ME Dea Dan Jihan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN
A. Determinan Jocobian
Determinan Jacobian adalah suatu determinan yang elemen-elemennya merupakan
turunan tingkat pertama dari masing-masing fungsi penyusun suatu sistem persamaan.
Determinan Jacobian digunakan untuk menguji ketergantungan fungsional (functional
dependence) baik yang linear maupun tan-linear dari suatu sistem persamaan. Sistem persamaan
ini dibentuk oleh fungsi-fungsi multivariabel.

1. Determinan Jacobian (orde) kedua


Untuk sistem persamaan berikut:

Determinan jacobian didefinisikan sebagai :

2. Determinan Jacobian (orde) ketiga


Untuk sistem persamaan berikut,

Determinan jacobian didefinisikan sebagai :

1
Jika | J | = 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan tersebut tergantung (tidak
bebas) secara fungsional, dan jika J ≠ 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan
tersebut tidak tergantung (bebas) secara fungsional.

Contoh 1
Diketahui sistem persamaan

Ujilah apakah terdapat ketergantungan fungsional dalam sistem persamaan?

Penyelesaian

Oleh karena | J | = 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan tersebut tergantung


secara fungsional.

2
Contoh 2
Ujilah apakah terdapat ketergantungan fungsional antara persamaan dalam
sistem persamaan berikut,

Oleh karena | J | ≠ 0, maka persamaan-persamaan dalam sistem persamaan tersebut tidak


tergantung secara fungsional.

1. Analisis Input-Output

Analisis input-output (I-O), yaitu suatu model matematis untuk menelaah keterkaitan
antar sektor dalam suatu perekonomian. Output (keluaran) dari sektor yang satu, di samping
dipakai sebagai input untuk dirinya sendiri, juga dipakai input oleh sektor lainnya, dan sebagai
barang konsumsi bagi pemakai akhir. Alat analisis ini, pertama kali dikembangkan oleh Wassily
Leontief pada tahun 1930-an. Tujuan utama dari analisis input-output ini adalah untuk
meramalkan (memprediksi) tingkat output yang harus disediakan (diproduksi) oleh masing-
masing sektor untuk memenuhi tingkat permintaan akhir. Untuk dapat memahami dengan baik

3
analisis input-output ini, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang operasi matriks,
determinan, invers suatu matriks, dan persamaan linear simultan.
Tabel Input - Output Tabel input-output ini, memuat keterangan-keterangan tentang
output suatu sektor yang didistribusikan ke sektor-sektor lain sebagai input dan ke pemakai
akhir sebagai barang konsumsi, di samping dipakai oleh dirinya sendiri sebagai input. Satuan
datanya dapat dalam satuan nilai uang ataupun dalam satuan nilai uang dalam satuan fisik.
Tabel input -output sering juga disebut tabel transaksi.

a) Tabel 1.1 Transaksi Perekonomian Negara A Pada Tahun 2014 (Triliun Rupiah)

Baris pertama: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran) sektor pertanian
senilai 15 triliun rupaih, 4 triliun rupiah digunakan oleh sektor pertanian sendiri sebagai input,
5 triliun rupiah digunakan oleh sektor Industri sebagai input, 1 triliun rupiah digunakan oleh
sektor jasa, juga sebagai input. Sisanya sebesar 5 triliun dibeli oleh konsumen akhir sebagai
barang konsumsi.
Baris kedua: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran) sektor industri sebesar
40 triliun rupiah, 6 triliun rupiah digunakan oleh sektor pertanian sebagai input, 10 triliun rupiah
digunakan sendiri oleh sektor industri sebagai input, 4 triliun rupiah digunakan oleh sektor
jasa,juga sebagai input. Sisanya sebesar 20 triliun rupiah dibeli oleh konsumen akhir sebagai
barang konsumsi. Baris ketiga dapat dibaca dengan cara yang sama, seperti membaca baris
pertama dan kedua.
Baris keempat: menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan oleh masingmasing sektor.
Sektor pertanian menghasilkan nilai tambah 4 triliun rupiah, sektor Industri menghasilkan 18
triliun rupiah dan sektor jasa menghasilkan 10 triliun rupiah.
Kolom pertama: menunjukkan bahwa, dari 15 triliun rupiah seluruh input (total input)
sektor pertanian, 4 triliun rupiah input dari sektor pertanian sendiri, 6 triliun rupiah berupa
input dari sektor industri, 1 triliun rupiah merupakan input dari sektor jasa, dan sisanya sebesar
4 triliun rupiah merupakan nilai tambah bagi sektor pertanian. Nilai tambah ini sering juga
disebut input primer. Nilai tambah merupakan selisih dari nilai total output suatu sektor dengan
nilai inputnya. Kolom lainnya dapat dibaca dengan cara yang sama seperti membaca kolom
pertama.
Kolom yang terakhir: menunjukkan nilai total output masing-masing sektor, dan baris
yang terakhir: menunjukkan nilai total input masing- masing sektor. Nilai total input masing-
masing sektor harus sama dengan nilai total outputnya masing–masing.

4
b) Bentuk Umum Tabel Transaksi Input - Output
Tabel 1.2 transaksi atau input-output suatu perekonomian yang terdiri atas n sektor,
secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut: Tabel Bentuk Umum Tabel Transaksi Input -
Output Perekonomian n Sektor

Untuk masing-masing sektor (lihat baris dan kolom 1, 2 , 3... n) berlaku sistem persamaan
berikut:

Koefesien (aij) didefinisikan sebagai hasil antara nilai masing-masing elemen (Xij)
dengan jumlah kolomnya (Xj), yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
X
a ij= ij … … … … …5.2
Xj
j=1 ,2 , 3 ,. . . n
i=1 , 2, 3 , … n
Xij = output sektor i yang diperlukan sebagai input (bahan mentah) sektor J untuk
menghasilkan Xj satuan sektor j.
aij = input sektor i yang diperlukan sebagai input untuk menghasilkan satu unit output
disektor j.
Bila (5.2) dimasukkan ke dalam (5.1) diperoleh sistem persamaan berikut :

5
Sistem persamaan (5.3) dalam notasi matriks dapat dinyatakan sebagai berikut

Atau
X =AX + F
X . AX =F
( I − A ) X =F
X =¿…....... 5.4
(I - A)-1= matriks invers Leontief yaitu invers dari selisih matrik indentitas dan matriks
input. I = matriks satuan atau matriks indentitas. A = matriks koefesien input atau matriks
koefesien teknologi. Nilai ini besarnya tergantung dari kemajuan teknologi. F = permintaan
akhir, dan (I - A) = matriks teknologi (matriks Leontief) dan harus tan-singular. Ketiga matriks
I, A dan (I - A) merupakan matriks bujur sangkar berorde n.
Contoh
Hubungan input-output antar sektor dalam perekonomian sebuah negara, ditunjukkan
oleh tabel transaksi berikut (triliun rupiah):

Berdasakan data dalam tabel,


a. Hitunglah nilai tambah masing-masing sektor.
b. Susunlah matriks koefesien input
c. Prediksilah output total yang harus disediakan atau diproduksi oleh masing-
masing sektor bila ditargetkan/diharapkan permintaan akhir untuk sektor pertanian
100 sektor industri 120, dan sektor jasa 130.
d. Tentukanlah koefesien nilai tambahan dari masing-masing sektor dan hitunglah
nilai tambah dari masing-masing sektor.
e. Susunlah tabel input-output yang baru.
Penyelesaian
a. Untuk menghitung nilai tambah tabel tersebut di lngkapi dulu

6
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa,
Nilai tambah di sektor pertanian = {150 – (50 + 60 + 40)} = 0.
Nilai tambah di sektor industri = {200 – (30 + 20 + 10)} = 140 triliun rupiah.
Nilai tambah di sektor jasa = {180 – (10 + 30 + 50)} = 90 triliun rupiah.
(Ketiga nilai ini yaitu 0, 140 dan 90 terdapat pada baris kedua dari bawah yaitu pada baris nilai
tambah).
b. Dihitung terlebih dahulu koefesien input maisng-masing elemen perumus (5.2) sbg:

Jadi matriks koefesin inputnya adalah


0,33 0,15 0,06
(
A= 0,40 0,10 0,17
0,27 0,05 0,28 )
c. Untuk dapat memprediksi output total yang harus disediakan/diproduksi oleh masing-
masing sektor untuk memenuhi permintaan akhir, secara bertahap dicari terlebih dahulu,
Matriks (I-A)

Invers (I - A) yaitu matriks (I - A)-1 Matriks (I - A) -1, akan dihitung dengan metode
Ajoint, sebagai berikut:

Matriks kofaktor , Cij (I - A) Dicari terlebih dahulu kofaktor masing-masing elemen


sebagai berikut

7
Matriks Adjoinnya

Selanjutnya per rumus (5.4) output total di masing-masing sektor dapat dihitung sebagai berikut:

8
X =¿
X1 1,80 0,30 0,22 100 244,60

( )(
X2
X3
= 0,91 1,30 0,36 120
0,72 0,19 1,50 130 )( ) ( )
= 293,60
289,80
Jadi, prediksi output total yang disediakan di sektor pertanian senilai 244,60 triliun rupiah, di
sektor industri senilai 293,80 triliun rupiah, dan di sektor jasa senilai 289,80 triliun rupiah.
d. Koefesien nilai tambah untuk masing-masing sektor. Sama dengan rumus koefesien nilai
input (5.2). maka koefesien nilai tambah dapat di definisikan sebagai berikut:
V
V i= i i=1,2,3 … n … …. … … … . 5.5
Xi
Berdasarkan tabel yang lengkap pada pont a maka dapat dihitung sbb
Vi 0
Nilai tambah di sektor jasa = V i= = =0
X i 150
V i 140
Nilai tambah di sektor industri = V i= = =0,70
X i 200
V i 90
Nilai tambah di sektor pertanian V i= = =0,50
X i 180
Nilai tambah yang baru pada masing-masing sektor Nilai tambah yang baru di masing-masing
sektor dapat dihitung dengan rumus
Vi
V i= → V i=v i . xi
Xi
Nilai tambah di sektor pertanian, V 1=v 1. X 1=0 x 244,60=0
Nilai tambah di sektor industri, V 2=v 2. X 2=0,70 x 293,80=205,66
Nilai tambah di sektor jasa, V 3=v 3. X 3=0,50 x 289,80=144,90
e. Tabel input-output yang baru
Cara menyusun tabel input-output yang baru. x
 Masukkan terlebih dahulu output baru untuk masing-masing sektor ke dalam tabel, yaitu
244,60 triliun rupiah di sektor pertanian; 293,80 triliun rupiah di sektor industri, dan
289,80 triliun rupiah di sektor jasa. Nilai total input di masing-masing sektor harus sama
dengan nilai total outputnya. x
 Kemudian masukkan permintaan akhir yang baru untuk masing-masing sektor, yaitu 100
triliun rupiah di sektor pertanian, 120 triliun rupiah di sektor Industri dan 130 triliun
rupiah di sektor jasa. x
 Hitung nilai output (Xij) masing-masing sektor dengan rumus Xij=aij . Xj (nilai aij lihat
matriks koefesien inputnya) Perhitungannya sebagai berikut
Xij=aij . Xj
X 11=a 11. X 1=0,33(244,60)=80,72
X 21=a 21. X 1=0,40(244,60)=97,84
X 31=a 31. X 1=0,27(244,60)=66,04

9
X 12=a12. X 2=0,15(293,80)=44,07
X 22=a 22. X 2=0,10(293,80)=29,38
X 32=a 32. X 2=0,05(293,80)=14,69
X 13=a 13. X 3=0,06(289,80)=17,39
X 23=a 23. X 3=0,17 (289,80)=49,27
X 33=a 33. X 3=0,28(289,80)=81,14
 Kemudian setiap nilai Xij di masukkan kedalam selnya masing-masing.
 Terakhir, masukkan nilai tambah masing-masing sektor, maka diperoleh tabel input-
output yang baru, seperti tabel berikut

10
BAB III
PENUTUP
Analisis input-output (I-O), yaitu suatu model matematis untuk menelaah keterkaitan
antar sektor dalam suatu perekonomian. Output (keluaran) dari sektor yang satu, di samping
dipakai sebagai input untuk dirinya sendiri, juga dipakai input oleh sektor lainnya, dan sebagai
barang konsumsi bagi pemakai akhir. Alat analisis ini, pertama kali dikembangkan oleh Wassily
Leontief pada tahun 1930-an.Tujuan utama dari analisis input-output ini adalah untuk
meramalkan (memprediksi) tingkat output yang harus disediakan (diproduksi) oleh masing-
masing sektor untuk memenuhi tingkat permintaan akhir. Untuk dapat memahami dengan baik
analisis input-output ini, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang operasi matriks,
determinan, invers suatu matriks, dan persamaan linear simultan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, nata. 2016. Matematika Ekonomi Lanjutan. Denpasar: Keraras emas.

12

Anda mungkin juga menyukai