Jurnal 5 Pemisahan Dan Identifikasi Kation Golongan I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I

I. Tujuan
Memisahkan dan mengidentifikasi kation yang terdapat dalam sampel buatan.

II. Dasar Teori


Pemisahan kation ke dalam golongannya diklasifikasikan menjadi lima golongan
berdasarkan reaksi kation-kationnya dengan reagen yang akan membentuk endapan.
Klasifikasi yang paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan
karbonat dari kation tersebut. Kation golongan I akan dapat dipisahkan dari golongan yang
lainnya berdasarkan perbedaan kelarutannya pada klorida. Kation golongan I membentuk
klorida-klorida yang tidak larut, yaitu PbCl2, AgCl, dan Hg2Cl2.. Diantara endapan-endapan ini
PbCl2 larut dalam air mendidih, sedangkan AgCl dan Hg 2Cl2 tidak larut. Untuk mengetahui
jenis kation yang terdapat dalam suatu sampel, mulanya dengan menggunakan pereaksi yang
spesifik namun cara ini sepintas kelihatannya sederhana dan sangat menarik tetapi prakteknya
tidak selalu demikian, sebab tidak diketahui berapa banyak ion yang kita hadapi, lagi pula
pereaksi-pereaksi spesifik untuk tujuan ini masih sangat terbatas. (Vogel analisis anorganik
kualitatif. bagian 1, 203).
Cara lain untuk analisis campuran adalah dengan mempergunakan reaksi-reaksi selektif
yaitu memisahkan segolongan kation dari yang lain. Misalnya bila suatu pereaksi
menyebabkan sebagian kation akan terendapkan dan sebagian lagi tetap berada dalam larutan,
maka selanjutnya endapan disaring. Dengan demikian akan terdapat dua kelompok campuran
yang isinya masing-masing berkurang dari campuran sebelumnya. Bila kemudian larutan
maupun endapannya kita tambahkan pereaksi selektif lain, sehingga sebagian dari larutan
akan mengendap dan sebagian dari endapan semula akan melarut, maka tebentuk empat
kelompok campuran yang keanekaragaman komposisinya semakin berkurang. Dengan jalan
ini akhirnya setiap kation dapat terpisah satu sama lain.
Bagan berikut mengilustrasikan sistematis analisis/pemisahan komponen suatu
campuran.

+ Pereaksi

+ Pereaksi + Pereaksi

Menyatakan endapan Menyatakan larutan

(Buku kimia analitik kualitatif, 43)

Dalam hal ini, pemisahan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, yang
selanjutnya diikuti dengan pembuktian ada tidaknya kation-kation dalam setiap kelompok.
Pembuktian dilakukan melalui reaksi-reaksi yang menyebabkan terjadinya zat-zat baru yang
berbeda dari zat semula yang dikenal sifat fisiknya, antara lain:
a. Terbentuknya endapan
b. Perubahan warna
c. Pembentukan gas
d. Bentuk kristal yang khas
Pemisahan-pemisahan kation-kation dalam segolongan bisa dilakukan dengan metode
H2S. Secara umum metode H2S menggolongkan kation-kation kedalam lima golongan, yaitu
Golongan I : PbCl2, AgCl, HgCl2, semua berwarna putih
Golongan II : garam-garam sulfida dari Bi+3, Cu+2, Cd2+, Pb2+,dan As (III,V) Sb(III,V),
Sn(II, IV), Hg+2
Golongan III : garam-garam sulfida dari Co+2, Ni+2, Fe2+, Mn2+, Zn+2, dan
Al(OH)3, Cr(OH)3.
Golongan IV : CaCO3, SrCO3, BaCO3
Golongan V : Berisi ion-ion Mg+2, K+, Na+ yang tetap merupakan larutan
Sudah disebutkan bahwa kation golongan I terpisah dari golongan lainnya (II-IV)
karena perbedaan kelarutannya. Kation golongan I terdiri atas tiga ion logam yang garam
kloridanya tidak larut dalam larutan asam, yaitu PbCl2, AgCl, dan Hg2Cl2. Pereaksi yang
digunakan untuk menetapkan golongan ini adalah asam klorida HCl sehingga golongan I
kadang-kadang disebut golongan asam klorida, PbCl2, AgCl, dan Hg2Cl2 golongan klorida,
golongan perak. Dalam suasana asam, klorida dari kation dari golongan lain larut.
Diagram alir pemisahan dan identifikasi kation golongan I

Skematika pemisahan Kation Golongan I


Pereaksi golongan: Asam klorida encer (2 M)
Reaksi golongan: Endapan putih timbal klorida (PbCl 2), perak klorida (AgCl), dan merkurium
klorida (Hg2Cl2)
Kation golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tak larut, yaitu PbCl 2, AgCl,
dan Hg2Cl2. Diantara endapan-endapan tersebut, PbCl2 larut dalam air mendidih, sedangkan
AgCl, dan Hg2Cl2 tak larut. Maka ekstraksi endapan dengan air panas dapat memisahkan
PbCl2. Timbal klorida sedikit larut dalam air dan karena itu timbal tidak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan dengan asam klorida encer ke dalam suatu sampel, ion
timbal yang tersisa terendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam bersama-sama kation golongan II.
Nitrat dari kation-kation golongan ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbal
sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium
(I) sulfat terletak diantara kedua zat tersebut. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan
pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapan tersebut mudah larut kembali dalam
air panas. Endapan golongan I mengandung timbal, perak, dan merkurium (I) dimana masing-
masing ion dapat diendapkan oleh HCl menjadi PbCl2, AgCl, dan Hg2Cl2.
Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq) → PbCl2(s)↓
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s)↓
Hg2+(aq) + 2 Cl-(aq) → Hg2Cl2(s)↓
Beberapa uji filtrat yang mengandung ion Pb2+, Ag+, dan Hg2+(aq)
Uji Pb2+
 Filtrat setelah dingin menjadi keruh karena terbentuk kristal-kristal putih berbentuk jarum
(PbCl2), kristal ini hanya akan terbentuk jika konsentrasi Pb2+ cukup pekat.
 Sebagian filtrat dingin ditambahkan larutan K2CrO4 terbentuk endapan kuning PbCrO4
yang dapat larut dalam HNO3 maupun basa kuat lainnya. Tak larut dalam asam asetat
encer.
PbCl2(aq) + CrO42-(aq) → PbCrO4(s)↓ + 2 Cl-(aq)

 Sebagian filtrat dingin, ditambahkan dengan beberapa tetes H 2SO4 encer, terbentuk
endapan putih PbSO4 yang larut dalam amonium asetat.
PbCl2(s) + SO42-(aq) → PbSO4 (s) ↓ + 2Cl-(aq)
 Sebagian filtrat ditambahkan larutan KI, terbentuk endapan kuning PbI 2, yang larut dalam
air mendidih menjadi larutan tak berwarna, yang mengendap kembali berupa kristal-kristal
kuning setelah mendingin.
PbCl2(s) + 2 KI(aq) →PbI2(s) ↓ + 2 KCl(aq)

Uji Ag+
 Sedikit filtrat ditambah HNO3 encer menghasilkan endapan putih yang berubah warna
menjadi violet bila kena cahaya matahari
Ag(NH4)2Cl(aq) + 2HNO3(aq) → AgCl(s) + 2 NH4NO3(aq)
 Sedikit filtrat ditambah larutan KI, terbentuk endapan kuning muda AgI
 Reaksi Tananaeff : Endapan putih (AgCl) yang dihasilkan dari reaksi:
Ag(NH4)2Cl(aq) + 2HNO3(aq) → AgCl(s) + 2 NH4NO3(aq) disentrifuse, kemudian ditempatkan
pada kertas saring diberi setetes MnSO4 dan KOH. Terjadinya noda hitam menunjukkan
terjadinya reduksi menjadi logam Ag.
MnSO4(aq) + 2 KOH(aq) → Mn(OH)2(aq) + K2SO4(aq)
2AgCl(s) + 3 Mn(OH)2(aq) → 2 Ag(s) + MnMnO3(s) + 3 H2O(l) + MnCl2(aq)
MnMnO3 terlihat sebagai lingkaran cokelat pada pinggiran noda.

Uji Hg2 2+
Endapan yang merupakan (campuran HgNH2Cl dan Hg) ditambahkan beberapa tetes
akuaregia (campuran 3 bagian HClpekat dan 1 bagian HNO3pekat) dan dipanaskan dengan hati-
hati. Kelebihan asam diuapkan sampai habis (sampai tak menjadi asap cokelat lagi).
Akuaregia mengubah endapan menjadi Hg2Cl2, ditambahkan air sedikit dan dipanaskan
kembali yang selanjutnya larutan yang terbentuk dibagi menjadi dua untuk uji Hg2 2+
2HgNH2Cl(s) + 2 HCl(aq) + 2 HNO3(aq) → 2HgCl(s) + 2 NO(aq) + N2(g) + 4H2O(l)
3Hg(l) + 6 HCl(aq) + 2 HNO3(aq) → 3 HgCl2(s) + 2 NO + 4H2O(l)
Reaksi-reaksi untuk uji adalah sebagai berikut:
 Bagian pertama dari larutan ditambahkan KI (sedikit) terjadi endapan merah HgI2, yang
larut kembali bila KI berlebih menjadi larutan tak berwarna:
HgCl2(s) + 2 I-(aq) → HgI2(endapan merah) + Cl-(aq)
HgI2(s) + 2 I-(aq) → HgI42-(aq)
 Reaksi Tannaneff : setetes larutan di atas kertas saring ditambahkan setetes SnCl 2 5%,
kemudian ditambah setetes anilin. Mula-mula terjadi endapan putih yang selanjutnya
berubah Hg logam yang berwarna hitam. Anilin berfungsi sebagai katalisator pada
pembentukan Hg.
HgCl2(s) + Sn+(aq) → HgCl2(s) + Sn4+ (aq) + 2Cl-(aq)
HgCl2(s) + Sn+(aq) → 2Hg(s) + Sn4+ (aq) + 2Cl-(aq)
III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1 rak tabung reaksi, gelas ukur 5 mL,
gelas kimia 100 mL, gelas kimia 250 mL, pemanas masing-masing 1 buah, dan pipet tetes 3
buah. Bahan yang digunakan larutan HCl 2 M, larutan HCL 0,1 M, Larutan H 2SO4 3 M,
larutan K2CrO4, larutan NH3 6 M, larutan HNO3 3 M, aquades dan kertas saring dengan jumlah
secukupnya.

IV. Prosedur Kerja


Tahap awal yang dilakukan yaitu dimasukkan sebanyak 5 mL larutan sampel yang
mengandung kation golongan I dan II (yang disiapkan oleh laboran) ke dalam tabung reaksi.
Lalu ditambahkan larutan HCl 2 M ke dalam larutan tersebut setetes demi setetes sampai
terbentuk endapan secara sempurna. Endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara
disaring. Endapan putih yang terbentuk adalah garam-garam dari kation golongan I (mungkin
AgCl, PbCl2, atau Hg2Cl2), sedangkan filtratnya mengandung kation golongan II. Kemudian
endapan dicuci dengan 0,5 mL HCl 0,1 M dingin sebanyak 2 kali. Endapan dipindahkan ke
dalam beaker gelas 50 mL dan tambahkan 2 mL aquades serta panaskan selama 1 menit.
Selanjutnya larutan disaring dalam keadaan panas. Endapan yang didapat mungkin
mengandung AgCl dan/atau Hg2Cl2, sedangkan filtratnya berupa larutan PbCl2. Filtrat dibagi
ke dalam 2 tabung reaksi (jika terbentuk endapan lagi, panaskan terlebih dahulu sehingga
larut). Pada salah satu tabung ditambahkan beberapa tetes H 2SO4 3 M, terbentuknya endapan
putih PbSO4 menyatakan uji positif terhadap Pb. Pada tabung yang lain ditambahkan beberapa
tetes K2CrO4 0,1 M, terbentuk endapan kuning PbCrO4 menyatakan uji positif terhadap Pb.
Jika identifikasi filtrat positif mengandung Pb, maka endapan yang diperoleh sebelumnya
dicuci dengan air mendidih beberapa kali (sampai semua PbCl 2 telah larut). Selanjutnya pada
endapan yang terdapat dalam kertas saring ditambahkan (ditetesi) dengan larutan NH 3 6 M
sebanyak 1 mL (larutkan dengan menggunakan corong). Terbentuknya endapan abu-abu dari
HgNH2Cl atau endapan hitam Hg pada kertas saring menunjukkan sampel positif
mengandung logam raksa. Kemudian filtrat yang diperoleh dari pengerjaan dengan
menambahkan NH3 diatas, tambahkan dengan larutan HNO3 3 M sampai suasana larutan
bersifat asam. Terbentuknya endapan putih dari AgCl yang tidak larut dengan adanya HNO3
menunjukkan sampel positif mengandung Ag.
V. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan Pemisahan dan Identifikasi Kation Golongan I

No Perlakuan Hasil Pengamatan Reaksi-reaksi


1 5 mL Sampel + HCl Sampel + HCl → endapan berwarna putih
dan larutan menjadi keruh
Endapan yang terbentuk adalah garam dari
kation golongan I (mungkin AgCl, PbCl2,
atau Hg2Cl2)
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl ↓
(Putih)

Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) → PbCl2↓


(Putih)

2Hg+(aq) + 2Cl-(aq) → Hg2Cl2↓


(Putih)

2 Endapan dipisahkan dengan disaring.


3 Endapan dicuci dengan HCl, lalu endapan
dipindahkan ke dalam beaker dan tambahkan 2
mL aquades dan panaskan kemudian saring
4 Filtrat yang diperoleh dibagi ke dalam 2 tabung Identifikasi adanya ion Pb2+
reaksi.
 Filtrat + H2SO4  Reaksi:
Pb2+(aq) + SO42- (aq)→ PbSO4(s)↓
endapan putih
 Filtrat + K2CrO4
 Reaksi:
Pb2+ (aq)+ CrO42- (aq)→ PbCrO4(s)↓
endapan kuning

Jika uji positif, maka filtrat mengandung Pb2+


5 Endapan sebelumnya dicuci dengan air
mendidih, kemudian disaring
6 Endapan + NH3 Reaksi:
Hg2Cl2(s) ↓ + 2 NH3 (aq) → HgNH2Cl(s) ↓ +
endapan abu-abu
2Cl(aq) + Hg(s)↓ + NH4(aq)+
endapan hitam

Jika uji positif, maka endapan mengandung


Hg22+
7 Filtrat yang diperoleh dari penambahan NH3  Reaksi:
 Filtrat + NH3 AgCl(s)↓ + 2 NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+(aq) +
Cl-(aq)
 + HNO3  Reaksi:
Ag+(aq) + NO3-(aq) → AgNO3(s) ↓

Jika uji positif, maka endapan mengandung


Ag+
VI. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Svehla, G. 1985. Bagian I dan II Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka

Vogel’s. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. London:
Longman Group Limited

VII.Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan cara lain untuk identifikasi kation golongan I seperti prosedur diatas!
Jawab :
Cara lain untuk identifikasi kation golongan I adalah
 Cara lain untuk meguji adanya Pb2+ adalah dengan menggunakan reagen amoniak
Pb2+(aq) + 2NH3(aq) + 2H2O(aq) → Pb(OH)2(s)  + NH4+(aq)
(endapan putih)
Endapan tak larut dalam reagensia berlebih.

Cara lain yang digunakan adalah dengan menggunakan gas H2S

Pb2+(aq) + H2S(g) → PbS(s)  + 2H+(aq)


(hitam)
 Cara lain untuk menguji adanya Hg22+ adalah dengan menggunakan NaOH.
Hg22+(aq) + OH-(aq) → Hg2O(s)  + H2O(aq)
(hitam)
Cara lain yang digunakan adalah dengan menggunakan reagen kalium kromat dalam
larutan panas

Hg22+(aq) + CrO42-(aq) → Hg2CrO4(s) 


(kristalin merah)
 Cara lain untuk menguji adanya Ag+ digunakan NaOH
2Ag+(aq) + OH-(aq) → Ag2O(s)  + H2O(aq)
(Coklat)
Cara lain dapat digunakan kalium iodide

Ag+ (aq) + I-(aq)→ AgI(s)


(kuning)

2. Tuliskan persamaan reaksi untuk beberapa reaksi dalam prosedur diatas!


Jawab :
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam prosedur adalah:
 Reaksi yang terjadi antara kation dengan HCl
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s)
Putih

Pb2+(aq) + Cl-(aq) → PbCl2(s)


Putih

Hg22+(aq) + Cl-(aq) → Hg2Cl2(s)


Putih

 Pengujian adanya ion Pb2+ ketika ditambahkan H2SO4 dan K2CrO4:


Pb2+(aq) + SO4(aq) → PbSO4(s) 
endapan putih
Pb2+ (aq)+ CrO42- (aq)→ PbCrO4(s)↓
endapan kuning
 Reaksi yang terjadi antara endapan Hg2Cl2 dengan NH3 adalah:
Hg2Cl2(s) ↓ + 2 NH3 (aq) → HgNH2Cl(s) ↓ + 2Cl(aq) + Hg(s)↓ + NH4(aq)+
endapan abu-abu endapan hitam
 Reaksi yang terjadi antara endapan AgCl dengan amoniak:
AgCl(s)  + 2 NH3(aq) → [Ag(NH3)2]+ (aq) + Cl-(aq)

Anda mungkin juga menyukai