,34 )
−1 }
,
lbf . ft
lbm
Menghitung ηpol :
37
k 3−1
P6
η pol =
ln
( ) P5
k3
, dimana k 3 =1,39
T
ln 6
T5 ( )
108,78 1,39−1
η pol =
ln (
60,57
1,39
=0,25=25
)
1084,71
ln
565,47( )
Jadi Head Actual Stage 3:
8723,804
H act 3 = , lbf . ft /lbm
0,25
4.6.3 Daya
a. Daya Gas (GHP)
Daya Gas (GHP) dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.22):
m ' x H pol
GHP= , HP
33000 ×η pol
m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol 1=11461,78 lbf . ft /lbm
33000 ×η pol
1150,52 x 11461,78
GHP1= HP=850,21 HP
33000 ×0,47
38
m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol 2=19835,95lbf . ft /lbm
33000 ×η pol
1150,52 x 19835,95
GHP2= HP = 591,071 HP
33000 ×1,171
m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol 3=8723,80 lbf . ft /lbm
33000 ×η pol
1150,52 ×8723,80
GHP3= HP=1216,57 HP
33000 × 0,25
0,746 KW
GHPTotal =2657,85 HP ×
1
GHPTotal =1982,75 kw
GHP
ηmek =
GHP+GHP 0,4
2657,85
ηmek =
2657,85+2657,85 0,4
39
ηmek =0,992=99,1
berikut
GHP
CHP=
ηmek
2657,85 HP
CHP=
0,991
CHP=2681,98 HP
0,746 KW
CHP=2681,98 HP ×
1
CHP=2000,76 KW
2681,98
DHP= , ( HP )
98
DHP=2736,71 HP
0,746 KW
DHP=2736,71 HP ×
1
DHP=2041,58 KW
0%
Q Total 19997 Nm3/h 19997 Nm3/h
40
2000,76 KW Turun 8,55 %
CHP total 2188 KW
Putaran 0%
3000 rpm 3000 rpm
Turbin
oleh pendinginan pada intercooler yang kurang sempurna ,maka dalam melakukan
Apabila temperatur masuk kompresor tiap stage sama maka laju aliran
massa akan menurun yang diikuti dengan menurunnya daya gas dan
41
Dengan melakukan perawatan rutin pada peralatan penunjang dan
sendiri .
masuk pada setiap stage memiliki suhu yang relatif sama. Maka setelah
mendapatkan suhu masuk pada tiap stage yang sama dapat dilakukan rating ulang
untuk menentukan head dan daya yang baru. Untuk rating ulang kompresor
diperlukan data-data dengan parameter yang sama dengan aktual, tetapi dengan
Tsuction pada tiap stage sama dan juga temperatur pada stage terakhir di samakan
42
Suhu Kritis (Tc) = 239 R
Mw ud
Specific Gravity (SG)= =1
Mw ud
isentropik (k), nilai eksponen politropik (n) dan faktor kompresibilitas (Z).
persamaan (3.21)
dischard
¿
108,78
T (¿T (suction)¿ )=
ln ( 14,25 )
=1,49
108,78 1084
ln (
14,25 )
−ln (
554,67 )
( P(dischard
ln
P( suction) )
)
−ln ¿
P(dischard )
ln (
P(suction) )
n=
¿
43
4.9.4 Menghitung Faktor Kompresibilitas
Menghitung faktor kompresibilitas inlet (Z1)
Z1 = Fungsi (Pr1,Tr1)
P1 14,25
Pr1 = = =0,026
PC 547
T 1 556,47
Tr 1= = =2,328
TC 239
Dari hubungan Pr1 dan Tr1 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z1 = 0,98
Z2 = Fungsi (Pr2,Tr2)
P2 108 T 1084
Pr 2= = =0,197 Tr 2= 2 = =4,53
PC 547 T C 239
Dari hubungan Pr2 dan Tr2 pada grafik lampiran 4 didapat harga Z2 = 1,1
Menghitung faktor kompresibilitas rata-rata stage 1 (Zav1)
Z 1 +Z 2 0,98+0,97
Z av = = =0,97
2 2
4.9.5 Kapasitas
Karena suhu inlet pada setiap stage sama maka kapasitas yang digunakan
merupakan optimalisasi yang terjadi akibat suhu inlet pada tiap stage yang sama
membuat kenaikan laju aliran massa untuk kapasitas inlet actual yang sama. Besar
T1=T3=T5 yaitu 35°C dengan laju dengan laju aliran mengalami kenaikan Z 1 =
44
0,98 .Maka untuk menghitung besarnya laju aliran massa kompresor setelah di
m'=1173,46 lbm/m
4.9.6 Head
H pol
H act = , lbf . ft /lbm
η pol
Sebelum menghitung Hact ( head actual) maka carilah Hpol (head politropik)
Menghitung Hpol :
{( }
n1 −1
n1 P2 ( )−1 , lbf . ft /lbm
H pol =
53,35
SG
x Z av x
n1−1
x T1 x
P1 ) n1
T1 = 556,47 R T2 = 1084 R
n1 = 1,49
Maka :
45
H pol =
53,35
1,2
x 0,97 x
1,49
1,49−1
x 556,47 x {(
108,78
14,26 )( 1,49−1
1,49 )
−1 }
,
lbf . ft
lbm
Menghitung ηpol :
k 1−1
P2
η pol =
ln
( ) P1
k1
, dimana k 1=1,40
T
ln 2
T1 ( )
108,78 1,40−1
η pol =
ln (
14,25
1,40
)
=0,85=85
1084
ln (
556,47 )
Jadi Head Actual :
69376,03 ft
H act = ,lbf . =81618,85 lbf . ft /lbm
0,85 lbm
4.9.3 Daya
a. Daya Gas (GHP)
Daya Gas (GHP) dihitung menggunakan rumus pada persamaan (3.22):
m ' x H pol
GHP= , HP
33000 ×η pol
m ' x H pol
GHP= , HP dimana H pol =18516,29 lbf . ft /lbm
33000 ×η pol
46
1173,46 x 69376,03
GHP= HP=2902,31 HP
33000× 0,85
GHP=2165,12 KW
persamaan (3.24):
GHP
CHP=
ηmek
GHP
ηmek =
GHP+GHP 0,4
2902,31
ηmek =
2902,31+2902,310,4
ηmek =0,99=99,1
berikut
GHP
CHP=
ηmek
2902,31 HP
CHP=
0,99
CHP=2928,66 HP
0,746 KW
CHP=2928,66 HP ×
1
CHP=2184,78 KW
47
CHP
DHP= , ( HP ) (dimana ηtrans gear box=96 −98 )❑
ηtrans
2928,66
DHP= , ( HP )
98
DHP=2988,42 HP
maka didapatkan data perbandingan antara unjuk kerja aktual dan setelah
Hasil perhitunga
Hasil perhitungan
Parameter data lapangan Perbandingan
ulang
2019
0%
Q Total 19997 Nm3/h 19997 Nm3/h
Naik 8,62 %
Head total 75135,66 lbf.ft/lbm 81618,85 lbf.ft/lbm
Putaran
3000 rpm 3000 rpm 0%
Turbin
Dari perhitungan tersebut, setelah dilakukannya optimasi terdapat
peningkatan Head aktual sebesar 8,62 % dari kondisi aktualnya. Nilai dari daya
48
% dari kondisi aktualnya yaitu berada pada nilai 2184,78 kW. Hal ini berarti daya
dari penggeraknya (DHP) mengalami kenaikan pula yaitu berada pada nilai
kompresor yaitu sebesar 201,21 kW. Apabila ditinjau dari segi ekonomi,
dengan harga penggunaan listrik yaitu sebesar 0,106711273 USD /jam. Maka
24 jam
Saving Cost =21,47USD / jam ×
1 hari
49
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
handal.
50
Dari hasil evaluasi unjuk kerja, maka langkah-langkah optimasi yang dapat
Dengan kapasitas yang sama dengan kondisi aktual, maka daya yang
lebih tinggi yaitu 2242,79 kW. Sehingga pemaikan listrik sebesar 201,21
kW. Apabila ditinjau dari segi ekonomi, maka besarnya energi adalah
5.1 Saran
51
kebutuhan operasi.
handal.
52
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 5: (Lanjutan)
Lampiran 6 : Molar Heat Capacity 1:13-5)
Lampiran 7: Ganeralized Compressibility 2:504)