Makalah Bentang Alam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH

PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Disusun Oleh:

Nama : Derfina Surya

Nim : 4100190045

Kelas : 01

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI DEPARTEMEN TEKNIK


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2020

1|Page
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tentunya penulis mengerjakan makalah ini bukan seorang diri. Akan tetapi ada beberapa
pihak yang ikut bekerjasama dalam proses pengerjaan makalah ini. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ignasius Adi Prabowo,S.T,M.Si. selaku dosen matakuliah


Geomorfologi yang telah memberikan materi yag berkaitan dengan makalah
yang telah dibuat
2. Para asisten yang telah meluangkan waktu untuk ikut turut membantu
penulis dalam proses pengerjaan makalah ini
3. Orangtua yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik
4. Teman-teman yang telah meluangkan pikiran, tenaga, dan waktunya untuk
penulis

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu demi
menyempurnakan makalah yang akan dibuat penulis untuk kedepannya, penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari para pembaca. Tidak lupa pula
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 2020

2|Page
Daftar isi
Kata Pengantar................................................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3. Maksud Dan Tujuan Penulisan............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI........................................................................................................................4
2.1. Konsep Dasar Bentang Alam................................................................................................4
2.2. Gaya Yang Berpengaruh Dalam Pembentukan Bentang Alam.........................................6
2.2.1. Bentuk Bentuk Bentang Alam Yang Dikontrol Oleh Gaya Endogen...............................6
2.2.2. Bentang Alam Yang Dikontrol Oleh Gaya-Gaya Eksogen.............................................11
2.3. Jenis-Jenis Bentangalam Berdasarkan Genesanya...........................................................12
2.4. Kenampakan Bentang Alam Dipeta..................................................................................16
Gambar 1.5. Macam-Macam Bentukan Alam Akibat Patahan.........................................................18
Gambar 1.7. Tipe-Tipe Letusan Gunung Api...................................................................................20
Gambar 1.8. Hasil Intrusi Magma....................................................................................................21
BAB III............................................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................................26
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................26
3.2. Saran....................................................................................................................................26
Daftar Pustaka................................................................................................................................27

3|Page
Daftar Gambar

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bentang Alam adalah terjemahan dari LANDFORM yang diartikan sebagai suatu
unit geomorfologis yang pengelompokannya berdasar pada sejumlah karakteristik seperti
kelandaian, elevasi, stratifikasi, orientasi, paparan batuan serta jenis tanah. Berdasarkan
definisi tersebut maka yang termasuk ke dalam jenis-jenis bentang alam adalah lembah,
bukit, tanjung dan lain-lain. Dalam artian yang sederhana, Bentang Alam sering

4|Page
disepadankan dengan istilah Kenampakan Alam yakni hamparan alam dengan bentuk yang
beraneka ragam seperti bukit, gunung, lembah, pantai, laut dan sebagainya. 

Menurut Kamus Besar, bentang alam pemandangan alam atau daerah dengan aneka
ragam bentuk permukaan bumi (gunung, sawah, lembah, sungai, dsb) yg sekaligus
merupakan satu kesatuan; lanskap;  (arti). factor - factor control utama dalam perkembangan
bentang alam adalah struktur, proses dan tahap. Dalam ilmu geomorfologi bentang alam
memiliki bentuk-bentuk tertentu yakni, bentang alam alluvial, bentang alam Eolian,
bentang alam Vulkanik.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah
yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar bentang alam?


2. Gaya apa yang berpengaruh dalam proses pembentukan bentang alam?
3. Jenis-jenis bentang alam berdasarkan genesa?
4. Kenampakan bentang alam dipeta?

1.3. Maksud Dan Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui menggali dan mengoreksi informasi mengenai bentang alam
yang tersebar dipermukaan dan untuk memenuhi tugas makalah praktikum Geomorfologi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Bentang Alam


Konsep dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Proses-proses fisikal yang sama dan hokum-hukumnya yang bekerja sama sekarang,
telah bekerja sepanjang masa geologi, meskipun dengan intensitas yang tidak sama

5|Page
dengan saat sekarang. Contonhnya yaitu: pembentukan topografi karst di Gunung
Kidul, yang dicirkan oleh sungai bawah tanah, dan proses pembentukan stalakmit
dan stalaktit.
2. Strukutur geologi merupakan factor control dominan terhadap bentuk evolusi
bentuk lahan dan tercermin pada bentuk lahannya. Contohnya Gawir sesar
dipegunungan Batur yang tersusun oleh breksi vulkanik dan batu gamping
menunjukan bentuk lahan yang tegas. Jenis batuan tersebut mungkin akan resisten
terhadap suatu proses yang lain, akan tetapi dibawah pengaruh kondisi iklim yang
berbeda-beda akan memberikan tingkat perbedaan resistensinya. Batu gamping
pada daerah iklim tropis basah akan membentuk topografi karst, sedangkan pada
daerah kering batu gamping resisten seperti batu pasir
3. Pada batas-batas tertentu permukaan bumi memiliki relief, karena kerja proses
geomorfik mempunyai kecepatan yang berbeda-beda. Contohnya daerah yang
memiliki struktur dan litologi yang sama, daerah tersebut akan menunjukan
perbedaan relief yang nyata.
4. Proses-proses geomorfik itu akan meninggalkan bekas yang nyata pada bentuk
lahan dan setiap proses geomorfik berkembang sesuai dengan karakteristik bentuk
lahan itu sendiri.
5. Oleh karena tenaga erosional yang bekerja dipermukaan bumi itu berbeda-beda,
maka akan terjadi suatu tingkatan perkembangan dari bentuk lahan. Contonhya
konsep ini dapat menunjukan tingkat erosi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
untuk klasifikasi bentuklahan suatu daerah
6. Evolusi geomorfik yang kompleks itu lebih umu terjadi dibandingkan yang terjadi
secara sederhana. Contoh: banyak kenampakan bentuk lahan individual yang
terbentuk oleh beberapa proses geomorfologi, dan sangat jarang bentuk lahan yang
dicirikan oleh suatu proses geomorfik saja, meskipun kita dapat menunjukan suatu
proses yang dominan
7. Topografi muka bumi kebanyakan tidak lebih tua daripada kala pleistosen dan
sedikit saja yang lebih tua dari zaman tertier. Contohnya pegunungan Himalaya,

6|Page
kemungkinan terlipat pertamakali pada kala kreataseous, kemudian pada kala erosen
dan miosen.kenapmpakan topografi pada pegunungan Himalaya yang sekarang
terbentuk pada kala pliosen dan topografinya yang lebih detail terbentuk pada kala
pleistosen atau lebih muda
8. Intepretasi yang tepat terhadap bentanglahan masa kini tidak dimungkinkan tanpa
penilaian yang mendalam tentang pengaruh perubahan geologi dan
klimatologisyang berulangkali terjadi pada masa pleistosen.
9. Pengetahuan tentang iklim dunia perlu untuk memahamai arti penting
keanekaragaman proses geomorfik.
10. Geomorfologi meskipun lebih menekankan pada bentanglahan saat sekarang, akan
memperoleh manfaat yang maksimum apabila disertai dengan pendekatan historis.

2.2. Gaya Yang Berpengaruh Dalam Pembentukan Bentang Alam


Factor yang mempengaruhi bentang alam yaitu, proses geologi yang mana proses
geologi itu sendiri yaitu suatu proses semua aktivitas yang terjjadi dibumi baik yang berasal
dari dalam bumi maupun yang berasal dari luar bumi.

 Gaya endogen adalah gaya yang berasal dari dalam bumi seperti orogenesa dan
epirogenesa, magmatisme dan aktivitas vulkanisme
 Gaya eksogen adalah gaya yang bekerja dipermukaan bumi seperti pelapukan, erosi
dan mass-wasting serta sedimentasi.

Gaya endogen maupun eksogen merupakan gaya gaya yang memberi andil terhadap
perubahan bentuk bentang alam yang ada dipermukaan bumi.

2.2.1. Bentuk Bentuk Bentang Alam Yang Dikontrol Oleh Gaya Endogen
 Bentang alam Struktural
Bentang alam Strukturla adalah bentang alam yang proses pembentukannya
dikontrol oleh gaya tektonik seperti perlipatan dan patahan, blok diagaram dari
suatu patahan. Sesar mendatar yang menghasilkan bentuk-bentuk bentang alam

7|Page
antaralain Gawir, bukit tertekan (pressure ridge), sag basin, shutter ridge, Offset
River.
1. Morfologi Escarpments (morfologi gawir sesar)
adalah bentang alam yang berbentuk sesar yang diamana salah satunya
merupakan bidang sesar. Morfologi gawir sesar biasanya dicirikan oleh
bukit yang memanjang dengan perbedaan tinggi yang cukup ekstrim antara
bagian yang datar dan bagian yang bukit. Pada sesar mendatar pergeseran
memungkinkan salah satu bagian bergerak kearah atas terhadap bagian
lainnya yang kemudian membentuk Gawir.

Gambar 1.1. Morfologi Escarpments


2. Morfologi pressure ridge (morfologi bukit tertekan)
Adalah bentang alam yang berbentuk bukit dan terjadi sebagai akibat gaya
yang berkerja pada suatu sesar mendatar dan akibat tekanan tersebut
menyebabkan batuan yang berada disepanjang patahan terpatahkan menjadi
bagian yang kemudian menekan batuan tersebut kearah atas.

8|Page
Gambar 1.2. Morfologi Pressure Ridge
3. Morfologi Sag Basin
Adalah bentangalam yang terbentuk dari hasil pergeseran sesar mendatar,
dengan bentuk relief yang lebih rendah (depresi) dibandingkan dengan
pasangannya. Morfologi sag basin merupakan pasangan dari morfologi ridge
dan morfologi ini hanya terbentuk pada sesar mendatar saja.

Gambar 1.3. Morfologi Sag Basin


4. Morfologi Shutter Ridge
Adalah morfologi yang umumnya dijumpai pada sesar mendatar. Shutter
ridges terjadi apabila salah satu sis dari bidang sesar merupakan bagian

9|Page
tanah yang berelief tinggi dan pada sisi lainnya merupakan bagian
permukaan yang lebih rendah. Perbedaan relief ini disebabkan oleh
pergeseran yang terjadi sepanjang patahan mendatar dan seringkali
mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai.

Gambar 1.4. Morfologi Shutter Ridge


5. Morfologi Sream Offset
Adalah bentangalam sungai yang arah alirannya berbelok secara tiba-tiba
mengikuti arah-arah bidang patahan dan perubahan arah aliran ini
disebabkan oleh pergeseran bukit disepanjang patahan mendatar.

Gambar 1.5. Morfologi Scream Offset


 Bentang Alam Gunung Api

10 | P a g e
Bentang alam gunung api adalah bentang alam yang merupakan produk dari
aktivitas gunung api. Bagian-bagian dari Morfologi Gunung Api adalah sebagai
berikut:
1) Volcanic, landforms (morfologi gunung api)
Bentuk dari bentang alam gunung api dapat dikelompokkan
berdasarkanpada tipe/jenis magmanya (magma biasa, magma
intermediet, magma asam), serta jenis material yang dikeluarkan
adalah lava atau piroklastik
2) Volcanic footslope landforms
Adalah bentang alam yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh
gunung api.
3) Crater landforms
Adalah bentangalam gunung api yang merupakan lubang tempat
keluarnya material gunung api ketika terjadi erupsi.
4) Caldera Landforms
Adalah bentang alam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api
tipe Explosive.
5) Volcanic-neck Landforms
Adalah bentangalam gunung api yang berbentuk seperti leher atau
tiang yang merupakan sisa dari proses denudasi gunungapi.
6) Paracitic Cone Landforms (Morfologi Gunungapi Parasit)
Adalah bentangalam yang berbetuk kerucut yang keberadaannnya
menumpang pada badan dari induk gunungapi, sering juga disebut
dengan anak gunung api.
7) Morfologi Maar
Adalah bentang alam berelief luas dan rendah dari suatu kawah
gunung api hasil erupsi preatomagmatik, letusannya disebabkan oleh
air tanah yang kontak dengan magma.

11 | P a g e
2.2.2. Bentang Alam Yang Dikontrol Oleh Gaya-Gaya Eksogen
Bentangalam eksogen adalah bentuk-bentuk bentang alam yang proses
pembentukan genetikannya dikontrol oleh gaya eksogen. Berikut adalah proses-proses
eksogen yang merubah bentum bentangalam:

 Bentangalam hasil aktiviatas sungai


Apabila air jatuh keatas permukaan bumi, maka bberapa kemungkinan akan terjadi.
Air akan terkumpul sebagai tumupkan salju didaerah-daerah puncak pegunungan
tinggi atau sebagai gletser. Ada pula yang terkumpul didanau-danau. Yang jatuh
menimpa tumbuh-tumbuhan dan tanah akan menguap kembali keatmosfir atau
diserap oleh tanah melalui akar-akar tanaman, atau mengalir melalui system sungai
atau aliran bawah tanah. Diatas permukaan bumi air akan mengalir melalui alur
jaringan pola aliran sungai menuju kebagian-bagian yang rendah.
 Pelapukan ialah proses hancurnya batuan dari bongkahan besar menjadi bagian
yang lebih kecil sehingga menjadi tanah. Pelapukan terjadi karena dipengaruhi oleh
faktor cuaca, misalnya suhu. Jenis jenis pelapukan diataranya yaitu pelapukan
mekanik, pelapukan kimia dan pelapukan biologis. Pelapukan mekanik yaitu proses
melapuknya batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia. Pelapukan
ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengaruh suhu, sinar
matahari, daya erosi dan gelombang laut yang memukul pantai. Pelapukan kimia
adalah proses pelapukan batuanyang diikuti dengan perubahan susunan zat dari
batuan induk. Pelapukan biologis ialah proses pelapukan yang disebabkan oleh
aktifitas makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
 Pengikisan(erosi)
Pengikisan adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang melibatkan
pengangkatan partikel batuan. Berdasarkan penyebabnya, erosi dikelompokkan
menjadi 4 yakni :
 Erosi air yakni proses pengikisan tanah oleh air yang mengangkut batu-
batuan yang telah hansur. Erosi air juga disebut dengan korasi. Korasi

12 | P a g e
dipengaruhi oleh daya angkut air, keadaan permukaan yang tererosi dan
kecepatan gerak air.
 Erosi es, juga disebut dengan erosi glasial yakni erosi yang terjadi di daerah
pegunungan tinggi yang mempunyai salju abadi (es).
 Erosi angin merupakan peristiwa pengikisan yang terjadi karena pergerakan
angin. Pengikisan tanah oleh angin mempunyai dampak terbentuknya
lubang- lubang kecil di batuan.
 Erosi gelombang laut sering disebut dengan abrasi pantaiatau erosi pantai.
Besarnya kecepatan angin laut atau gelombang dapat menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk pantai. Bentangan alam yang muncul karena
erosi gelombang laut meliputi cliff, relung, morena, ngarai.
 Pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi merupakan proses pengendapan massa batuan atau material yang
terbawa oleh angin, air atau pun es. Ada beberapa jenis proses sedimentasi menurut
tempat mengendapnya, diantaranya yaitu sedimentasi fluvial dan marine.
 Sedimentasi fluvial adalah sedimentasi yang terjadi di sungai dan
disebabkan oleh air sungai.
 Sedimentasi marine yakni sedimentasi yang terjadi karena abrasi oleh air
laut .
 Mass wasting
Mass wasting pada dasarnya, adalah gerangkan batuan, regolith, dan tanah kearah
kaki lereng sebagai akibat dari gaya berat melalui proses aliran, luncuran, rayapan
dan rebah. Mass wasting umumnya terjadi pada daratan dan lautan terutama
dilereng benua. Longsor merupakan salah satu contoh yang spektakular dari mass
wasting.

2.3. Jenis-Jenis Bentangalam Berdasarkan Genesanya


Berikut klasifikasi bentang alama] menurut klasifikasi Van zuidam dan Verstappen:

a) Satuan bentuk lahan asal vulkanis

13 | P a g e
Bentuk lahan vulkanis adalah bentukan hasil kegiatan gunung api, baik yang
tersusun dari bahan gunung api yang sudah keluar dari kepermukaan bumi, atau
ekstrusi maupun yang membeku dibawah permukaan bumi atau intrusi. Berikut ini
contoh bentuk lahan asal bentukan dari gunung api:
 Kawah/kawah dananu gunung api
 Kaldera/danau kaldera
 Kerucut gunung api
 Lereng atas gunung api
 Lereng tengah gunung api
 Lereng bawah gunung api
 Lereng kaki fluvial gunung api
 Dataran fluvial gunung api
 Medan lava
 Medan lahar
 Volcanic neck
 Bocca
 Kubah lava
 Dataran tinggi lava
 Lembah gunung api
 Sumbat lava
b) Satuan bentuk lahan asal structural
Bentuk lahan ini terbentuk oleh tenaga endogen yang menghasilkan struktur,
lipatan, patahan, dome dengan berbagai perkembangannya.perkembangan struktur
lipatan dan patahan tersebut menghasilkan bentuk lahan antaralain:
 Perbukitan/pegunungan anticlinal
 Perbukitan/pegunungan sinklinal
 Perbukitan pegunungan monoklinal

14 | P a g e
 Cuesta
 Dome
 Blok
 Graben
 Sembul
 Nyaris dataran
 Dataran tinggi
 Lembah sinklinal
 Lembah anticlinal
 Hogback dan flatiron

Berbagai macam sesar dan lipatan tersebut dapat berdiri sendiri dapat pula
bergabung membentuk struktur kompleks. Struktur kompleks seringpula dibentuk
oleh adanya sesar, lipatan dan struktur volkan yang menjadi satu yang tidak dapat
dipilah satu persatu. Kenampakan dilapangan, struktur tersebut sangat menentukan
terhadap bentuk lahan, atau dengan menentukan bentuk lahan dapat ditafsirkan
struktur geologi yang ada padanya, seperti yang dinyatakan dalam konsep dasar
geomorfologi:

 Kubah atau dome adalah anticlinal yang kemiringan perlapisan batuannya


kesegala arah. Struktur yang berlebihan adalah basin
 Lipatan diaper adalah suatu anticlinal yang materialnya bergerak seperti
garam , yang terbentuk sebagai akibat daya tekan dari batuan yang
menumpanginya.
 Satuan bentuk lahan asal denudasional
Bentuk lahan ini terdapat pada lahan yang luas terutama daerah yang berbatuan
lunak dan beriklim basah , yang bentuk-bentuk strukturnya tidak dapat bertahan
cukup lama. Dengan demikian diperlukan pembagian secara rinci atas dasar

15 | P a g e
karakteristik morfometrinya, seperti relief, kemiringan lereng, atau kepedatan aliran
atau pengikisan. Beberapa bentuk satuan asal denudasional adalah sebagai berikut:
 Perbukitan/pegunungan denudasional
 Perbukitan teriosolir
 Lereng kaki denudasional
 Nyaris dataran
 Dinding terjal
 Rombakan kaki lereng denudasional
 Lahan rusak
 Kerucut tallus
 Daerah yang banyak massa batuannya
 Satuan bentukan asal proses fluvial
Bentuk lahan ini terutama berkaitan dengan daerah penimbunan seperti lembah dan
tanggul alam atau tanggul sungai dengan tenaga geomorfologi dari air yang
mengalir. Bentukan asak proses fluvial sebagai berikut ini:
 Dasar sungai
 Rawa belakang
 Saluran sungai yang ditinggalkan
 Dataran banjir
 Dataran alluvial
 Cekungan fluvial
 Tanggul sungai alami
 Kipas alluvial
 Teras alluvial
 Delta
 Lakustrin
 Igir fluvial

16 | P a g e
 Satuan bentukan asal proses marine
Perbedaan utama untuk kenampakan bentuk lahan ini adalah antara pantai yang
berbatu, pantai penghalang dan lagune. Symbol atau legenda bentuk lahan asal
marine adalah sebagai berikut:
 Rataan pasang surut
 Cliff dan notch
 Gisik
 Sipit
 Beting gisik
 Tombolo
 Hamparan lumpur
 Garis pantai
 Dataran alluvial pantai
 Teras marine
 Lagune
 Bentuk lahan bentukan asal proses angin
Bentuk lahan asal proses angin antaralain:
 Gumuk pasir
 Gumuk pasir bulan sabit
 Gumuk pasir sisir
 Gumuk pasir parabolic
 Gumuk pasir sejajar
 Hamparan pasir
 Cekungan daerah pasir

2.4. Kenampakan Bentang Alam Dipeta


Macam-macam bentuk muka bumi sebagai bentang alam Sebagaimana sudah
dijelaskan, bahwa bentang alam adalah suatu bentangan di permukaan bumi tanpa ada

17 | P a g e
pengaruh manusia yang masuk di dalamnya. Bentang alam yang terdapat di permukaan
bumi bukanlah merupakan suatu fenomena yang seragam, melainkan memiliki berbagai
macam bentuk dan persebarannya. Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis artinya dari
waktu ke waktu terus mengalami perkembangan dan perubahan. Secara umum bentuk
permukaan bumi tidaklah rata, dengan pengertian lain terdapat bentuk permukaan yang
tinggi/terjal ada pula yang rendah/landai. Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut relief.
Perubahan bentuk muka bumi secara alami dipengaruhi oleh dua tenaga alami, yaitu tenaga
asal dalam bumi yang disebut endogen dan tenaga asal luar bumi atau eksogen. Pengaruh
dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk muka
bumi yang beraneka ragam. Tenaga dari dalam bumi meliputi vulkanisme dan tektonisme.
Sedangkan tenaga dari luar bumi meliputi kekuatan angin, air dan gletser. Cepat atau
lambat perubahan bentuk muka bumi sebagai bentang alam dipengaruhi oleh suatu tenaga
geologi.

 Bentang alam akibat diatropisme Diatropisme adalah proses pembentukan kembali


kulit bumi, pembentukan gunung-gunung, plato-plato, lembah-lembah, lipatan-
lipatan, dan retakan-retakan. Diatropisme secara umum dibagi dua jenis yaitu
epirogenesa dan orogenesa. Epirogenesa merupakan pengangkatan masa benua
(kontinental) dengan kecepatan yang relatif lambat, sedangkan orogenesa
merupakan perubahan kulit bumi dengan laju kecepatan yang relatif lebih singkat
dari epirogenesa. Gerak orogenetik mengeluarkan tekanan horizontal dan vertikal di
kulit bumi, yang menyebabkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya letak
lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan. Proses
lipatan (folded process) yaitu suatu bentuk kulit bumi berbentuk lipatan
(gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar
dari dua arah yang berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batuan di sekitar daerah itu
terlipat, dan membentuk puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin).
Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan disebut antiklinorium dan beberapa
lembah lipatan disebut sinklinorium. Bentang alam akibat proses lipatan dapat

18 | P a g e
terlihat meliuk-liuk bergelombang. Contoh pegunungan lipatan seperti Pegunungan
Ural. Lipatan pada pegunungan ini terjadi pada zaman primer. Pegunungan muda,
seperti Pegunungan Mediteranian dan Sirkum Pasifik yang terjadi pada zaman
tersier. Bentang alam hasil tenaga tektonisme lainnya adalah proses patahan (fault
process). Ketika lempeng yang membentuk kerak bumi bergerak dan saling
bergesekan, gerakan tersebut memberi tegangan yang sangat besar sampai
memecahkan batuan. Tempat batuan itu pecah disebut patahan (fault), dan alur
akibat pecahnya batuan itu disebut alur patahan. Alur patahan yang besar bisa
sampai ke batuan di bawah tanah yang dalam dan memanjang sepanjang benua.
Alur patahan terbesar di dunia, sama seperti gempa bumi terkuat, bisa ditemukan di
dekat pertemuan lempeng. Proses patahan yang muncul akibat adanya energi dari
dalam bumi (endogen) dapat terjadi secara mendatar dan saling menjauh sehingga
pada bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah membentuk bagian
yang merosot (graben dan slenk) dan bagian yang menonjol (horst) maupun dengan
arah vertikal. Adanya tenaga yang mendatar dan berlawanan arah sehingga
menimbulkan pergeseran batuan, disebut sesar mendatar.

Gambar 1.5. Macam-Macam Bentukan Alam Akibat Patahan

 Bentang alam akibat vulkanisme.

19 | P a g e
Vulkanisme adalah pergerakan magma dari dalam litosfer yang menyusup ke
lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Di dalam litosfer, magma
menempati suatu kantong yang dinamakan dapur magma (batholit). Kedalaman dan
besar dapur magma itu sangat bervariasi. Ada dapur magma yang letaknya sangat
dalam, ada pula yang dekat dengan permukaan bumi. Perbedaan letak ini
merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan yang terjadi. Pada umumnya,
dapur magma yang dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat daripada yang
letaknya dangkal. Umumnya kita mengenal tiga bentukan gunungapi yang
diakibatkan dari sifat erupsi dan kandungan magma, yaitu:
I. Gunung api perisai (Shield Volcanoes), sebuah gunung api yang beralas
luas dan berlereng landai, merupakan hasil erupsi efusif magma yang cair.
Contohnya gunungapi di Hawai.
II. Gunung api maar, merupakan hasil erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat
dan hanya sekali saja. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan
kawahnya Klakah.
III. Gunung api strato atau kerucut, merupakan hasil campuran, efusif dan
eksplosif yang berulang kali. Gunung api ini berbentuk kerucut dan
badannya berlapis-lapis. Akibat erupsi yang berpindah-pindah pusatnya,
menyebabkan di sana sini terbentuk kerucut-kerucut gunung api, sehingga
bentuk gunung api tersebut tidak teratur. Sebagian besar gunungapi di
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api
kerucut. Misalnya Gunung kerinci, Merapi, Ciremai, Semeru, Batur.

20 | P a g e
Gambar 1.7. Tipe-Tipe Letusan Gunung Api

Sebagian besar bentuk gunungapi di Indonesia adalah kerucut (strato). Gunungapi


yang pernah meletus umumnya berpuncak datar. Magma yang keluar ke permukaan bumi
akibat vulkanisme dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Material tersebut antara lain eflata
(material padat) berupa lapili, kerikil, pasir dan debu, lava dan lahar; berupa material cair;
dan ekshalasi (gas) berupa nitrogen belerang dan gas asam. Bentuk permukaan bumi akibat
proses vulkanisme sebagai berikut:

 Intrusi magma yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfer


tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu:
I. Batolith, yaitu bekuan magma yang ada di dapur magma;
II. Gang atau korok, yaitu intrusi bekuan magma yang berbentuk tipis
dan memanjang dengan arah intrusi vertikal atau miring;
III. Apofisa, yaitu bekuan magma yang merupakan cabang dari gang;
adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan
gunungapi bentuknya seperti silinder memanjang.
 Intrusi magma yang berbentuk konkordon, yaitu intrusi magma yang
strukturnya searah atau sejajar dengan lapisan-lapisan batuan yang ada di

21 | P a g e
sekitarnya, seperti sill dan lakolit. Sill adalah bekuan magma yang tipis dan
pipih yang berada di lapisan-lapisan batuan sekitarnya, sedangkan lakolit
yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya
seperti lensa cembung atau kue serabi.
 Hasil erupsi yang berbentuk afusif akan membentuk struktur permukaan
bumi yang ditutupi oleh lelehan lava.

Gambar 1.8. Hasil Intrusi Magma


 Hasil erupsi berbentuk eksplosif akan menghasilkan endapan bahan-bahan
lepas atau piroklastik yang ukurannya mulai dari bongkahan batu besar
(bom), kerikil, pasir vulkanik, dan debu vulkanik. Bentuk muka bumi hasil
erupsi eksplosif antara lain kawah atau kaldera, padang lava, dan padang
lahar. Gejala pasca vulkanik atau post vulkanik, yaitu suatu fase (massa) di
mana sebuah gunung berapi tidak memperlihatkan gejala-gejala
keaktifannya. Bentangan alam tersebut antara lain:
I. Sumber air panas yang banyak mengandung mineral, terutama
belerang, seperti di Ciater dan Cipanas Jawa Barat.
II. Geyser, yaitu semburan air panas yang keluar secara berkala dari
celah-celah batuan, seperti di Cisolok Sukabumi Jawa Barat.

22 | P a g e
III. Ekshalasi atau sumber gas berupa fumarola (sumber uap air dan zat
lemas), solfatar (sumber gas belereng), dan mofet (sumber gas asam
arang).
 Bentang alam akibat gempa bumi (earthquake)
Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang berasal dari dalam bumi yang
merambat sampai ke permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen.
Mereka menggunakan alat pengukur yang disebut seismograf. Alat ini digunakan
untuk mencatat pola gelombang gempa atau seismik dengan memperhitungkan
kekuatan sekaligus lamanya gempa. Permukaan bumi terbentuk dari lapisan batuan
paling luar yang disebut kerak bumi. Kerak bumi yang pecah membentuk potongan-
potongan besar yang saling berpasangan. Potongan-potongan ini disebut lempeng.
Lempeng bergerak perlahan saling bergesekan, menekan, dan mendesak bebatuan.
Akibatnya, tekanan bertambah besar. Jika tekanannya besar, bebatuan bawah tanah
akan pecah dan terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang
menyebabkan gempa bumi. Beberapa gempa terbesar di dunia terjadi karena proses
subduksi. Dalam proses ini, terjadi tumbukan antara dua lempeng, dengan salah satu
lempeng kerak terdorong ke bawah lempeng yang lain. Biasanya lempeng samudra
di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng samudra yang
jatuh dan bergesekan dengan lempeng di atasnya, melelehkan kedua bagian
lempeng itu. Tumbukan ini menghasilkan gunungapi dan menyebabkan gempa
bumi. Berbagai bentukan di permukaan bumi akibat proses gempa merupakan
kerusakan-kerusakan atau hancurnya suatu bentang alam yang telah dibangun oleh
proses sebelumnya. Besar kecilnya kerusakan yang ditimbulkan sangat tergantung
pada besarnya tenaga yang dikeluarkan oleh gelombang gempa tersebut dan letak
titik pusat gempa di perut bumi.
 Bentang alam akibat proses pengikisan dan pengendapan Bentang alam dapat terjadi
akibat proses pengikisan dan pengendapan. Bentang alam ini diakibatkan oleh
adanya tenaga eksogen yaitu tenaga pembentukan bumi yang berasal dari luar.
Tenaga eksogen memiliki sifat merusak, karena dapat merubah bentuk muka bumi

23 | P a g e
yang telah ada. Beberapa tenaga perusak tersebut dapat disebabkan oleh angin, air,
dan gletser. Bentang alam akibat proses pengikisan dapat diklasifikasikan
berdasarkan proses pelapukan dan erosi.
 Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika,
kimiawi, maupun secara biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan
waktu yang sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi
oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami proses pelapukan dan berubah
menjadi tanah. Apabila tanah tersebut tidak bercampur dengan mineral
lainnya, maka tanah tersebut dinamakan Tanah Mineral. Tanah-tanah yang
tersebar di permukaan bumi merupakan hasil pelapukan batuan ditambah
dengan unsur-unsur lainnya.
 Erosi
Erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami
dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas
permukaan bumi. Ada empat jenis erosi apabila dilihat dari zat pelarutnya
dan bentukan yang dihasilkan, sebagai berikut.
 Ablasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir.
Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air
terjun.
 Abrasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari
erosi marine. Tinggi rendahnya erosi akibat air laut dipengaruhi oleh
besar kecilnya kekuatan gelombang. Bentang alam yang diakibatkan
oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua
di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang),
tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan
batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakkan batuan di

24 | P a g e
pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk notch
yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang
gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan
membentuk cliff dan wave cut platform.
 Eksarasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh hasil pengerjaan es.
Proses terjadinya erosi, diawali oleh turunnya salju di suatu lembah
pada lereng atau perbukitan. Lama kelamaan salju tersebut akan
menumpuk pada lembah sehingga menjadi padat dan terbentuklah
massa es yang berat. Berkat gaya gravitasi, massa es tersebut akan
merayap menuruni lereng Pegunungan atau perbukitan.
 Deflasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh tenaga angin. Pada
awalnya angin hanya menerbangkan pasir dan debu. Tetapi kedua
benda tersebut dijadikan senjata untuk menghantam batuan yang
lebih besar, sehingga akan mengikis batuan tersebut.
 Pengendapan Pengendapan atau sedimentasi adalah terbawanya material
hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu
wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan
erosi kemudian diendapkan dan selanjutnya dapat menjadi batuan sedimen.
Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.
Berikut ini adalah ciri bentang alam akibat proses pengendapan berdasarkan
tenaga pengangkutnya: Pengendapan oleh air Sungai. Batuan hasil
pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan
delta.
 Pengendapan oleh Air Laut. Batuan hasil pengendapan oleh air
laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut
dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil

25 | P a g e
pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan
penghalang pantai
 Pengendapan oleh angin. Sedimen hasil pengendapan oleh angin
disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh
angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai
dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi
bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin
yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan pasir di suatu
tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang
disebut gumuk pasir.
 Pengendapan oleh gletser. Sedimen hasil pengendapan oleh
gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil pengendapan
oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V
menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh
gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil
pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah.
Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk
U.

26 | P a g e
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian materi tentang bentang alam diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa bentang alam bisa diartikan sebagai anekaragam bentuk permukaan bumi mulai dari
gunung, sawah, perbukitan, pegunungan dll. Kenampakan Alam (bentang alam) adalah
segala sesuatu yang dibentuk oleh peristiwa yang berada di alam. Bentuk bentuk muka
bumi ini tidak berbentuk dengan sendirinya tentunya ada beberapa factor yang
mempengaruhinya. Factor yang dimaksud yaitu gaya yang mempengaruhinya. Dalam
penjelasan diatas gaya yang mempengaruhi bentang alam yaitu gaya eksogen dan gaya
endogen. Bentang alam memiliki kenampakan tersendiri dalam peta. Kenampakan Alam
dapat lihat pada permukaan bumi yang meliputi wilayah daratan dan wilayah perairan.

3.2. Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan penjelasan tentang bentang alam
secara lengkapa, maka penulis mengharapkan agar para pembaca dapat mencari literature
dengan lengkap.

27 | P a g e
Daftar Pustaka

Susilawati, S. PERSEBARAN BENTANG ALAM DAN BENTANG BUDAYA.

Suharjo, Arozag, Miftahul, Sunarhadi Amin, Muhammad.2017. Geomorfologi Dasar. Muhammadyah


University Press.

28 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai