Anthony Salim

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Biografi Anthony Salim

Anthony Salim alias Liem Hong Sien


(lahir 25 Oktober 1949; umur 69 tahun) adalah
seorang pengusaha Indonesia. Dia merupakan
putra dari pengusaha Sudono Salim.
Anthony Salim alias Liem Hong Sien, CEO
Group Salim (generasi kedua) terpilih sebagai
salah seorang 10 Tokoh Bisnis Paling
Berpengaruh 2005 versi Warta Ekonomi. Dia
dinilai berhasil membangun kembali kerajaan bisnis Salim Group, setelah sempat
mengalami kemunduran akibat krisis ekonomi 1998. Sebelum krisis moneter dan
ekonomi 1998, Group Salim terbilang konglomerasi terbesar di Indonesia dengan aset
mencapai US$ 10 milyar (sekitar Rp 100 trilyun). Majalah Forbes bahkan pernah
menobatkan Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim, sebagai salah satu orang terkaya di
dunia.
Bank Central Asia (BCA), miliknya di-rush pada saat krisis multidimensional 1998
itu. Untuk mengatasinya, terpaksa menggunakan BLBI dan akibatnya berutang Rp 52
trilyun. Anthony yang sudah dipercayakan memegang kendali perusahaan
menggantikan ayahandanya Sudono Salim (Liem Sioe Liong) ini pun bertanggung
jawab.

Dia melunasi seluruh utangnya, walaupun harus terpaksa melepas beberapa


perusahaan. Di antara perusahaan yang dilepas adalah PT Indocement Tunggal
Perkasa, PT BCA (kemudian dikuasai Farallon Capital dan Grup Djarum) dan PT
Indomobil Sukses Internasional.
Namun, dia tetap mempertahankan beberapa perusahaan, di antaranya PT Indofood
Sukses Makmur Tbk, dan PT Bogasari Flour Mills, yang merupakan produsen mi
instan dan terigu terbesar di dunia. Selain itu juga berkibar beberapa perusahaan di
luar negeri, di antaranya di Hong Kong, Thailand, Filipina, Cina dan India.

Majalah Globe Asia menobatkan Anthony Salim, bos Grup Indofood sebagai taipan
terkaya ketiga Indonesia. Dia berada di bawah posisi Budi Hartono (Grup Djarum)
dan Eka Tjipta Widjaja (Grup Sinar Mas). Menurut perhitungan majalah itu - yang
didasarkan pada nilai kepemilikan saham baik yang listed atau non listed - Anthoni
memiliki harta US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27 triliun. 

Kini Indofood terus tumbuh dan berkembang sebagai raja industri makanan di
Indonesia. Bahkan, bisnis Indofood kian terintegrasi dan bergerak dari hulu hingga
hilir. Perusahaan ini bergerak di sektor agribisnis, industri tepung terigu, produk
makanan hingga menguasai jalur distribusi. Sejumlah produk konsumen bermerek
made in Indofood sudah dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia, seperti mie
instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), susu Indomilk, tepung terigu Bogasari
(Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli) hingga
mentega (Simas Palmia). 

Di bawah komando Anthony, pada tahun lalu, Indofood membukukan laba bersih Rp
2 triliun. "Kami senang, meskipun harga komoditas terus bergejolak, namun kami
berhasil mencapai rekor laba bersih tertinggi," ujar Anthony dalam laporan keuangan
Indofood 2009 yang dipublikasikan baru-baru ini. 

Menurut dia, Indofood berhasil melewati berbagai tantangan dalam kurun waktu lima
tahun yang sulit ini. Bisnis model yang terdiri dari agribinis dan non-agribisnis, telah
membuktikan ketangguhannya dalam dua tahun terakhir ini saat harga komoditas
bergejolak. 

Dia mengakui krisis ekonomi global 2008 memang mengakibatkan penurunan harga
berbagai komoditas secara tajam dan menurunkan tingkat inflasi. Pendapatan divisi
agribisnis Indofood juga terpengaruh. Nilai penjualan Bogasari juga menurun karena
harga tepung turun. 

Namun, dia menekankan turunnya harga komoditas justru berdampak positif bagi
Produk Konsumen Bermerek. Permintaan atas produk konsumen bermerek meningkat
seiring naiknya daya beli konsumen.  

Untuk mengambil peluang yang ada dan mempertahankan kepemimpinan pasar,


Indofood memilih memperkuat brand equity melalui investasi secara terus menerus di
berbagai merek yang kami miliki. "Kami fokuskan program komunikasi menyeluruh
untuk meningkatkan awareness konsumen guna menjaga loyalitas." 

Di samping itu, dia mengaku meluncurkan berbagai produk baru yang inovatif dan
sesuai kebutuhan pasar. Dua varian baru cup noodles yang diluncurkan pada 2009,
kata dia, sangat sukses di pasaran. Untuk menembus pasar di daerah pedesaan,
Anthony menyebutkan Indofood mengembangkan program “Raja Desa”. Tujuannya,
untuk memperdalam penetrasi distribusi dan meningkatkan ketersediaan produk-
produk di pedesaan.

Putra Liem Sioe Liong ini tak mau kerajaan bisnisnya, PT Indofood Sukses Makmur
Tbk., berhenti berekspansi dan berinovasi. “Setiap perusahaan harus berbenah diri,
apalagi dalam iklim kompetisi,” kata Anthony. Untuk mendukung rencananya itu,
Anthony pun menggandeng Nestle S.A.

Keduanya sepakat untuk memperlebar pangsa pasar Indofood dan Nestle. Deal bisnis
antara dua kerajaan makanan dan minuman ini berujung pada pendirian PT Nestle
Indofood Citarasa Indonesia. Perusahaan berstatus PMA ini menyedot dana Rp50
miliar, dengan masing-masing pihak menyetor 50%.

“Pendirian usaha patungan baru ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan
dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan,” kata Anthony. Ia
percaya reputasi yang dimiliki kedua perusahaan setidaknya bisa mendongkrak nilai
tambah bagi masyarakat dan pemegang saham. Perusahaan tersebut akan bergerak di
bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner. Ke depan,
Indofood masih akan memberi lisensi penggunaan merek produk kuliner kepada
Nestle-Indofood. Indofood sendiri memiliki kekuatan pada profil produksi rendah
biaya, jangkauan distribusi yang luas, dan kecepatan menjangkau konsumen melalui
anak perusahaannya, PT Indosentra Pelangi, yang menjadi pemain utama di bidang
industri bumbu penyedap makanan.
Sementara itu, Nestle bergerak di bidang produksi dan penjualan berbagai produk
makanan dan minuman, termasuk mi instan dan bumbu penyedap makanan di seluruh
dunia. Kekuatan perusahaan asal Swiss itu ada pada riset dan pengembangan yang
kuat dalam memproduksi makanan dan nutrisi.

Anthony melihat bahwa perusahaan yang dipimpinnya adalah kapal yang besar
dengan 50.000 karyawan. Harus ada komunikasi yang baik agar kinerja perusahaan
dapat terfokus tajam dalam melihat pasar. Kata Anthony, sebenarnya aktivitas bisnis
yang dilakukan selama ini banyak, hanya saja tidak terlihat. “Indonesia masih
menjanjikan imbal hasil yang tinggi dalam bisnis,” ungkapnya.

Karir

 CEO Salim Group (0)


 Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (2004)
 Non-Executive Chairman and Chairman of Nomination Committee First Pacific
Company Ltd (2003)
 Former Non-executive Director Elders Limited
 Member of International Advisory Board Allianz SE
 President Commissioner Fastfood Indonesia PT
 Former President Commissioner PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
 President Director and Member of the Board of the Directors PT Indofood CBP
Sukses Makmur

Penghargaan

 Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005

TUGAS PKK dan KWU


(Biografi Pengusaha)

NAMA : SYILA AULIA PUTRI


KELAS : XI – CP 2

SMK NEGERI 7 JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai