SULETAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

MATA PELAJARAN HUMANIORA


MAKALAH SULETEN ( IMPETIGO )

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

1. YULIANA TAMPUBOLON (19340052P)


2. YENI KRISTIANI (19340050P)
3. NI PUTU FINA ELYONASARI (19340032P)
4. NYOMAN DEWI LESTARI (19340033P)
5. LELY EVAYANTI (19340026P)

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pioderma merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai. Penyebab terjadinya
infeksi kulit diakibatkan oleh bakteri gram positif, dapat pula disebabkan bakteri gram
negatif. Misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, E. coli dan
Klebsiella. Penyebab yang umum ialah bakteri gram positif, seperti Streptokokus dan
Stafilokokus.
Impetigo, merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering menyerang anak-
anak, terutama yang kurang menjaga kebersihan tubuhnya dan dapat muncul di bagian tubuh
manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka maupun pada infeksi virus herpes
simpleks.
Penyakit ini sering terjadi pada neonatus, bayi dan anak. Sebanyak 90% penderita
impetigo Bullosa adalah anak-anak usia dibawah 2 tahun. Namun bisa juga ditemukan pada
orang dewasa yang memiliki imunitas rendah. Impetigo ini sering muncul di daerah kulit
wajah, lengan dan tungkai. Pada orang dewasa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit
lainnya, bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu atau
infeksi virus lainnya).
Di Amerika Serikat, kurang lebih 9 – 10 % dari anak-anak yang datang ke klinik kulit
menderita impetigo. Perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama.
Impetigo lebih sering menyerang anak-anak, jenis yang terbanyak (kira-kira 90%) adalah
impetigo bullosa yang terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun.

1. 2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dibahas :
a. Apa mitos tentang Suleten/Impetigo?
b. Apa definisi dari impetigo ?
c. Apa saja klasifikasi dari impetigo ?
d. Bagaimanakah etiologi dari impetigo ?
e. Apa saja manifestasi klinis dari impetigo ?
f. Apa saja diagnosis banding dari impetigo ?
g. Bagaimana penatalaksanaan klinis dari impetigo ?
1. 3 TUJUAN
A. Tujuan umum :
Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dari Suleten / Impetigo.

B. Tujuan khusus :
a. Mengetahui apa mitos tentang Suleten/Impetigo
b. Mengetahui apa definisi dari impetigo
c. Mengetahui apa saja klasifikasi dari impetigo
d. Mengetahui bagaimanakah etiologi dari impetigo
e. Mengetahui apa saja manifestasi klinis dari impetigo
f. Mengetahui apa saja diagnosis banding dari impetigo
g. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan klinis dari impetigo
BAB II
PEMBAHASAN

A. MITOS TENTANG SULETEN / IMPETIGO

Menurut kepercayaan orang Jawa, penyakit kulit pada bayi atau balita yang tampak seperti
terbakar atau melepuh disebut suleten atau suluten.
Menurut kepercayaan orang Jawa penyakit kulit ini disebabkan karena pakaian bayi atau
balita yang dibuang atau dibakar, karena mereka yakin bahwa masih ada sinergi antara
pakaian dengan si anak. Akibatnya, saat pakaian dibakar, kulit si anak akan ikut terbakar atau
melepuh. Adapun cara mengobatinya, menurut kepercayaan mereka cukup dengan memarut
kunyit lalu menggorengnya, hasil gorengannya dibalurkan ke badan anak yang melepuh.
Tidak perlu ke dokter dan tidak perlu perawatan apa-apa lagi.

Itu hanya mitos, tidak bisa dikatakan salah, tapi tidak bisa dikatakanbenar. Karena
bagaimanapun, itu hanya bagian dari kepercayaan masyarakat karena pada jaman dahulu
belum mengenal ilmu pengetahuan. Betul, bahwa Suleten adalah bagian kulit melepuh yang
biasanya terjadi pada bayi, balita atau anak-anak. Betul, bahwa kunyit dapat menyembuhkan
Suleten karena kunyit adalah antibiotik alami yang disediakan alam, namun tidak bisa kalau
dengan cara digoreng, karena dengan adanya minyak goreng di tubuh dan tubuh bayi/balita
yang berkeringat dapat menyebabkan kuman dan bakteri berkembangbiak, lebih baik kunyit
saja diparut lalu ditambah air sedikit supaya ada sarinya. Sari kunyit dibalurkan pada tubuh
bayi/balita. Tapi salah besar, kalau dikatakan penyebabnya adalah pakaian anak yang dibuang
atau terbakar.
Suleten, secara ilmiah dikenal dengan nama Impetigo. Ada juga yang menyebutnya cacar api
atau cacar monyet (monkeypox).

B. DEFINISI

Impetigo adalah salah satu contoh pioderma, yang menyerang lapisan epidermis kulit
(Djuanda, 56:2005).
Impetigo bisa terjadi akibat trauma superficial yang membuat robekan kulit dan paling sering
merupakan penyakit penyerta (secondary infection) dari Pediculosis, Skabies, Infeksi jamur,
dan pada Insect bites (Beheshti, 2:2007).
C. ETIOLOGI

Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus Aureus atau Group A Beta Hemolitik


Streptococcus (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus merupakan pathogen primer pada
impetigo bulosa dan ecthyma (Beheshti, 2:2007).
Staphylococcus merupakan bakteri sel gram positif yang memiliki bentuk bulat dan berukuran
1 µm, biasanya tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur, kokus tunggal, berpasangan,
tetrad, dan berbentuk rantai juga bisa didapatkan.

Cara kerja Staphylococcus dengan melakukan pembelahan diri dan menyebar luas masuk ke
dalam jaringan dan melalui produksi beberapa bahan ekstraseluler. Bahan-bahan tersebut
berupa enzim dan yang lain berupa toksin meskipun fungsinya adalah sebagai enzim.
Staphylococcus dapat menghasilkan beberapa bahan seperti katalase, koagulase,
hyaluronidase, eksotoksin, lekosidin, toksin eksfoliatif, toksik sindrom syok toksik, dan
enterotoksin.
Streptococcus mempunyai karakteristik dapat berbentuk pasangan atau rantai selama
pertumbuhannya. Lebih dari 20 produk ekstraseluler yang antigenic termasuk dalam grup A,
(Streptococcus pyogenes) diantaranya adalah Streptokinase, streptodornase, hyaluronidase,
eksotoksin pirogenik, disphosphopyridine nucleotidase, dan hemolisin.

D. KLASIFIKASI IMPETIGO
Adapun Klasifikasi impetigo, yaitu sebagai berikut :

a. IMPETIGO KRUSTOSA
Impetigo Krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo Tillbury Fox) adalah
infeksi streptokok primer yang sering berkombinasi dengan infeksi stafilokok, ditandai
dengan vesikel berdinding tipis yang diskret (tersebar), cepat menjadi pustul, kemudian
ruptur.

a) ETIOLOGI
Penyebab impetigo krustosa adalah bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus beta
hemolytic grup A, atau kombinasi keduanya. Sebagian besar infeksi diawali oleh
infeksi Streptococcus, namun seiring waktu akan digantikan oleh Staphylococcus.
b) MANIFESTASI KLINIS
Penyakit dimulai dengan makula eritematosa yang berkembang menjadi vesikel / bula
dalam waktu singkat, kemudian pecah mengeluarkan sekret seropurulen dan menjadi
krusta kuning keemasan, menebal, dan mudah lepas. Krusta dapat dilepaskan dengan
cepat, meninggalkan permukaan yang halus, merah, dan lembab. Sering krusta
menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah.
Umumnya tidak disertai gejala konstitusi, hanya terdapat pada anak. Tempat
predileksi pada bagian tubuh yang lebih terbuka seperti wajah, yakni sekitar lubang
hidung dan mulut, tangan, leher, dan ekstremitas. Penyebaran melalui jari, handuk,
dan alat – alat rumah tangga yang sering digunakan.

c) KOMPLIKASI
Glomerulonefritis Akut (GNA) sebanyak 2-5% yang disebabkan oleh serotipe
nefritogenik, sering terjadi pada anak – anak, umumnya di bawah 6 tahun.

d) DIAGNOSIS BANDING
Ektima dan varisela.

e) PENATALAKSANAAN
Jika jumlah lesi sedikit, bersihkan dan beri salep antibiotik. Jika jumlah lesi luas dan
banyak, beri antibiotik sistemik. Untuk infeksi streptokok pada anak – anak diberikan
penisilin 4 x 250 mg (12,5 mg/kgBB/hari, 5-7 hari), sedangkan untuk infeksi
campuran dengan stafilokok diberikan eritromisin, kloksasilin, atau sefalosporin
dengan dosis sama dengan di atas. Terapi dilakukan selama 7-10 hari. Walaupun
terapi dilakukan sedini mungkin dan sesuai/adekaut, tetapi tidak dapat menurunkan
risiko kejadian GNA.
Untuk membersihkan krusta dapat dilakukan kompres 1-2 x/hari. Setelah bersih diberi
salep kombinasi basitrasin dan polimiksin B.

b. IMPETIGO BULOSA
Impetigo Bulosa (Impetigo Vesiko-Bulosa, Cacar Monyet) adalah kelainan kulit berupa
benjolan kecil yang dengan cepat membesar menjadi benjolan besar berisi cairan (bula).
a) ETIOLOGI
Impetigo bulosa disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
b) MANIFESTASI KLINIS
Keadaan umum baik, tetapi dapat timbul gejala konstitusi berupa malaise dan demam.
Tempat predileksi di ketiak, dada, punggung, atau daerah yang tidak tertutup pakaian.
Terdapat pada anak, bayi, dan orang dewasa. Umumnya sangat mudah menular.
Kelainan kulit berupa eritema, bula, dan bula hipopion. Kadang – kadang waktu
pasien datang berobat, vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak hanya
kolaret dan dasarnya masih eritematosa, erosi, dan ekskoriasi.

c) DIAGNOSIS BANDING
Herpes Simpleks/Zoster, Impetigo Krustosa, Dermatofitosis.

d) PENATALAKSANAAN
 Salep antibiotik atau cairan antiseptik, setelah vesikel/bula dipecahkan,
 Antibiotik sistemik bila lesi lebih banyak atau luas,
 Mencari dan menghilangkan faktor predisposisi, misalnya memperbaiki hygiene.

c. IMPETIGO NEONATORUM
Impetigo ini merupakan varian impetigo bolusa yang terdapat pada neonatus. Kelainan
kulit serupa impetigo bulosa hanya lokasinya generalisata, dapat disertai demam.

a) DIAGNOSIS BANDING
Sifilis Kongenital

b) PENATALAKSANAAN
Antibiotik sistemik. Untuk pengobatan topikal dapat diberikan bedak salisil 2%.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut kepercayaan orang Jawa, penyakit kulit pada bayi atau balita yang tampak seperti
terbakar atau melepuh disebut suleten atau suluten. Suleten, secara ilmiah dikenal dengan
nama Impetigo. Ada juga yang menyebutnya cacar api atau cacar monyet (monkeypox).
Impetigo bisa terjadi akibat trauma superficial yang membuat robekan kulit dan paling sering
merupakan penyakit penyerta (secondary infection) dari Pediculosis, Skabies, Infeksi jamur,
dan pada Insect bites (Beheshti, 2:2007).

Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus Aureus atau Group A Beta Hemolitik


Streptococcus (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus merupakan pathogen primer pada
impetigo bulosa dan ecthyma (Beheshti, 2:2007).

Klasifikasi Impetigo yaitu, Impetigo Krustosa, yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus, Streptococcus beta hemolytic grup A, atau kombinasi keduanya; Impetigo bulosa
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus; dan Impetigo Neonatorum, yang merupakan
varian impetigo bolusa yang terdapat pada neonatus. Kelainan kulit serupa impetigo bulosa
hanya lokasinya generalisata, dapat disertai demam.

B. SARAN

Mencegah impetigo ini cukup dengan menjaga kebersihan anak, lingkungan sekitarnya dan
orang-orang yang biasa bersentuhan dengannya. Kalau anak sehari-hari bersama pengasuh,
pastikan pengasuh bersih luar dalam sebelum memegang anak. Siapapun itu, apalagi pada saat
baru pulang dari berpergian, selalu pastikan untuk sudah mencuci tangan dan kaki sebelum
menyentuh anak. Ganti handuk, sprei, selimut, dan cuci gendongan secara rutin. Jika anak
memiliki luka, harap dijaga baik-baik, supaya tidak terinfeksi, dan bila penyakit tidak dapat
disembuhkan hendaknya menghubungi tenaga kesehatan, dan jangan terlalu mempercayai
mitos.

Anda mungkin juga menyukai