Rangkuman Wawasan Nusantara
Rangkuman Wawasan Nusantara
Rangkuman Wawasan Nusantara
(KELOMPOK 5)
1
b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
2
besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini memicu
nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam mencari emas ke tempat yang lain.
Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari daerah baru, kemudian
Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga yang mendorong Belanda untuk
melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama
3,5 abad.
2. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua Program
S-2 PKN – UI )
4
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang
diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu
sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau
cita – cita nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai
kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan
demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia
dalam penyelengaraan kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam
perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara pandang
juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita –
citanya.
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi
dalam dari garis dasar.
Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang) , Indonesia
terletak pada garis khatulistiwa , Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua
musim, Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik
dan Mediterania , Wilayah subur dan dapat dihuni , Kaya akan flora dan fauna dan
sumberdaya alam , Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan
yang beragam ,Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak
218.868 juta jiwa (tahun 2005 – www.datastatistik-Indonesia.com )
7
1.2. Isi Wawasan Nusantara
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara
yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada
kepentingan nasional.
8
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus
tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak
nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang
hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa.
9
1.3. Konsep geopolitik dan geostrategi
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga
wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa
membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara
konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional
yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. , sedangkan
geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang
bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan
maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan
doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang
harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah
mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin
kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.
10
Sebagai bangsa yang majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia
dalam membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya,
baik pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat
semestanya, selalu mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah. Untuk itu pembinaan dan dan penyelenmggaraan tata kehidupan bangsa
dan negaraIndonesia disususn atas dasara hubungan timbal balik antara falsafah,
cita-cita dan tujuan nasional, serta kondisi social budaya dan pengalaman sejarah
yang menumbuhkan kesadaran tentangkemajemukan dan kebhinekaannyadengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, dengan
konsep wawasan nusantara bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan seluruh
kekayan alam, sumber daya serta seluruh potensi nasionalnya berdasarkan
kebijaksanaan yang terpadu, seimbang, serasi dan selaras untuk mewujudkan
kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah dengan
tetap memperhatikan kepentingan daerah penghasil secara proporsional dalam
keadilan.
Untuk itulah, mengapa Wawasan Nusantara perlu. Ini karena Wawasan Nusantara
mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain
fungsi, Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan
individu . kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-
11
kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional.
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan
Nusantara harus tercermin pada pola piker, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh
karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh
perairandidalamnya.
Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatn
kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam
kehidupan bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik.
Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua
Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik,
ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
13
b.Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang
kekuasaan bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat
) bukan Negara kekuasaan ( Machtsstaat ).
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan
dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua
hal yang essensial, yaitu:
14
cita dan tujuan nasional.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta
satu ideologi dan identitas nasional.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
15
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
16
1.6. Kedudukan Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara.
1. Kedudukan
2. Fungsi
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta
rambu-rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan
dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
17
3. Tujuan
18
2. Perspektif Kedua: Dari Sudut “Semangat Kedaerahan”
Krisis nilai tukar yang dialami Indonesia pada medio Juni 1998, telah membawa
akibat yang sungguh-sungguh diluar perkiraan siapapun, bahkan tak pula prediksi
para ahli. Krisis tersebut, pada kisah lanjutannya berkembang dan meluas
mencapai krisis multidimensional; ekonomi, politik, sosial, budaya dan kemudian:
identitas bangsa.
Khusus untuk hal itu, beragam ide yang ditawarkan sebagai solusi pun muncul;
dari sekadar menuntut pembagian keuangan yang lebih adil, tuntutan otonomi
yang lebih luas, tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan.
Pada dasarnya, permasalahan pusat dan daerah tersebut berdasar pada 3 pokok
masalah:
20
a. Permasalahan kekuasaan yang sentralistis.
3. Tuntutan Daerah.
22
“Wawasan Nusantara” adalah sebuah konsep yang diperkenalkan
olehpemerintahan Orde Baru sebagai identifikasi bangsa Indonesia. Dalam buku
Sifat dan ciri-ciri wawasan nusantara disebutkan sebagai “manunggal” dan “utuh
menyeluruh” di bidang wilayah, bangsa, ideologi, politik, ekonomi, sosial,
kebudayaan, pertahanan dan keamanan, psikologi, dan berkeseimbangan. Bahkan,
dalam pemahaman selanjutnya, ditanamkan pula bahwa “ajaran wawasan
nusantara” adalah wujud dan isi kepribadian bangsa, yang hendak mewujudkan
diri dan lingkungan alam Indonesia yang sarwa nusantara menurut cara-cara
Indonesia di dalam ruang lingkup hidup yang sarwa nusantara. Jadi, wawasan
nusantara adalah “ajaran” dan merupakan “wujud” dan “isi kepribadian bangsa”
Dengan pemahaman singkat itu, dapat dilihat bahwa “wawasan nusantara”
sebagai suatu konsep, sangat menekankan kesatuan. Meskipun dalam banyak hal,
disebutkan pula bahwa ciri-ciri khas daerah diperhatikan, namun esensinya tetap
ditujukan dan dibingkaikan dalam “kesatuan” wawasan nusantara.
23
daripada ide kepelbagian (ke-bhineka-an). Hal itu tampak misalnya dalam butir
kesatuan sosial budaya, “Bahwa Budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu;
sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan Budaya
Bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan Budaya Bangsa
Seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa”. Padahal, fakta
aktual dan historis, bahwa di daerah nusantara terdapat banyak sekali ragam
budaya yang memang nyata-nyata berbeda. Apa yang disebut sebagai “Budaya
Indonesia” pada kenyataannya tidak ada dan tidak memiliki bentuk yang pasti.
Dalam hal ini, konsep yang seharusnya diakui adalah kepelbagaian daripada
konsep kesamaan. Sehingga, akan lebih cocok bila seandainya disebutkan;
“Indonesia memiliki corak budaya yang begitu beraneka dan masing-masing
memiliki identitas dan ciri khas yang diakui serta diberikan ruang lingkup untuk
berkembang dan saling memperkaya dalam membangun budaya Indonesia”.
Dengan demikian, pengakuan atas kepelbagaian diberikan penekanan dalam
bingkai kesatuan budaya Indonesia.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, pada diskusi publik kini muncul beberapa
alternatif pemecahan, antara lain: perimbangan keuangan pusat dan daerah,
otonomi daerah yang seluas-luasnya, federalisasi Indonesia dan bahkan tuntutan
merdeka. Terhadap alternatif-alternatif tersebut, haruslah diberikan komentar yang
kritis yang sama bobot kekritisannya dengan komentar terhadap konsepsi
wawasan nusantara.
Karena itu diberikan solusi bahwa pembagian keuangan pusat dan daerah
ditata dengan lebih adil, dengan keluarnya Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Pada UU tersebut
pembagian keuangan yang semula ditekankan pada pemerintah pusat diubah
menjadi; (1) Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan
90% untuk daerah, (2) Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunanl 20%
untuk pusat, 80% untuk daerah, (3) Hasil kehutanan, pertambangan umum dan
perikanan; 20% untuk pusat dan 80% untuk daerah; (4) Hasil minyak bumi, 85%
untuk pusat 15% untuk daerah dan gas alam; 70% untuk pusat dan 30% untuk
25
daerah. Bahkan, porsi daerah ditambah lagi dengan adanya “Dana Alokasi
Umum” yang dialokasikan untuk daerah-daerah dengan perimbangan tertentu,
yang jumlah totalnya adalah 25% dari penerimaan dalam negeri APBN,
sebagaiperimbangan (balancing).Namun, upaya itu saja tidak cukup. Sebab,
permasalahan negara bangsa Indonesia bukan hanya pada persoalan ekonomi.
Seperti disebutkan diatas, permasalahannya mencakup tiga pokok; kekuasaan,
ekonomi dan budaya. Jadi, diperlukan pemecahan masalah yang lebih
komprehensif.
Saat ini terjadi polemik yang cukup ramai dalam tataran publik. Apakah
untukmengatasi permasalahan daerah, memang perlu mengubah bentuk negara
menjadi negara federal ataukah dapat diatasi dengan memberikan otonomi daerah
yang seluas-luasnya dalam bingkai negara kesatuan? Terhadap masalah ini,
haruslah dicermati bahwa bentuk negara adalah permasalahan mendasar dan
sifatnya jangka panjang, sehingga tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa.
Bentuk negara mencakup pertimbangan sejarah, kesepakatan bersama dan tujuan
didirikannya negara.
27
merupakan permasalahan yang nyata dan sebagai konsekuensi logis dari perilaku
sentralistis kekuasaan pemerintahan lama. Sebaliknya di sisi daerah, juga haruslah
berpikir logis, realistis dan jernih. Akumulasi kekecewaan memang wajar, namun
tuntutan yang sifatnya emosional patutlah direnungkan ulang. Di sisi pemerinta
pusat pelaksanaan otonomi daerah haruslah disegerakan.
29
30