Sumber Air Limbah
Sumber Air Limbah
Sumber Air Limbah
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang
dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Air limbah merupakan
kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri, bersama dengan air tanah, air permukaan,
Chandra adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan tempat-
tempat umum lainnya yang mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan
limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo. pp 85/1999, limbah didefinisikan sebagai
“sisa atau buangan dan suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.” Berdasarkan sumber
penghasilnya, air limbah berasal dari berbagai jenis kegiatan seperti perumahan,
industri, pertanian, dan perkebunan. Karena itu, jenis polutan yang dihasilkan oleh
industri tergantung pada jenis industrinya sendiri, bahan baku, proses industri, bahan
pemukiman penduduk. Pada dasarnya air limbah rumah tangga (ALRT) terdiri dari
coli).
b. Air seni (urine) umumnya mengandung nitrogen dan fosfor, serta kemungkinan
kecil mikroorganisme.
c. Greywater merupakan air limbah domestik yang berasal dari dapur (tempat cuci
piring), air bekas cuci pakaian (air dan saluran pembuangan mesin cuci misalnya),
dari air mandi (bukan dari toilet). Campuran faeces dan urine disebut sebagai
excreta. Adapun campuran excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai
merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan air (waterborne disease).
Blackwater adalah istilah yang digunakan untuk air limbah yang mengandung
kotoran manusia. Kelompok air limbah ini harus diolah terlebih dahulu karena
Beberapa hal utama yang membedakan dan greywater dan black-water antara
lain:
blackwater.
dalam rangka konservasi sumber daya air. Salah satu manfaatnya adalah untuk
menyiram tanaman. Hal penting yang ditekankan, yaitu tidak boleh ada materi toksik
yang mencemari greywater. Sabun cuci piring yang digunakan pun harus yang ramah
Air limbah Industri (ALI) merupakan hasil sisa dari produksi, air limbah
industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam proses
bahan baku yang digunakan oleh industri tersebut. Antara lain: nitrogen, sulfida.
amoniak, lemak, zat pewarna, mineral, dan logam berat. Oleh sebab itu, dampak
terkandung di dalamnya.
a. Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
industri.
c. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler, pada pabrik minuman, dan
sebagainya.
(seperti sungai atau badan air lainnya), akan mengakibatkan terjadinya pencemaran
pada badan air tersebut. Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat
1. Gangguan Kesehatan
penyakit bawaan air (waterborne disease). Air limbah yang tidak dikelola dengan
baik juga dapat menjadi sarang vektor penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan
penyebab penyakit, seperti diare, kolera, filaria, penyakit cacing, dan tifoid. Efek
limbah berbahaya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang
dikandung dalam limbah tersebut. Penyakit yang ditimbulkan dan limbah berbahaya
dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis. yang reaksinya
sangat kompleks. Efek akut dan limbah cair tersebut, yaitu: 1) Kerusakan susunan
Kerusakan sistem pernafasan; dan 5) Kerusakan pada kulit. Adapun untuk efek
sistem reproduksi. Penyakit tersebut bukan saja menjadi beban pada komunitas
(dilihat dan angka kesakitan, kematian, dan harapan hidup). tetapi juga menjadi
Air limbah yang langsung dibuang ke air permukaan (misalnya: sungai dan
permukaan. Bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke
sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut (dissolved oxygen)
secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air
limbah menjadi sulit terurai. Panas dan limbah industri juga akan membawa dampak
bagi kematian organisme, air limbah yang tidak didinginkan dapat merembes ke
dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah
tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai
peruntukkannya.
kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Air limbah dapat juga
mengandung bahan-bahan yang jika terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila
air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan
keindahan pada badan air tersebut. Dengan semakin banyaknya zat organik yang
dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang
ditandai dengan bau yang menyengat serta dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau,
limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Adapun limbah
deterjen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak, ini
Adakalanya air limbah mengandung zat yang dapat dikonversi oleh bakteri
anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H 2S. Gas ini dapat mempercepat proses
perkaratan pada benda yang terbuat dan besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan
buangan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut, maka biaya
pemeliharaan akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian
materiel.
limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang keberadaannya dalam
air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dan suatu usaha atau
kegiatan. Kualitas effluent dalam baku mutu ditetapkan dengan memberikan batasan
kadar maksimal beberapa parameter bahan pencemar yang terdapat dalam effluent
suatu jenis industri. Jika air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu
tersebut, di antaranya:
diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri pada suhu 2°C selama 5
hari. BOD hanya menggambarkan kebutuhan oksigen untuk penguraian bahan
Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, hanya
mengukur secara relatif jumlah oksigen sang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan
semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan buangan yang
Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi
dan pada uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan
Banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan
milligram per liter. Oksigen terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat pengotoran
limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut, maka menunjukkan derajat
hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dan
kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang
4. Kesalahan (Hardness)
Gambaran kation logam divalent (valensi 2) yang terdapat dalam air. Kation
ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan (presipitasi) maupun dengan
anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan
logam.
Sifat kesalahan sering kali ditemukan pada air yang menjadi sumber baku air
bersih yang berasal dari air tanah atau daerah yang tanahnya mengandung deposit
Lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada kondisi yang tenang selama
Jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah
(material tersuspensi) dapat dibagi menjadi zat padat dan koloid. Selain suspended
masuk ke perairan sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan
pemanasan MLSS pada suhu 600°C. Benda volatile menguap disebut MLVSS.
9. Kekeruhan (Turbidity)
keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar pada air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke
2010 tentang Baku Mutu Air limbah Bagi Kawasan Industri, sebagai berikut:
lingkungan dilakukan dengan mengurangi jumlah dan kekuatan air limbah sebelum
diperkirakan berdasarkan data karakteristik air limbah dan persyaratan baku mutu
bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan
bantuan kolam stabilisasi yang digunakan untuk mengolah air limbah secara alamiah.
tropis dan negara berkembang sebab biaya yang diperlukan untuk membuatnya
relatif murah tetapi membutuhkan area yang luas dan retention time yang cukup lama
(biasanya 20-50 hari). Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam
anaerobik (anaerobic pond), kolam fakultatif (facultative pond) dan kolam maturasi
air limbah dengan kandungan bahan organik yang sangat pekat, sedangkan kolam
maturasi biasanya digunakan untuk memusnahkan mikroorganisme patogen di dalam
air limbah.
Jika pengurangan air limbah dan sumbernya sudah dilakukan secara optimal,
maka air limbah yang terpaksa tetap dihasilkan selanjutnya harus diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Tujuan pengolahan air limbah ini adalah
dan bentuk yang lebih sederhana dan aman jika terpaksa dibuang ke badan air di
1. Proses Alamiah
atau yang disebut “self purification.” Alam memiliki kandungan zat yang mampu
mendegradasi pencemar dalam air limbah menjadi bahan yang lebih aman dan
maka pencemaran pun akan semakin meningkat sehingga proses alam untuk
membersihkan dirinya sendiri akan memakan waktu yang sangat lama. Kondisi
jauh lebih rendah dibanding dengan jumlah pencemar yang harus didegradasi.
langkah yang harus ditempuh adalah dengan cara mengolah air limbah tersebut
dengan rangkaian proses dan operasi yang mampu menurunkan dan mendegradasi
kandungan pencemar sehingga air limbah tersebut aman jika dibuang ke lingkungan.
Air limbah yang berasal dari aktivitas domestik, kandungan zat organik merupakan
zat yang paling dominan terkandung di dalamnya, pengolahan yang dapat dilakukan
dapat berupa teknologi yang sederhana dan murah seperti cubluk kembar sampai
mutakhir.
a. Primary Treatment
padatan dan air secara fisik. Hal ini dapat dilakukan dengan melewatkan air limbah
1) Penyaringan (Filtration)
dan partikel koloid dari air limbah dengan melewatkan air limbah melalui media
yang porous. Hal ini perlu dilakukan sebab polutan tersebut (padatan, lumpur
tercampur dan partikel koloid) yang menyebabkan sedimentasi bagi badan air
penerima. Selain itu, polutan tersebut dapat merusak peralatan pengolahan limbah
yang lain seperti pompa serta efisiensi dan alat pengolah lainnya.
backwashing). Beberapa alat filtrasi yang banyak digunakan adalah saringan pasir
lambat, saringan pasir cepat, saringan multimedia, per coal filter, micro staining, dan
vacuum filter.
2) Pengendapan (Sedimentation)
Pengendapan dapat terjadi karena adanya kondisi yang sangat tenang. Bahan
pengurangan dan partikel yang tercampur. Adanya pengendapan ini, maka akan
Waktu yang diperlukan untuk mengalir dan titik inlet ke titik outlet agar
terjadi proses pengendapan secara bertahap dan sempurna disebut waktu tinggal
(detention time). Hubungan waktu tinggal, volume air dalam tangki dan laju air (flow
= Detention Time
Kecepatan overflow merupakan fungsi dan laju alir dan luas permukaan sebagai
berikut:
koagulan seperti alum (tawas). Bahan koagulan dipersiapkan dengan baik seperti
tawas cukup sulit larut dalam air. Jika tawas dimasukkan ke dalam air, diperlukan
waktu cukup lama untuk larut. Sebaiknya tawas dilarutkan dahulu dalam air sebelum
dicampurkan ke dalam air limbah. Dalam industri dikenal istilah rapid mixing dan
slow mixing. Rapid mixing (pengadukan cepat) dilakukan untuk melarutkan koagulan
(misal: tawas) di dalam air. Slow mixing (pengadukan lambat) dilakukan untuk
mencampurkan larutan koagulan dengan polutan agar terbentuk flock yang dapat
sungai dengan sedikit partikel zat tercampur, maka peralatan yang digunakan dikenal
sebagai clarifier (penjernih), sedangkan apabila penekanannya menghasilkan partikel
b. Secondary Treatment
dan menghilangkan koloid serta untuk menstabilisasi zat organik dalam air limbah.
Khusus untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah mengurangi bahan organik
dan dalam banyak hal juga menghilangkan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor. Proses
anaerobik.
1) Proses Aerobik
terjadi dengan kehadiran oksigen sebagai electron acceptor dalam air limbah. Proses
aerobik biasanya dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge), yaitu
lumpur yang banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil akhir adalah karbon
Lumpur aktif tersebut sering disebut dengan MLSS (Mixed Liquor Suspended
Solid). Terdapat dua hal penting dalam proses ini, yakni proses pertumbuhan bakteri
karena adanya suasana baru pada air limbah tersebut, keadaan ini dikenal dengan lag
phase. Setelah beberapa jam bakteri mulai tumbuh berlipat ganda dan fase ini dikenal
sebagai fase akselerasi. Setelah tahap ini berakhir, maka terdapat bakteri yang tetap
dan bakteri yang terus meningkat jumlahnya. Pertumbuhan yang cepat setelah fase
kedua ini disebut sebagai log-growth phase. Selama log-growth phase diperlukan
banyak persediaan makanan, sehingga pada suatu saat terdapat pertemuan antara
terkandung di dalamnya, apabila tahap ini berjalan terus, maka akan terjadi keadaan
di mana jumlah bakteri dan makanan tidak seimbang dan keadaan ini disebut
declining growth phase. Pada akhirnya makanan akan habis dan kematian bakteri
akan terus meningkat sehingga tercapai suatu keadaan di mana jumlah bakteri yang
mati dan tumbuh mulai berimbang yang dikenal sebagai stationary’ phase.
Setelah jumlah makanan habis digunakan, maka jumlah kematian akan lebih
besar dan jumlah pertumbuhannya, maka keadaan ini disebut endogenous phase dan
pada saat ini bakteri menggunakan energi simpanan ATP untuk pernafasannya
berikut:
b. Endogenous respiration
Terdapat dua cara untuk menambahkan oksigen ke dalam air limbah, yaitu:
nozzle. Apabila udara yang dimasukkan ke dalam air limbah berasal dari udara luar
yang dipompakan ke dalam air limbah oleh pompa tekan. Dalam penempatan nozzle
terjadi akibat pemasukan oksigen ke dalam air limbah. Semakin baik karakter
air limbah. Akibat dan pemutaran ini, air limbah akan terangkat ke atas dan kontak
langsung dengan udara sekitarnya. Jika terdapat senyawa nitrat organik, hasil akhir
2) Proses Anaerobik
Dalam proses anaerobik zat organik diuraikan tanpa kehadiran oksigen. Hasil
akhir yang dominan dan proses anaerobik adalah biogas (campuran metana dan
karbon dioksida), uap air serta sedikit excess sludge. Aplikasi terbesar sampai saat ini
adalah stabilisasi lumpur dan Instalasi Pengolahan Air limbah serta pengolahan
Proses anaerobik pada zat organik meliputi rangkaian tahap reaksi seperti
ukurannya dapat menembus membran sel. Senyawa terlarut ini dioksidasi secara
anaerobik menjadi asam lemak rantai pendek, alkohol, karbon dioksida, hidrogen,
dan amonia. Asam lemak rantai pendek (selain asetat) dikonversi menjadi asetat,
hidrogen gas, dan karbon dioksida. Langkah terakhir, metanogenesis, berasal dari
C. Tertiary Treatment
pengolahan kedua. Pengolahan ini untuk menghilangkan nutrisi atau unsur baru
khususnya nitrat dan fosfat. Pada tahapan ini dapat dilakukan pemusnahan
Komposisi air limbah domestik hampir lebih dan 99% berisi air itu sendiri
1. Apartemen
2. Rumah individu
1. Demografi
bentuk klaster dengan kepadatan penduduk yang berbeda dan kondisi sosial yang
berbeda pula. Sekelompok orang dapat membuat sarana sanitasi dengan .septik tank
tetapi sebagian lain hanya mampu dengan membuat cubluk, dan banyak masyarakat
tidak mampu yang tidak mempunyai sarana untuk membuang hajat. Adapun secara
teknis dan kesehatan untuk kepadatan tertentu, yaitu > 50 org/ha, penggunaan cubluk
lebih dan 200 org/ha, penggunaan septic tank dengan bidang resapannya akan
memberikan dampak kontaminasi bakteri koli dan pencemaran pada tanah dan air
tanah. Di samping itu, kategori kota dan desa sang dibedakan secara administratif
akan berdampak pada institusi pengelolaan limbah cair. Pembagian ini sangat
dikotomis dan sudut ‘public utility, karena penerapan teknologi air limbah sangat
berkelompok tidak mungkin lagi menerapkan sistem on-site bagi sarana air
mengarah pada sistem off-site secara murni. Pengelolaan sistem air limbah ditinjau
dan sudut demografi lebih melihat pada kategori perkotaan (urbanize area) dan
perdesaan (remote area) dan bukan berdasarkan pembatasan administrasi.
Regionalisasi sistem pengelolaan limbah lebih melihat pada sisi ekonomis pelayanan,
sebagai contoh untuk Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang melayani
beberapa daerah administratif berdekatan, maka akan jauh lebih ekonomis dan pada
kadar BOD pada badan air sebesar 1 ppm. Maka secara umum, arahan strategi
b. Setiap ppm penurunan BOD tersebut dikalikan dengan 200.000 jiwa yang
menunjukkan jumlah total penduduk yang akan dikelola air limbah domestiknya
a. Selanjutnya dipilih kawasan padat yang akan dan perlu dengan segera diterapkan
tetapkan kawasan yang sesuai untuk pengolahan air limbah skala komunal, skala
2. Ekonomi
sistem pengelolaan air limbah. Hal terpenting pada aspek ini adalah kelayakan secara
ekonomis. Kelayakan ekonomis antara biaya sanitasi off-site dan sistem sanitasi on-
site terjadi pada titik kepadatan sekitar 300 org/ha. Bila tingkat kepadatan penduduk
lebih dan 300 orang/ha, maka pengolahan air limbah secara terpusat (off-site)
menjadi layak dilakukan. Maksimum net benefit-cost tercapai bila terjadi marginal
fungsi benefit—marginal fungsi cost sama dengan nol atau pada simpangan terbesar
antara dua fungsi tersebut. Artinya berapa besar biaya pencemaran yang diperlukan
yang dimaksud adalah biaya pengobatan untuk penyakit yang ditularkan melalui air,
biaya bahan kimia PDAM dengan semakin menurunnya konsentrasi BOD pada air
bakunya karena adanya instalasi pengolahan air limbah tersebut dan lainnya.
sangat bergantung pada tingkat objektivitas yang harus dicapai. Penerapan teknologi
pengolahan air limbah bergantung pada standar effluent yang diperkenankan dan
sampai tingkat mana kondisi lingkungan yang akan diperbaiki. Misalnya, untuk
kondisi sistem komunal mungkin effluent pada jangka menengah diizinkan di bawah
100 ppm. Pemilihan kapasitas sistem pengelolaan harus memenuhi skala ekonomi.
Hal ini dimaksud bahwa sistem yang dibangun harus memberikan pengembalian
finansial. Dengan demikian, jangan sampai biaya/kapita dan satu sistem menjadi
3. Sosial
berbeda sehingga akan sangat terkait dengan kemampuan membayar retribusi air
limbah, dan hal ini akan sangat mempengaruhi dan berdampak secara teknis terhadap
konsep sanitasi yang akan diterapkan. Kondisi sosial ini akan menjadi kompleks
karena dana yang mampu dialokasikan oleh pemerintah sangat terbatas, sedangkan
penerapan sistem subsidi silang untuk konteks penanganan air limbah tidak layak
diterapkan secara kawasan, jika seseorang dikenakan pungutan atas jasa yang
melebihi dan diterima, maka orang tersebut dapat menolak. Kondisi sosial juga akan
maju, umumnya tingkat BOD per kapita per hari di Indonesia tidak terlalu tinggi
4. Lingkungan
a. Iklim tropis sangat menolong pengolahan secara anaerob seperti septic tank
Imhoff tank, kolam anerobik, dan sebagainya. Jadi pengolahan anaerob merupakan
suatu tahap yang penting dan seluruh rangkaian serial pengolahan limbah;
b. Intensitas hujan tropis yang tinggi akan memberikan run off yang sangat besar
dibanding aliran air limbah, sehingga sistem sewer (saluran) terpisah antara air
hujan dan air limbah permukiman akan relatif lebih ekonomis dan sehat, kecuali
c. Posisi bangunan sanitasi kawasan pasang surut harus memperhatikan muka air
tertinggi, untuk sanitasi onsite penggunaan septic tank dengan upward flow yang
danau dan waduk, selain harus memperhatikan kadar BOD/COD dan SS juga
harus mengendalikan kadar nitrogen dan fosfor yang akan memicu pertumbuhan
algae biru dan gulma yang akan menutupi permukaan air danau;
f. Kawasan perairan untuk wisata renang harus dijaga kadar COD tidak melebihi 5
g. Jika tidak ada penetapan kuota pencemaran maka penetapan kualitas effluent hasil
keseluruhan.
H. Pengelolaan Excreta
bawaan air yang bersumber dan air limbah rumah tangga, perlu dilakukan
on-site. Pada pengelolaan on-site, excrete ditampung dan diolah pada jamban yang
d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang
lainnya.
g. Sederhana desainnya.
h. Murah.
tank excreta akan dikonversi secara anaerobik menjadi biogas (campuran gas karbon
dioksida dan gas metana). Diharapkan dengan penyediaan jamban yang sehat dan
pengelolaan excreta secara tepat, angka kejadian penyakit bawaan air dapat
diminimalkan.
padatan yang tak terlarut, mengurangi konsentrasi minyak dan lemak, meningkatkan
efisiensi instalasi flotasi dan filtrasi, serta mengoksidasi warna dan racun (Siregar,
2005).
Beberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani
hampir seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau
toksik dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. Namun pengolahan kimia
dapat meningkatkan jumlah garam pada effluent dan meningkatkan jumlah lumpur
(Siregar, 2005)
1. Netralisasi
Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan garam.
Dalam pengolahan air limbah. pH diatur antara 6-9.5. Di luar kisaran tersebut, air
limbah akan bersifat racun bagi kehidupan air, termasuk bakteri. Jenis bahan kimia
yang ditambahkan tergantung pada jenis dan jumlah air limbah serta kondisi
lingkungan setempat. Netralisasi air limbah yang bersifat asam dapat dilakukan
dengan penambahan Ca(OH)2 atau NaOH; sedangkan netralisasi yang bersifat basa
dapat dilakukan dengan penambahan H2SO4, HCl, HNO3, H3PO4, atau CO, yang
yang kecil. Biasanya netralisasi dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu batch atau
continue, tergantung aliran air limbah. Sistem ini digunakan jika aliran sedikit dan
kualitas air buangan cukup tinggi. Adapun sistem continue digunakan jika laju aliran
2. Presipitasi
Adanya complexion agent, seperti NTA (nitrilo triacetic acid) atau EDTA
(ethylene dia, nine tetraacetic acid) menyebabkan presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh
karena itu, kedua senyawa tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi
akhir dan seluruh aliran. dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau
tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam air limbah, menjadi gumpalan-
penambahan bahan kimia, misalnya Fe2Cl3, Fe2SO4, PAC dan sebagainya. Dasar-
4. Mixer yang digunakan dapat berupa mixer jenis turbine atau propeller.
5. Bahan shaft adalah baja tahan karat.
membrane, peristaltic).
Flokulasi bertujuan untuk membuat gumpalan yang lebih besar dan gumpalan
berikut:
membrane, peristaltic).