Makalah Kimia Medisinal
Makalah Kimia Medisinal
Makalah Kimia Medisinal
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWAJAYA
2020
Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk melakukan
fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab untuk
mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone, zat
kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian tubuh akan mendapatkan
nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam darah. Dengan tersampainya
hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga
menjamin pasokan zat kekebalan tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik
karena kecelakaan atau operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah tersebut. ( Ganong,
1999 ).
Penyakit kardiovaskular adalah istilah luas yang digunakan untuk sekelompok penyakit
yang mengenai jantung dan pembuluh darah. Penyakit kardiovaskular sering disebut juga sebagai
new communicable disease, Karena penyakit ini dapat menular melalui gaya hidup. Dapat dilihat
bahwa sistem kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk mentransportasikan darah dan zat-zat
yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh ( Bustan , 2007 ).
KARDIOTONIK
Kardiotonik obat yang memperkuat kinerja jantung, digunakan pada gangguan
dekompensasi jantung, serta dapat meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan menunjukan
efek penting pada eksitabilitas, automatisitas dan kecepatan konduksi jantung. Aplikasi klinis:
pengobatan payah jantung kongestif, fibrilasi, dan takikardia atrial paroksimal. Jenis obatnya
bersifat individual, maka penggantian obat harus atas nasehat dokter. Contohnya antara lain
digitoxin, digoxin, folia digitalis, dan lenotoside C. Digitalis mempunyai kekuatan kekuatan
terhadap jantung yang melebihi obat lainnya. Digitalis yang sering digunakan berasal dari daun
digitalis purpurea, tetapi biji dan daun tanaman digitalis jenis lain juga berisi zat aktif.
Digitalis merupakan glikosida yang terdiri atas steroid, cincin lakton, dan beberapa
molekul heksosa. Rumus bangun dari prototip glikosida jantung, digoksin. Hubungan steroid
dengan cincin lakton dinamai aglikon (genin) yang merupakan gugus aktif, sedangkan 1-4 gugus
gula yang terikat pada aglikon menentukan kelarutan glikosida tersebut dalam air dan lemak.
Sifat farmakokinetik utama digitalis adalah inotropik positif, yaitu meningkatkan
kekuatan kontraksi miokardium. Pada penderita yang mengalami gangguan fungsi sistolik. Efek
2
inotropik positif ini akan menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga tekanan vena
berkurang, ukuran jantung mengecil, dan reflex takikardia yang merupakan kompensasi jantung
melambat.
Digitalis juga menyebabkan perlambatan denyut ventrikel pada fibrilasi dan flutter
atrium, dan pada kadar toksik menimbulkan distritmia. Digitalis juga bekerja langsung pada otot
polos pembuluh darah, selain itu efeknya pada jaringan syaraf mempengaruhi secara tidak
langsung aktivitas mekanik dan listrik jantung serta resistensi dan daya tampung pembuluh
darah.
Mekanisme kerja dari kardiotonik, Mempengaruhi pergerakan ion Na dan K dalam
melewati membran miokardial sehingga sel kehilangan ion K, bekerja secara langsung pada
aktin dan miosin dari miokardial, serta Meningkatkan kadar ion Ca dalam sel dengan melepaskan
kation tersebut dari tempat ikatannya dan meningkatkan pemasukan ion melalui membran sel .
Contoh – contoh obatnya meliputi Digitoksin, digoksin, lanatosid C, salbutamol, dopamin,
oksifedrin dan terbutalin.
Bufadenolida (Bufain) Untuk aktivitas kadiotonik, bagian struktur glikosida jantung yang
berperan adalah a-B-lakton tidak jenuh pada posisi 17B, gugus 14 B-hidrelisis, konfigurasi cis
antara cincin A dan B serta C dan D. Gugus gula meskipun kurang penting tetapi berperan dalam
mengatu aktivitas glikosida jantung. Thomass (1981), membuat sesuatu model interaksi gliosida
jantung dan enzim Na", K, ATP-ase, cincin lakton, inti steroid, dan gugus gula akan mengikat
enzim sehingga mencegah terjadinya ikatan ATP-enzim. Sistem steroid berinteraksi pada bentuk
stereokimia optimalnya yaitu pada pengaturan cis-trans- cis. Interaksi pada reseptor ini terutama
melibatkan ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, daya tarik elektrostatik. Cincin lakton mengikat
tempat reseptor A melaui daya tarik menarik elektrostatik (gugus C-C) dan ikatan hydrogen
(gugus C-0). Inti steroid Cincin lakton mengikat tempat reseptor A melaui daya tarik menarik
elektrostatik (gugus C=C) dan ikatăn hydrogen (gugus C-0). Inti steroid mengikat reseptor B
melalui ikatan van der Waals atau ikatan hidrofob. Gugus- gugus gula mengikatn tempat reseptor
C melalui ikatan hidrofob dan ikatan hydrogen (gugus OH) sehingga stabilitas kompleks cukup
besar dan bersifat takterpulihkan yang semu. Mekanisme kerja amrinon, sulmazol dan senyawa
kardiotonik non steroid yang lain tidak berhubungan dengan penghambatan Na, K, ATP-ase
maupun adrenergik, tetapi karena kemampuan senyawa untuk menghambat fraksi III enzim
fosfodiesterase. Menurut Leclerc (1986), gambaran struktur dasar untuk menimbulkan inotropik
positif dari obat jantung non steroid adalah daerah hidrofob aromatic dan daerah elektronegatif
yang dihasilkan oleh gugus N-piridil atau sistem amida, membentuk tautomeri dengan jarak 5A
dari pusat aromatik dan pada ketinggian 0,5-0,9 Å dari bidang datar.
Turunan kardeolida (butenolida) meliputi serbuk daun digitalis, digitoksin, digoksin,
lanatosid C, deslanatosid C, dan ouabain. Digitoksin, didapat dari Digitalis lanata dan Digitalis
purpurea, digunakan untuk pengobatan payah jantung kongetif dan takiaritmia supraventrikular.
obat dalam saluran cerna cukup baik, 90% terikat oleh protein plasma. Di tubuh mengalami
siklus enterohepatik sehingga masa kerjanya sangat panjang, waktu paro 4-6 hari. Digoksin
(Lanoxin, fargoxin), didapat dari Digitalis lanata, digunakan untuk pengobatan payah jantung
kongestif, sering dikombinasi dengan diuretik,dan pengobatan takiaritmia supraventrikuler.
Absorpsi obat dalam saluran cerna cukup baik, 20-30% terikat oleh protein plasma,dan 50-70%
diekskresikan dalam bentuk tak beru bah melalui urin. Mula kerja obat cepat dengan masa kerja
yang relatif singkat. Batas keamanannya sempit dan toksisitasnya tinggi sehingga
penggunaannya harus dikontrol secara ketat. Lanatosid C (Cedilanid), adalah glikosida
digoksigenin yang didapat dari daun Digitalis lanata. Absorbsi obat dalam saluran cerna rendah.
3
Deasetilisasi dalam suasana basa akan menghasilkan deslanatosid C (Cedilanid D). Lanatosid C
digunakan untuk keadaan darurat pada payah jantung kongestif akut, karena mempunyai awal
kerja cepat dan dapat diberikan secara intravena. Ouabain (G-strofantin), adalah glikosida yang
didapat sari biji Strophantus gratus dan kayu Acokantera schimperii. Penggunaanya hampir sama
dengan deslanatosid C.
Perangsang beta-adrenoreseptor contohnya salbtamol, dobutamin HCL, dopamine HCL
(oridop), oksifedrin, dan terbutalin sulfat. Oksifedrin (lidamen) merupakan agonis parsial beta-
adrenergik dapat menimbulkan efek vasodilatasi koroner dan initropik positif. Senyawa ini
mempunyai model kerja yang khas sebagai dasar pengobatan penyakit jantung iskemik, yaitu
memperbaiki mikrosirkulasi miokardial. Fungsi ventricular kiri dan mengurangi konsumsi
oksigen. Oksifedrin digunakan sebagai antiangina dan iskemik, yaitu memperbaiki
mikrosirkulasi miokar pengobatan gangguan koroner. Dosis awal : 16 mg 3dd, pemeliharaan
dengan 8 mg 3 dd.
Penghambat enzim fosfodiesterasse contohnya amrinon laktat, sulmazol, dan teofilin.
Amrinon laktat (inocor) merupakan vasodilator inotropik yang kuat. Amrinon laktat (Inocor),
merupakan vasodilator inotropik yang kuat. Amrinon digunakan untuk pengobatan payah
jantung kongestif kronik berat dan payah jantung akut yang disebabkan oleh kegagalan jantung.
Pada pemberian secara qral, amniron mempunyai masa kerja + 6 jam. Pemakaian jangka panjang
menimbulkan efek samping cukup berat, seperti gangguan saluran cerna, trombositopenia,
hipotensi dan menurunnya fungsi hati. Pemberian intravena memerlukan perhatiankhusus untuk
menghindari ekstravagasi. Dosis awal I.V. : 0,75 mg/kg bb, sampai 2-3 menit kemudian 5-10
ug/kg/menit, maksimal 10 mg/kg/hari. Sulmazol mempunyai sifat inotropik positif dan
vasodilator, sangat baik untuk pengobatan payah jantung kongetif karena reaksi sampingnya
lebih ringan.
ANTIHIPERTENSI
Senyawa yang digunakan untuk pengobatan hipertensi. Suatu kondisi dimana tekanan
sistol lebih dari 160 mmHg atau tekanan diastol lebih besar dari 95 mmHg Hipertensi terdapat
dua tipe antara lain esensial (primer) dan hipertensi (sekunder). Mekanisme kerja pada syaraf
antara lain Efek Sentral Menstimulasi reseptor alfa 2 pada medula dan menurunkan kerja
simpatis contohnya klonidin dan metildopa.
Efek sentral dan perifer lebih dominan bekerja pada perifer, mempercepat pengosongan
katekolamin dari tempat penyimpanannya contohnya reserpin. Memblok transmisi saraf efektor,
mempercepat pengosongan norepineprin dari tempat penyimpanan perifer sehingga terjadi
pemblokan aktivitas adrenergik di pembuluh darah terjadi penekanan TD contohnya debrisokuin
dan guanitedin. Menghambat monoamin oksidase Penghambatan enzim monoamin oksidase
akan menurunkan metabolisme katekolamin dalam saraf dan hati, menurunkan tekanan diastolik
dan sistolik contohnya pargilin.
Mekanisme kerja pada saraf meliputi efek sentral dengan menstimulasi reseptor alfa 2
pada medula dan menurunkan kerja simpatis contohnya klonidin dan metildopa. Efek sentral dan
perifer lebih dominan bekerja pada perifer, dengan mempercepat pengosongan katekolamin dari
tempat penyimpanannya contohnya reserpin. Memblok transmisi saraf efektor dengan
mempercepat pengosongan norepineprin dari tempat penyimpanan perifer sehingga terjadi
pemblokan aktivitas adrenergik di pembuluh darah terjadi penekanan TD contohnya debrisokuin
dan guanitedin. Menghambat monoamin oksidase dengan penghambatan enzim monoamine
oksidase akan menurunkan metabolisme katekolamin dalam saraf dan hati, menurunkan tekanan
4
diastolik dan sistolik contohnya pargilin .
Mekanisme kerja pada vascular, senyawa pemblok β – adrenergic contohnya asebutolol,
atenolol, metoprolol, nandolol. Senyawa pemblok α – adrenergic contohnya doksazosin, prazosin
dan terazosin. Vasodilator arteri ontohnya hidralazin dan minoksidil. Vasodilator vena dan
arteriola contohnya natrium nitroprusid . Antagonis kalsium selektif contohnya diltiazem,
nifedipin dan verapamil. Senyawa yang digunakan pada hipertensi, mekanisme kerja
berhubungan dengan kerja obat sebagai antagonis angiotensin angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor contohnya kaptopril, lisinopril dan ramipril. Angitensin Renin Blocker contohnya
losartan, irbesartan dan kandesartan, valsartan.
Antihipertensi yang mekanisme kerjanya pada humoral berhubungan dengan kerja obat
sebagai antagonis angiostensin. Renin bekerja pada globin darah yaitu pada angiotensinogen,
menghasilkan angiotensin I yang oleh ACE diubah mnejadi angiotensin II. Peredaran angiotensin
II menyebabkan secara langsung kontriksi arteoriola, menghasilkan secara cepat kenaikan
tekanan darah. Senyawa penghambat ACE seperti kaptropil, enalapril, lisinopril, perindopril,
ramipril, kuinapril, benazepril, fosinopril, silazepril, dan delapril merupakan antihipertensi yang
kuat dengan efek samping yang relative ringan.
Hubungan struktur aktivitas senyawa penghambat ACE, model tempat aktif pada
ACE ditunjukkan oleh adanya ion Zn+ yang dapat membentuk kompleks dengan ligas. Gugus
yang dapat membentuk ikatan hydrogen dengan gugus karbonil. Gugus yang bermuatan positif
yang terikar melalui ikatan ion dengan gugus karboksilat yang bermuatan negative. Gugus lain
umumnya untuk meningkatkan lipofilitas senyawa, sehingga distribusi obat dalam tubuh menjadi
lebih baik.
ANTI ARITMIA
Obat aritmia adalah senyawa yang digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi
irama jantung sehingga menjadi normal. Aritmia jantung disebabkan oleh kelainan pembentukan
rangsangan elektrik dan gangguan konduksi rangsangan melalui miokardium. Kerja obat
antiaritmia adalah dengan memodifikasi langsung ataupun tidak langsung makromolekul yang
mengontrol aliran ion dan transmembran miokardial.
Senyawa yang digunakan untuk pengobatan takiaritmia contoh nya glikosida digitalis,
disopramid, prokainamin, kuinidin, lidokain, verapamil, B-bloker, bretilium, penghambat
kolinesterase dan vaso konstriktor. Senyawa yang digu nakan untuk pengo batan bradi aritmia,
5
contohnya atropine dan isoproterenol. Berdasarkan tipe kerjanya obat aritmia dibagi 2 kelompok
yaitu 1. Obat yang berstruktur khas,yaitu obat yang bekerja dengan membentuk kompleks
dengan reseptor contoh : B-bloker. 2. Obat yang berstruktur tidak khas, obat yang bekerja
dengan cara berkumpul pada daerah tertentu membrane sel miokardial menyebabkan
peningkatan tekanan dalam membran dan menghambat fungsi biologis komponen membran
normal contohnya kuinidin dan prokainamid.
Obat yang berstrüktuk khas mempunyai Struktur umum sebagai berikut Struktur umum
diatas mirip dengan struktur obat anastesi setempat atau B- bloker. Ar adalah cicin aromatik
yang bersifat lipofil, dapat berinterkalasi dengan rantai alkil fosfolipid membran melalui ikatan
hirofob dan van der Waals. Rantai alkil mengandung substituen bersifat lipofil, dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan bagian polar posfolipid membran. Gugus amino kationik
yang terionisasi pada pH tubuh dapat berinteraksi dengan gugus anion fosfolipid atau polipeptida
membran. Interaksi obat yang berstruktur tidak khas dengan bagian tetentu membran
mikrokardial menyebabkan berkumpulnya obat secara selektif pada membran, menyebabkan
penekanan dan hambatan tidak khas beberapa fungsi membran. Kuinidin, bekerja secara
langsung pada membran sel miokardial yaitu dengan mengurangi pemasukan Na dan
pengeluaran K yang melewati membran.dan secara tidak langsung karena menimbulkan efek
antikolenergik.
Senyawa yang digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi irama jantung sehingga
menjadi normal. Aritmia disebabkan oleh kelainan pembentukan rangsangan elektrik dan
gangguan konduksi rangsangan melalui miokardium. Ritme jantung ditentukan oleh sel - sel
pacu jantung dalam nodus sinoatrial. Ritme jantung dipengaruhi oleh asetilkolin dan
norepineprin. Berdasarkan kegunaannya obat aritmia dibagi menjadi dua kelompok, senyawa
yang digunakan untuk pengobatan antiaritmia contohnya kuinidin, verapamil, β blocker.
Senyawa yang digunakan untuk pengobatan bradiaritmia contohnya atropin, isoproterenol.
Mekanisme kerja antiaritmia berdasarkan mekanisme obat antiaritmia dibagi menjadi dua
kelompok yaitu obat yang berstruktur khas bekerja dengan membentuk kompleks dengan
reseptor contohnya β blocker . Obat yang berstruktur tidak khas bekerja dengan cara berkumpul
pada daerah membran miokardial, menyebabkan peningkatan tekanan permukaan dalam
membran dan menghambat fungsi biologis komponen membran normal.
Obat yang menstabilkan membrane adalah senyawa yang berstruktur tidak khas, bekerja
dengan cara berkumpul pada daerah tertentu membrane sel miokardial, menyebabkan
peningkatan tekanan permukaan dalam membrane dan menghambat fungsi biologis komponen
membrane normal. Contohnya meliputi glikosoda, digitalis, disopiramid fosfat, proksinamid
HCL, kuinidin sulfat, prajmalium bitatrat lidokain HCL, dan toksinid HCL.
Senyawa pemblok beta-adrenergik, beta-blocker menimbulkan efek antiaritmia dengan
jalan memblok beta-adrenoreseptor jantung sehingga menghambat respon katekolamin pada
miokardial. Pada dosis besar beta-blocker menimbulkan efek stabilisasi membrane. Efek pertama
yang dihasilkan adalah tekanan automatisitas, mengurangi kecepatan jantung dan kontraksi
miokardial, dan memperpanjang waktu atrioventrikular. Pada umumnya beta-blocker digunakan
untuk penderita antiangina dan antihipertensi.
Obat yang memperpanjang potensial kerja, golongan ini menimbulkan efek antiaritmia
dengan cara menekan sinus atrial dan fungsi atrioventrikular nodal dengan meningkatkan waktu
konduksi sinoatrial dan waktu rekoveri sinus nodal, meningkatkan periode refraktori atrial,
memperlambat konduksi atrioventrikular nodal contohnya amiodaron dan bretilium tosilat.
Amidaron mempunyai efek antiadrenergik, antiangina, dan antiaritmia. Sedangkan bretilium
6
tosilat senyawa pemblok saraf adrenergic yang mula-mula digunakan sebagai antihipertensi.
Hubungan struktur – aktivitas , senyawa yang mempunyai struktur tidak khas .
Mekanisme kerja terhadap target lebih dipengaruhi oleh sifat fisika kimia dari senyawa tersebut .
Target antiaritmia adalah membran sel miokardial, mengurangi pemasukan Na+ dan K+ yang
melewati membran sel miokardial.
Ar merupakan cincin aromatis yang bersifat lipofil, dapat berinteraksi dengan rantai alkil
fosfolipid membran melalui ikatan hidrofob dan van der waals. Rantai alkil bersifat polar yang
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan bagian polar fosfolipid membrane . Gugus amino
kationik yang terionisasi pada pH tubuh dapat berinteraksi dengan gugus anion fosfolipid atau
polipeptida membrane.
Hubungan struktur dan aktivitas, (1) bagian struktur yang terpenting untuk aktivitas
dari turunan verapamil adalah kedua cincin benzene, meskipun dapat digani dengan cincin
heteroaromatik, seperti pada faliamil dan gugus amino tersier yang bermuatan pada pH
fisiologis, (2) gugus isopropyl dan substituent pada cincin aromatic kurang penting untuk
aktivitas, meskipun posisi pada cincin dapat mempengaruhi potensi. Posisi substituent pada
cincin kiri mempengaruhi potensi secara bermakna, sedangkan pada cincin kanan tidak
berpengaruh. Pada cincin kiri, substituent pada posisi meta memberikan aktivitas terbaik,
sedangkan substituent pada posisi para akan menurunkan aktivitas karena memberikan pengaruh
halangan ruang pada proses interaksi obat – reseptor, (3) bentuk isomer optic levo lebih aktif
dibanding isomer dekstro.
VASODILATOR
Vasodilator adalah senyawa yang dapat menyebabkan vasodilatasi buluh darah. Efeknya
ditunjukkan terutama pada buluh darah jantung atau pada bagian tertentu sistem vaskular.
Mekanisme kerja vasodilator , vasodilator bekerja dengan menurunkan tonus otot polos vaskular
sehingga terjadi dilatasi arteri dan vena. Sisi kerja beberapa vasodilator, sisi reseptor khas untuk
nitrat dan nitrit (N), senyawa pemblok B-adrenergik (A) dan natrium nitropusid (S),
menimbulkan efek vasodilatasi melelui sisi vasodilator yang umum (V). papaverin, teofilin dan
turunannya, menghambat enzim fosfodiesterase (PDE), mengubah CAMP menjadan MRrinat
(EA), mencegah vasodilatasi oleh turunan nitrat, B-blocker, turunan papaverin, teofilin dan
natrium nitroprusid pada sisi vasodilator V. Relaksasi otot polos terjadi sebagai akibat
peningkatan kadar siklik adenosin monofosfat (CAMP) didalam sel karena peningkatan aktivitas
katalitik enzim adenilat siklase. Enzim ini diaktifkan oleh B-blocker yang berinteraksi dengan
7
adrenoreseptor pada membran otot polos.
Obat vasodilator dibagi menjadi tiga kelompok yaitu vasodilator koroner, vasodilator
sistemik serta vasodilator sereberal dan perifer. Vasodilator koroner dan sistemik juga digunakan
sebagai obat antiangina, mekanisme kerjanya serupa dengan obat antiangina. Vasodilator
Koroner, Vasodilator koroner digunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif kronik yang
sulit sidembuhkan, dengan cara mengembangkan fungsi miokardial tanpa meningkatkan
kebutuhan energi. Beberapa diantaranya juga digunakan sebagai antiangina. Berdasarkan lama
pengobatan vasqdilator koroner dibagi menjadi dua yaitu a. Untuk pengobatan jangka pendek,
contoh : salbutamol, reritritil, tetranitrat, gliseril trinitrat dan natrium nitroprusid. b. Untuk
pengobatan jangka panjang, contoh : kaptopril, diltiazem, dipiridamol, enalapril, hidralazin HCI,
isosorbit dinitrat, minoksidil, nifedipin, oksifedrin, pentaeritritol tetranitrat, prazosin HCI, dan
verapamil HCI.
Vasodilator Sistemik, Vasodilator sistemik atau vasodilator umum adalah senyawa yang
dapat menimbulkan efek vasodilatasi pada semua baian sistem peredaran darah. Contoh : amil
nitrit, buflomedil diHCI, etofilin nikotinat, flunarizin, iproksamin, isoksuprin HCI, naftidrofuril
oksalat, nikardipin, nisergolin, pentaeritritol tetranitrat, pentoksifilin dan pidolol.
a. Isoksuprin HCI (Duvadilan, Vsoplex), bekerja langsung secara selektif dengan cara relaksasi
otot polos buluh darah. Isoksuprin dapat meningkatkan persediaan darah dan meringankan
spasma vascular sehingga diguanakan untuk pengobatan pada peredaran darah seperti
ketidakcukupan persedian darah pada vaskular perifer. Isokpurin juga relaksan uterus yang kuat,
digunakan untuk menurunkan pergerakan uterus yang berlebihan dan pada dismenorhu. Kadar
plasma tertinggi obat dicapai dalam 1 jam setelah pemberian oral. Dosis : 20 mg 3-4 dd, sesudah
makan. b. Naftidrofuril oksalat (Dusodril), dapat meningkatkan aliran darah serebral dan perifer,
serta memperbaiki kondisi metabolik jaringan yang dipengaruhi oleh iskemia. Mekanisme
kerjanya ada tiga yaitu neurotropik ganglioplegik, penghambatan spasmolitik postganglionic
nutrisi serebral atau perifer atau gangguan pada aliran darah. Plasma tertinggi obat dicapai dalam
30-45 menit setelah pemberian oral. Dosis: 50-100 mg 3 dd. c. Pentoksifilin (trental), bekerja
dengan meningkatkan kelenturan eritrosit sehingga memperbaiki mikrosirkulasi aliran darah
yang meningkatkan oksigenasi dan nutrisi jaringan iskemik. Efek ini dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit arteri perifer dan gangguan peredaran arteri dan vena seperti
arterosklerosis, kondisi distropik dan angioneuropati. Pentoksifilin juga meningkatkan 3'5'-siklik
AMP .
Vasodilator Perifer dan Serebral Obat golongan ini dapatmenimbulkan dilatasi buluh
darah kulit dan otak. Walaupun melalui mekanisme kerja yang berbeda, senyawa dapat
mengurangi tonus otot polos vaskular sehingga meningkatkan aliran darah perifer serebral.
Vasodilator perifer digunakan untuk pengobatan penyakit vaskular perifer kronik, seperti
aterosklerosis obliterans. Vasodilator serebral digunakan untuk pengobatan gangguan serebral
kardiovaskular. Pada dosis besar, obat golongan ini menimbulkan hipotensi postural. Mekanisme
kerja Obat golongan ini menimbulkan vasodilatasi perifer dan serebral melalui beberapa
mekanisme berikut yaitu a. Pemblokan a-adrenoreseptor yang terdapat pada buluh darah anggota
badan dan otak, contoh : ergot alkaloida mesilat , Nisergolin (Serimon), dapat mengurangi daya
tahan vaskular, meningkatkan aliran darah arteri dan meningkatkan konsumsi oksigen dan
glukosa.Nisergolin digunakan untuk pengobatan gangguan metabolik vaskuloperifer dan serebral
yang akut dan kronik, seperti osteosklerosis, trombosis dan emboli serta lain-lain gejala pada
gangguan aliran darah serebral dan perifer. Untuk meningkatkan absorbsi obat, lebih baik
diberikan pada waktu perut kosong. Dosis : 10-20 mg 2-3 dd. b. Sinarizin (Cinnipirine, Stugeron,
8
Vertizine), dapat meningkatkan aliran darah arteri dan secara cepat meringankan berbagai gejala
gangguan peredaran darah perifer dan serebral, gangguan keseimbangan, mencegah mabuk dan
serangan migrain. Absorbsi sinarizin dalam saluran cerna cukup baik, kadar dan dalam saluran
cerna, kadar serum tertinggi dicapai + 1,5-3 jam setelah pemberian oral, dengan waktu pao
biologis plasma ± 1,91-3,65 jam. Dosis : 150 3-4 dd, selama 3- dd. e. Sinepazid maleat
Vasodistal), dapat meningkatkan aliran darah arteri (vasodilator artei), digunakan untuk
meringankan berbagai gejal a gangguan peredaran perifer dan serebral serta gangguan
keseimbangan. Dosis : 200 mg 3 dd. f. Piritinol HCl (Enchephabol), merupakan vasodilator yang
digunakan untuk pengobatan gangguan peredaran dan metabolik serebral serta trauma
kranioserebral. Dosis : 100 mg 3 dd, selama 2-3 bulan. g. Meso-inositol heksanikotinat
(Hexanicit), merupakan vasodilator yang digunaknan untuk pengobatan buluh perifer ringan kar
aterosklerosis, hipertensi dan gangguan pada pencernaan diabetes melitus, kegemukan, alkohol,
keturunan, dan hiperlididemia.
Diagnosis hiperlipidemia berdasarkan pada adanya ketidaknormalan lipoprotein yang
khas. Karena lipoprotein berbeda pada komposisi, ukuran, muatan elektrik dan kerapatan maka
dapat dipisahkan dengan elektroforesis, sentrifuge ultra atau pengendapan kimia. Lipoprotein
dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu 1. Chylomicrons. 2. Very Low Density
Lipoprotei(VLDL=pra-B-lipoprotein). 3. Intermediate Density Lipoproteins (IDL = broadf-
lipoproteins). 4. Low Density Lipoproteins (LDL = B-lipoprotein). 5. High Density Lipoproteins
(HDL – a-lipoprotein). Kelebihan chylomicrons, VLDL, IDL dan LDL đapat menimbulkan
beberapa tipe hiperlipoproteinemia, sebagai dasar timbulnya aterosklerosis.
Mekanisme kerja obat antilipemik Secara teoritis obat antilipemik kemungkinan
mempunyai satu atau lebih dari mekanisme kerja antara lain 1. Menghambat biosintesis
kolesterol atau prekursornya. 2. Menurunkan kadar trigliserilida dan menghambat mobilisai
lemak, dengan cara a. Menghambat aktiv itas enzim trigliserilida lipase sehingga menuru nkan
kecepatan hidroisis trigliserilida, b.Memblok kerja hormon pelepas asam lemak bebas,c.
menghambat pengikatan asam lemak bebas pada albumin. 3. Menurunkan tingkat B-lipoprotein
dan pra- B-lipoprotein. 4. Menghilangkan plaque. 5. Mempercepat ekskresi lipid dan
menghambat absorpsi kolesterol.
Berdasarkan perbedaan struktur kimia obat antilipemik dibagi menjadi lima kelompok
yaitu turunan asam klofibrat, turunan asam nikotinat, kopolimer, serat dan golongan lain-lain.
1. Turunan Asam Klofibrat Turunan klofibrat terutama menimbulkan asam efek
hipotrigliseridemia. Mekanisme kerjanya beum begitu jelas, kemungkinan adalah menghambat
sintesis trigliserilida hepatik sehingga menurunkan produksi trigliserilida atau meningkatkan
aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga meningkatkan kecepatan pengeluaran lipoprotein
serum yang kaya trigliserilida. Contoh : klofibrat, beza fibrat, simfibrat (Cholesovin), fenofibrat
(Lipantyl) dan gemibrozil. 2. Asam Nikotinat dan Turunannya Turunan asam nikotinat dapat
menghambat lipolisis jaringan adipose sehingga menurunkan aliran asam lemak bebas ke hati,
kecepatan biosintesis trigliserilida dan menurunkan sintesis serta sekresi VLDL. Mekanisme
yang lain secara langsung menghambat biosintesis VLDL hati, menghambat biosintesis
kolesterol hati, meningkatkan katabolisme kolesterolatau VLDL sehingga menigkatkan
pembebasan chylomicron dan VLDL. Contoh : Niasin, Asipimoks, dan DL-a-tokoferil nikotinat.
9
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa struktur sangat
berpengaruh terhadap aktivitas biologis, hal tersebut berkaitan dengan perbedaan gugus-gugus
pada struktur senyawa yang menimbulkan aktivitas dan sifat tertentu. Mempelajari mengenai
hubungan struktur aktivitas suatu obat dapat membantu dalam memahami mekanisme kerja suatu
obat. Lebih penting lagi, ilmu ini sangat berguna dalam membuat rancangan obat baru dengan
aktivitas yang lebih besar, lebih selektif, toksisitas dan efek samping lebih rendah, kenyaman
yang lebih besar serta lebih ekonomis.
Sifat fisika dan kimia obat dapat mempengaruhi aktivitas terapetiknya. Kedua sifat ini
ditentukan oleh struktur kimianya, sehingga struktur kimia suatu obat mempengaruhi
aktivitasnya dan perubahan struktur kimia dapat mempengaruhi perubahan aktivitas biologis
obat. Hubungan antara stuktur kimia dan aktivitas biologis dilakukan dengan mengaitkan gugus
fungsional tertentu dengan respon biologis tertentu pula. Setiap obat memiliki sturuktur yang
berbeda-beda, yang menyebabkan perbedaan pada aktivitas biologisnya, meskipun terdapat juga
obat-obatan yang memiliki struktur kimia yang berbeda namun aktivitas biologisnya sama.
10