Panduan Obat Obat High Alert Dan Lasa

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

PENINGKATAN KEAMANAN OBAT


YANG PERLU DI WASPADAI

RSI
TAHUN 2015
BAB I

PENDAHULUAN

I. Pengertian
Peningkatan Keamanan obat yang perlu diwaspadai adalah proses pengelolaan obat –
obat yang perlu diwaspadai (high alert medications)
High alert medication adalah obat-obatan yang memiliki resiko lebih tinggi untuk
menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval dan pemilihannya).3

Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert medications

DAFTAR OBAT HIGH ALERT

NO KATEGORI NAMA OBAT

1 Adrenergic agonis iv Epinefrin, phenylefrin, norephinefrin

2 Adrenergic antagonis, iv Propanolol, metoprolol

3 Anesthetic agent, general, inhaled, iv Propofol, ketamin

4 Antiaritmics, iv Lidocain, amiodaron

5 Antitrombotic agent

 Anticoagulant  Warfarin (simarc)


 Factor Xa inhibitor  Fondaparinux (arixtra)
6 Cardioplegik KCl, Procain

7 Obat kemoterapi (parenteral, oral) Tamofen, Curacil inj, Mtx inj

8 Dextrose > 20% D40%

9 Cairan dialysis, hemodialisa

10 Hypoglicemic oral Metformin, glibenklamid, glimepirid,


glikuidon, glidiab, glicazid, acarbose

11 Inotropic medication, iv Digoxin

12 Insulin, sc, iv Lantus, Apidra, Levemir, Novorapid,


Novomix, Humalog N, Humalog R

13 Moderate sedation agent Midazolam(miloz)

14 Narcotic/ opioid

 Iv  Pethidin, morfine, fentanyl


 Oral  Codein, MST, codipront

15 Neuromuscular blocking agent Succinilcolin, Rocuronium (roculax,


notrixum)

16 Parenteral nutrition

17 Radiocontrast agent Iopamiro


18 Sterile water for inj, irrigation ≥ 100ml

19 NaCl > 0.9% NaCl 3%

20 Specific medication  MgSo4 inj


 Oxytocin iv (induxin)
 KCl konsentrat

DAFTAR OBAT LASA

NAMA OBAT MIRIP / SOUND ALIKE

No NAMA OBAT NAMA OBAT YANG RANCU

1 Apidra Spiriva

2 Aminofusin Aminofluid

3 Cefalexin Cefixim

4 Cefotaxim Cefoperazon

5 Comafusin Aminofusin

6 Dimenhidrinate Difenhidramine

7 Dobutamine Dopamin

8 Ephedrin Ephinefrin

9 Gentamycin Gentian violet

10 Humalog Humulin

11 Ketalar Ketorolac

12 Lesichol Lescol

13 Lorazepam Alprazolam

14 Metformin Metronidazol

15 Methylergometrin Methylprednisolon

16 Natrium diklofenak Kalium diklofenak

17 Nifedipin Nimodipin

18 Penobarbital Pentobarbital

19 Prednison Prednisolon

RUPA OBAT MIRIP / LOOK ALIKE

No NAMA OBAT NAMA OBAT YANG RANCU

1 Aminophilin inj Proinfark inj

2 Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg
3 Captopril 25 Clonidin

4 Cefotaxim Ceftriaxon

5 Cendo carpin TM Cendo Cetamide TM

6 Cendo catarlent TM Cendo Liteers TM

7 Cendo Polidex TM Cendo Tobroson TM

8 Cendo Xytrol TM Cendo Homatro TM

9 Clindamycin 150 mg Clindamycin 300 mg

10 Diovan 80 mg Diovan 160 mg

11 Erlamicetin Tetes Mata Erlamicetin Tetes telinga

12 Farsorbid 5 mg Farsorbid 10 mg

13 Furosemid inj Diazepam inj

14 Furosemid tab ISDN tab

15 Glimepirid 1 mg Glimepirid 2mg, 3 mg, 4 mg

16 Glucobay 50 mg Glucobay 100 mg

17 Haloperidol 0,5 mg Haloperidol 5 mg, 1,5 mg

18 Histapan Cortidex

19 Illiadin spray Illiadin drop

20 Iopamiro 30ml Iopamiro 50ml

21 Irbesartan 150 mg Irbesartan 300 mg

22 Isotic Adretor TM Isotic Neolison TM

23 KCl inj 25 ml Aqua For inj 25ml

24 Ketorolac 10 mg Ketorolac 30 mg

25 Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg

26 Mefinal 500mg Prolic 150 mg

27 Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg

28 Meylon inj 25 ml D40% 25 ml

29 MgSO4 20% MgSO4 40%

30 Ofloxacin 200 mg Ofloxacin 400 mg

31 Plasbumun 20% Plasbumin 25%

32 Sagestam TM Hyaloph TM

33 Santibi Plus Sanprima Plus

34 Sotatic inj Farbiven inj

35 Spironolacton 25 mg Spironolacton 100 mg


36 Tanapres 5 mg Tanapres 10 mg

37 Valsartan 80 Valsartan 160

II. Latar Belakang


1. High alert medications memiliki resiko lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi,
efek samping atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapetik dan
keamnan sempit atau karena insiden yang tinggi akan terjadinya kesalahan.4
2. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti :
a. Menyediakan akses informasi mengenai high alert medication
b. Membatasi akses terhadap high alert medication
c. Menggunakan label dan tanda “high alert” untuk high alert medication
d. Menstandarisasi prosedur/instruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan, dan
pemberian high alert medication
3. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau ulang
dalam audit dan revisi high alert medication oleh Komite Farmasi dan Terapi.5

III. Tujuan
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai
kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori
high alert medication (obat-obat dengan pengawasan )1
2. Meningkatkan kewaspadaan akan high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan meminimalisasi
terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan potensi resiko terhadap
pasien.2
4. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat yang membingungkan (
LASA).
5. Melakukan pemantauan, pengumpulan data medication error akibat penggunaan dan
pengelolaan high alert medication, analisa data dan rencana tindak lanjut dari
kecenderungan kejadian.
IV. Ruang lingkup
1. Panduan ini diterapkan kepada semua karyawan RSI Masyithoh Bangil.
2. Pelaksana panduan ini adalah perawat, bidan, farmasi, dokter dan staf pendukung
yang bekerja di Rumah Sakit.
V. Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadi kesalahan
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di suatu unit.
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia.
c. Hindarkan penggunaan high alert medictions sebisa mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan berdasarkan
berat badan / fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan)
4. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan.
5. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran .
6. Memberi label yang jelas pada obat – obat yang tergolong high alert.
7. Setiap pemberian obat menerapkan prinsip 7 Benar.
8. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang kompeten.
9. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan katagori LASA.
10. Membatasi akses obat high alert.
11. Obat / elektrolit konsentrat tidak boleh diletakkan / disimpan di ruang perawatan
pasien. kecuali jika dibutuhkan secara klinis.
12. Obat – obatan yang digunakan dalam emergensi medis (misalnya : kondisi mengancam
nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk mengikuti Panduan
Peningkatan Obat yang perlu diwaspadai.6
VI. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit.
a. Memahami dan menerapkan prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai.
b. Memastikan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilaksanakan
dengan benar,
c. Melaporkan kejadian kesalahan pemberian obat.

2. SDM yang bertugas (Perawat, Bidan, Farmasi, Dokter)


a. Dokter
 Meresepkan obat.
 Menulis Instruksi pada rekam medik.
 Instruksi via telepon / verbal dalam waktu 24 jam pertama, dokter harus menulis
dan tanda tangan di rekam medik.
b. Farmasi / Apoteker
 Menyiapkan dan mendistribusikan obat yang diresepkan.
 Bertanggungjawab memenuhi permintaan resep tersebut valid.
 Menyalurkan obat dengan benar ( dosis, jumlah yang tepat)
 Label yang akurat.
 Menyediakan informasi : efek samping, toksisitas, interaksi, inkompatibilitas
obat.
c. Peran Perawat.
 Memberikan obat.
 Memantau respon klien terhadap pangobatan.
 Memberikan KIE : program pengobatan.
 Memberikan informasi kepada dokter apakah obat efektif / tidak efektif.
 Melaksanakan proses keperawatan.
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruang.
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi / Ruangan memahami prosedur keamanan
obat yang perlu diwaspadai.
b. Menyelidiki semua insiden kesalahan pemberian obat dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden
tersebut.
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi / Kepala Ruang.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan peningkatan keamanan obat
yang perlu diwaspadai.
VI. Tatalaksana peningkatan keamanan Obat yang perlu diwaspadai
1. PERESEPAN
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications.1
b. Instruksi ini harus mencakup minimal :
i. Nama pasien dan nomor rekam medis
ii. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
iii. Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap
obat
iv. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat.6
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high
alert medications secara tertulis.
d. Jika memungkinkan, peresepan high alert medications harus terstandarisasi dengan
menggunakan instruksi tercetak.
e. Instruksi kemoterapi harus ditulis pada “Formulir Instruksi Kemoterapi” dan
ditandatangani oleh spesialis onkologi, informasi ini termasuk riwayat alergi pasien,
tinggi badan, berat badan dan luas permukaan tubuh pasien. Hal ini memungkinkan
farmasi dan perawat untuk melakukan pengecekan ganda terhadap penghitungan
dosis berdasarkan berat badan dan luas permukaan tubuh.4
2. PERSIAPAN DAN PENYIMPANAN
a. High alert medications disimpan di pos perawat di dalam troli atau cabinet yang
memiliki kunci.
b. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan
obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus disimpan dia area
perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label “Peringatan :
high alert medications” pada tutup luar tempat penyimpanan
c. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications
berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar perawat pasien menjadi waspada
dan berhati-hati dengan high alert medications. Setiap kotak/ tempat yang berisi high
alert medications harus diberi label.
d. Infuse intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas dengan
huruf/ tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.
e. Perhatikan nama obat, Rupa dan Ucapan mirip (NORUM)
- Pada obat yang hafal, label obat yang akan diberikan perlu dibaca secara cermat,
mengenali obat secara visual, lokasi penyimpanannya dan melihat tanda spesifik
lainnya.
- Pisahkan penempatan dan penyimpanan obat yang mirip ( Norum) termasuk obat
yang bermasalah.
- Berikan penjelasan pada pasien atau keluarganya tentang obat – obatan yang
mirip nama dan bentuknya yang kemungkinan dikonsumsi pasien.
f. Pengendalian cairan elektrolit pekat.
 Cairan KCL disimpan di tempat yang terpisah dan terkunci dan pemakaiannya di
dokumentasikan sebagai kendali pemakaian.Atau jika tidak tersedia ruang khusus
penyimpanan dan persiapan obat,maka hanya perawat, dokter, apoteker yang
berpengalaman yang diperbolehkan menyediakan obat ini.
 Setelah KCL atau cairan konsentrasi lain disiapkan, dilakukan pengecekan
independen oleh staf yang berpengalaman dan terkualifikasi.
 Tersedia protocol / checklist untuk cairan KCL / cairan konsentrasi lain,meliputi
cara menghitung, kecepatan cairan dan jalur pemberian vena yang tepat.
 Pemberian KCL / cairan konsentrasi lain dengan infuse pump atau infuse mikro
drip set atau infuse set harus sering dimonitor.
 Cairan KCL atau cairan konsentrasi lain yang sudah disiapkan diberi label
peringatan resiko tinggi sebelum digunakan.
3. PEMBERIAN OBAT
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double check) terhadap semua
high alert medications sebelum diberikan kepada pasien.1
b. Sesaat sebelum meberikan obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan
kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan tujuannya (pasien
dapat juga berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan)
c. Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinyu harus
diberikan melalui pompa infuse i.v. Pengecualian dapat diberikan pada pasien di
Ruang Rawat Intensif Neonatus (Neonatus Intensive Care Unit – NICU), atau pada
pasein resiko tinggi mengalami kelebihan cairan (volume overload)4. Setiap selang
infuse harus diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung distal selang dan
pada pintu masuk pompa (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan
kesalahan).
d. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan menghambat /
menunda penatalaksanaan dan berdampak negative terhadap pasien, perawat atau
dokter pertama – tama harus menentukan dan memastikan bahwa kondisi klinis
pasien benar – benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana segera sedemikian
rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus
menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum
memberikannya kepada pasien.1
e. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi dan dilakukan peninjauan
ulang oleh tenaga farmasi apakah terjadi kesalahan obat yang belum diberikan.
f. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui indikasi
penggunaan dosis ekstra.5
g. Pengecekan ganda terhadap High Alert Medications
i. Tujuan : identifikasi obat – obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya ( sebagai orang kedua)
sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan
akurasi.
ii. Kebijakan :

Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications tertentu / spesifik dan di saat pelaporan pergantian jaga
atau saat melakukan transfer pasien.

Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau
catatan pemberian medikasi pasien.

Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang
untuk menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan :
perawat, farmasi dan dokter.

Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang,
teknisi, atau perawat lainnya (petugas tidak boleh sama dengan
pengecek pertama)

Kebutuhan minimal untuk pengecekan ganda / verifikasi oleh orang
kedua dilakukan pada kondisi – kondisi berikut :
-
Setiap akan memberikan injeksi obat
-
Untuk infuse :
 Saat terapi inisial
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat

Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi
dokter.3

iii. Berikut adalah high alert medications yang memerlukan pengecekan ganda :

High alert medications yang memerlukan pengecekan ganda untuk semua dosis
termasuk bolus3

Obat - obatan

Kemoterapi

Heparin

Insulin

infus magnesium sulfat pada pasien obstetric

Infus katetetr saraf epidural dan perifer

*abciximab

argatroban

bivalirudin

*eptifibatide

Lepirudan

Citrate ACD-A

Kasium klorida 8mg/1000 ml infus (untuk CRRT)

*obat-obatan yang sebaiknya tidak diberikan sebagai bolus dari kantong infus atau vial
Obat – obatan yang memerlukan pengecekan ganda jika terdapat perubahan
dosis / kecepatan pemberian3

Obat - obatan

Epoprostenol

Kemoterapi
Treprostinil

Infus benzodiazepin

Infus opioid, epidural

Heparin

iv. Prosedur :
o Untuk dosis inisial atau inisiasi infuse baru
-
Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal – hal di bawah ini
untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua :
1. Obat – obatan pasien dengan labeh yang masih intak
2. Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep / instruksi tertulis dokter
3. Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya

-
Petugas kedua akan memastikan 7 BENAR :
1) BENAR PASIEN.
 Gunakan minimal 2 identitas pasien ( nama pasien, no rekam medis ).
 Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi yang tertulis.
 Anamese riwayat alergi.
 Anamese kehamilan / menyusui.
 Anamnese lengkap riwayat obat / penggunaan obat saat ini dan buat
daftar obat – obat tersebut.
2) BENAR OBAT
 Beri label semua obat dan tempat obat, larutan lain.
 Obat dan larutan lain dilokasi perioperatif / ruang tindakan yang tidak
akan segera dipakai juga harus diberi label.
 Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang tindakan dilakukan
setiap kali obat atau larutan diambil dari kemasan asli ke tempat lainnya.
 Pada label, tuliskan nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas, pengenceran
dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluwarsa jika tidak
digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
 Semua obat atau larutan diverifikasi oleh dua orang secara verbal dan
visual, jika orang, jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya ke pasien.
 Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat disiapkan, jika
tidak segera diberikan.
 Jangan memberi label pada syringe atau tempat kosong sebelum obat
disiapkan / diisi.
 Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat.
 Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya.
 Saat pergantian tugas / jaga, review semua obat dan larutan oleh petugas
lama dan petugas baru secara bersama.
 Ubah daftar obat jika terdapat perubahan obat.
 Kebenaran jenis obat yang perlu kewaspadaan tinggi di cek oleh dua
orang yang kompeten.
3) BENAR DOSIS
 Dosis / volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan tinggi,
dihitung & dicek oleh dua orang yang kompeten ( double chek).
 Jika ragu konsultasi ke dokter yang menulis resep.
 Berkonsetrasi penuh saat menyiapkan obat, dan hindari gangguan.
4) BENAR WAKTU
 Sesuai waktu yang ditentukan
 Perhatikan waktu pemberian
 Obat segera diberikan segera diberikan setelah diinstruksikan dokter.
5) BENAR CARA / RUTE PEMBERIAN
6) BENAR DOKUMENTASI
 Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat harus
di dokumentasikan.
 Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan / paraf
yang melakukan.
 Setelah memberikan obat , lansung di paraf dan diberi nama siapa
yang memberikan obat tersebut.
 Setiap perubahan jenis / dosis/ jadwal / cara pemberian obat harus
diberi nama & paraf yang mengubahnya.
 Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu garis dan di
paraf diujungnya.
 Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan : efek samping
obat dicatat dalam rekam medic dan form pelaporan Insiden +
Formulir pelaporan efeksamping obat.Pelaporan insiden dikirim ke
Tim Keselamatan Pasien, pelaporan efek samping obat dikirim ke
komite farmasi dan terapi.
 Dokumentasikan Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak diharapkan
terkait dengan pengobatan ( form pelaporan insiden) ke Tim
Keselamatan Pasien.
7) BENAR INFORMASI
 Semua rencana tindakan / pengobatan harus dikomunikasikan pada
pasien & atau keluarganya, termasuk pasien di ICU.
 Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar.
 Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.
 Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien.
 Semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan keluarganya ini
ditulis dalam Form Penjelasan & Pendidikan Dokter kepada pasien
yang ada di dalam rekam medic, dan ditandatangani oleh dokter dan
pasien / keluarga pasien.

o Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer


pasien :
-
Petugas kedua akan memastikan hal berikut :
1. Obat yang diberikan harus memenuhi 7 BENAR
2. Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang
kepada perawat sebelumnya untuk memverifikasi 7 BENAR
(seperti yang telah disebutkan di atas)
-
Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa
obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada bagian
“pengecekan oleh perawat” di rekam medis pasien.3

BAB II

HIGH ALERT MEDICATIONS

1. AGONIS ADRENERGIK i.v ( epinephrine, norepinephrin, isoproterenol)


a. Instruksi medikiasi harus meliputi “kecepatan awal”
b. Saat titrasi obat, haruslah meliputi parameternya
c. Konsentrasi standar untuk infuse kontinyu
i. Epinephrine : 4mg/250ml
ii. Norepinephrin : 8mg/250ml
iii. Fenilefrin : 50mg/250ml
d. Pada kondisi klinis dimana konsentrasi infuse yang tidak sesuai standar, spuit atau
botol infuse harus diberi label “konsentrasi yang digunakan adalah….”
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua psien dengan pemasangan vena sentral

2. DOPAMIN DAN DOBUTAMIN.8


a) Sering terjadi kesalahan obat tertukar karena nama yang mirip, kinsentrasi yang
mirip, dan indikasi yang serupa. Gunakan labelyang dapat membedakan nama
obat (misalnya : DOBUTamin, DOPamin)
b) Gunakan konsentrasi standar
c) Beri label pada pompa dan botol infuse berupa ‘nama obatdan dosisnya’.

3. KALSIUM INTRAVENA (sebagai gluceptate, gluconate atau chloride)9


a) CaCl tidak boleh diberikan melalui I.M karena bersifat sangat iritatif terhadap
jaringan
b) Factor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah adalah kadar
fosfor serum dan albumin serum
c) Efek samping yang dapat terjadi :
d) Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan milligram
i. Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat menyebabkan
bradiaritmia, terutama pada pada pasien yang mengkonsumsi digoksin)
ii. Antagonis terhadap CCB (calcium-chanel blocker) dan peningkatan
tekanan darah
iii. Hipokalsemia atau hiperkalsemia akibat pemantauan kadar kalsium yang
tidak efisien
iv. Rasio kalsium – fosfor yang tidak tepat dalam larutan i.v dan
menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ
v. Mekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida.
e) Lakukan pengecekan ganda
4. INFUSE KONTINYU HEPARIN, WARFARIN i.v5
a) Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (deep vein
thrombosis – DVT), sakit jantung, stroke dan ultra filtrasi
b) Singkatan “u” untuk “unit” TIDAK diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan
c) Standar konsentrasi obat untuk infuse kontinyu Heparin : 25.000 unit/50ml
dekstrose 5% (setara dengan 50 unit/ml)
d) Gunakan pompa infuse
e) Lakukan pengecekan ganda
f) Berikan stiker atau label pada vial heparin dan lakukan pengecekan ganda
terhadap adanya perubahan kecepatan pemberian
g) Untuk pemberian bolus, berikan dengan spuit (daripada memodifikasi kecepatan
infuse)
h) Obat – obatan harus diawasi dan dipantau
i) Warfarin harus diistruksikan secara berdasarkan pada nilai INR / PT harian

5. INSULIN i.v9
a. Singkatan “u” untuk “unit” TIDAK diperbolehkan. Jangan menggunakan
singkatan
b. Infuse insulin : konsentrasi standar = 1 unit/ml, berikan label ’high alert’, ikuti
protokol standar ICU
c. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari setelah
dibuka
d. Vial insulin disimpan pada tempat terpisah di dalam kulkas dan diberi label
e. Pisahkan tempat penyimpanan insulin dan heparin (karena sering tertukar)
f. Gunakan spuit insulin khusus
g. Lakukan pengecekan ganda
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin

6. KONSENTRAT ELEKTROLIT : injeksi NaCl >0,9% dan injeksi Kalium klorida,


asetat dan fosfat) ≥0,4Eq/ml
a. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat ( misalnya pada kecepatan melebihi 10mEq/jam)
atau dengan dosis yang terlalu tinggi maka dapat menyebabkan henti jantung
b. KCl tidak boleh diberikan sebagai i.v.push/ bolus
c. Hanya disimpan di Farmasi, ICU, ICCU, dan kamr operasi
d. Standar pemberian infuse NaCl : maksimal 3% dalam 500ml
e. Berikan label pada botol infuse : ‘ larutan natrium hipertonik 3% (tulisan
berwarna merah)
f. Protocol untuk KCl :
i. Indikasi infuse KCl
ii. Kecepatan maksimal infuse
iii. Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
iv. Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
v. Penentuan bahwa semua infuse KCl harus diberikan via pompa
vi. Larangan untuk memberikan KCl multiple secara berbarengan
( misalnya : tidak boleh memberikan KCl i.v sementara pasien sedang
mendapat infise KCL di jalur i.v lainnya)
vii. Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl i.v
jika diperlukan
g. Lakukan pengecekan ganda
7. AGEN SEDASI i.v (lorazepam, midazolam, propofol)
a) Setiap infuse sedasi kontinyu memiliki standar dosis yaitu :
i. Lorazepam : 1 mg/ml
ii. Midazolam : 1 mg/ml, efek puncak : 5 – 10 menit
iii. Propofol : 10 mg/ml
b) Lakukan monitor selama pemberianobat (oksimetri denyut, tanda vital, tersedia
peralatan resusitasi
8. INFUS NARKOSE / OPIAT, termasuk infuse narkose epidural11
a) Opiate atau substansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang
terkunci di farmasi
b) Berikan label ‘high alert’
c) Konsentrasi standar :
i. Morfin : 1 mg/ml
ii. Meperidin : 10 mg/ml
iii. Hidromorfin : 0,2 mg/ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
iv. Fentanil (penggunaan ICU) : 10 mcg/ml
d) Konsentrasi tinggi :
i. Morfin : 5 mg/ml
ii. Hidromorfin : 1 mg/ml (lima kali lebih poten dibandingkan morfin)
iii. Fentanil (penggunaan ICU) : 50 mcg/ml
e) Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti Kebijakan Titrasi
f) Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya di semua area yang terdapat
kemungkinan menggunakan morfin
g) Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat alergi
h) Hanya gunakan nama generik
9. INFUS MAGNESIUM SULFAT13
a. Tergolong high alert medications pada pemberian konsentrasi melebihi standar,
yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100ml(4 g dalam 100 ml larutan isotonic /
normal salin)
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan pompa
infuse )
10. AGEN BLOK NEUROMUSKULAR (suksinilkolon, rokuronium, vekuronium,
atrakurium, pankuronium)8
a) Harus disimpan di area khusus dan spesifik, sepertti : kamar operasi, ruang rawat
intensif
b) Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat – obatan
lainnya. Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan
obat di luar kamar operasi
c) Penyimpanan harus dipisahkan dari obat – obatan lainnya, misalnya dengan kotak
berwarna, penyekatan, dan sebagainya
d) Semua infuse agen blok neuromuscular harus memiliki label bertuliskan :
e) Lakukan pengecekan ganda
f) Untuk setiap kontainer obat baruyang disediakan oleh farmasi ( misalnya : vial,
spuit, dan sebagainya) pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas di
rekam medis pasien
g) Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk perubahan kecepatan infuse dan
pengaturan pompa infuse
h) Jangan pernah menganggap obat – obat ini sebagai ‘relaksan’
i) Harus dihentikan pemberiannya pada pasien yang di-ekstubasi dan tidak
menggunakan ventilator lagi

11. OBAT-OBATAN INOTROPIK i.v (digoksin, milrinone)


a. Obat – obatan ini memiliki rentang terapetik yang sempit dan memiliki sejumlah
interaksi obat
b. Pasien – pasien yang mendapatkan pengawasan ekstra adalah lansia (geriatric)
yang mendapat dosis tinggi inotropik dan juga mengkonsumsi quinidin
c. Dalam penggunaan obat, berikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya
kepatuhan pasien dalam hal dosis, perlunya pemeriksaan darah perifer secara
rutin, dan tanda – tanda peringatan akan terjadinya potensi overdosis
d. Tingkatkan pemantauan pasien dengan memperbanyak kunjungan dokter dan
pemeriksaan laboratorium
e. Lakukan pemeriksaan digoksin darah secara rutin
f. Monitor penggunaan digoksin dan kembangkan suatu protocol mengenai indikasi
penggunaan digoksin
12. GARAM FOSFAT (natrium dan kalium)5
a) Sebisa mungkin berikan terapi penggati fosfat melalui jalur oral
b) Berikan dalam bentuk natrium fosfat kapanpun memungkinkan
c) Pemberian kalium fosfat berdasarkan pada level / ladar fosfat inorganic pasien
dan factor klinis lainnya
d) Dosis normal kalium fosfat tidak melebihi 0,32 mmol/kgBB dalam 12 jam. Dosis
dapat diulang hingga serum fosfat > 2 mg/dl
e) Selalu berikan via pompa infuse

PEMBERIAN HIGH ALERT MEDICATIONS PADA PEDIATRIK DAN


NEONATUS6

1. High alert medications pada neonates dan pediatrik serupa dengan obat-obatan pada
dewasa dan obat-obatan di bawah ini :

a. Regicide (semua jalur pemberian)

b. Chloral hydrate (semua jalur pemberian)

c. Insulin (semua jalur pemberian)

d. Digoksin (oral dan i.v)

e. Infuse dopamine, dobutamin, epinefrin, norepinefrin

2. Pemberian chloral hydrate untuk sedasi

a. Kesalahan yang sering terjadi :

i. Dosis tertukar karena terdapat 2 sediaan : 250 mg/5ml dan 500 mg/5ml

ii. Instruksi sering dalam bentuk satuan volume (ml) dan bukan dalam dosis
mg

iii. Pasien agitasi sering mendapat dosis mendapat multiple sebelum dosis
yang pertama mencapai efek puncaknya sehingga mengakibatkan
terjadinya overdosis

b. Tidak boleh untuk penggunaan di rumah

c. Monitor semua anak yang diberikan chloral hydrate untuk sedasi pre-operatif
sebelum dan setelah prosedur dilakukan. Buatlah rencana resusitasi dan pastikan
tersedianya peralatan resusitasi.

3. Prosedur pemberian obat :

a. Lakukan pengecekan ganda oleh 2 orang petugas (perawat, dokter, farmasi)

b. Hanya staf yang berpengalaman yang diperbolehkan memberi obat


c. Simpan dan instruksikan hanya 1 (satu) konsentrasi

d. Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh menggunakan


satuan milliliter

e. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obat ini sebagai rutinitas/ jika perlu.


Jika diperlukan pemberian obat secara pro re nata (jika perlu), tentukan dosis
maksimal yang masih diperbolehkan (misalnya : dosis maksimal 500mg per hari)

f. Berikut adalah konsentrasi standar obat-obatan untuk penggunaan secara kontinyu


infuse intravena untuk semua pasien pediatrik yang dirawat, PICU dan NICU, berikan
label ‘ konsentrasi……..’ untuk spuit atau botol infuse dengan konsentrasi modifikasi.

Obat Konsentrasi 1 Konsentrasi 2 Konsentrasi 3

KCl 0,1 mEq/ml 0,2 mEq/ml


(10 mEq/100ml) (20 mEq/100ml)
Hanya untuk
infuse vena sentral
Spesifik untuk pediatric / PICU

DOPamine 1600 mcg/ml 3200 mcg/ml


(400 mg/250ml) (800mg/250ml)
DOBUtamin 200 mcg/ml 4000 mcg/ml
(500 mg/250ml) ( 1 g/ 250ml)
Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250ml) (16 mg/250ml)
Norepinefrin 16 mcg/ml 32 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250ml) (8 mg/250ml) (16 mg/250ml)
Insulin, regular 0,5 Unit/ml 1 Unit/ml
NICU spesifik
DOPamine 400 mcg/ml 800 mcg/ml 1600 mcg/ml
DOBUtamin 500 mcg/ml 1000 mcg/ml 2000 mcg/ml
Epinefrin 20 mcg/ml 40 mcg/ml
Insulin, regular 0,1 Unit/ml 0,5 Unit/ml

Anda mungkin juga menyukai