Panduan Obat Obat High Alert Dan Lasa
Panduan Obat Obat High Alert Dan Lasa
Panduan Obat Obat High Alert Dan Lasa
RSI
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
I. Pengertian
Peningkatan Keamanan obat yang perlu diwaspadai adalah proses pengelolaan obat –
obat yang perlu diwaspadai (high alert medications)
High alert medication adalah obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi untuk
menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval dan pemilihannya).3
Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert medications
5 Antitrombotic agent
14 Narcotic/ opioid
16 Parenteral nutrition
1 Apidra Spiriva
2 Aminofusin Aminofluid
3 Cefalexin Cefixim
4 Cefotaxim Cefoperazon
5 Comafusin Aminofusin
6 Dimenhidrinate Difenhidramine
7 Dobutamine Dopamin
8 Ephedrin Ephinefrin
10 Humalog Humulin
11 Ketalar Ketorolac
12 Lesichol Lescol
13 Lorazepam Alprazolam
14 Metformin Metronidazol
15 Methylergometrin Methylprednisolon
17 Nifedipin Nimodipin
18 Penobarbital Pentobarbital
19 Prednison Prednisolon
2 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
3 Captopril 25 Clonidin
4 Cefotaxim Ceftriaxon
12 Farsorbid 5 mg Farsorbid 10 mg
18 Histapan Cortidex
24 Ketorolac 10 mg Ketorolac 30 mg
25 Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg
32 Sagestam TM Hyaloph TM
III. Tujuan
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai
kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori
high alert medication (obat-obat dengan pengawasan )1
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi
terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi resiko terhadap
pasien.2
4. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat yang membingungkan (
LASA).
5. Melakukan pemantauan, pengumpulan data medication error akibat penggunaan dan
pengelolaan high alert medication, analisa data dan rencana tindak lanjut dari
kecenderungan kejadian.
IV. Ruang lingkup
1. Panduan ini diterapkan kepada semua karyawan RSI Masyithoh Bangil.
2. Pelaksana panduan ini adalah perawat, bidan, farmasi, dokter dan staf pendukung
yang bekerja di Rumah Sakit.
V. Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadi kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di suatu unit.
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia.
c. Hindarkan penggunaan high alert medictions sebisa mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan berdasarkan
berat badan / fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan)
4. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan.
5. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran .
6. Memberi label yang jelas pada obat – obat yang tergolong high alert.
7. Setiap pemberian obat menerapkan prinsip 7 Benar.
8. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang kompeten.
9. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan katagori LASA.
10. Membatasi akses obat high alert.
11. Obat / elektrolit konsentrat tidak boleh diletakkan / disimpan di ruang perawatan
pasien. kecuali jika dibutuhkan secara klinis.
12. Obat – obatan yang digunakan dalam emergensi medis (misalnya : kondisi mengancam
nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk mengikuti Panduan
Peningkatan Obat yang perlu diwaspadai.6
VI. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit.
a. Memahami dan menerapkan prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai.
b. Memastikan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilaksanakan
dengan benar,
c. Melaporkan kejadian kesalahan pemberian obat.
iii. Berikut adalah high alert medications yang memerlukan pengecekan ganda :
High alert medications yang memerlukan pengecekan ganda untuk semua dosis
termasuk bolus3
Obat - obatan
Kemoterapi
Heparin
Insulin
*abciximab
argatroban
bivalirudin
*eptifibatide
Lepirudan
Citrate ACD-A
*obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infus atau vial
Obat – obatan yang memerlukan pengecekan ganda jika terdapat perubahan
dosis / kecepatan pemberian3
Obat - obatan
Epoprostenol
Kemoterapi
Treprostinil
Infus benzodiazepin
Heparin
iv. Prosedur :
o Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru
-
Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal – hal di bawah ini
untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua :
1. Obat – obatan pasien dengan labeh yang masih intak
2. Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep / instruksi tertulis dokter
3. Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
-
Petugas kedua akan memastikan 7 BENAR :
1) BENAR PASIEN.
Gunakan minimal 2 identitas pasien ( nama pasien, no rekam medis ).
Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi yang tertulis.
Anamese riwayat alergi.
Anamese kehamilan / menyusui.
Anamnese lengkap riwayat obat / penggunaan obat saat ini dan buat
daftar obat – obat tersebut.
2) BENAR OBAT
Beri label semua obat dan tempat obat, larutan lain.
Obat dan larutan lain dilokasi perioperatif / ruang tindakan yang tidak
akan segera dipakai juga harus diberi label.
Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang tindakan dilakukan
setiap kali obat atau larutan diambil dari kemasan asli ke tempat lainnya.
Pada label, tuliskan nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas, pengenceran
dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluwarsa jika tidak
digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
Semua obat atau larutan diverifikasi oleh dua orang secara verbal dan
visual, jika orang, jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya ke pasien.
Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat disiapkan, jika
tidak segera diberikan.
Jangan memberi label pada syringe atau tempat kosong sebelum obat
disiapkan / diisi.
Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat.
Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya.
Saat pergantian tugas / jaga, review semua obat dan larutan oleh petugas
lama dan petugas baru secara bersama.
Ubah daftar obat jika terdapat perubahan obat.
Kebenaran jenis obat yang perlu kewaspadaan tinggi di cek oleh dua
orang yang kompeten.
3) BENAR DOSIS
Dosis / volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan tinggi,
dihitung & dicek oleh dua orang yang kompeten ( double chek).
Jika ragu konsultasi ke dokter yang menulis resep.
Berkonsetrasi penuh saat menyiapkan obat, dan hindari gangguan.
4) BENAR WAKTU
Sesuai waktu yang ditentukan
Perhatikan waktu pemberian
Obat segera diberikan segera diberikan setelah diinstruksikan dokter.
5) BENAR CARA / RUTE PEMBERIAN
6) BENAR DOKUMENTASI
Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat harus
di dokumentasikan.
Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan / paraf
yang melakukan.
Setelah memberikan obat , lansung di paraf dan diberi nama siapa
yang memberikan obat tersebut.
Setiap perubahan jenis / dosis/ jadwal / cara pemberian obat harus
diberi nama & paraf yang mengubahnya.
Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu garis dan di
paraf diujungnya.
Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan : efek samping
obat dicatat dalam rekam medic dan form pelaporan Insiden +
Formulir pelaporan efeksamping obat.Pelaporan insiden dikirim ke
Tim Keselamatan Pasien, pelaporan efek samping obat dikirim ke
komite farmasi dan terapi.
Dokumentasikan Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak diharapkan
terkait dengan pengobatan ( form pelaporan insiden) ke Tim
Keselamatan Pasien.
7) BENAR INFORMASI
Semua rencana tindakan / pengobatan harus dikomunikasikan pada
pasien & atau keluarganya, termasuk pasien di ICU.
Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar.
Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.
Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien.
Semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan keluarganya ini
ditulis dalam Form Penjelasan & Pendidikan Dokter kepada pasien
yang ada di dalam rekam medic, dan ditandatangani oleh dokter dan
pasien / keluarga pasien.
BAB II
5. INSULIN i.v9
a. Singkatan “u” untuk “unit” TIDAK diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan
b. Infuse insulin : konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ’high alert’, ikuti
protokol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah
dibuka
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Gunakan spuit insulin khusus
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin
1. High alert medications pada neonates dan pediatrik serupa dengan obat-obatan pada
dewasa dan obat-obatan di bawah ini :
i. Dosis tertukar karena terdapat 2 sediaan : 250 mg/5ml dan 500 mg/5ml
ii. Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml) dan bukan dalam dosis
mg
iii. Pasien agitasi sering mendapat dosis mendapat multiple sebelum dosis
yang pertama mencapai efek puncaknya sehingga mengakibatkan
terjadinya overdosis
c. Monitor semua anak yang diberikan chloral hydrate untuk sedasi pre-operatif
sebelum dan setelah prosedur dilakukan. Buatlah rencana resusitasi dan pastikan
tersedianya peralatan resusitasi.