Laporan Praktikum Pengelolaan Tanah Dan Air

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN TANAH DAN AIR

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Garda Pancasona


NIM : H0718105
Coass : Zenita Ayu Permatasari

LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAH


PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
ACARA I

KEBUTUHAN AIR TANAMAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Saluran irigasi merupakan saluran yang berfungsi mengalirkan air
menuju petak-petak sawah dalam sektor pertanian atau dapat dikatakan
sebagai saluran masuknya air bersih untuk pemenuhan keperluan tertentu.
Biasanya di dalam jaringan irigasi tersebut terdiri dari beberapa saluran
yaitu primer, sekunder dan tersier yang berfungsi untuk mengalirkan air
dari sumber (mata air, sungai, waduk, bendung, dan lainnya) ke saluran
yang lebih kecil yang akhirnya menuju ke petak sawah. Tujuan dari irigasi
ini yaitu guna membasahi tanah untuk menjaga kondisi air dalam tanah
tersedia bagi tanaman. Selain itu, irigasi juga dimanfaatkan sebagai sarana
pemupukan, mengatur suhu tanah, serta mencuci tanah salin.
Kualitas dari saluran irigasi tersebut juga sangat dipengaruhi oleh
kualitas air yang akan dialirkan terutama pada faktor fisik seperti pH, Daya
Hantar Listrik (DHL), warna air dan Total Dissolved Solid (TDS). Air
irigasi yang baik yaitu air yang tidak berwarna atau bening dan tidak
berbau. DHL pada air menunjukkan kemampuan air sebagai penghantar
listrik yang dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang terlarut dalam
air. TDS menunjukkan adanya kepekatan dalam air irigasi atau adanya
koloid yang berupa senyawa kimia dan bahan lainnya. Sementara pH
menunjukkan derajat keasaman dari air tersebut. Sehingga faktor-faktor
tersebut sangat memengaruhi kualitas air pada saluran irigasi yang
nantinya akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Setiap tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda serta
perlu intensitas penyiraman yang berbeda pula yang tergantung pada
tingkat evapotranspirasi di lahan pertanaman itu sendiri. Tanaman kacang
tanah memiliki kebutuhan air selama pertanaman berkisar 240-400 mm
tergantung pada kondisi iklim, varietas dan teknik budidaya yang
diterapkan. Sementara rata-rata kebutuhan harian kacang tanah yaitu
berkisar 2,6-3,1 mm. Hal ini perlu diperhatikan guna menggantikan
kehilangan air akibat adanya proses evapotranspirasi.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara 1 (Kebutuhan Air Tanaman) ini adalah
agar mahasiswa terampil dalam mengelola tanah atau lahan yang berkaitan
dengan kebutuhan air tanaman.
B. Tinjauan Pustaka

1. Efisiensi Air Irigasi

Efisiensi pemanfaatan air irigasi menjadi hal utama pada daerah


dengan ketersediaan air yang terbatas. Hal ini terkait dengan besarnya
kehilangan air di jaringan irigasi yang disebabkan penguapan,
pengambilan air untuk keperluan lain, atau kebocoran di sepanjang
saluran. Berdasarkan Kriteria Perencanaan Irigasi Bagian Saluran (KP-03),
besarnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat diminimalkan dengan cara
perbaikan sistem pengelolaan air dan perbaikan fisik prasarana irigasi.
Besarnya kehilangan air ini mempengaruhi nilai efisiensi irigasi, dengan
besar kehilangan air yang sebaiknya diperoleh dari hasil penelitian dan
penyelidikan (Darajat et al., 2017).
Efisiensi irigasi didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah air
yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan.
Kehilangan air irigasi yang terjadi selama pemberian air disebabkan
terutama oleh perembesan (seepage) di penampang basah saluran,
evaporasi (umumnya relatif kecil) dan kehilangan operasional (operational
losses) yang tergantung pada sistem pengelolaan air irigasi. Sementara air
tersebut harus dialokasikan untuk kebutuhan pertanian, pemukiman,
perkotaan, industri, perikanan, energi, wisata, lingkungan dan lainnya.
Sehingga perlu dilakukan efisiensi irigasi untuk mengoptimalkan dan
menghemat penggunaan air sedemikian rupa agar semua sektor dapat
terpenuhi akan kebutuhan airnya (Bunganaen et al., 2017).
Efisiensi irigasi adalah perbandingan antara air yang digunakan oleh
tanaman atau yang bermanfaat bagi tanaman dengan jumlah air yang
tersedia yang dinyatakan dalam satuan persentase. Efisiensi irigasi terdiri
atas efisiensi pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama dan
efisiensi di jaringan sekunder yaitu dari bangunan pembagi sampai petak
sawah. Efisiensi irigasi didasarkan asumsi sebagian dari jumlah air yang
diambil akan hilang baik di saluran maupun di petak sawah. Untuk menilai
apakah suatu pemberian air itu efektif dan efisien atau tidak, dinyatakan
dengan efisiensi. Menurut sudut pandang keteknikan, pengertian efisiensi
irigasi ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak seluruh air yang
diberikan atau disadap dan masuk ke saluran 240 dapat dialirkan ke
bangunan penyadapan berikutnya atau petak lahan yang diairi, tetapi ada
bagian yang hilang atau tidak dapat dimanfaatkan (Siswoyo et al., 2017).
2. Kebutuhan Air Tanaman
Masa tanam yang tepat sangat erat hubungannya dengan tersedianya
kebutuhan air bagi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Jumlah air
yang tersedia dan jumlah air yang dibutuhkan mengalami fluktuasi dari
waktu ke waktu, sehingga pada suatu periode dapat terjadi kelebihan air
dan pada periode lainnya dapat terjadi kekurangan air bagi tanaman.
Informasi tentang kelebihan dan kekurangan air tersebut sangat membantu
dalam penyusunan perencanaan di lahan pertanian. Di samping itu tanah
juga mempunyai peranan penting terhadap ketersediaan air bagi tanaman.
Masa tanam dapat ditentukan berdasarkan waktu terjadinya defisit dan
surplus air, serta lengas tanah dari hasil neraca air baik dasarian maupun
bulanan (Buge et al., 2017).
Tanaman memberikan tanggapan fisiologis dengan mengurangi
kebutuhan air tanaman (water use) ketika tanaman mengalami cekaman
kekeringan. Pengurangan kebutuhan air oleh tanaman dilakukan dengan
meningkatkan efisiensi penggunaan air. Hasil penelitian pada 29 genotip
Populus deltoides x Populus nigra menunjukkan bahwa kemampuan
tanaman untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air sebagai respon
terhadap cekaman kekeringan diperlukan tetapi tidak cukup untuk
menjelaskan keragaman ketahanan tanaman terhadap cekaman
kekeringan (Suryanti et al., 2015).
C. Metodologi Praktikum
1. Tempat, Alat dan Bahan

a. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum acara 1, yaitu Kubutuhan Air Tanaman dilaksanakan di
(Alamat rumah masing-masing). Praktikum dilaksanakan pada ........
untuk pembuatan media, tanggal........ untuk penanaman .......... dan
perawatan pada tanggal.......
b. Alat
1) Gelas aqua bekas
2) Penggaris
3) Sendok makan
4) Paku
5) Alat tulis
c. Bahan
1) Tanah
2) Bibit ......
3) Air tawar
d. Metode praktikum
D. Hasil dan pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Tinggi tanaman kacang tanah

No Waktu Tinggi tanaman kacang (cm)


Pengukuran Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C
1 9 Juni 2020
2 12 Juni 2020
3 15 Juni 2020
4 18 Juni 2020
5 21 Juni 2020
6 24 Juni 2020
Sumber : Hasil pengamatan
(Data tinggi tanaman dibuat grafik)
Grafik 1. Hubungan intensitas pemberian air terhadap tinggi tanaman
2. Pembahasan
Poin pembahasan :
a. Kebutuhan Air Tanaman Kacang Tanah (temasuk perhitungan
kebutuhan air)
b. Hubungan Perlakuan Pemberian Air terhadap Tinggi Tanaman
c. Pemberian Air Paling Optimal

SATU POIN MINIMAL 2 SITASI, JURNAL 5 TAHUN TERAKHIR


DAN BUKU 10 TAHUN TERAKHIR)

E. Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Buge VE, Anni ET, Adeleyda ML. 2017. Masa tanam kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) berdasarkan neraca air di Kecamatan Kakas Barat. J Cocos
1(4): 1-9.
Bunganaen W, Ruslan R, Lucya LMR. Efisiensi pengaliran jaringan irigasi
Malaka (studi kasus daerah irigasi Malaka Kiri). J Teknik Sipil 6(1): 23-32.
Darajat AR, Fatchan N, Rachmad J. 2017. Analisis efisiensi saluran irigasi di
daerah irigasi Boro Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. J Inersia
8(2): 154-166.
Siswoyo H, Slamet IW, Soedarsono. Analisis efisiensi jaringan saluran irigasi D.I
Kabuyutan, (studi kasus: Kabupaten Brebes). J Inovasi dalam
Pengembangan Smartcity 1(1): 237-251.
Suryanti S, Didik I, Putu S et al. 2015. Kebutuhan air, efisiensi penggunaan air
dan ketahanan kekeringan kultivar kedelai. J Agritech 35(1): 114-120.
LAMPIRAN (Logbook)

Anda mungkin juga menyukai