Proporsional (P) Controller
Proporsional (P) Controller
Proporsional (P) Controller
PROGRAM STUDI
TEKNIK LISTRIK
LABORATORIUM Job 01: DIPLOMA IV
Kode Mata
SISTEM KONTROL DAN Proposional (P) Kuliah : PLT42668
Semester / SKS :VII/2
INSTRUMENTASI Controller
Waktu : 4 jam
A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan job Proposional (P) Controller (Pengontrol Proporsional)
adalah sebagai berikut:
• Mendefinisikan karakteristik suatu pengontrol proporsional (P), seperti
linieritas, proporsional, sifat dinamis, penguatan, aksi proporsional Kp,
proporsional band, nilai konvensional, dan frekwensi kritis
• Menganalisis sinyal keluaran dari kontrol P, dan ketergantungan pada sinyal
masukan dari aksi proporsional Kp.
B. Dasar Teori
Pengontrol proporsional (P) adalah merupakan suatu linear ampliflier yang memiliki
sifat dinamis yaitu tanpa perlambatan, kecepatan dan tanpa pergeseran fasa, serta
tidak dapat merasakan sinyal di atas frekuensi kritis (4-5 Hz), sedangkan koefisien
penguatan (gain) menyangkut aksi proporsional Kp, dapat diberikan hubungan
sebagai berikut:
di mana:
Vin = hasil dari perubahan masukan untuk
kontrol P Vout = hasil dari perubahan keluaran
untuk kontrol P
Aksi proporsional KP dapat diatur dengan range yang luas, di mana biasanya
koefisien KP sebagai ganti dari nilai penguatan yang dinyatakan dengan proporsional
band (BP).
U2=U1.KP
dengan KP < 1
Frekuensi kritis diatur dalam Hz (biasanya 4 atau 5 Hz) dalam upaya untuk
menghindari gangguan, dan gangguan campuran yang memungkinkan.
di mana:
w = variabel referensi (set-point)
x = variabel kontrol.
P Controller (y ∞ Ɛ)
• P Controller memerlukan sebuah non null input signal (Ɛ), dan mampu
menyediakan sebuah non null output signal (y)
• Untuk beberapa alasan, dapat membatalkan error. Pengaturan aksi proporsional
adalah cocok untuk scope yang hanya dapat diterima untuk kuantitas pengaturan
deviasi yang tertinggal dari nilai preset
• Deviasi yang tertinggal (off set) adalah sebanding dengan pita (band)
proporsional, Jika pita proporsional terlalu sempit (agar mengurangi deviasi
akhir), maka terjadi ketidakstabilan
• Kontrol P adalah sebuah aksi kontrol laju / cepat.
dimana:
Vin = hasil dari perubahan masukan untuk kontrol P
Vout = hasil dari perubahan keluaran untuk kontrol P
KP = aksi proporsional
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 1
Gambar 2
Percobaan C: U1 = 10 volt, f = 0,2 Hz, KP = 1
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 1
Gambar 2
H. Analisa
Pada gambar hasil percobaan, nilai gelombang tegangan input ditunjukan
oleh gelombang berwarna kuning dan nilai gelombang tegangan output
ditunjukan oleh gelombang berwarna biru. Dan pada percobaan ini gelombang
input dan gelombang output kami mengunakan 500 mV/div
Pada gambar tersebut terlihatpada Tabel 1 jika tegangan yang diberi U1 = 5V
dan KP = 1, maka gambarnya kurang lebih sama dengan outputnya, dibuktikan
dengan tegangan inputnya 640 mV dan keluarannya 440 mV. Pada Tabel 2
Ketika KP = 2 maka gambarnya akan berbeda 2 kali lipat /gambar kotaknya
akan memanjang 2 kali lipat, dibuktikan dengan tegangan inputnya 580 mV dan
keluarannya 1.02 V. Pada tabel 3 ketika U1 = 10 V dan KP = 1 gelombang input
(1.06V) lebih besar dari gelombang output (460 mV) ini membuktikan tegangan
10V yang diberikan mempengaruhi gelombang tegangan
input dan gelombang tegangan output sehingga gambar gelombang tegangan
output menjadi setengah nya dari gelombang input . Ketika KP bernilai 10,
seharusnya gambar outputnya adalah 10x lipat dari gambar inputnya, namun di
sini tidak, ini terjadi karena over, dibuktikan dengan lampu led merah over
menyala.
I. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
kontrol jenis P (proporsional) ini terdapat hubungan yang sebanding atau
proporsional antara keluaran terhadap kesalahan, secara lebih sederhana dapat
dikatakan bahwa keluaran pengendali proporsional merupakan perkalian antara
konstanta proporsional dengan masukannya.
KP berfungsi sebgai Gain atau penguat. Pada control proposional
keluarannya ialah hasil kali konstanta proposional dengan error. Jika nilai KP
kecil. Kontroler proposional hanya mampu melakukan koreksi keslahan yang
kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat. Jika nilai KP
dinaikkan, respon sistem menunjukkan semakin cepat mencapai keadaan
mantap. Namun jika nilai KP diperbesar sehingga mencapai harga yang
berlebihan , akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil, atau respon akan
berosilasi.