Kelompok 4, 3D4A, Konsep Variabel Dan Data Statistik
Kelompok 4, 3D4A, Konsep Variabel Dan Data Statistik
Kelompok 4, 3D4A, Konsep Variabel Dan Data Statistik
B. Jenis Data
Data memiliki beberapa ciri yang dapat diklasifikasikan menurut kekhususan tertentu,
sesuai dengan maksud penelitian atau sumber data yang digunakan. Oleh karena itu data
dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Data menurut sifatnya, dibedakan menjadi:
Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,
atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan
atau rekaman video. Menurut Bungin (2001:124) data kualitatif diungkapkan
dalam bentuk kalimat serta uraian uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek.
Jenis data ini kebanyakan digunakan pada penelitian kualitatif. Contohnya :
“amat cantik”, “cantik”, “kurang cantik”, “tidak cantik”. Data kualitatif amat
bersifat subjektif, karenanya penelitian yang menggunakan data kualitatif,
sesungguhnya harus berusaha sedapat mungkin untuk menghindari sikap
subjektif yang dapat menghamburkan objektivitas data penelitian. Data
Kualitatif dapat diklasifikasikan yaitu :
o Data Kasus
Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelasakan kasus kasus
tertentu. Data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak
bertujuan untuk generalisaikan data atau menguji hipotesis tertentu.
Lebih memungkinkan data kasus mendalam dan komprehensif dalam
mengekspresikan suatu objek penelitian. Wilayah data kasus
tergantung pada seberapa luas penelitian kasus tertentu. Oleh
karenanya data kasus bisa seluas indonesia, provinsi, kabupaten,
kecamatan, desa, dapat beberapa orang, bahkan satu orang. Dapat
juga lembaga tertentu, suatu pranata tertentu dan lain sebagainya.
o Data Pengalaman Individu
Data ini adalah salah satu bentuk data kualitatif yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif. Data pengalaman individu
dimaksud adalah bahwa keterangan mengenai apa yang dialami oleh
individu sebagai warga masyarakat tertentu yang menjadi objek
penelitian. Data pengalam pribadi ini sungguh sungguh sarat dengan
unsur unsur subjektif sehingga kadang kdang tidak sesuai dengan
realita keadaan masyarakat yang menjadi objek penelitia. Walaupun
demikian subjektivitas tersebut dapat dipakai sebagai bagian dari
realita masyarakat yang diteliti dan bukan maksud untuk
menerangkan realita masyarakat yang diteliti.
Guna dari data semacam ini adalah si peneliti dapat
memperoleh suatu pandangan dari dalam melalui reaksi, tanggapan,
interprestasi dan penglihatan para warga subjek penelitian serta
memperdalam pengertian secara kualitatif mengenai detail yang tidak
dapat diperoleh melalui wawancara ataupun observasi semata.
Misalnya seseorang yang sedang meneliti pemain sepakbola yang
dialami masyarakat.
C. Pengertian Variabel
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu
penelitian, baik yang berbentuk abstrak maupun real. Variabel merupakan nilai yang
memiliki banyak varian, atau suatu yang bersikap berubah-ubah dan tidak tetap.
Pegertian variabel secara umum adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja
yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi supaya dapat
ditarik sebuah kesimpulan. Secara teori, pengertian variabel penelitian adalah suatu objek,
sifat, atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam
variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel bisa juga diartikan sebagai suatu besaran yang dapat diubah atau berubah
sehingga bisa mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Variabel merupakan konsep
yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu
variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri.
1. Pengertian Variabel Menurut KBBI
Berikut ini pengertian variabel menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
Dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tentang mutu,
harga, dan sebagainya).
Sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan
perubahan.
a) satuan bahasa yang paling terpengaruh oleh variasi sosial dan stilistis,
dalam jangka panjang mudah berubah; b) kelas kata yang dapat
menyatakan hubungan gramatikal dengan perubahan bentuk, dalam hal ini
kelas nomina, verba, dan adjektiva.
2. Pengertian Variabel Menurut Beberapa Ahli
Menurut Suharsimi Arikunto (1998)
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian
suatu titik perhatian suatu penelitian.
Freddy Rankuti
Pengertian variabel adalah konsep yang memiliki nilai bervariasi dan nilai
tersebut bisa dibagi menjdi 4 data yang berbeda, yaitu skala, rasio, ordinal,
nomina dan intenal.
Sutrisno Hadi
Variabel merupakan variasi dari objek penelitian, misalnya saja tinggi
manusia dan divariasikan dengan umur atau berat badan yang dimilikinya.
Sugiyono (2009: 60)
Arti variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Sugiarto
Variabel adalah karakter yang dapat diobservasi dari unit amatan yang
merupakan suatu pengenal atau atribut dari sekelompok objek. Maksud dari
variabel tersebut adalah terjadinya variasi antara objek yang satu dengan
objek yang lainnya dalam kelompok tertentu.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu.
D. Jenis-Jenis Variabel
1. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Data
Secara umum klasifikasi variabel berdasarkan data dapat dibedakan atas dua
bentuk, yaitu:
Variabel Deskrit (Descrete Variable)
Merupakan variable kategorikal. Variabel kategorikal merupakan variabel
yang pemilihannya dilakukan secara kategorikal dengan memperhatikan
perbedaan kualitatif. Variabel ini tidak mempunyai angka pecahan. Jumlah
kategori variabel bisa dua dan dapat pula lebih. Contoh:
o Seks : Laki-laki, Perempuan
o Agama : Islam, Buddha, Katolik, Hindu, Protestan
o Pekerjaan : Guru, ABRI, Pedagang, Nelayan, Petani
o Tempat Tinggal : Rumah Sendiri, Rumah Kontrakan, Asrama
o Kualitas Mobil : Sangat Baik, Baik, Kurang Baik
Variabel Kontinu (Continuous Variable)
Merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel kuantitatif, yaitu
variabel yang sinambung, yang memiliki nilai berhubungan atau ada dalam
beberapa tingkatan (degree) yang sinambung dari “kurang kepada lebih)”
serta dapat menerapkan angka (numeral) terhadap individu atau objek yang
berbeda untuk menunjukkan berapa banyak variabel yang mereka miliki.
Variabel ini sekurang-kurangnya mempunyai nilai tata jenjang, serta dapat
dinyatakan dalam pecahan. Contoh: Tinggi badan: 160 cm, 161 cm, 162 cm
Hubungan antar variabel bebas dan terikat sendiri terdiri dari tiga jenis:
simetris, asimetris, dan timbal balik. Hubungan simetris terjadi apabila
variabel yang satu tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel yang
lain. Hubungan asimetris terjadi apabila satu variabel mempengaruhi atau
dipengaruhi variabel lainnya. Sedangkan hubungan timbal balik terjadi
apabila ada saling pengaruh antar variabel.
Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang tidak dapat dimanipulasi dan digunakan sebagai
salah satu cara untuk mengontrol, meminimalkan, atau menetralkan
pengaruh aspek tersebut.
Variabel Extraneous
Merupakan variabel di luar variabel yang diteliti dan mempengaruhi
variabel terikat. Jadi dapat disimpulkan variabel extraneous adalah variabel
bebas yang tidak dikontrol.
Variabel Antara
Dalam posisinya variabel antara terletak dalam rentang variabel bebas dan
variabel terikat, tetapi tidak sama dengan variabel extraneous. Variabel
antara terjadi dan berlangsung sebagai akibat adanya variabel bebas dan
merupakan sebab utama terjadinya perubahan pada variabel terikat, namun
kadang-kadang hubungan atau pengaruh variabel bebas tehadap variabel
terikat bisa secara langsung kalau akibat variabel bebas yang dipilih tidak
membutuhkan kegiatan perantara dalam mempengaruhi variabel terikat.
Sesuai dengan pendapat Trucman (1988) bahwa variabel antara merupakan
variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat
diamati atau diukur.
Variabel Anteceden
Secara teoritis fungsi variabel anteceden dalam penelitian sama dengan
variabel antara yaitu untuk melacak hasil yang lebih baik dan tepat dalam
rangkaian hubungan sebab akibat di antara variabel yang diteliti. Letak
perbedaannya menurut Rosenberg (1968) yaitu variabel antara berada di
antara variabel bebas dan variabel terikat dalam suatu urutan sebab akibat,
sedangkan variabel anteceden mendahului variabel bebas.
Variabel Penekan
Apabila dari hasil analisa awal disimpulkan tidak ada hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat, tetapi ketika variabel ketiga dimasukkan
ternyata hubungan itu menjadi tampak. Dalam kasus ini variabel ketiga
tersebut menjadi penekan (supprissor variable).
Variabel Penganggu
Merupakan kebalikan dari variabel penekan, apabila dalam analisis awal
menunjukkan ada hubungan positif antara variabel bebas dan variabel
terikat, tetapi apabila dimasuk variabel ketiga ternyata hubungan antara
dua variabel tersebut menjadi tidak nampak atau hubungannya menjadi
negatif. Dalam kasus ini variabel ketiga tersebut menjadi pengganggu
(distorter variable).
E. Skala Pengukuran
Dalam mengumpulkan data nilai dari variable perlu juga diketahui skala pengukuran
dari variable tersebut. Skala ada empat macam yaitu sekala nominal, ordinal,interval, dan
ratio.
1. Skala Nominal
Pengukuran yang paling lemah tingkatannya terjadi apabila bilangan atau
lamabang-lambanglain digunakan untuk mengklasifikasi objek pengamatan. Setiap
objek akan masuk salah satu lambing atau kelompok.
Sebagai contoh, agama dapat dikelompokkan menjadi islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha. Setiap orang akan masuk ke dalam satu kelompok tersebut. tidak
mungkin ada tumbang tindih (overlapping).
Kelompok ini juga bisa disebut sebagai “kategori”: kalau hanya ada dua
kategori seperti laki-laki dan perempuan disebut dikotomi.
2. Skala Ordinal
Pengukuran ini tidak hanya membagi objek menjadi kelomok-kelompok yang
tidak tumpang tindih, tetapi antara kelompok itu ada hubungan (ranking).
Hubungan antara kelompok ini dapat ditulis sebagai lenih kecil (<) atau lebih besar
(>). Jadi, dari kelompok yang sudah ditetntukan dapat diurutkan menurut besar
kecilnya.
Sebagai contoh, seseorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menjadi
kelompok Mayor, kelompok Kapten, kelompok Letnan, dan sebagainya. Dalam
kelompok ini dapat dikatakan kelompok Mayor lebih tinggi daripada Kapten dan
Kapten lebih tinggi dari pada Letnan.
Contoh lain, “status ekonomi” dari masyarakat atau objek penelitian dapat
dikelompokkan menjadi baik, sedang, dan kurang.
3. Skala Interval
Kalau di dalam skala ordinal kita hanya dapat menentukan urutan (orde) dari
kelomok, di dalam skala interval selain membagi objek menjadi kelompok tertentu
dan dapat diurutkan juga dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut.
sebagau contoh, kita lihat kejadian-kejadian di dalam sejarah perjuangan
Indonesia, seperti tahun 1928 Sumpah Pemuda, tahun 1945 Kemersekaan, Orde
Baru tahun 1966. Dari sini kita ketahui bahwa sumpah pemuda lebih dahulu
kejadiannya dari pada Kemerdekaan dan lebih dahulunya Sumpah Pemuda adalah
17 tahun. Contoh lain adalah pengukuran panas dengan thermometer, katakanlah
Celcius, temperature 40 derajad lebih panas 15 derajad dari temperature 25 derajat.
4. Skala Ratio
Dengan skala ratio kita dapat mengelompokkan data. Kelompok itu pun dapat
diurutkan dari jarak antara urutan pun dapat ditentukan. Selain itu, sifat lain untuk
data dengan skala ratio kelompok tersebut dapat diperbandingkan (ratio). Hal ini
disebabkan skala ratio mempunyai titik “nol mutlak”.
Contoh: ada kelompok barang dengan berat 60 kg dan kelompok 30 kg. Di sini
kita katakana skala dari data ini adalah ratio karena kita dapat menyatakan bahwa
kelompok 60 kg lebih berat dari pada 30 kg lebih beratnya adalah 30 kg, atau
dikatakan bahwa kelompok 60 kg adalah 2 kali kelompok 30 kg.
Berikut ini disajikan sifat keempat skala yang diringkaskan dalam bagan.
Tabel. Struktur Tingkatan Skala
Sifat Skala Nominal Ordinal Interval Ratio
1. Permasalah pengamatan ya ya ya ya
(pengelompokkan),
klasifikasi pengamatan
dapat dilakukan.
Urutan tententu
Urutan tertentu, urutan
2. pengamatan dapat tidak ya ya ya
dilakukan.
Jarak antara kelompok
3. dapat ditentukan. tidak tidak ya ya
Perbandingan antara
4. kelompok (adanya titik tidak tidak ya ya
nol mutlak).
DAFTAR PUSTAKA