Kelompok 4, 3D4A, Konsep Variabel Dan Data Statistik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STATISTIK KESEHATAN

“KONSEP VARIABEL DAN DATA STATISTIK”

Disusun oleh kelompok 4:


Fikih Prihantoro (P23133117014)
Hasti Amalia (P23133117016)
Pratiwi Kusuma D. (P23133117028)
Yara Nadya Almira (P23133117040)

Dosen pembimbing: Catur Puspawati, ST., MKM


Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jakarta, Februari 2020
A. Pengertian Tentang Data
Definisi Data secara Etimologis merupakan bentuk jamak dari DATUM yang berasal
dari Bahasa Latin dan berarti "Sesuatu Yang Diberikan". Dalam pengertian sehari-hari
data dapat berarti fakta dari suatu objek yang diamati, yang dapat berupa angka-angka
maupun kata-kata. Sedangkan jika dipandang dari sisi Statistika menurut Siswandari
(2009) dalam Aditya (2013:1) Data merupakan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai
bahan penarikan kesimpulan. Arikunto (2002:96) data adalah hasil pencatatan peneliti,
baik berupa fakta ataupun berupa angka. Bungin (2001:123) Data adalah bahan keterangan
tentang suatu objek penelitian. Definisi data sebenarnya memiliki kemiripan dengan
definisi informasi, hanya informasi lebih ditonjolkan dari segi servis, sedangkan adata
lebih ditonjolkan aspek materi. Jadi dapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan
fakta (informasi) yang diperoleh dari suatu pengukuran (angka).
Menurut Aditya (2013:2) agar data dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan Baik,
maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (1) Obyektif, Data yang diperoleh
dari lapangan/hasil pengukuran, harus ditampilkan dan dilaporkan apa adanya. (2)
Relevan, Dalam mengumpulkan dan menampilkan Data harus sesuai dengan
permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti. (3) Up to Date (Sesuai Perkembangan),
Data tidak boleh usang atau ketinggalan jaman, karena itu harus selalu menyesuaikan
perkembangan. (4) Representatif, Data harus diperoleh dari sumber yang tepat dan dapat
menggambarkan kondisi senyatanya atau mewakili suatu kelompok tertentu atau populasi.
Dari konsep yang demikian itu, dalam penelitian dilapangan , data lebih banyak
disinggung, baik itu jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan pada beberapa
penelitian tertentu, disinggung singgung bagaiman data tersebut sudah dapat dianalisi
dilapangan, sehingga betul betul dapat mencerminkan wajah dari sebuah fakta yang utuh.
Menurut Luknis Sabri dan Sutanto. P.H (2010). Data adalah bentuk jamak (plural)
dari kata dotum, data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari unit sampel kita
sebagai hasil mengamati/mengukurnya.
Sutanto (2007). Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan angka/huruf hasil
dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti. Data merupakan materi
mentah yang membentuk semua laporan riset (Dempsey, 2002).

B. Jenis Data
Data memiliki beberapa ciri yang dapat diklasifikasikan menurut kekhususan tertentu,
sesuai dengan maksud penelitian atau sumber data yang digunakan. Oleh karena itu data
dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Data menurut sifatnya, dibedakan menjadi:
 Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,
atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan
atau rekaman video. Menurut Bungin (2001:124) data kualitatif diungkapkan
dalam bentuk kalimat serta uraian uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek.
Jenis data ini kebanyakan digunakan pada penelitian kualitatif. Contohnya :
“amat cantik”, “cantik”, “kurang cantik”, “tidak cantik”. Data kualitatif amat
bersifat subjektif, karenanya penelitian yang menggunakan data kualitatif,
sesungguhnya harus berusaha sedapat mungkin untuk menghindari sikap
subjektif yang dapat menghamburkan objektivitas data penelitian. Data
Kualitatif dapat diklasifikasikan yaitu :
o Data Kasus
Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelasakan kasus kasus
tertentu. Data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak
bertujuan untuk generalisaikan data atau menguji hipotesis tertentu.
Lebih memungkinkan data kasus mendalam dan komprehensif dalam
mengekspresikan suatu objek penelitian. Wilayah data kasus
tergantung pada seberapa luas penelitian kasus tertentu. Oleh
karenanya data kasus bisa seluas indonesia, provinsi, kabupaten,
kecamatan, desa, dapat beberapa orang, bahkan satu orang. Dapat
juga lembaga tertentu, suatu pranata tertentu dan lain sebagainya.
o Data Pengalaman Individu
Data ini adalah salah satu bentuk data kualitatif yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif. Data pengalaman individu
dimaksud adalah bahwa keterangan mengenai apa yang dialami oleh
individu sebagai warga masyarakat tertentu yang menjadi objek
penelitian. Data pengalam pribadi ini sungguh sungguh sarat dengan
unsur unsur subjektif sehingga kadang kdang tidak sesuai dengan
realita keadaan masyarakat yang menjadi objek penelitia. Walaupun
demikian subjektivitas tersebut dapat dipakai sebagai bagian dari
realita masyarakat yang diteliti dan bukan maksud untuk
menerangkan realita masyarakat yang diteliti.
Guna dari data semacam ini adalah si peneliti dapat
memperoleh suatu pandangan dari dalam melalui reaksi, tanggapan,
interprestasi dan penglihatan para warga subjek penelitian serta
memperdalam pengertian secara kualitatif mengenai detail yang tidak
dapat diperoleh melalui wawancara ataupun observasi semata.
Misalnya seseorang yang sedang meneliti pemain sepakbola yang
dialami masyarakat.

 Data Kuantitatif lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan data


kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Contoh data
kuantitatif antara lain: tinggi badan, berat badan, kecepatan lari, sepakbola
dan sebagainya. Selanjutnya data kuantitatif bisa dibedakan sebagai berikut:
o Data Nominal
Data nominal atau sering disebut juga data kategori, data yang
diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori
tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan
kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna
matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Ukuran nominal
adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan
kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak
menunjukkan tingkatan apa-apa. Objek dikelompokkan dalam set-set
dan kepada semua anggota set diberikan angka. Set-set tersebut tidak
boleh tumpang tindih dan bersisa (mutually exclusive and exhaustive)
(Nazir, 2005:130). Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat
digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika
seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau
pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data
nominal.
Contoh data nominal antara lain: Jenis kelamin yang terdiri dari
dua kategori yaitu: ( 1 : Laki-laki), ( 2 : Perempuan). Angka (1) untuk
laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol
yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin.
Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka
(2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena
laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap
kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika
(+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2)
≠ (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan hasil
penjumlahan (1) dan (2).
o Data Diskrit
Data Diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang
diperoleh dengan cara membilang. Arikunto (2002:96) data dari
variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi. Contoh data
diskrit misalnya: (1) Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Klojen sebanyak 20. (2) Jumlah siswa laki-laki di SD 1
Penanggungan sebanyak 67 orang. (3) Jumlah penduduk di
Kabupaten Ponorogo sebanyak 246.867 orang. Karena diperoleh
dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat
(bukan bilangan pecahan).
o Data Kontinum
Data Kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Arikunto (2002:96) data dari
variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, angka
berjarak atau ukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat
atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Contoh data kontinum misalnya: (1) Tinggi badan Budi adalah 150,5
centimeter. (2) IQ Budi adalah 120. (3) Suhu udara di ruang kelas 24o
Celcius
2. Data menurut sumbernya mengacu kepada sumber perolehan data,
dibedakan menjadi:
 Data Internal adalah data yang bersumber dari keadaan atau kegiatan
suatu organisasi atau kelompok. Misalnya, data penjualan dan data
produksi suatu perusahaan.
 Data Eksternal adalah data yang bersumber dari luar suatu organisasi atau
kelompok. Misalnya, suatu perusahaan mencari data mengenai daya beli
konsumen dari kantor Badan Pusat Statistik setempat, jumlah uang beredar,
inflasi.

3. Data menurut cara memperolehnya, dibedakan menjadi:


 Data Primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber
data oleh penyidik untuk tujuan yang khusus (Surakhmad, 1982:162).
Maksudnya data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli
atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data
primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang
dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan
penyebaran kuesioner.
 Data Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015:193). Maksudnya data yang
diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal,
dan lain-lain. Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan
sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah
pengumpulan data penelitian. Bungin (2001:128) data sekunder kemudian
dikategorikan menjadi dua yaitu:
o Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder.
Umpama kalau pada perusahaan, dapat berupa faktur, laporan
penjualan, pengiriman, hasil riset yang lalu dan sebagainya.
o Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar.
Umpamanya data sensus dan data registrasi, serta data yang diperoleh
dari badan atau lembaga yang aktivitasnya menggumpulkan data atau
keterangan yang relevan dengan/dalam berbagai masalah.

4. Data menurut waktu pengumpulannya, dibedakan menjadi:


 Data Cross Section adalah data yang dikumpulkan dalam suatu periode
tertentu, biasanya menggambarkan keadaan Indonesia pada tahun 1990
menurut umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, dan sebagainya.
 Data Berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.
Misalnya, perkembangan produksi padi selama lima tahun terakhir,
perkembangan Sembako selama 10 bulan terakhir, perkembangan
penjualan produk suatu perusahaan selama lima tahuun terakhir, dan
sebagainya. Data ini sering juga disebut sebagai data historis.

C. Pengertian Variabel
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu
penelitian, baik yang berbentuk abstrak maupun real. Variabel merupakan nilai yang
memiliki banyak varian, atau suatu yang bersikap berubah-ubah dan tidak tetap.
Pegertian variabel secara umum adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja
yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi supaya dapat
ditarik sebuah kesimpulan. Secara teori, pengertian variabel penelitian adalah suatu objek,
sifat, atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam
variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel bisa juga diartikan sebagai suatu besaran yang dapat diubah atau berubah
sehingga bisa mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Variabel merupakan konsep
yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu
variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri.
1. Pengertian Variabel Menurut KBBI
Berikut ini pengertian variabel menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
 Dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tentang mutu,
harga, dan sebagainya).
 Sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan
perubahan.
 a) satuan bahasa yang paling terpengaruh oleh variasi sosial dan stilistis,
dalam jangka panjang mudah berubah; b) kelas kata yang dapat
menyatakan hubungan gramatikal dengan perubahan bentuk, dalam hal ini
kelas nomina, verba, dan adjektiva.
2. Pengertian Variabel Menurut Beberapa Ahli
 Menurut Suharsimi Arikunto (1998)
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian
suatu titik perhatian suatu penelitian.
 Freddy Rankuti
Pengertian variabel adalah konsep yang memiliki nilai bervariasi dan nilai
tersebut bisa dibagi menjdi 4 data yang berbeda, yaitu skala, rasio, ordinal,
nomina dan intenal.
 Sutrisno Hadi
Variabel merupakan variasi dari objek penelitian, misalnya saja tinggi
manusia dan divariasikan dengan umur atau berat badan yang dimilikinya.
 Sugiyono (2009: 60)
Arti variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
 Sugiarto
Variabel adalah karakter yang dapat diobservasi dari unit amatan yang
merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Maksud dari
variabel tersebut adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan
objek yang lainnya dalam kelompok tertentu.
 Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu.

D. Jenis-Jenis Variabel
1. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Data
Secara umum klasifikasi variabel berdasarkan data dapat dibedakan atas dua
bentuk, yaitu:
 Variabel Deskrit (Descrete Variable)
Merupakan variable kategorikal. Variabel kategorikal merupakan variabel
yang pemilihannya dilakukan secara kategorikal dengan memperhatikan
perbedaan kualitatif. Variabel ini tidak mempunyai angka pecahan. Jumlah
kategori variabel bisa dua dan dapat pula lebih. Contoh:
o Seks : Laki-laki, Perempuan
o Agama : Islam, Buddha, Katolik, Hindu, Protestan
o Pekerjaan : Guru, ABRI, Pedagang, Nelayan, Petani
o Tempat Tinggal : Rumah Sendiri, Rumah Kontrakan, Asrama
o Kualitas Mobil : Sangat Baik, Baik, Kurang Baik
 Variabel Kontinu (Continuous Variable)
Merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel kuantitatif, yaitu
variabel yang sinambung, yang memiliki nilai berhubungan atau ada dalam
beberapa tingkatan (degree) yang sinambung dari “kurang kepada lebih)”
serta dapat menerapkan angka (numeral) terhadap individu atau objek yang
berbeda untuk menunjukkan berapa banyak variabel yang mereka miliki.
Variabel ini sekurang-kurangnya mempunyai nilai tata jenjang, serta dapat
dinyatakan dalam pecahan. Contoh: Tinggi badan: 160 cm, 161 cm, 162 cm

2. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Posisi dan Fungsinya dalam Penelitian


Jika ditinjau dari segi posisi dan fungsi; hubungan atau pengaruh masing-masing
variabel dalam konteks suatu penelitian, maka penelitian dapat dibedakan atas:
 Variabel Bebas
Variabel bebas atau dibeberapa buku ada yang menyebutnya stimulus/
prediktor/antecendent/ eksogen/independen Merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2009: 39). Contoh : Misal, penelitian tentang
pengaruh jumlah anak dan tingkat kebahagiaan rumah tangga. Jumlah anak
di sini adalah variabel bebas. Sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat
kebahagiaan rumah tangga.
 Variabel Terikat
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Biasa juga disebut sebagai variabel dependen,
output/kriteria/ konsekuen/endogen/.

Hubungan antar variabel bebas dan terikat sendiri terdiri dari tiga jenis:
simetris, asimetris, dan timbal balik. Hubungan simetris terjadi apabila
variabel yang satu tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel yang
lain. Hubungan asimetris terjadi apabila satu variabel mempengaruhi atau
dipengaruhi variabel lainnya. Sedangkan hubungan timbal balik terjadi
apabila ada saling pengaruh antar variabel.

 Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang tidak dapat dimanipulasi dan digunakan sebagai
salah satu cara untuk mengontrol, meminimalkan, atau menetralkan
pengaruh aspek tersebut.
 Variabel Extraneous
Merupakan variabel di luar variabel yang diteliti dan mempengaruhi
variabel terikat. Jadi dapat disimpulkan variabel extraneous adalah variabel
bebas yang tidak dikontrol.
 Variabel Antara
Dalam posisinya variabel antara terletak dalam rentang variabel bebas dan
variabel terikat, tetapi tidak sama dengan variabel extraneous. Variabel
antara terjadi dan berlangsung sebagai akibat adanya variabel bebas dan
merupakan sebab utama terjadinya perubahan pada variabel terikat, namun
kadang-kadang hubungan atau pengaruh variabel bebas tehadap variabel
terikat bisa secara langsung kalau akibat variabel bebas yang dipilih tidak
membutuhkan kegiatan perantara dalam mempengaruhi variabel terikat.
Sesuai dengan pendapat Trucman (1988) bahwa variabel antara merupakan
variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat
diamati atau diukur.
 Variabel Anteceden
Secara teoritis fungsi variabel anteceden dalam penelitian sama dengan
variabel antara yaitu untuk melacak hasil yang lebih baik dan tepat dalam
rangkaian hubungan sebab akibat di antara variabel yang diteliti. Letak
perbedaannya menurut Rosenberg (1968) yaitu variabel antara berada di
antara variabel bebas dan variabel terikat dalam suatu urutan sebab akibat,
sedangkan variabel anteceden mendahului variabel bebas.

 Variabel Penekan
Apabila dari hasil analisa awal disimpulkan tidak ada hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat, tetapi ketika variabel ketiga dimasukkan
ternyata hubungan itu menjadi tampak. Dalam kasus ini variabel ketiga
tersebut menjadi penekan (supprissor variable).
 Variabel Penganggu
Merupakan kebalikan dari variabel penekan, apabila dalam analisis awal
menunjukkan ada hubungan positif antara variabel bebas dan variabel
terikat, tetapi apabila dimasuk variabel ketiga ternyata hubungan antara
dua variabel tersebut menjadi tidak nampak atau hubungannya menjadi
negatif. Dalam kasus ini variabel ketiga tersebut menjadi pengganggu
(distorter variable).

E. Skala Pengukuran
Dalam mengumpulkan data nilai dari variable perlu juga diketahui skala pengukuran
dari variable tersebut. Skala ada empat macam yaitu sekala nominal, ordinal,interval, dan
ratio.
1. Skala Nominal
Pengukuran yang paling lemah tingkatannya terjadi apabila bilangan atau
lamabang-lambanglain digunakan untuk mengklasifikasi objek pengamatan. Setiap
objek akan masuk salah satu lambing atau kelompok.
Sebagai contoh, agama dapat dikelompokkan menjadi islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha. Setiap orang akan masuk ke dalam satu kelompok tersebut. tidak
mungkin ada tumbang tindih (overlapping).
Kelompok ini juga bisa disebut sebagai “kategori”: kalau hanya ada dua
kategori seperti laki-laki dan perempuan disebut dikotomi.
2. Skala Ordinal
Pengukuran ini tidak hanya membagi objek menjadi kelomok-kelompok yang
tidak tumpang tindih, tetapi antara kelompok itu ada hubungan (ranking).
Hubungan antara kelompok ini dapat ditulis sebagai lenih kecil (<) atau lebih besar
(>). Jadi, dari kelompok yang sudah ditetntukan dapat diurutkan menurut besar
kecilnya.
Sebagai contoh, seseorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menjadi
kelompok Mayor, kelompok Kapten, kelompok Letnan, dan sebagainya. Dalam
kelompok ini dapat dikatakan kelompok Mayor lebih tinggi daripada Kapten dan
Kapten lebih tinggi dari pada Letnan.
Contoh lain, “status ekonomi” dari masyarakat atau objek penelitian dapat
dikelompokkan menjadi baik, sedang, dan kurang.
3. Skala Interval
Kalau di dalam skala ordinal kita hanya dapat menentukan urutan (orde) dari
kelomok, di dalam skala interval selain membagi objek menjadi kelompok tertentu
dan dapat diurutkan juga dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut.
sebagau contoh, kita lihat kejadian-kejadian di dalam sejarah perjuangan
Indonesia, seperti tahun 1928 Sumpah Pemuda, tahun 1945 Kemersekaan, Orde
Baru tahun 1966. Dari sini kita ketahui bahwa sumpah pemuda lebih dahulu
kejadiannya dari pada Kemerdekaan dan lebih dahulunya Sumpah Pemuda adalah
17 tahun. Contoh lain adalah pengukuran panas dengan thermometer, katakanlah
Celcius, temperature 40 derajad lebih panas 15 derajad dari temperature 25 derajat.
4. Skala Ratio
Dengan skala ratio kita dapat mengelompokkan data. Kelompok itu pun dapat
diurutkan dari jarak antara urutan pun dapat ditentukan. Selain itu, sifat lain untuk
data dengan skala ratio kelompok tersebut dapat diperbandingkan (ratio). Hal ini
disebabkan skala ratio mempunyai titik “nol mutlak”.
Contoh: ada kelompok barang dengan berat 60 kg dan kelompok 30 kg. Di sini
kita katakana skala dari data ini adalah ratio karena kita dapat menyatakan bahwa
kelompok 60 kg lebih berat dari pada 30 kg lebih beratnya adalah 30 kg, atau
dikatakan bahwa kelompok 60 kg adalah 2 kali kelompok 30 kg.

Berikut ini disajikan sifat keempat skala yang diringkaskan dalam bagan.
Tabel. Struktur Tingkatan Skala
Sifat Skala Nominal Ordinal Interval Ratio
1. Permasalah pengamatan ya ya ya ya
(pengelompokkan),
klasifikasi pengamatan
dapat dilakukan.
Urutan tententu
Urutan tertentu, urutan
2. pengamatan dapat tidak ya ya ya
dilakukan.
Jarak antara kelompok
3. dapat ditentukan. tidak tidak ya ya
Perbandingan antara
4. kelompok (adanya titik tidak tidak ya ya
nol mutlak).
DAFTAR PUSTAKA

Nazir, M. P. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia.


Kountur, R. (2006). Statistik Praktis. Jakarta: Victory Jaya Abadi.
Dharmawan, Yudhy. (2006). Biostatistik 1. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro
Semarang (Tidak Dipublikasikan)
Purnomo. (2012). Bahan Ajar Variabel dan Hipotesis. Semarang : Poltekkes Kemenkes
Semarang (Tidak Dipublikasikan)
Sopiyudin Dahlan, M. (2001). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika
A. Muri Yusuf. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lukni Sabri, Sutanto Prio, Statistik Kesehatan, Raja Gafindo Persada, Jakarta, 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi,
Budiarto Eko, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC, 2002
https://www.academia.edu/31932372/Makalah_Jenis_Data
https://www.academia.edu/16515318/MAKALAH_DATA_VARIABEL_DAN_SKALA_PE
NGUKURAN_DALAM_BIOSTATISTIK?show_app_store_popup=true
https://penalaran-unm.org/jenis-jenis-variabel-penelitian/
http://sosiologis.com/variabel-penelitian
https://www.zonareferensi.com/pengertian-variabel/
https://www.statistikian.com/2012/10/variabel-penelitian.html

Anda mungkin juga menyukai