Anthony Salim
Anthony Salim
Anthony Salim
Majalah Globe Asia menobatkan Anthony Salim, bos Grup Indofood sebagai taipan
terkaya ketiga Indonesia. Dia berada di bawah posisi Budi Hartono (Grup Djarum)
dan Eka Tjipta Widjaja (Grup Sinar Mas). Menurut perhitungan majalah itu - yang
didasarkan pada nilai kepemilikan saham baik yang listed atau non listed - Anthoni
memiliki harta US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27 triliun.
Kini Indofood terus tumbuh dan berkembang sebagai raja industri makanan di
Indonesia. Bahkan, bisnis Indofood kian terintegrasi dan bergerak dari hulu hingga
hilir. Perusahaan ini bergerak di sektor agribisnis, industri tepung terigu, produk
makanan hingga menguasai jalur distribusi. Sejumlah produk konsumen bermerek
made in Indofood sudah dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia, seperti mie
instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), susu Indomilk, tepung terigu Bogasari
(Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli) hingga
mentega (Simas Palmia).
Di bawah komando Anthony, pada tahun lalu, Indofood membukukan laba bersih Rp
2 triliun. "Kami senang, meskipun harga komoditas terus bergejolak, namun kami
berhasil mencapai rekor laba bersih tertinggi," ujar Anthony dalam laporan keuangan
Indofood 2009 yang dipublikasikan baru-baru ini.
Menurut dia, Indofood berhasil melewati berbagai tantangan dalam kurun waktu lima
tahun yang sulit ini. Bisnis model yang terdiri dari agribinis dan non-agribisnis, telah
membuktikan ketangguhannya dalam dua tahun terakhir ini saat harga komoditas
bergejolak.
Dia mengakui krisis ekonomi global 2008 memang mengakibatkan penurunan harga
berbagai komoditas secara tajam dan menurunkan tingkat inflasi. Pendapatan divisi
agribisnis Indofood juga terpengaruh. Nilai penjualan Bogasari juga menurun karena
harga tepung turun.
Namun, dia menekankan turunnya harga komoditas justru berdampak positif bagi
Produk Konsumen Bermerek. Permintaan atas produk konsumen bermerek meningkat
seiring naiknya daya beli konsumen.
Di samping itu, dia mengaku meluncurkan berbagai produk baru yang inovatif dan
sesuai kebutuhan pasar. Dua varian baru cup noodles yang diluncurkan pada 2009,
kata dia, sangat sukses di pasaran. Untuk menembus pasar di daerah pedesaan,
Anthony menyebutkan Indofood mengembangkan program “Raja Desa”. Tujuannya,
untuk memperdalam penetrasi distribusi dan meningkatkan ketersediaan produk-
produk di pedesaan.
Putra Liem Sioe Liong ini tak mau kerajaan bisnisnya, PT Indofood Sukses Makmur
Tbk., berhenti berekspansi dan berinovasi. “Setiap perusahaan harus berbenah diri,
apalagi dalam iklim kompetisi,” kata Anthony. Untuk mendukung rencananya itu,
Anthony pun menggandeng Nestle S.A.
Keduanya sepakat untuk memperlebar pangsa pasar Indofood dan Nestle. Deal bisnis
antara dua kerajaan makanan dan minuman ini berujung pada pendirian PT Nestle
Indofood Citarasa Indonesia. Perusahaan berstatus PMA ini menyedot dana Rp50
miliar, dengan masing-masing pihak menyetor 50%.
“Pendirian usaha patungan baru ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan
dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan,” kata Anthony. Ia
percaya reputasi yang dimiliki kedua perusahaan setidaknya bisa mendongkrak nilai
tambah bagi masyarakat dan pemegang saham. Perusahaan tersebut akan bergerak di
bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner. Ke depan,
Indofood masih akan memberi lisensi penggunaan merek produk kuliner kepada
Nestle-Indofood. Indofood sendiri memiliki kekuatan pada profil produksi rendah
biaya, jangkauan distribusi yang luas, dan kecepatan menjangkau konsumen melalui
anak perusahaannya, PT Indosentra Pelangi, yang menjadi pemain utama di bidang
industri bumbu penyedap makanan.
Sementara itu, Nestle bergerak di bidang produksi dan penjualan berbagai produk
makanan dan minuman, termasuk mi instan dan bumbu penyedap makanan di seluruh
dunia. Kekuatan perusahaan asal Swiss itu ada pada riset dan pengembangan yang
kuat dalam memproduksi makanan dan nutrisi.
Anthony melihat bahwa perusahaan yang dipimpinnya adalah kapal yang besar
dengan 50.000 karyawan. Harus ada komunikasi yang baik agar kinerja perusahaan
dapat terfokus tajam dalam melihat pasar. Kata Anthony, sebenarnya aktivitas bisnis
yang dilakukan selama ini banyak, hanya saja tidak terlihat. “Indonesia masih
menjanjikan imbal hasil yang tinggi dalam bisnis,” ungkapnya.
Karir
Penghargaan