Laporan Pendahuluan Post Partum SC (Nelisusanti)
Laporan Pendahuluan Post Partum SC (Nelisusanti)
Laporan Pendahuluan Post Partum SC (Nelisusanti)
OLEH :
NELISUSANTI
PO713201181032
2.A
CI INSTITUSI
Post Partum adalah suatau masa antara kelahiran sampai dengan organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil. (Reeder, 2011).
Post Partum merupakan masa
pemulihankembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum kehamilan. Lama Post Partum ini antara 6-8
minggu. (Solehati & Kosasih, 2015 yang melaporkan penelitian tahun 2002
oleh Mochtar).
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami
sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara
normal.
5. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
6. Kelainan Letak Janin
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
2) Letak Sungsang
C. KLASIFIKASI
Secara umum tindakan sectio caesarea dapat dibagi menjadi 4
(empat) jenis (Mochtar R, 2002), yaitu:
1) Sectio Transperitonealis Profunda
Sectio caesarea transperitonealis profunda dengan insisi di segmen
bawah uterus. Insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau
memanjang.
Keunggulan/kelebihan cara ini anatara lain seabagai berikut:
a) Perdarahan insisi tidak banyak.
Insisi dibuat pada korpus uteri, pembedahan ini yang lebih mudah
dilakukan, hanya diselenggarakan apabila ada halangan untuk melakukan
sectio caesarea transperitonialis profunda misalnya, melekat erat uterus pada
dinding perut karena sectio yang sudah atau insisi segmen bawah uterus
mengandung bahaya perdarahan yang banyak.
Kelebihan:
Menurut arah sayatan pada rahim sectio dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kroning.
b. Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr.
Berdasarkan saat dilakukan sectio caesarea dapat dibagi atas:
a) Antonia uteria.
b) Plasenta accrete.
c) Myoma uteri.
d) Infeksi intra uteri bera.
D. PATOFISIOLOGI
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio caesarea menurut
(Mochtar R, 2002) adalah sebagai berikut:
1) Infeksi puerperal (nifas).
b) Sedang, dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan
perut sedikit kembung.
c) Berat, dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik.
Hal ini sering kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya
telah terjadi infeksi intra partal karena ketuban yang telah pecah
terlalu lama. Penanganannya adalah dengan pemberian cairan,
elektrolit dan antibiotika yang adekuat dan
tepat.
3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
F. PENATALAKSANAAN
2) Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap
berkontraksi dengan kuat.
3) Pemberian analgetik dan antibiotik.
1) Perawatan awal
3) Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam
pertama, kemudian tiap 30 menit jam berikutnya. Periksa tingkat
kesadaran tiap 15 menit sampai sadar.
4) Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi.
6) Jika tanda vital dan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segera
kembalikan ke kamar bedah kemungkinan terjadi perdarahan pasca
bedah.
G. PATHWAY
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan meliputi
distress janin, kegagalan untuk
melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan
plasenta previa.
1) Identitas atau biodata klien
2) Keluhan utama
a) Riwayat kesehatan
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
c) Pola aktifitas
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah
persalinan.
f) Pola hubungan dan peran
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas
primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya
i) Pola persepsi dan konsep diri
a) Keadaan umum
b) Tingkat Kesadaran
Apatis.
c) Tanda-tanda vital
kepala.
frekuensi pernapasan
k Payudara
) : Perlu dikaji bentuk payudara, puting susu
menonjol atau tidak, pengeluaran ASI.
l
)
Genetalia : Adaoedemaatautidak, adakah pengeluaran
lochea dan bagaimana warnanya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(00132).
Kriteria Hasil :
Intervensi:
Intervensi:
infeksi.
Intervensi :
4. IIMPLEMENTASI