Referat - Pencitraan Radiologi Toraks Pada Pediatri
Referat - Pencitraan Radiologi Toraks Pada Pediatri
Referat - Pencitraan Radiologi Toraks Pada Pediatri
Oleh :
Zunnu R. Matdoan 2011-83-012
Kwan Sakti Calvin Rich C014192115
Tiffany Baby Sentosa C014192113
Felia Lairensia C014192071
Amanda Christy Br. Simanungkalit C014192070
Maman Surya Permana C014192069
Residen Pembimbing
dr. Albert Alexander Alfonso
Supervisor Pembimbing
dr. Rafikah Rauf, M.Kes, Sp. Rad
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada Bagian
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Albert Alexander Alfonso selaku
pembimbing residen dan dr. Rafikah Rauf, M.Kes, Sp.Rad selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran, untuk membantu
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
berbagai pihak sangat kami harapkan demi perbaikan penulisan referat ini ke
depannya. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat ilmiah bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
B. Anatomi Radiologi.................................................................................4
D. Gambaran Radiologi...............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
seperti kelahiran prematur, penyakit kongenital, kondisi genetik dan infeksi, serta
yang bersifat traumatik, seperti inhalasi benda asing.2 Presentasi klinis dari
penyakit pernapasan yang bersifat emergensi tidak spesifik, dan banyak penyakit
pernapasan memiliki presentasi klinis yang serupa. Gejala yang umum ditemukan
adalah kesulitan bernapas, dan gejala-gejala lain seperti stridor, batuk, wheezing,
distres napas, takipnea, nasal flaring, dan retraksi tulang-tulang iga. Gangguan
menelan, hemoptisis, demam, sepsis, dan nyeri dada juga dapat dijumpai. 3
distress syndrome (RDS) pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh berbagai
1
Pencitraan radiologi memiliki peranan penting dalam mengevaluasi dan
kelainan-kelainan paru pada bayi dan anak-anak.5 Modalitas pencitraan awal yang
sesuai untuk gagal pernapasan akut adalah foto polos, yang sering kali efektif
untuk sebagian besar kasus pada pediatri; terjangkau dan mudah didapat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada pediatrik, termasuk sekitar 20%
kasus rawat inap di rumah sakit dan 3-5% dari kasus kematian pada anak-anak.7
Distres pernapasan sering ditemukan pada neonatus akibat adanya cairan yang
menggunakan data dari 145 pediatric intensive care unit (PICU) internasional,
ditemukan kasus baru acute respiratory distress syndrome (ARDS) pada 744 anak
(3.2% dari total pasien PICU) dengan angka mortalitas 17%.9 Penyakit lain seperti
dan cukup bulan, dengan prevalensi 3,6%-5,7% per 1000 bayi cukup bulan dan
mencapai 10 per 1000 kasus pada bayi prematur.8 Selain itu, penyakit-penyakit
pernapasan pada anak seringkali disebabkan oleh adanya infeksi virus maupun
kematian di seluruh dunia dengan jumlah 1,2 juta kematian per tahun pada anak-
anak di bawah usia 5 tahun.who Di awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan
kejadian infeksi berat dengan penyebab yang belum diketahui, yang berawal dari
3
pasien pneumonia yang berat di suatu wilayah yaitu Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
menunjukkan hubungan yang dekat dengan virus corona penyebab Severe Acute
melaporkan kasus pertama pada 2 Maret 2020, yang diduga tertular dari orang
hingga tanggal 29 Maret 2020 telah terdapat 1.115 kasus dengan kematian
mencapai 102 jiwa. Tingkat kematian Indonesia 9%, termasuk angka kematian
tertinggi.10
Selain itu, gangguan pernapasan juga dapat disebabkan oleh adanya trauma.
Trauma toraks mencakup 14% dari angkat kematian pediatrik terkait trauma,
urutan kedua setelah trauma kepala. Trauma dada dapat bersifat tumpul (90%
kasus) dan tajam (penetrating). Pada pasien anak, antara 60-80% trauma dada
terjadi akibat trauma tumpul, umumnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
dan fraktur tulang iga seringkali timbul ketika anak mengalami trauma dada. 11,12
Gangguan pernapasan akibat inhalasi atau aspirasi benda asing juga sering
ditemukan pada anak-anak, utamanya pada usia di bawah 4 tahun, paling sering
B. ANATOMI RADIOLOGI
Anatomi paru-paru anak sangat mirip dengan orang dewasa. Paru-paru adalah
sepasang organ berisi udara yang terdiri dari jaringan seperti sponge yang disebut
parenkim paru-paru. Tiga lobus atau bagian membentuk paru-paru kanan, dan dua
4
lobus membentuk paru-paru kiri. Paru-paru terletak di kedua sisi toraks atau dada
karbon dioksida, gas buangan dari metabolisme. Untuk memahami anatomi paru-
paru anak dan penyakit paru-paru pada anak-anak, penting untuk melihat
pernapasan bagian atas yang terdiri atas mulut, hidung, faring, dan laring serta
organ sistem pernapasan bagian bawah yang terdiri atas trakea, percabangan
bronkus, paru – paru (bronkiolus dan alveoli). Rongga hidung dilapisi selaput
lender yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan
faring dan selaput lender. Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar
rawan krikoid. Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring dan
untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Trakea,
5
merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago
Gambar 2. (a) Rongga Thorax Anak (b) Struktur Anatomi Paru – Paru.14
bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan
berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan
letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada
dibelakang tulang dada. Pada paru – paru, sebagian besar terdiri atas gelembung –
6
gelembung (alveoli) yang terdiri atas sel – sel epitel dan endotel yang juga
merupakan unit fungsional dari paru – paru yang berfungsi sebagai tempat
ekshalasi. Saat paru-paru mengembang dan berkontraksi, udara yang kaya oksigen
dihirup dan karbon dioksida dikeluarkan. Pernapasan dimulai di mulut dan hidung
Tabung bronkial terus membelah saat masuk lebih dalam ke paru-paru dan udara
darah yang mengelilingi kantung kecil ini. Setelah oksigen masuk ke pembuluh
darah, maka oksigen akan dibawa dari paru-paru ke jantung dimana nantinya
oksigen tersebut dipompa ke seluruh tubuh ke organ dan jaringan lain. Ketika sel-
Melalui proses ekshalasi, karbon dioksida dibawa keluar dari paru-paru di mana ia
7
Gambar 4. Foto Thorax normal pada anak usia 12 tahun.15
sama, ada beberapa perbedaan penting yang tidak boleh diabaikan. Perbedaan-
perbedaan ini dapat meningkatkan kejadian dan tingkat keparahan penyakit pada
berikut ini merupakan perbedaan antara anataomi toraks pediatri dan dewasa :
- Tulang rusuk atau tulang iga lebih kenyal pada anak-anak yang membuat
dinding dada kurang kaku. Hal ini dapat menyebabkan dinding dada
retraksi saat terjadi distres pernapasan dan akan menurunkan volume tidal.
berkembang sampai seorang anak mencapai usia sekolah. Hal ini akan
telentang.
- Bagian belakang kepala anak biasanya lebih besar daripada orang dewasa.
8
- Diameter internal saluran pernapasan pada anak lebih kecil. Setiap
- Secara umum, saluran pernapasan anak lebih kecil, kurang kaku, dan lebih
orang dewasa yang membuat mereka lebih rentan terhadap agen di udara.13
Gambar 5. (a) Strutur anatomi toraks normal pada foto toraks posisi AP Supine. (b) AP Erect15,16
memberikan gambaran yang berbeda sesuai dengan usia anak, terutama pada anak
usia sekolah :
9
Pada inspirasi penuh, tampak diafragma yang setinggi ruang
Pada siluet jantung biasanya terdapat air bronchogram : hal ini normal
Mediastinum
thoracis, berada di antara pleura parietalis sinister dan pleura parietalis dexter
10
apertura thoracis superior, dan di bagian caudal dibatasi oleh apertura thoracis
inferior.
Oleh suatu bidang horizontal, yang melalui angulus sternalis Louisi dan
tepi caudal corpus vertebrae thoracalis IV, mediastinum dibagi menjadi dua
1. Mediastinum Superior
mediastinalis. Sebagai batas caudal adalah suatu bidang datar imaginer yang
11
Kelenjar thymus dan pembuluh vena besar, yang terletak retrosternal. Tiga
buah vena besar yang terdapat di tempat ini adalah vena anonyma sinistra,
vena anonyma dextra dan vena cava superior (vena anonyma = vena
2. Mediastinum Inferior
a. Mediatinum Anterius
jaringan lemak.
b. Mediastinum Medium
dexter. Merupakan bagian yang paling luas. Berisi percardium bersama cor
12
vena azygos, vena pulmonalis sinistra dan vena pulmonalis dextra dan
c. Mediastinum Posterius
dan lymphonodi.18,19
1. Radiografi (CXR)
Foto toraks merupakan foto radiologi yang sering dilakukan pada setiap
tulang toraks dan struktur yang berada di dalam kavitas toraks termasuk paru-
Fungsi lain dari pemeriksaan foto toraks yaitu sebagai standar general check
penegakan diagnosis, serta membantu proses evaluasi. Contohnya yaitu pada anak
yang menderita flek paru atau TBC primer sudah mendapat penyinaran, maka
13
setelah beberapa bulan lagi anak tersebut perlu melakukan foto lagi untuk
mengetahui ada perbaikan atau tidak. Gambaran yang berbeda dari toraks dapat
diperoleh dengan merubah orientasi relatif tubuh dan arah pancaran sinar-X.
anterior-posterior (AP).20
a. Posterior-anterior(PA)
melalui posterior dari toraks dan keluar dari anterior dimana sinar-X tersebut
panggul dan siku ditekan ke depan atau merangkul bucky. Sumber radiasi
diposisikan di belakang pasien dengan jarak fokus film sejauh 150 cm, dan
b. Anterior-posterior(AP)
sulit diinterpretasi dibandingkan dengan posisi PA. Posisi ini digunakan pada
pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur atau pada bayi. Pada situasi
seperti ini, pasien diposisikan setengah duduk atau supine di atas meja
belakang tubuh dengan jarak fokus film ke objek sebesar 100 cm.
Foto toraks pada bayi dan anak-anak berbeda dengan foto toraks orang dewasa
dengan inspirasi yang baik dan juga adanya perbedaan anatomi antara bayi anak
dan dewasa.20
14
2. Computer Tomography
samping berupa risiko radiasi yang dapat terjadi pada anak. Dari berbagai efek
yang dapat terjadi, efek samping yang paling mengkhawatirkan adalah risiko
induksi kanker, terutama pada anak sangat penting untuk mengenali kelebihan dan
kekurangan dari teknologi MDCT agar dapat menghindari resiko paparan radiasi
yang berlebihan dan tidak perlu; serta optimalisasi penatalaksanaan pada kasus-
baik, dan detail struktur vascular yang memperdarahinya, baik untuk pre-
operative planning.
Kekurangan :
- Paparan radiasi yang lebih tinggi dari CT Scan single slice dan modalitas
15
- Kebutuhan penggunaan kontras tinggi ,untuk hasil yang optimal. Terdapat
paling ideal karena tidak berisiko radiasi dan menggunakan medan magnet
antara lain otak, tulang belakang, nasofaring, saluran bilier, dan otot.21,22
- Pada pasien gangguan ginjal dengan kontra indikasi kontras, MRI tanpa
- Karakteristik jaringan dan resolusi pasca kontras sangat jelas, selain itu
- Tidak ada resiko radiasi, baik untuk menjadi pemeriksaan diagnostik dan
16
- Waktu pemeriksaan lebih lambat dibandingkan CT Scan. Peningkatan
magnet dll.
- Faktor ansietas, dan fobia sehingga sebagian besar pemeriksaan pada anak
D. GAMBARAN RADIOLOGI
pada pediatrik dapat dibagi menjadi dua, yaitu kasus-kasus trauma dan non-
trauma. Penyakit pernapasan pediatrik yang dapat timbul akibat trauma, antara
the newborn (TTN), aspirasi mekonium, serta penyakit saluran pernapasan akibat
1. Pneumomediastinum
disebabkan oleh rupturnya alveoli paru pada penyakit-penyakit paru yang akut
atau kronik. Dispnea dan nyeri dada yang terasa seperti tertusuk yang menyebar
17
merupakan tanda patognomonik dari pneumomediastinum. Selain itu distress
napas dan bunyi dengkur yang persisten juga dapat terjadi pada neonates.1,2,3
lateral. Normalnya lobus kanan dan kiri timus berada di basis jantung. Pada bayi
dan anak yang lebih muda, udara dalam mediastinum dapat menggeser timus ke
superior membentuk “spinnaker sail” sign atau “angel wing” sign (Gambar 8).24,26
Gambar 8. (A) Pada foto toraks frontal memperlihatkan bayangan timus yang terangkat (panah
putih), disebut “spinnaker sail sign”. Udara pada mediastinum (tanda bintang) juga berada di
antara diafragma dan pericardium, dan bayangan radiolusen mengelilingi jantung.24 (B) Pada foto
radiografi toraks posisi cross-table lateral dapat dilihat bayangan radiolusen yang mengangkat
timus (panah putih)
frontal toraks hanya tampak berupa garis lengkuk radioluscent yang terlihat di
dekat batas jantung, lebih sering di kiri (Gambar 9). Garis yang sedikit ini dapat
meningkatkan batas arcus aorta dan aorta desendens. Ketika udara berada di dekat
arteri pulmonalis atau cabangnya (khusunya yang kanan), pada foto radiografi
toraks posisi lateral dapat terlihat “ring around the artery” sign (Gambar 10).
Biasanya, permukaan superior bagian sentral dari diafragma tidak terlihat karena
dihalangi oleh bayangan jantung, di mana keduanya memiliki densitas yang sama
18
diaphragm” sign yang disebabkan oleh karena udara yang berada di mediastinum
sentral dari diafragma, sehingga diafragma dapat dilihat secara utuh yang
membentang dari sisi lateral dinding toraks ke sisi lateral lainnya.27 Meskipun
Pneumomediastinum posterior ini dapat terjadi akibat barotrauma selain itu perlu
juga dipikirkan penyebab iatrogenic dan khususnya cedera pada trakea atau
esofagus.28
Gambar 9. Tampak garis radiolusen tipis (panah putih) yang menunjukkan pneumomediastinum.27
19
Gambar 10. Pada foto radiografi toraks posisi lateral dapat terlihat “ring around the artery” sign
(panah putih) yang disebabkan udara yang berada di sekitar arteri pulmonalis atau cabangnya. 29
Gambar 11. Pneumomediastinum Infra-azygos pada anak berumur 5 minggu post repair H-
type tracheoesophageal fistula. Pada foto radiografi toraks posisi frontal (A) dan lateral (B)
memperlihatkan bayangan radiolusent yang besar pada mediastinum posterior akibat dari
pneumomediastinum infra-azygos yang mungkin disebabkan oleh kebocoran esofagus.28
pneumotoraks khususnya pada pencitraan pasien dalam posisi supine. Untuk itu
diperlukan foto chest x-ray posisi lateral, pada posisi ini dapat membedakan
cavum toraks akan tetapi pada pneumoperikardium, udara tidak dapat melewati
tidak menyebabkan terangkatnya timus atau tidak membatasi arkus aorta karena
20
Gambar 12. Pneumomediastinum pada perempuan berumur 2 tahun. Pada CT Scan toraks
bidang axial di lung window dapat dilihat udara di mediastinum.24
2. Pneumotoraks
viseralis dan parietal. Pada anak-anak biasanya memiliki gejala berupa nyeri dada
unilateral yang tiba-tiba, dispnea, dan sianosis. Biasanya didapatkan juga distress
yang terkena.24
menghilangnya corakan paru di luar dari batas pleura. Pada neonatus, foto
radiografi dilakukan pada posisi supine sehingga udara dalam cavum pleura
terakumulasi di anterior, inferior, dan medial. Berbeda dengan anak yang lebih tua
dan orang dewasa, garis pleura pada apical atau lateral tidak sering terlihat
21
sehingga foto radiografi posisi decubitus lateral atau cross-table lateral diperlukan
dengan melihat perbedaan densitas kedua paru dan tampakan batas mediastinum
dan diafragrma yang lebih jelas. “Deep sulcus” sign dapat terlihat sulcus
mediastinum superior.27
Gambar 13. (a) Pada foto radiografi toraks posisi AP memperlihatkan densitas hiperlusent pada
hemitoraks kiri disertai sulcus costofrenikus yang jelas dan dalam. Lobus kiri timus tertekan oleh
pneumotoraks anterior membentuk tampakan tonjolan “pseudomass” (panah putih). (b) pada foto
radiografi toraks posisi AP terlihat batas mediastinum dan diafragma yang jelas. Juga dapat dilihat
“deep sulcus” sign (panah putih) di hemitoraks kanan.27
3. Kontusio Pulmonal
Kontusio pulmonal biasanya terjadi setelah adanya trauma tumpul pada toraks
dan biasanya berkembang di sekitar daerah yang terkena trauma atau di tempat
lain yang jauh dari titik trauma. Darah dan cairan edema dapat mengisi alveoli
paru dalam 12 jam pertama setelah trauma, membentuk area air space radioopak
yang terdispersi yang dengan cepat terkonfluens dan akan sulit dibedakan dengan
pneumonia aspirasi (Gambar 14). Pasien biasanya merasakan sesak napas dan
22
batu darah. Secara radiografi, kontusio pulmonal akan mengalami stabilisasi
dalam 24 jam dan membaik dalam waktu 2 – 7 hari. Progresif opasifikasi lebih
dari 48 jam setelah trauma perlu dicurigai sebagai pneumonia aspirasi atau
ARDS.30
Laserasi pulmonal merupakan sequela yang biasa terjadi pada trauma tumpul
atau tajam di toraks. Sifat elastis dari paru merubah laserasi linear menjadi sebuah
kista bulat. Kista ini dapat berisi udara dan darah akibat laserasi pada kapiler
pulmonal; jika terisi sepenuhnya dengan darah maka disebut hematoma pulmonal.
Pada radiografi dan CT-scan, kista ini berbentuk bayangan radiolusen yang bulat
Gambar 14. Kontusio Pulmonal dan Kista Paru Traumatik. (A) pada foto radiografi toraks
tampak bayangan radioopak pada lobus medial paru kanan dan lobus superior paru kiri. Dapat
dilihat juga bayangan radiolusent yang tipis pada daerah radioopak (panah putih). (B), (C): Pada
foto toraks CT-Scan potongan coronal memperlihatkan ground-glass (kontusio pulmonal) dan
opasifikasi dengan dinding tipis yang hiperdens (traumatic lung cysts) pada lobus superior paru
bilateral dan lobus inferior paru kanan bagian medial.30
23
4. Flail Chest
Flail chest merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada pasien pediatrik
dengan trauma tumpul pada dada. Flail chest dilaporkan timbul sekitar 2,2-4,4%
dari pasien pediatrik dengan trauma tumpul.31 Flail chest timbul ketika terjadi
fraktur pada dua tempat atau lebih yang paralel (fraktur segmental) dari tiga atau
lebih tulang rusuk yang berdekatan dengan hilangnya kontinuitas tulang dari
dalam pada saat inspirasi dan menggembung ke luar pada saat ekspirasi, sehingga
Gambar 15. Fraktur multipel tulang rusuk kiri pada seorang anak laki-laki akibat kecelakaan jet
ski berkecepatan tinggi. Radiografi dada frontal menunjukkan fraktur pada tulang rusuk ketujuh
sampai kesembilan kiri posterolateral dan fraktur halus pada tulang rusuk kesepuluh dan
kesebelas. Terdapat fraktur diastatik (panah) sepanjang leher dan badan skapula kiri. Emfisema
subkutan terlihat di sepanjang sisi lateral dinding dada sisi kiri, juga terlihat konsolidasi (tanda
bintang) pada lapangan paru kiri bawah dengan kontusio paru.24
24
Flail chest umumnya dianggap sebagai penanda tingkat keparahan trauma
dada dan hampir selalu dikaitkan dengan cedera dada lainnya, yang juga
tidak terlihat pada pemeriksaan foto polos toraks, dapat dilakukan pemeriksaan
Gambar 16. Anak perempuan usia 9 tahun dengan trauma tumpul dada dan flail chest. Tampak
adanya fraktur multipel pada tulang rusuk keempat hingga ketujuh.34
Foto x-ray toraks dan computed tomography (CT) toraks memainkan peranan
penting dalam diagnosis trauma dada. Foto x-ray toraks posisi anteroposterior
atau supine seringkali dilakukan sebagai pemeriksaan radiologi awal. Foto x-ray
toraks memiliki sensitivitas rendah dan terkadang sulit untuk melihat adanya lesi
dinding dada. CT lebih efektif untuk melihat adanya fraktur pada tulang rusuk dan
25
Gambar 17. Gambar CT-scan fraktur segmental. Pasien dengan trauma dada menunjukkan dua
fraktur terpisah di tulang rusuk yang sama (panah), dan hematoma ekstrapleural. 32
(A) (B)
Gambar 18. CT-scan dada anak laki-laki berusia 2 tahun dengan klinis adanya gerakan
pernapasan paradoksal pada dinding dada kiri. (A) CT-scan dua dimensional aksial
menunjukkan adanya kontusio paru bilateral dan pneumotoraks pada hemitoraks kiri. (B)
Rekonstruksi tiga dimensi CT-scan menunjukkan adanya fraktur pada klavikula kiri dan
fraktur tulang rusuk ketiga hingga kelima kiri.31
26
5. Aspirasi Benda Asing
penyebab tersering gangguan pernapasan akut pada pasien anak, terutama yang
berusia antara 6 bulan dan 3 tahun. Meskipun perjalanan penyakit ini kebanyakan
tergolong ringat tetapi komplikasi yang parah atau bahkan kematian dapat terjadi
apabila terdapat obtruksi total dan akut dari larings dan trakea. Beberapa pasien
anak-anak yang memiliki riwayat aspirasi benda asing umunya akan diikuti oleh
gejala klinis seperti batuk, stridor, mengi, serta gangguan pernapasan akut, atau
penurunan bunyi napas, bahkan sebagian besar anak yang terdampak memiliki
Gambar 19. Aspirasi benda asing radio-opak pada seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang
datang dengan batuk akut dan gangguan pernapasan. (A) Foto toraks frontal menunjukkan benda
asing radio-opak (panah) yang terletak di lobus kiri bawah, daerah retrocardiac. (B) Rontgen dada
lateral mengkonfirmasi lokasi benda asing (panah) di bronkus lobus kiri bawah.24
Indikasi radiografi aspirasi benda asing tergantung pada ukuran, lokasi, durasi,
dan sifat benda asing yang disedot (Gambar 19). Benda asing radiopak biasanya
mudah dideteksi dengan studi radiografi, yang harus mencakup daerah frontal dan
lateral yang meliputi jalan napas atas dari nasofaring ke perut bagian atas. Ketika
benda asing itu tidak radiopak, maka dibutuhkan suatu pemeriksaan tambahan
27
yaitu CT-Scan dan fluoroskopi yang dapat menunjukkan kekaburan yang tampak
penyakit akibtar defisiensi surfaktan, biasanya terlihat pada neonatus dari minggu
Tampakan radiologi:36
28
Patogenesis HMD terkait erat dengan kematangan paru-paru dan kemampuan
tegangan permukaan alveolar dan menjaga keutuhan bentuk paru-paru agar tidak
asidosis. Faktor risiko untuk RDS termasuk prematuritas, gawat janin, diabetes
Transient tachypnea of the newborn (TTN) biasa dikenal sebagai wet lung,
dan merupakan salah satu penyebab paling umum dari dyspnea perinatal. 38 Bayi
mengeluarkan cairan dari paru mereka dan sering dialami oleh bayi yang
dilahikan secara seksio sesaria. Akibatnya bayi akan mengalami pernapasan yang
29
Sebelumnya diagnosis TTN dapat ditegakkan melalui anamnesis, riwayat
klinis, manifestasi klinis, pemeriksaan analisis gas darah dan pemeriksaan foto
polos thorax. Saat ini untuk membedakan TTN dari penyebab distress napas pada
8. Aspirasi Mekonium
Mekonium merupakan material padat dan kental yang berasal dari usus
besar janin yang dikeluarkan sebagai proses normal usus ataupun pada kondisi
gawat janin. Gawat janin akan menyebabkan pergerakan dalam usus dan
dijumpai pada usia kehamilan 34 minggu, oleh karena itu penyakit ini lebih sering
akan menyumbat dan menyebabkan iritasi dari bronkiolus. Pada foto rontgen dada
30
akan menunjukkan area campuran emfisema dan atelektasis, peningkatan volume
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi
a) Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan
nyeri otot.
31
b) Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas
cepat atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia berat. Definisi takipnea
pada anak :
c) Pneumonia berat.
Pada pasien anak-anak, gejala batuk atau tampak sesak ditambah satu
- Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum; letargi
a. Foto Toraks
kasus tidak ditemukan kelainan pada foto toraks.42 Sehingga foto toraks, bisa
klinis, dapat juga untuk pasien COVID-19 anak untuk menilai respons
32
pendukung yang digunakan.43 Gambaran foto toraks pneumonia yang
ground glass, maupun konsolidasi.44 Pada foto toraks pada kondisi tahap awal,
dapat terlihat adanya bayangan multipel infiltrat atau opasitas yang meningkat
yang sering terlihat pada bagian perifer paru dan subpleura dan kemudian
dapat berkembang menjadi multipel ground glass dan bayangan infiltrat pada
kedua lapangan paru. Pada kasus yang berat, dapat ditemukan adanya
konsolidasi paru yang memberikan gambaran "white lung" dengan efusi pleura
peribronkial.45
gambaran konsolidasi.
atau konsolidasi.
peribronkial
yang spesifik
33
3) Atipikal ( Gambaran Tidak umum yang ditemukan pada foto toraks anak-
- Efusi pleura
- Limfadenopati
Covid-19.
Gambar 23. (A) Tipikal : Foto Toraks pasien perempuan 16 tahun dengan tuberous sclerosis
dan postif tes RT-PCR COVID-19. Tampak konsolidasi inhomogen pada bagian bawah kedua
paru kanan dan kiri. (B) Indeterminet : Perempuan 15 tahun dengan asma, pneumotoraks dan
postif tes RT-PCR COVID-19.Tampak gambaran Ground-glass opacity pada bagian perifer
bilateral paru dengan distribusi sentral. (C) Atipikal: Laki-laki 4 tahun dengan demam dan
gawat nafas. Tampak konsolidasi pada bagian tengah paru atas kanan.43
b. CT-scan Toraks
Gambaran CT-scan toraks pada pasien anak yang umum ditemukan adalah
adanya ground glass bilateral perifer dan/ atau subpleural dan / atau
34
"halo" sign, konsolidasi fokal dengan tepi yang dikelilingi gambaran gorund-
glass.46
Berdasarkan telaah sistematis oleh Salehi, dkk. temuan utama pada CT-
1) Pasien asimptomatis
ditemukan.
dalam 4 kategori:43
1) Tipikal :
35
- Tampak adanya GGO Bilateral, Periferal dan/ atau subpleural
2) Indeterminet :
spesifik.
3) Atipikal :
- Nodul-nodul kecil
- Kavitas paru
- Efusi pleura
- Limfadenopati
Covid-19.
36
Gambar 24. Gambaran CT-Scan pada pasien anak COVID-19. (A)Tipikal : Tampak
gambaran ground- glass (GGO) periferal bilateral dan konsolidasi (panah) pada CT-scan
Thoraks pasien anak laki-laki usia 9 tahun. (B) Indeterminet:Tampak gambaran ground-
glass (GGO) dan konsolidasi pada bagian bawah posterior paru kanan pada CT-scan
Thoraks pasien anak perempuan berusia 16 tahun . (C)Atipikal: Tampak adanya
konsolidasi segmental pada lobus kiri atas tanpa GGO atau abnormalitas lain pada CT-
scan Thoras anak perempuan berusia 11 tahun. 43,47
dasar fisik dan pola kelainan yang ada pada paru pasien Covid-19. Sehingga,
di Italia dan China, LUS juga digunakan untuk mendiagnosis dan memantau
Gambar 25. Pemeriksaan LUS (Lung Ultrasound) menunjukkan adanya Patchy Area pada
White lung. (C) dan artefak vertikal panjang dan tebal.49
37
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak (droplet) dari
penderita TB kepada individu yang rentan (daya tahan tubuh rendah). Pada
lainnya.50
Gejala klinis TB pada anak dapat berupa gejala sistemik atau umum atau
sesuai organ terkait. Gejala umum TB pada anak yang sering dijumpai adalah
batuk persisten, berat badan yang turun atau gagal tumbuh, demam lama serta lesu
dan tidak aktif gejala – gejala tersebut sering dianggap tidak khas karena juga
khas, yaitu menetap ( lebih dari 2 minggu ) walaupun sudah diberikan terapi yang
adekuat (misalnya antibiotik atau anti malaria untuk demam yang lama, antibiotik
atau obat asma untuk batuk lama, dan pemberiam nutrisi yang adekuat untuk
koksitis TB, juga tanda bahaya TB saraf pusat, yaitu kejang, kaku kuduk, dan
penurunan kesadaran. Selain itu, juga adanya tanda kegawatan lain, misalnya
sesak napas atau pada pemeriksaan foto rontgen polos dada atau toraks
Kontak dengan pasien pasien dewasa TB BTA positif diberi skor 3, hanya bila ada
bukti tertulis hasil laboratorium BTA dari orang dewasa sebagai sumber
38
penularan. Data ini dapat diperoleh dari formulir TB 01 atau dari hasil
laboratorium. Penentuan status gizi anak dilakukan dengan parameter BB/TB atau
BB/U dengan Berat Badan, Panjang atau Tinggi Badan, dan Umur diukur saat
pasien datang (moment opname). Apabila BB kurang, anak juga harus diberikan
Gejala klinis demam (≥2 minggu) dan batuk (≥3 minggu) lama, dapat
bernilai apabila tidak membaik setelah diberikan pengobatan, sesuai baku terapi di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Selain itu, gambaran foto toraks yang
atau tanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi segmental atau lobar, milier, kalsifikasi
diagnostik utama pada TB anak. Diagnosis TB pada anak dengan sistem skoring
sebaiknya ditegakkan oleh dokter. Dalam sistem skoring ini, anak didiagnosis TB
39
Temuan radiografi dada setelah infeksi spesifik untuk TBC pada anak tampak
Gambar 27. Tampak gambaran Limfadenopati Hilar. Pembesaran kelenjar getah bening hilar
kanan membuat bayangan cembung di antara pembuluh hilar (panah).53
40
Gambar 28. Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dengan TBC. Pasien memiliki riwayat sesak
napas 1 minggu dan rasa sakit yang tajam di sisi kanannya saat mengendarai sepeda. Gambaran
hilar kanan adenopati dan kompleks primer di sebelah kanan bidang paru perifer.54
Gambar 29. Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dengan Fokus tuberculous primer
kalsifikasi yang sangat besar di lobus kanan bawah.55
Gambar 30. Tampak gambaran pola milier pada kedua lapangan paru .56
41
Pada TB primer, foto thoraks biasanya menunjukkan limfadenopati hilus dan
kekeruhan ruang udara paru. TB primer dapat dilihat pada kelompok umur apa
pun kecuali TB paling umum pada anak-anak muda, sebelum usia remaja penyakit
setempat, dengan tingkat keparahan penyakit yang ringan. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan jumlah hitung leukosit 6,52 x 109/L, neutrofil 3,48 x 109/L, limfosit
Procalcitonin <0,05 mg/L, C-reactive protein 1,70 mg/L. Hasil CT-scan thoraks
terdistribusi di bagian perifer bawah kedua paru sinistra dan dekstra. Interval
waktu dari konfirmasi ke hasil RT-PCR tes negatif pertama, yaitu 3 hari. Pasien
42
Gambar 31: CT-Scan Thoraks, didapatkan adanya lesi kecil dengan gambaran ground-glass
opacity pada bagian perifer bawah paru kiri (A) dan perifer tengah paru kanan (B). 48
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Richards AM. Pediatric Respiratory Emergencies. Emerg Med Clin North Am.
2016;34(1):77-96. doi:10.1016/j.emc.2015.08.006
2. Walkup LL, Higano NS, Woods JC. Structural and Functional Pulmonary
Magnetic Resonance Imaging in Pediatrics-From the Neonate to the Young
Adult. Acad Radiol. 2019;26(3):424-430. doi:10.1016/j.acra.2018.08.006
3. Wang MX, Baxi A, Rajderkar D. Pictorial review of non-traumatic thoracic
emergencies in the pediatric population. Egypt J Radiol Nucl Med.
2019;50(11):1-13. https://doi.org/10.1186/s43055-019-0012-0
4. Liszewski MC, Stanescu AL, Phillips GS, Lee EY. Respiratory Distress in
Neonates: Underlying Causes and Current Imaging Assessment. Radiol Clin
North Am. 2017;55(4):629-644. doi:10.1016/j.rcl.2017.02.006
5. Asada Y, Ichikawa T. Consideration of diagnostic reference levels for
pediatric chest X-ray examinations. Radiol Phys Technol. 2019;12(4):382-
387. doi:10.1007/s12194-019-00533-7
6. Hart A, Lee EY. Pediatric Chest Disorders: Practical Imaging Approach to
Diagnosis. In: Hodler J, Kubik-Huch RA, von Schulthess GK, eds. Diseases
of the Chest, Breast, Heart and Vessels 2019-2022: Diagnostic and
Interventional Imaging. Cham (CH): Springer; 2019:107-125.
7. Shaw KN, Bachur RG, editors. Fleisher and Ludwig’s textbook of pediatric
emergency medicine. 17th ed. Philidelphia, PA: Wolters Kluwer; 2016
8. Pramanik AK, Rangaswamy N, Gates T. Neonatal respiratory distress: a
practical approach to its diagnosis and management. Pediatr Clin North Am.
2015;62(2):453-469. doi:10.1016/j.pcl.2014.11.008
9. Khemani RG, Smith L, Lopez-Fernandez YM, et al. Paediatric acute
respiratory distress syndrome incidence and epidemiology (PARDIE): an
international, observational study [published correction appears in Lancet
Respir Med. 2018 Nov 13;:] [published correction appears in Lancet Respir
Med. 2019 Mar;7(3):e12]. Lancet Respir Med. 2019;7(2):115-128.
doi:10.1016/S2213-2600(18)30344-8
10. Handayani D, Hadi D, Isbaniah F, Burhan E, Agustin H. Penyakit Virus
Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia. 2020; 40(2): 119, 124.
44
11. Reynolds SL. Pediatric Thoracic Trauma: Recognition and Management.
Emerg Med Clin North Am. 2018;36(2):473-483.
doi:10.1016/j.emc.2017.12.013
12. Piccolo CL, Ianniello S, Trinci M, et al. Diagnostic Imaging in pediatric
thoracic trauma. Radiol Med. 2017;122(11):850-865. doi:10.1007/s11547-
017-0783-1
13. Ian P, Elisabeth G F. Fundamentals of Children's Anatomy and Physiology: A
Textbook for Nursing and Healthcare Students.1st Edition. New York: Wiley-
Blackwell;2015.
14. Martini F. H., Nath J. L, Bartholomew E. F. Fundamentals of anatomy &
physiology, .Tenth Edition. San Fransisco: Pearson Education,Inc;2015
15. Ng J H. Chest radiograph (pediatric) | Radiology Reference Article |
Radiopaedia.org [Internet]. Radiopaedia.org. 2020 [cited 23 July 2020].
Available from: https://radiopaedia.org/articles/chest-radiograph-paediatric
16. Riccabona, M. Pediatric Imaging Essentials : Radiography, Ultrasound, CT,
and MRI in Neonates and Children. New York: Thieme Medical Publishers;
2014.
17. Siegel M J, Niehe V. Pediatric Chest CT | Radiology Assistant Article |
radiologyassistant.nl [Internet]. radiologyassistant.nl. 2020 [ cited 23 July
2020]. Available from : https://radiologyassistant.nl/pediatrics/pediatric-chest-
ct/nonvascular-mediastinal-masses
18. Netter, FH, Atlas of Human Anatomy 6th ed. Saunders Elsevier.
Philadelphia;2011.
19. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2. Edisi 23.
Jakarta. Penerbitan Buku Kedokteran EGC; 2012.
20. Evi W, Dosis Serap Radiasi Foto Thorax Pada Pasien Anak Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Paru. Jember. 2015
45
22. Smith A E, eT aL. Current State Of Body Mri In Pediatric Oncology.Pediatric
Radiology C.S. Mott Children’s Hospital University Of Michigan, 2013.
23. Kliegman R, Stanton B, St Geme J, Schor N. Nelson Textbook of Pediatrics.
Edisi 20. Philadelphia: Elsevier; 2016
24. Coley BD. Caffey’s Pediatric Diagnostic Imaging. Edisi 13. Philadelphia:
Elsevier; 2019
25. Rocha G dan Guimarães H. Spontaneous pneumomediastinum in a term
neonate – case report. Clinical Case Reports. 2018; 6(2): 314-316
26. Kim I. Radiology Illustrated: Pediatric Radiology. Edisi 1. New York:
Springer; 2014
27. Herring W. Learning Radiology: Recognizing the Basics. Edisi 4.
Philadelphia: Elsevier; 2020.
28. Daldrup-Link HE, Newman B. Pearls and Pitfalls in Pediatric Imaging:
Variants and Other Difficult Diagnoses. Cambridge University Press; 2014.
29. Zylak C, Standen J, Barnes G, Zylak C. Pneumomediastinum Revisited.
Radiographphics. 2000; 20(4).
30. Klein J, Brant W, Helms C, dan Vinson E. Brant and Helms’ Fundamentals of
Diagnostic Radiology. Edisi 5. Philadelphia: Wolter Kluwer; 2019
31. Yasuda R, Okada H, Shirai K, et al. Comparison of two pediatric flail chest
cases. Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 2015;23:73. Published 2015 Sep
25. doi:10.1186/s13049-015-0156-5
32. Talbot BS, Gange CP Jr, Chaturvedi A, Klionsky N, Hobbs SK, Chaturvedi A.
Traumatic Rib Injury: Patterns, Imaging Pitfalls, Complications, and
Treatment [published correction appears in Radiographics. 2017 May-
Jun;37(3):1004]. Radiographics. 2017;37(2):628-651.
doi:10.1148/rg.2017160100
33. Skalski M, Stanislavsky A. Flail chest | Radiology Reference Article |
Radiopaedia.org [Internet]. Radiopaedia.org. 2020 [cited 23 July 2020].
Available from: https://radiopaedia.org/articles/flail-chest?lang=us
34. Gamerman M, Romero Manteola E, Contreras S, Patiño C, Bonetto G,
Salvadores A. Tórax inestable en paciente pediátrico. Reporte de un caso
46
[Flail chest in pediatric patient. Case report]. Arch Argent Pediatr.
2020;118(1):e57-e60. doi:10.5546/aap.2020.e57
35. Shelmerdine SC, Langan D, Hutchinson JC, et al. Chest radiographs versus
CT for the detection of rib fractures in children (DRIFT): a diagnostic
accuracy observational study. Lancet Child Adolesc Health. 2018;2(11):802-
811. doi:10.1016/S2352-4642(18)30274-8
36. Uppoor R, Narang G, Raniga S, et al. Imaging of Neonatal Respiratory
Distress Syndrome: Pearlsand pitfalls. European Society of Radiology. 2015.
10.1594/ecr2015/C-0770
37. Yoon H.K. Interpretation of Neonatal Chest Radiography. J Korean Soc
Radiol. 2016 May;74(5):279-290
38. Liu, J., Wang, Y., Fu, W., Yang, C.-S., & Huang, J.-J. (2014). Diagnosis of
Neonatal Transient Tachypnea and Its Differentiation From Respiratory
Distress Syndrome Using Lung Ultrasound. Medicine, 93(27), e197. doi 10.
1097/md.0000000000000197
39. Dwijayanti J, Sumarah, Purnamaningrum Y E. Tindakan Seksio Sesaria dan
Kejadian Transient Tachypnea of the Newborn (TTN). Jurnal Kesehatan Ibu
dan Anak. 2014 Juli: 5(1) Hal. 68-71
40. Raju, U., Sondhi, V., & Patnaik, S. (2010). Meconium Aspiration Syndrome:
An Insight. Medical Journal Armed Forces India, 66(2), 152-157. doi: 10.
1016/s0377-1237(10)80131-5
41. Yuliana. Corona Virus Disease (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur. 2020;
2(1): 187,190.
42. Adityo S, Rumende C, Pitoyo C, Santoso, Yulianti M, Herikurniawan, et al.
Coronavirus Disease 2019. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2020; 7(1): 49,
51-53.
43. Foust A, Grace, Winnie, Pedro, Karuna, Tracy. Chest Imaging In Pediatric
COVID-19 Patient Management: Imaging Findings, Imaging Study Reporting
and Imaging Study Recommendations.2020; 2(2); 24,25,28,29.
44. Handayani D, Hadi D, Isbaniah F, Burhan E, Agustin H. Penyakit Virus
Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia. 2020; 40(2): 119, 124.
47
45. Chen H, Ai L, Lu H, Li H. Clinical And Imaging Features Of COVID-19.
Journal Radiology Of Infectious Disease. 2020; 2.
46. Palmer. Chest Imaging Guidance For Pediatric COVID-19 Patients. 2020.
47. Soltani J, Sedighi I, Shalchi Z, Sami G, Moradveisi B, Nahidi S. Pediatric
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): An insight From West Of Iran. North
Clin Istanb Article. 2020; 7(3): 288.
48. Lan, Xu, Chen, Wang, Minhua, Haibo. Early CT Findings Of Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) In Asymptomatic Children : A Single-Center
Experience. Korean Journal Of Radiology. 2020; 2-4.
49. Musolino, Supino, Danilo, Ferro, Valenyini, Andrea, et al. Lung Ultrasound In
Children With Covid: Preliminary Findings. 2020; 46(8); 2097.
54. Carol J ,Baker Md, Faap. Red Book Atlas Of Pediatric Infectious Disease.
American Academy Of Pediatrics. 2017
55. Karen J M, Robert M K,. Nelson Esensial Of Pediatrics. Eighth Edition. 2019
48
49