Eksim Dishidrotik
Eksim Dishidrotik
Eksim Dishidrotik
EKSIM DISHIDROTIK
Disusun Oleh:
Pembimbing Klink
dr. Diany Nurdin,M.Kes, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
LEMBAR PENGESAHAN REFLEKSI KASUS
UNIVERSITAS TADULAKO
I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien : RS
2) Umur : 15 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Alamat : Mamboro
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : Siswi
7) Tanggal Pemeriksaan : 10 Maret 2020
II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama : Gatal – gatal pada telapak tangan dan sela-sela
jari.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien perempuan berusia 15 tahun datang ke poli
bagian kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan gatal –
gatal tiba - tiba pada bagian telapak tangan dan sela – sela jari.
Bercak kemerahan muncul dengan disertai rasa gatal sudah ada
sejak 1 minggu yang lalu. Rasa gatal baru muncul setelah mencuci
pakaian menggunakan deterjen yang di rasakan pertama kali,
pasien sebelumnya belum pernah mengalami gatal- gatal seperti ini
saat mencuci dan pasien menyangkal merasakan panas pada bagian
tangan saat mencelup di air deterjen. Pasien menyangkal memiliki
alergi obat dan pasien mengeluhkan kondisi ini mengganggu
aktivitas sehari – hari. Riwayat keluarga ibunya pernah memilki
kondisi yang sama dengan dirinya. Pasien belum pernah
melakukan pengobatan sebelumnya.
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.
Riwayat alergi (-), riwayat penyait gula darah (-), riwayat
hipertensi (-)
4) Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan ibunya pernah menderita kondisi yang
sama.
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 36.00 C
Status Dermatologis/Venereologis
Ujud Kelainan Kulit :
Kepala : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Wajah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Aksial : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Dada : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Perut : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Bokong : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Inguinal : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
Ekstremitas atas ( Tangan kanan dan kiri ) : Pada pemeriksaan gambaran
efloresensi primer pada kasus terdapat vesikel-vesikel (tapioca-like) berisi
cairan serum (jernih) dan pustul (vesikel yang berisi nanah). Sedangkan
pada efloresensi sekunder terdapat skuama halus ( kolaret) akibat bekas
garukan saat gatal.
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
IV. GAMBAR
b. Antibiotik
- Erytromycin 1,6-2 gram per hari, dibagi menjadi 2-4 kali jadwal
konsumsi.
c. Antihistamin
cairan berupa vesikel atau bula.1,4 Keadaan ini dapat akut, kronik, atau rekuren
di telapak tangan (palmar) dan telapak kaki (plantar), berupa mendadak
timbul vesikel- vesikel “tapioca-like” yang gatal selanjutnya membentuk fisura
tangan.1 Dapatdijumpai di hampir seluruh dunia, lebih banyak pada ras Asia, lebih
banyak pada wanita sesuai dengan pasien ini. Biasanya lebih sering di iklim panas,
selama musim semi dan musim panas. Penyakit ini dapat terjadi pada semua
usia, umumnya pada usia sebelum 40 tahun, jarang pada usia di bawah 10
tahun.1
Penyebab eksim dishidrotik belum diketahui pasti.5-7 Diduga
multifaktorial melibatkan faktor eksogen dan endogen. Sekitar 50% pasien
dermatitis dishidrotik memiliki riwayat atopi; sering dikaitkan dengan alergi
bahan nikel, infeksi jamur atau bakteri. Kelainan ini dijumpai pula pada
individu dengan HIV.5 Stres emosional, kontak bahan iritan (detergen, bahan
pelarut), faktor lingkungan (perubahan musim/suhu/ kelembapan) dapat
memperburuk gejala. 6
Guillet, dkk. (2007) meneliti berbagai faktor yang diduga menimbulkan
eksim dishidrotik. Dari 120 pasien eksim dishidrotik, didapatkan alergi kontak
(67,5%) terutama akibat kosmetik (lanolin alcohol, cocamidopropyl betaine, lauryl
sulfate, thimerosal, propylene glycol, dan octyl gallate), produk higiene (sabun,
shower gel, sampo, krim cukur), ataupun bahan metal; reaksi internal
terhadap obat, makanan, atau hapten nikel (6,7%); mikosis (10,8%); dan
idiopatik (15,0%).6
Terdapat beberapa hipotesis patogenesis, hipotesis paling awal
menyebutkan bahwa vesikel-vesikel dermatitis dishidrotik disebabkan oleh
dishidrosis.5 Pompholyx banyak dijumpai pada ras Asia, dikaitkan dengan faktor
genetik. Manifestasi klinis mendadak muncul vesikel- vesikel yang gatal. Gatal
dapat mendahului erupsi vesikel. Tidak ada eritema, namun ada sensasi
panas/tajam mendahului serangan. Vesikel dapat berkelompok lalu membentuk
bula besar. Gejala dapat mereda spontan atau berdeskuamasi dalam 2-3 minggu.
Erupsi umumnya simetris, 80% mengenai telapak tangan dan bagian lateral jari-
jari, hanya 10% yang mengenai telapak kaki. Rekurensi sering terjadi, dapat
Hal yang paling mendasari mendiagnosis pasien ni eksim dishidrotik karena memiliki ciri
khas kelainan ini yaitu vesikel “tapioca- like” yang gatal dengan onset tiba-tiba;
pada keadaan lanjut dapat ditemukan fisura dan likenifikasi.2 Klinis bervariasi
mulai dari ringan hingga berat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan
eczema area and severity index (DASI) berdasarkan jumlah vesikel/cm2, eritema,
deskuamasi, gatal, dan perluasan. DASI dapat digunakan untuk memantau
terapi.4
Diagnosis banding untuk pasien eksim dishidrotik yaitu dermatitis kontak
alergik peradangan gatal kemerahan pada kulit yang muncul akibat kontak
langsung dengan zat tertentu dan mengiritasi kulit, atau merupakan reaksi alergi
terhadap zat tertentu. Ruam yang muncul akibat peradangan ini tidak menular atau
berbahaya, tapi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penderita. skabies
merupakan kondisi yang menyebabkan rasa gatal pada kulit akibat terdapatnya
tungau yang menggali ke dalam kulit. Tungau ini disebut Sarcoptes scabiei. Gatal
yang timbul pada skabies merupakan reaksi alergi dari tubuh terhadap tungau,
telur, dan kotorannya. Kontak fisik yang dekat dan lebih jarang serta berbagai
pakaian atau alas tidur dengan individu yang terinfeksi dapat menyebabkan
penularan tungau.
DAFTAR PUSTAKA
and synopsis of clinical dermatology. 5th Ed. USA: The McGraw-Hill Companies;
20017.
3. Weller R, Hunter J, Dahl M. Eczema and dermatitis. Clinical dermatology. 4th Ed.
USA: Blackwell Publishing; 2008.
4. Adis Data Information. Pompholyx, a common palmoplantar skin disorder,
usually requires a combination of topical and systemic therapy. Drugs Ther
Perspect. 2011;27:4.
5. Wollina U. Pompholyx: A review of clinical features, differential diagnosis, and
management. Am J Clin Dermatol. 2010;11(5):305-14.
6. Kedrowski DA, Warshaw EM. Hand dermatitis: A review of clinical features,
diagnosis, and management. Dermatology Nursing 2008;20:1.