Pengantar Arsitektur: Romawi Kuno

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

ARSITEKTUR ROMAWI KUNO

(1500 SM – 100 SM)


Oleh : Dorothy S.A.R Sinurat (170406120)

Theo Fidelis Tarigan (170406134)

Bangsa Romawi berasal dari masyarakat Agrikultur-militer yaitu bangsa/kaum petani


yang suka berperang dan berekspansi ke sekitar Laut Tengah, Eropa Utara dan Barat serta
sebagian Asia dan Afrika.
Bangsa ini berasal dan berbagai macam suku bangsa yang mendiami suatu wilayah.
Kebudayaan Romawi berawal dan seni Eropa Barat yang diambil secara komprehensif. Mula-
mula dianggap tahap dekadensi periode setelah Yunani pada bidang seni, namun secara total
menyerap nilai seni yang sudah ada dari kebudayaan tersebut dan nilai-nilai yang terkandung
ternyata sudah tidak asli dan bermutu rendah, sehingga Bangsa Romawi bisa dianggap sebagai
penyebar dan pelestari peninggalan kebudayaan klasik, jadi dapat dikatakan sebagai Asimilator
(menyatukan hasil karya orang lain) dan bukan Kreator.
Kekaisaran Romawi mempunyai wilayah kekuasaan yang menyebar dan berkembang
(ekspansif) di sekitar daratan Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. Dengan demikian masing-
masing daerah tersebut diperlukan suatu koordinator wilayah kekuasaannya (Teritorial). Akibat
luasnya daerah kekuasaan,bangsa Romawi mencetuskan kebudayaannya menjadi
Internasionalisme Budaya (Cultur lnternationalism).
Perbedaan-perbedaan gaya kekuasaan teritorialnya disatukan dalam satu gaya
kepemimpinan yang dinamakan Gaya ImperiaL Kerajaan Romawi merupakan suatu ne.gara
yang digolongkan sebagai “statesmanship” yaitu bangsa yang memiliki kemampuan sebagai
negarawan (dengan kekuasaan yang bertumpu pada kekaisaran), atau Imperium Romanium.
Sedangkan Yunani dapat digolongkan sebagai negara “negara kota atau negara federasi.
Romawi dikenal sebagai bangsa yang ”love of power” sedang Yunani dikenal sebagai bangsa
”love of beauty”

K arakteristik Arsitektur Romawi


1. Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa Yunani, seperti dalam
pembuatan saluran air dan pembuatan konstruksi busur/lengkung.
2. Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem struktur sosial sangat
kompleks.
Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan termasuk dalam
tata
bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur social kemasyarakatan seringkali
diperingati
dengan upacara-upacara atau pesta-pesta besar.
3. Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif.
Perancangan
bangunan selalu berorientasi kedalan skala yang lebih luas atau dalam skala kota demikian juga
sebaliknya.

4. Konsep perancangan menekankan pada pengertian bahwa ruang merupakan media ekspresi
arsitektural. pada skala kota dan interior.
5. Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung. Ekspresi
arsitekturnya
terungkapkan melalui peralihan artikulasi detail.
6. Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik, tersusun
secara
sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.

Langgam Arsitektur
1. Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar yang
mengungkap
karakter ideal secara utuh.
2. Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling tumpang tindih
untuk
satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk mencapai suatu totalitas sistem yang
dinamis
dan bentuk simbolik yang baru.
3. Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian bidang, tekstur, elemen
vertikal dan
horizontal.
4. Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang kompleks.
Tipologi Bangunan
1. Kuil

Merupakan asimilasi yang berasal dan elemen-elemen arsitektur Yunani. Beberapa


bentuk
bangunan tidak berdiri sendiri, diantaranya merupakan gabungan dinding pembatas ruang yang
vertical dengan yang melengkung dan diatur secara aksial. Bangunan ini dipersernbahkan untuk
tiga serangkai dewa Romawi (Capitol Triad) yaitu : Jupiter, Juno dan Minerva.
Salah satu kuil yang terkenal adalah Pantheon,dibangun oleh Handrian sejak awal abad
2 SM yang diperuntukan bagi semua dewa. Konsep ruang dalamnya menggambarkan
karakteristik Kosmik dengan model surgawi.
Bangunan ini telah menjadi puncak keberhasilan arsitektur Romawi karena Handrian
telah menciptakan fase baru dalam perkembangan teknoiogi membangun terutama nilai-nilai
atau makna yang terkandung didalamnya.
Secara keseluruhan bangunan ini memiliki dua elemen utama yaitu:
a. Rotunda.
Merupakan suatu kubah besar yang mewadahi Cellar. Diameter atau garis tengah kubah irii
sebesar
43.6 meter.
b. Portico.
Merupakan suatu serambi berkolom (Colonnade) dengan langgam elemen Carinthian Order.
2. Basilika

Bangunan publik dengan sifat multi fungsi diantaranya dapat digunakan untuk bangunan

administrasi, pengadilan, bermusyawarah atau berkumpul dan tempat interaksi sosial


masyarakat kota

Roma (Public Promenade). Bangunan ini ada kemiripan dengan Stoa di Yunani

3. Amphitheater
Berkembang akibat popularitas olah raga atletik, lomba kereta, pertarungan
Gladiator melawan hewan
buas. Bangunan ini berdiri di atas tanah yang datar dan berhentuk ellips dengan
daya tampung untuk
kurang lebih 700 orang. Bentuk dinding dengan langgam superimposisi dan bentuk
arkade yang
mengelilingi sisi luar bawah bangunan. Juga terdapat struktur basement untuk
kandang, jebakan dan
tempat keluarnya para gladiator

Amphitheater Arles
Amphitheater Verona

4. Roman Bath
Tempat pemandian atau kolam yang minp dengan pemandian Turki (mandi panas-
bilas-mandi spa dan berenang di air dingin) dan digunakan juga sebagai tempat
perkumpulan anggota klub (Social Centre).
Salah satu pemandian yang tekenal pada waktu itu adalah Bath of Caracalla
menggunakan kontruksi lengkung atau kubah dan beton untuk mencapai gugusan
ruang yang kompleks, program fungsional rumit karena banyaknya ruang yang
diperlukan

Perkembangan Kota Romawi


Periode Hellenistik merupakan zaman klasik bagi arsitektur dan merupakan
peralihan perencanaan bangunan dari Yunani ke Romawi. Kota Romawi pada waktu
itu telah dirancang dengan gaya klasik oleh Vitruvius (arsitek). Teori dan filosofi
rancangannya dipandang menyamai masa modern pada abad ke duapuluh yang
akan datang.
Sebagaimana telah dikemukakan Socrates, peradaban bisa berkembang dan juga
merosot. Begitulah yang terjadi di Roma pada waktu itu, akibat penyalahgunaan
wewenang para politikus yang korup, penyimpangan sistem demokrasi. Kota
dimanipulasi sebagai tempat tinggal pribadi atau investasi.
Akibatnya muncul pemukiman masyarakat dengan kondisi yang semakin
memburuk dan mempersulit orang untuk mendapatkan tempat tinggal. Bangsa
Romawi tidak sepe.nuhnya melaksanakan demokrasi.
Hal ini terjadi pada masa raja-raja Etruscan pada tahun 500 SM hingga kekaisar Julius
Caesar pada tahun 100 SM
Bangsa Romawi selalu mengagungkan pimpinannya bagaikan Dewa dengan
kekuasaan mutlak.
Secara turun-temurun kekaisaran Romawi menginginkan perluasan daerah
kekuasannya sehingga salah satu kota bekas pemerintahan Yunani, Athena menjadi
pusat dunia pada waklu itu. Konsekuensinya kota tersebut harus menerima orang
asing dalam hubungan dagang dan berusaha menetapkan hukum-hukum yang
diberlakukan bagi kota tersebut.
Perkembangan ini mencapai puncaknya akibat kegiatan perdagangan yang
berlangsung di daerah tersebut. Pada abad ke-3 SM, secara cepat dapat dibangun
lebih dari 45.000 blok apartemen dan sekitar 2.000 rumah pribadi. Bangunan
bertingkat paling tinggi yang pernah dicapai setinggi 21 meter pada masa
kekaisaran Agustinus dan merupakan contoh tata wilayah pertama di abad pertama
SM.

Kekaisaran Roma yang berkembang dengan sistem pemerintahan dengan


kekuatan dan kekuasaannya berhasil mencapai jumlah rakyatnya berkisar 250.000
hingga 2.000.000 penghuni tetap. Karena itu, masalah kekurangan rumah, air bersih
dan transportasi muncul.

Namun demikian tidak mempengaruhi setiap kekaisaran baru atau penggantinya


untuk mendirikan monumen-monumen besar sebagai bentuk peringatan kebesaran
kekaisaran mereka sendiri. Setiap kaisar baru mendirikan forum yang lebih besar
daripada sebelumnya.
Forum-forum ini berfungsi sebagai pusat bagi kehidupan politik dan perniagaan
kota.

Bangsa Romawi memahami pentingnya transportasi dan masalah distribusi air


bersih. Mereka mulai merencakan jaringan jalan di seluruh kekuasaan kekaisaran
yang membentang dari Spanyol, Armenia, Inggris sampai Mesir. Jalan-jalan
diperhitungkan untuk melancarkan komunikasi dan memudahkan transportasi
perdagangan serta dapat meninjau dan memelihara ketertiban dalam upayanya
menumpas para pemberontak.

Kolonialisasi daerah teritorial lain dilakukan atas kebijaksanaan kaisar untuk


menagkomodasi imigran ke Roma dan menetapkan status hukum serta tata tertib
bagi rakyat Romawi. Untuk menunjang peraturan tersebut Romawi membangun
kawasan atau kota-kota militer di seluruh perbatasan kekaisaran. Pelaksanaan
pembangunannya pada umumnya telah mengikuti rencana induk yang disepakati
dengan cepat meskipun ada sedikit perbedaan dalam aplikasinya. Pembangunan
kota dengan pola empat persegi diperuntukkan pada kawasan bangunan
pemerintahan yang diletakkan di persimpangan jalan utama. Karena upaya ini
berhasil maka perencanaan dengan pola grid digunakan pula untuk kawasan
pemukiman, terutama apartemen besar yang bergaya atrium untuk kalangan kaya.

Kedigjayaan Romawi dengan konsep bentuk kota yang sampai sekarang terkenal
dan dipakai di
kota-kota besar Amerika Serikat akhimya harus runtuh secara bertahap akibat
pertentangan yang terjadi di kalangan atas. Keputusan cenderung apatis dan
kehidupan masyarakat menjadi hedonistik dan lamban. Kondisi demikian, justru
merupakan kelemahan suatu bangsa yang akan menarik bangsa lain diantaranya
golongan Barbar untuk menguasai kekaisaran Romawi.
Golongan ini mulai menyerang untuk pertama kalinya selama Iima abad, Roma
mempunvai
musuh yang siap menyerang di tepi perbentengannya. Dalam perkembangannya
agama Nasrani turut mempengaruhi sebagian masyarakat yang tidak menyukai
kepemimpinan kaisar Romawi. Maka terjadilah peperangan antar mazhab dan partai
oposisi. Benteng-benteng bawah tanah yang dibangun para kaisar
digali dan diburu untuk bahan bangunan. Tempat-tempat publik seperti forum
dibongkar oleh massa yang bertarung. Romawi runtuh di akhir abad ke tiga.
Perbedaan Arsitektur Yunani dan Romawi
• Arsitektur Yunani bagian struktur nampak jelas pada bagian kolom, sedangkan arsitektur
Romawi terjadi pemisahan bentuk dan struktur, bentuk tidak selalu mencerminkan
strukturnya, struktur hanyalah merupakan hiasan atau omamen
• Arsitektur Romawi lebih mengutamakan fungsi (utilitarian), kontruksi bangunan dan
suasana (grandeur), sedangkan arsitektur Yunani lebih mengesankan nilai-nilai estetika.
• Massa bangunan dalam arsitektur Romawi disusun secara komposit, yaitu terdiri dari
gabungan beberapa bentuk geometris atau elemen yang terpisah (contoh bangunan
pantheon yang terdiri dan dua bentuk : partico di bagian depan dan rotunda di bagian
belakang, sedangkan arsitektur Yunani tidak ada.

Arsitek Pada Zaman Romawi


Titus Flavius Vespasianus

 Lahir pada tanggal tahun 30 Desember 39 dan meningga pada tahun 13 September 81
(umur 41 tahun)

 Sebagai kaisar, dia terkenal karena menyelesaikan Colosseum dan karena kemurahan
hatinya dalam meringankan penderitaan yang disebabkan oleh dua bencana, letusan
Gunung Vesuvius pada tahun 79 M dan sebuah api di Roma pada tahun 80.

 Titus hampir memutuskan untuk bunuh diri karena dianggap sebagai kekaisran yang
paling buruk

 Setelah hampir 2 tahun menjabat Titus meninggal karena demam tinggi dan digantikan
oleh adiknya Domitianus

Marcus Vitruvius Pollio


• Lahir 80-70 SM, meninggal setelah 15 SM

• Seorang penulis, arsitek, insinyur sipil dan insinyur militer Romawi selama abad ke-1
SM, yang dikenal karena naskah multi-volumenya “De architectura”

• Vitruvius kadang salah diartikan sebagai arsitek pertama, tetapi lebih tepatnya
mendefinisikan ia sebagai arsitek Romawi pertama

Karyanya adalah naskah “De architectura” tentang tulisan “Proporsi Manusia”

Vitruvius menggambarkan sosok manusia sebagai sumber utama dari proporsi.

Gambar itu sendiri sering digunakan sebagai simbol tersirat penting simetri tubuh manusia, dan
dengan perpanjangan, dari alam semesta secara keseluruhan

Kesimpulan
Sejarah Romawi Kuno merupakan perpaduan antara dua bangsa yang berbeda yaitu bangsa
Etruisa dan Yunani. Sehingga peradaban yang ada pada romawi didominasi dari kedua bangsa
tersebut tanpa ada unsur dari kebudayaan romawi sendiri

Anda mungkin juga menyukai