Rangga - XII MIPA 8 - B.Indo - Lembar Kerja Siswa 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rangga Wipurwanto

Kelas : XII MIPA 8

Lembar Kerja Siswa

Petunjuk:

1. Peserta didik membaca materi nilai-nilai dalam teks novel sejarah dari berbagai sumber.
2. Peserta didik membaca ringkasan novel Pangeran Diponogoro di buku paket hal. 68
3. Setelah membaca ringkasan novel Pangeran Diponogoro, peserta didik mencari nilai-nilai
(agama, moral, budaya, sosial, estetika) yang terkandung dalam novel tersebut.
4. Peserta didik menuliskan hasil analisis ke tabel yang disediakan.

No Nilai-nilai Kutipan Novel

Terlebih dulu mestilah dibilang, bahwa Jan Willem van Rijnst adalah
Agama seorang oportunis bedegong. Asalnya dari Belanda tenggara. Lahir di
Heerlen, daerah Limburg yang seluruh penduduknya Katolik. Tapi,
masya Allah, demi mencari muka pada pemegang kekuasaan di Hindia
Belanda, sesuai dengan agama yang dianut oleh keluarga kerajaan
Belanda di Amsterdam sana yang Protestan bergaris kaku Kalvinisme,
1 maka dia pun lantas gandrung bermain-main menjadi bunglon,
membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun
talas.

Nilai agama yang terdapat pada novel tersebut adalah perubahan


spiritual salah satu tokoh Van Rijnst yang awalnya agama Kristen
Katholik dan kurang taat beragama, ketika di Hindia Belanda ia
mengikuti agama Kristen Protestan dan menjadi taat beragama.

"Hm." Jan Willem van Rijnst menerka-nerka ambisi Danurejo di balik


pernyataan yang kerang-keroh itu. sambil menatap lurus-lurus ke muka
Danurejo, ..…
2 Moral
Nilai moral yang terdapat pada novel tersebut adalah nilai moral yang
baik yakni orang cerdik dan cekatan bertindak dengan berdasarkan
pengetahuan, bertanggung jawab atas keputusan yang di ambil.

3 "Perasaan benci yang direka di dalam piranti kebudayaan, yaitu


Budaya kesenian, khususnya wayang dan tembang macapat, daya tahannya luar
bias, dan daya serapnya amat istimewa merasuk dalam jiwa dalam
sanubari dalam ruh, sepanjang hayat dikandung badan.

Nilai Budaya yang terdapat pada novel tersebut adalah kesenian Jawa
seperti Wayang dan Tembang Macapat yang digunakan untuk menebar
kebaikan.

Ketika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa


Melayu yang fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang
merupakan musuh dalam selimut dari Sultan Hamengku Buwono II ini
lebih suka bercakap bahasa Jawa.

"Sugeng", kata Danurejo II, menundukkan kepala dengan badan yang


4 Sosial nyaris bengkok seperti udang rebus.

Jan Willem van Rijnst bergerak menyamping, membuka tangan


kanannya, memberi isyarat kepada Danurejo untuk masuk dan duduk.

Nilai sosial yang terdapat novel tersebut adalah berdikap ramah,


hormat, sopan terhadap siapapun meski berhadapan dengan musuh.

"Maaf, Tuan Van Rijnst, perlu Tuan ketahui, wayang dan tembang
berasal dari leluri Hindu-Buddha Jawa. Sekarang, setelah Islam
menjadi agama Jawa, leluri wayang dan tembang itu tetap berlanjut
sebagai kebudayaan bangsa. Apakah Tuan tidak melihat itu sebagai
5 Estetika kekuatan?"

Nilai estetika pada novel tersebut adalah mengamati keindahan,


kekuatan yang ada dan terjadi, sebagai kebanggaan tersendiri. Seperti
filosofi yang ada pada kebudayaan wayang, dan pengajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai