SOAL-SOAL epistemoLOGI PERSIAPAN MID-SEM
SOAL-SOAL epistemoLOGI PERSIAPAN MID-SEM
SOAL-SOAL epistemoLOGI PERSIAPAN MID-SEM
2
I. Pendahuluan
1. Pengertian Epistemologi?
Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti
pengetahuan dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan
sistemik, jadi secara etimologis, epistemologi berarti
pengetahuan sistemik tentang pengetahuan. Epistemologi adalah
teori tentang pengetahuan.
3
menyelidiki hubungan konsep dengan benda, dan berkaitan
dengan penyimpulan benar-salah
4
bersifat intelektualis dan kebudayaan Sparta yang bersifat
voluntaris. Bagi orang Romawi, kebudayaan Athena kurang
berkembang karena lebih pragmatis dan ideologis (soal negara,
hukum, kekuasaan, perang, perdamaian, sastra, kebudayaan). Di
dalamnya terdapat asumsi dan implikasi epistemologis.
Pada abad pertengahan, perkembangan epistemologi dipicu
oleh adanya kebudayaan Kristen, di mana manusia mencari
kebenaran antara wahyu dan pengetahuan manusia, antara
iman dan akal budi. Pada masa ini terjadi supremasi kebudayaan
Semitisme atas Helenisme.
Pada zaman modern, kebudayaan Helenis mengatasi
kebudayaan Semitis. Epistemologi tumbuh secara kreatif dan
multiplikatif, misalnya Empirisme, Rationalisme, Idealisme, dan
Positifisme yang sangat memerhatikan pengetahuan. Menurut
Kant, Ratio selalu in relatio cum obiecto, bukan ratio pura. Pada
zaman ini pula terjadi gerakan Aufklarung (pencerahan: gerakan
yang yakin bahwa dengan bekal pengetahuan manusia secara
natural akan mampu membangun tata dunia yang sempurna).
5
(ontologi), tahu (epistemologi) dan kenal nilai dan sikap.
Homo faber menjadi homo sapiens.
Pertimbangan akademis relasi pengetahuan dan
pendidikan amat erat. Pendidikan merupakan proses menuju
perkembangan dan kematangan intelektual, emosional,
spiritual dan sosial. Pendidikan juga merupakan integrasi
aspek kognitif, afektif, psiko motorik, dan spiritual. Tak ada
yang dikehendaki bila tidak kita ketahui. Pendidikan
memupuk sikap tepat terhadap pengetahuan, jika tidak,
manusia akan melecehkan diri sendiri, sesama, dan alam.
Epistemologi yang diaplikasikan secara konkret, berarti
membudayakan pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan
melayani kehidupan manusia, bukan memperbudak.
II. Skeptisisme
11. Apa terminologi skeptisisme?
6
Dari kata Yunani Skeptomai yang artinya saya lihat dengan
teliti, atau bisa juga saya meragukan. Skeptisisme adalah
sikap meragukan atau disposisi tak percaya baik secara umum
atau terhadap objek tertentu. Skeptisisme dapat disimpulkan
sebagai ajaran yang mengatakan bahwa pengetahuan yang
benar, atau pengetahuan dalam bidang tertentu itu tidak
pasti. Adanya kekeliruan menjadi titik tolak pemikiran atas
suatu pengetahuan.
c. Modern
7
Rene Descartes ingin mendasari pengetahuan yang tidak
membuat orang ragu-ragu lagi. Maka setelah melalui
permenungan yang lama dan semacam retret akhimya ia
menemukan dalam berpikir. Ego cogito, ergo sum:
kesadaran sebagai subjek itu penting karena dengan
demikian subjek tidak akan ragu lagi.
David Hume, melawan rasionalisme Descartes.
Immanuel Kant berusaha menentukan bidang dan
batasan pengetahuan manusia. Pengetahuan yang tak
dapat meragukan adalah yang murni dari akal budi
manusia dan memberi pengertian baru (sintesis a priori)
Positivisme merupakan aliran pemikiran di bidang
filsafat dan agama yang dipelopori August Comte. Ia
melawan argumentasi Kant. Pengalaman indrawi sangat
penting.
G.F.W. Hegel mengatakan bahwa sistem dogmatisme
radikal manusia dapat mencapai pengetahuan mutlak /
absolut. Friedariich Nietzche menyangkal kemungkinan
objektivitas lengkap dan sebagai konsekuensinya juga
pengetahuan objektif.
George Santayana berpendapat bahwa kepercayaan
akan keberadaan dari sesuatu, termasuk diri sendiri itu
alamiah, tetapi melawan dorongan irasional.
Sekolah Linguistik-analitik mengajarkan bahwa bahasa
tidak mampu mengatakan apa-apa; tak mungkin
komunikasi yang benar, dsb. Juga aliran Strukturalisme,
khususnya Michael Foucault mengatakan bahwa manusia
adalah sesuatu yang muncul dari alam dan juga bisa
lenyap larut dalam alam. Pada dasarnya tak ada manusia;
yang ada hanya struktur-struktur tidak sadar.
Pengetahuan manusia tidak berarti.
d. Budaya tertentu
Budaya Cina meyakini adanya Yin (langit, malam, tidur)
& Yang (bumi, siang, maut). Sikap praktis manusia ialah
bahwa manusia harus menjaga keseimbangan keduanya
dalam segala hal: jangan berlebihan, jangan kurang.
Dalam hal pikiran, cukup bila orang memegang akal sehat.
8
Di India, skeptisisme berkaitan dengan soal instropeksi
(memeriksa diri, memusatkan diri pada pikiran sendiri).
Akibat yang muncul adalah orang bisa teralienasi dari
realitas. Kabur batasan realitas-khayalan, berjaga-mimpi,
real-tidak real (alam semesta itu maya). Maka, skeptisisme
India konstan.
9
15. Bagaimana analisis terhadap argumen2 kaum Skeptis?
a. Analisis Kontradiksi tidak cukup untuk menyangkal
kesanggupan manusia mencapai pengetahuan benar.
Perbedaan pendapat itu tampaknya saja & sering mengenai
aspek-aspek yang berbeda dari suatu objek; jadi bukan
berbeda tentang objek. Perbedaan biasany soal interpretasi /
penafsiran terhadap fakta dan prinsip; jadi biasanya setuju
dengan fakta dan prinsip.
b. Kekeliruan tidak selalu terjadi. Tidak mungkin kekeliruan
itu universal.
c. Kenisbian harus dibedakan pengetahuan sempurna (pada
Tuhan) dengan yang terbatas (pada manusia). Subjektivitas
selalu ada, pengetahuan manusia tidak pernah mutlak.
d. Diallelon diandaikan bahwa pasti hanya ada 1 dalia yang
merupakan hasil suatu pembuktian. Ini salah karena
sebenarnya segala pembuktian harus didasarkan, atas
prinsip-prinsip yang tidak dapat dan tidak perlu dibuktikan,
dibenarkan melalui suatu penyimpulan.
10
Fenomenisme mutlak: tidak mungkin. Fenomen selalu
merupakan fenomen dari sesuatu. Fenomenisme
mengandaikan:
(1) orang tidak boleh mnyatakn yang tidak jelas,
(2) fenomen memenuhi syarat itu,
(3) tidak ada yang lain yang mampu memenuhi syarat itu.
c. Skeptisisme Metodis
Soal dasar yang muncul adalah apakah skeptisisme bisa
dipakai untuk mendasari filsafat yang benar-benar ilmiah?
Sebagai suatu cara hidup, skeptisisme mengandung
kontradiksi, sehingga dalam skeptisisme tak ada yang positif
dan kokoh. Tak mungkin membangun sesuatu bertitik tolak
dari status kekososngan. Salah satu tokoh terkenal dalam
Skpetisisme Metodis adalah Descartes.
III. Empirisme
18. Aliran2 Empirisme? Yunani Kuno, Abad Pertengahan, Modern?
a. Yunani Kuno
11
Heraklitos melihat bahwa semua ‘ada’ mengalir, tidak ada
yang tetap. Epicuros mengatakan hanya ada pengetahuan
indrawi; moralitas juga berdasarkan pengalaman indrawi;
‘BAIK’ itu adalah yang menyenangkan pancaindra.
b. Abad Pertengahan
Menurut nominalisme William Occam, tidak ada
pengertian umum dalam diri manusia yang merupakan
hasil abstraksi yang mewakili essensi benda-benda. Yang
ada itu nama-nama umum dan arti dan fungsi satu-
satunya. Nama-nama itu menunjukkan barang-barang
individual yang diterima subjek melalui pengalaman.
c. Modern
i. Empirisme Inggris
a) John Locke ingin mencari hal yang pasti
berkaitan dengan pengetahuan manusia. Locke
menolak rasionalisme tentang ide2 bawaan, &
bahwa manusia lahir dengan prinsip2 pertama yang
bersifat umum & mutlak. Manusia lahir kosong,
tanpa konsep apa pun. Semua konsep / ide
bersumber dari apa yang didapat pancaindra.
Pengetahuan trjadi karena kerjasama subjek-objek.
Ide-ide:
Kompleks merefleksikan yang sederhana, bisa
keliru, menghasilkan kualitas primer (berat, gerak,
luas, jumlah) apa adanya.
Sederhana melalui indra, langsung, spontan,
tidak bisa salah, menghasilkan kualitas sekunder
(rasa, warna, suhu – bergantung sudut pandang)
b) David Hume pemahaman manusia dipengaruhi
sejumlah kepastian dasar tertentu & kepastian ini
merupakan bagian naluri alami manusia. Dalam diri
manusia ada 2 proses mental: kesan (karya
pancaindra, langsung), dan ide2 (pikiran, tidak
langsung). Ide punya hukm asosiasi yang
digolongkan dalam 3 prinsip lih. No.19.
Objek akal budi relasi ide2 dan realitas, kita yakin
akan adanya fakta tertentu melalui indra, bahkan
12
lebih dari sekadar fakta, maka kita bisa meramal
atau menduga.
Menurut kaum rasionalis, hukum sebab-akibat harus
a priori. Menurut Hume sebab-akibat dikenal dari
pengalaman, maka harus a posteriori, memahami
apa adanya.
ii. Empirisme Prancis
a) Condillac segala pengetahuan adalah sensasi
yang diubah dengan macam2 cara, kombinasi2
sensasi.
b) August Comte segala proposisi yang tidak dapat
dikembalikan, direduksi kpada suatu sebutan,
perkataan, mengenai suatu fakta, tidak bernilai
baik dalam realitas pun dalam bid. pengetahuan.
Positivisme membatasi pengetahuan pada fenomen
& hukumnya seturut metode eksperimental.
c) Henri Bergson metafisika berdasarkan
'positivisme rohani'. Dalam sistemnya intelek
berperan lebih rendah daripada intuisi yang
merupakan cara mengenal sesuatu. Hanya intuisi
yang sanggup mencapai adanya being, ens dan
kebenaran metafisis. Intelek berguna dalam ilmu
pasti saja. Intuisi mengenal Allah sebagai cinta.
Empirisme Bergson merupakan unsur dari
eksistensialisme. Pengalaman afektif & sentimen
dianggap jalan pantas untuk mencapai
pengetahuan metafisis.
13
20. Contoh Empirisme Lockeiaan? Humeian?
John Locke ingin mencari hal yang pasti berkaitan dengan
pengetahuan manusia. Locke menolak rasionalisme tentang
ide2 bawaan, & bahwa manusia lahir dengan prinsip2
pertama yang bersifat umum & mutlak. Manusia lhr kosong,
tanpa konsep apa pun. Semua konsep / ide bersumber dari apa
yang didapat pancaindra. Pengetahuan terjadi karena
kerjasama subjek-objek.
Ide-ide:
Kompleks merefleksikan yang sederhana, bisa keliru,
menghasilkan kualitas primer (berat, gerak, luas, jumlah) apa
adanya.
Sederhana melalui indra, langsung, spontan, tidak bisa
salah, menghasilkan kualitas sekunder (rasa, warna, suhu –
bergantung sudut pandang)
14
pengetahuan pada fenomen & hukumnya seturut metode
eksperimental.
c. Henri Bergson metafisika berdasarkan 'positivisme
rohani'. Dalam sistemnya intelek berperan lebih rendah
daripada intuisi yang merupakan cara mengenal sesuatu.
Hanya intuisi yang sanggup mencapai adanya being, ens
dan kebenaran metafisis. Guna intelek di ilmu pasti saja.
Intuisi mengenal Allah sebagai cinta. Empirisme Bergson
merupakan unsur dari eksistensialisme. Pengalaman
afektif & sentimen dianggap jalan pantas untuk mencapai
pengetahuan metafisis.
15
Melawan prinsip2 dasar:
a. Prinsip kausalitas
Hume (hukum asosiasi dengan 3 prinsip) prinsip ini
melawan pikiran logis & tidak dapat dibenarkan melalui
pengalaman logis, karena lain dari akibat. Maka dalam
suatu analisis yang dinamakan ‘sebab’, kita tidak pernah
dapat pengertian ‘akibat’; kita dapat memahami suatu
faktum tanpa memikirkan sebabnya.
b. Prinsip pada umumnya
Prinsip yang lain itu melawan pengalaman. Prinsip itu
akibat suatu rumusan, penyamarataan, generalisasi dari
data pengalaman. Jadi bisa dikatakan sbb:
i. ringkasan dari pengalaman, prinsip itu dapat
dibenarkan secara eksperimental.
ii. ketentuan logis / kebiasaan intelektual.
16
suatu permukaan. Tetapi dia mampu dengan inteleknya
mencapai inti dari warna itu.
iii. Argumen Bergson di mana realitas merupakan suatu
duratio pura sudah mengandaikan bahwa pengertian2
tidak berlaku. Konsepsi dua dunia semacam ini
mungkin jika nilai konsep2 sdh ditolak. Tetapi Bergson
memakai konsep itu justru sebagai dasar menolak nilai
konsep2.
iv. Kritik eksistensialisme mengenai pengertian umum;
a) Argumen pertama tidak berlaku. Dalam segala
macam pengetahuan ‘ada’ selalu berupa suatu
distingsi antara subjek-objek. Mengenal berarti
mengenal suatu objek yang bermacam2. Suatu
subjek bisa menjadi objek pengetahuan tetapi dia
dapat dikenali menurut statusnya seperti ada ‘ada’,
yakni sebagai suatu subjek.
b) Argumen kedua tentu benar. Pengertian umum,
justru karena umum memerlihatkan hanya essensi
yang diabstraksikan, dipisahkan dari ciri2 individual
dan eksistensial. Yang dia perlihatkan adalah essensi
saja.
c. Prinsip2 dasar
i. Argumen logis yang Hume pakai untuk menyangkal
prinsip kausalitas bersifat konsekuen tetapi Hume
bertolak dari suatu prinsip yang tidak cocok dalam
persoalan mengenai prinsip kausalitas. Untuk
menyangkal prinsip itu Hume memakai prinsip
identitas. Tetapi prinsip kausalitas menjadi jelas jika
kita bertolak dari prinsip alasan yang memadai, yang
akhirnya didasarkan atas prinsip kontradiksi.
ii. Pikiran orang Empiris tentang prinsip pada umumnya
dan prinsip kontradiksi pada khususnya tidak cukup
tegas. Prinsip kontradiksi didasarkan sebagian atas
pengalaman tetapi pengalaman khusus yakni intuisi
bukan suatu rangkaian eksperimental.
17
a. Penilaian Positif
i. Tidak ada ide bawaan dan bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman.
ii. Melalui pengalaman, manusia menerima objek
pengetahuannya & ada relasi dengan yang ‘ada’.
Pengetahuan itu bergantung pada pengalaman dan
mulai dari pengalaman.
b. Penilaian Negatif
i. Kesalahan esensial empirisme adalah menghilangkan
peranan akal bud, pemikiran, dan membatasi
pengetahuan manusia pada objek konkret yang
dihidangkan pengalarnan.
ii. Empirisme menekankan peran objek dalam proses
mengenal & lupa pada subjek; padahal subjek
berperan penting dalam proses pengetahuan, bahkan
peran subjek sama pentingnya dengan peranan objek.
c. Penilaian Khusus
i. Positivisme Comtenian: metode ini diagungkan tetapi
tidak berarti lebih sempurna daripada metode
spekulatif lain. Tiap metode mempunyai fungsi di
bidangnya.
ii. Eksistensialisme: pengalaman subjek ditekankan;
konsekuensinya bila seorang eksitensialis membatasi
diri hanya pada pengalaman dan eksitensi sendiri, dia
bukan lagi bertindak sebagai filsuf.
IV. Rasionalisme
25. Sebut dan jelaskan aliran2 rasionalisme?
a. Filsafat Yunani Kuno
Parmenides indra itu tipu daya, tidak dapat menjadi
patokan. Karya intelek membuka kebenaran. Inilah yang
dsb rasionalisme metafisis. Gerak itu menipu.
Stoisisme acuh tak acuh terhadap pengalaman
indrawi. Kebahagiaan ada pada kebajikan, yaitu hidup
seturut intelek (=Tuhan).
b. Filsafat Modern
18
Rene Descartes pengetahuan yang sempurna &
menjadi contoh, model, atau paradigma bagi ilmu2 lain
adalah matematika. Di dalamny ide2 harus jelas &
terbedakan sehingga tidak rancu. Matematika atau ilmu
pasti menjadi paradigma ilmu2 lain karena ketetapan,
kepersisan dan progresif.
Matematika Universal matematika itu satu-satunya
metode dalam segala bidang pengetahuan yang
memengaruhi pikiran.
Kant ada 2 unsur pengetahuan manusia:
i. Forma (a priori) mengatur kesan2 dalam ruang &
wkt, membentuk objek tertentu dari kesan2 tersebut,
menghubungkan objek2.
ii. Materi (a posteriori) yang berasal dari pengalaman
indrawi.
Jadi, forma (a priori) lebih penting daripada materi.
Hegel (rasionalisme mutlak) materi diserap forma,
sehingga sarana satu2nya mengenal adalah intelek.
Menurutnya ‘kebenaran’ itu integral dan bukan
fragmentaris.
Fichte pengalaman itu shock yang membuat roh sadar
akan katerbatasannya. Ia menjelaskan pengetahuan
ilmiah melalui kegiatan intelek spontan yang umum,
impersonal, yang ada secara immanen dalam segala roh
yang terbatas.
19
ii. Leibniz mengafirmasi teori Descartes tentang ide2
pembawaan. Pertama, tak mungkin badan & roh
saling memengaruhi, juga antara subisatansi2 lain
umumnya. Kedua, pengalaman selalu mengenai hal
yang konkret, partikular & tidak pernah menghasilkan
kebenaran umum/universal.
iii. Kant ilmu terdiri atas peraturan2 yang universal &
seharusnya karena tidak membatasi diri pada
meninjau fakta tetapi menentukan hukum2. Bbrp hal
yang perlu diperhatikan:
a) Putusan analitis: predikat sudah dalam subjek.
Maka predikat dapat dipakai untuk subjek tanpa
perlu pengalaman.
b) Putusan sintesis a posteriori tentang suatu
kenyataan tertentu tidak menimbulkan kesulitan
karena subjek dan predikat diberikan serentak
dalam pengalaman.
c) Putusan sintetis a priori universal dan keharusan.
Putusan ini tidak berasal dari pengalaman,
melainkan berdasarkan bentuk2 a priori; yakni 2
forma yang berhubungan dengan sensasi (ruang
dan waktu) dan dua belas kategori.
20
b. Argumen Kant (lih. No.28)
21
putusan serentak sintetis dan a priori. Yang sintesis
itu berarti pred lain dari subjek. Segala putusan selalu
memerkaya pengetahuan manusia karena predikat
mengeksplisitkan sesuatu yang ada secara implisit
pada subjek. Dalam suatu putusan, pengertian subjek
menunjukan suatu objek dalam keseluruhannya,
sedangkan dalam predikatnya yang predikat
menunjuk pada suatu aspek tertentu dari subjek.
Pembedaan sintetis – analitis tidak menyangkut suatu
pembagian putusan2 atas 2 macam hal yang berbeda
dari hanya ada 2 macam cara untuk memandang
putusan yang sama. Suatu putusan kelihatan analitis
kalau kita memandang bagaimana P terdapat pada S.
Putusan yang sama itu kelihatan sintetis kalau kita
menghiraukan perbedaan S – P. Istilah a priori dan a
posteriori dipakai secara tegas hanya untuk
pembuktian:
i. A priori: dari prinsip ke konsekuensinya, dari sebab
ke akibat
ii. A posteriori: sebaliknya dari akibat ke sebab.
22
Rasionalisme ialah bahwa Rasionalisme menyatakan
bahwa pengalaman memberi hanya fakta partikular
dan kontingen, serta tidak pernah essensia universalis.
V. Idealisme
31. Aliran2 idealisme?
a. Descartes menyangkal pengalaman indrawi. Prinsip
pertamanya COGITO. Idee innate merupakan objek
pengetahuan; soal jembatan antara ide dan realitas.
b. Kant melihat sistem yang jelas, konsekuen, lengkap.
Manusia tidak bisa kenal barang in se, tetapi fenomen; kita
mengorganisasi fenomen-fenomen.
c. Menurut idealisme mutlak, kita tidak kenal barang-barang
sendiri; maka kita harus bicara yang kita kenal. Fenomen
yang merupakan representasi kita adakan, forma2 dan
kategori2 sebagai hukum2 a priori dari mengenal, keg.
rohani pendiri dunia.
d. 2 aliran idealisme absolut:
i. Hegel idealisme dialektik. Tugas filsafat mendirikan
sistem kategori.
ii. Fichte idealisme kritis. Tugas filsafat mengenal roh.
23
e. Essensi Idealisme.
i. Tidak menyangkal jiwa dan Allah.
ii. Idealisme absolut mengakui adanya dunia, manusia, &
Allah.
iii. Definisi-definisi: ‘Ada’ adalah yang dimengerti. Subjek
dan objek dapat didefinisi melalui penghubungnya,
yakni mengenal.
32. Argumen2 idealisme dan aplikasi prinsip?
a. Semua didasarkan atas prinsip yang sama yang
merupakan hasil dari suatu yang jelas secara langsung.
b. Prinsip dasar: immanen yaitu mengenal berarti suatu
persatuan antara subjek – objek.
c. 2 prinsip yang menjelaskan prinsip dasar:
i. Prinsip fenomenisme: suatu ungkapan lain dari prinsip
dasar. Manusia bisa mengenal hanya fenomen, bukan
sesuatu yang ada dalam objek yang tampak.
ii. Prinsip relativisme: variasi prinsip dasar. Segala
pengetahuan selalu relatif pada subjek. Kesadaran:
syarat mengenal, tempat di mana objek tampak.
Mengenal: suatu aktus dari subjek.
Aplikasi prinsip-prinsip.
a. Kebenaran: persesuaian antara pengertian, ide, dan objek.
UNTUK memastikan persesuaian dibutuhkan suatu intuisi
langsung dari objek.
b. Sensasi: suatu keadaan dari kesadaran. Pengalaman
sensasi ada pada subjek. Sensasi hanya mampu
menangkap fenomen subjektif. Bukti subjektivitas sensasi:
ilusi, halusinasi, mimpi, dsb. Tak mungkin roh dapat
berkontak dengan suatu objek yang luas yang dipengaruhi
barang material
Bukti pembenaran idealisme:
*Roh manusia mengenal secara langsung hanya pikirannya
sendiri.
a. Bukti: prinsip 'cogito'
b. Bukti kantian: soal ke- a priori -an ruang, waktu,
kebenaran-kebenaran universal & harus; dunia real itu
24
kumpulan fenomen yang kemudian dibawa ke forma a
priori dan kategori.
c. Bukti kantian & cartesian: dunia tak ada sebelum didirikan
& ditentukan ilmu-ilmu itu.
25
a. Idealisme: usaha memperbaiki kesalahan realisme dengan
bertolak dari prinsip dasar yang sdh ada dalam
rasionalisme dengan prinsip imanensi. Menurut Descartes
ada res extensa sebagai res material. Bagi Kant: manusia
tak bisa mengenal barang in se.
b. Soal psikologi dan metafisika: idealisme dapat diatasi jika
kita menerima unsur psikologi filosofis yang realis. Ada
pada barang-barang suatu forma yang adalah dasar &
sumber kesatuan, kegiatan dan mengenal barang-barang.
Aktus mengenal itu bukan produksi atau representasi,
tetapi suatu cara adanya sendiri: forma dari suatu objek.
c. Soal epistemologi: kebenaran dan res in se. Secara teoretis,
kebenaran idealisme adalah persesuaian pikiran dengan
hukum-hukumnya. Res in se: menyangkalnya tetapi
mengandaikan empat res in se:
i. Descartes menyamakan pikiran dengan kesadaran
ii. Pluralitas kesadaran harus diterima
iii. Pikiran manusia menunjukkan bahwa dunia ada
sebelum adanya manusia
iv. Jelas bahwa dalam dunia ada fakta dan barang2 yang
kontingens
26
4. Jelaskan yang anda ketahui tentang diskusi mengenai
Skeptisisme! (No.16)
5. Yang anda tahu tentang analisis terhadap argumen Empirisme
melawan abstraksi & universalia? (No.22)
6. Jelaskan diskusi tentang Empirisme? (No.24)
27