Jurnal Refna
Jurnal Refna
Jurnal Refna
Abstrak
Permasalahan sampah saat ini cukup serius, salah satunya yaitu sampah non-organic pada akhir tahun 2017 di
Pekanbaru jumlahnya mencapai 76 ton. Sampah non-organik ini belum mendapatkan penanganan yang
serius, sehingga hal ini menjadi sumber pencemaran lingkungan sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini
adalah bagaimana mengatasi pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah non-organik salah satunya
yaitu dengan cara pembuatan bata plastik dari limbah plastik dengan campuran limbah keramik yang ramah
terhadap api. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah desain eksperimen. Pengujian daya serap air
pada penelitian ini digunakan untuk mengukur daya serap air pada bata plastik, berdasarkan SNI 16-2094-
2000, maksimum daya serap bata kurang dari 20% Karena akan berpengaruh pada ketahanan bata plastik.
Proses destilasi dilakukan untuk memisahkan kandungan minyak yang terdapat dalam sampah plastik
sehingga dapat menghasilkan bata plastik yang ramah api. Pengujian kelelehan dilakukan untuk mengetahui
ketahanan bata plastik terhadap api, rancangan acak lengkap (RAL) digunakan untuk mendapatkan
komposisi optimal dari campuran plastik dan keramik.analisa tekno ekonomi ditinjau dari perhitungan HPP
dan BEP. Hasil dari penelitian ini, nilai daya serap air terkecil adalah 0,49%, komposisi optimal bata plastik
yaitu membutuhkan 1.034 gram keramik dan 1.793 gram plastik, pengujian kelelehan pada bata plastik non-
destilasi bata plastik habis terbakar pada waktu pengujian 8 menit 26 detik sedangkan bata plastik destilasi
masih berbentuk sampai waktu pembakaran 31 menit dan tidak terjadi perubahan yang berarti, harga
penjualan bata plastik yaitu Rp 5.300/ biji dengan BEP 22 biji dan dalam ruiah sebesar Rp 503.952,56
Kata kunci: Desain eksperimen, destilasi, Uji daya serap, Uji kelelehan, RAL, Tekno ekonomi.
Abstract
The current problem of waste is quite serious, one of which is non-organic waste at the end of 2017 in
Pekanbaru reaching 76 tons. This non-organic waste has not yet received serious treatment, so this has
become a very high source of environmental pollution. The purpose of this research is how to overcome
environmental pollution sourced from non-organic waste, one of which is by making plastic bricks from
plastic waste with a mixture of ceramic waste that is hospitable to fire. The method used in this research is
experiment design. Water absorption test in this research is used to measure water absorption on plastic
bricks, based on SNI 16-2094-2000, maximum absorption of bricks is less than 20% because it will affect the
resistance of plastic bricks. The distillation process is carried out to separate the oil content contained in
plastic waste so as to produce fire-hospitable plastic bricks. The melt test was carried out to determine the
resistance of plastic bricks to fire, a completely randomized design (CRD) was used to obtain the optimal
composition of a mixture of plastic and ceramics. Techno economic analysis was evaluated from the
calculation of HPP and BEP.Results of this research, the smallest water absorption value is 0.49%, the
optimal composition of plastic bricks that require 1,034 grams of ceramics and 1,793 grams of plastic,
testing the meltability of non-distillation plastic bricks of plastic bricks burn out at the test time of 8 minutes
26 seconds while Distilled plastic bricks are still in shape until the time of combustion is 31 minutes and no
significant changes occur, the selling price of plastic bricks is Rp. 5,300 / seed with 22 seeds BEP and Rp.
503,952.56
Keywords: Experimental design, distillation, Absorption test, Test for meltability, CRD, Economic techno.
I. Pendahuluan penenelitian pembuatan batu bata menggunakan
sampah nonorganik berupa sampah plastik. Kemudian
Indonesia dikenal sebagai negara dengan pada penelitian ini sampah nonorganik khususnya
kekayaan alam yang berlimpah, baik kekayaan hayati sampah plastik akan dijadikan sebagai bahan baku
maupun non hayati. Namun seiring berkembangnya pembuatan bata. Dari beberapa penelitian bata plastik
zaman Indonesia menjadi negara penghasil limbah yang telah dilakukan, belum ada bata plastik yang
kedua terbanyak didunia, hal ini disebabkan karena dijual dipasaran serta bata yang dihasilkan belum tahan
semakin banyaknya limbah yang dihasilkan dari terhadap panas, karena terdapat kandungan minyak
aktivitas masyarakat sehingga berdampak akan pada plastik sehingga penggunaan nya masih terbatas
rusaknya lingkungan maupun ekosistem yang ada. pada tempat terbuka seperti pada lahan parkir. Serta
Salah satu jenis limbah yang sangat banyak dihasilkan pada penelitian ini dimanfaatkan limbah pecahan
saat ini yaitu sampah (Hidayati, 2017). keramik sebagai campuran pembuatan bata plastik
Sampah yang banyak terdapat saat ini yaitu untuk memnghasilkan bata yang ekonomis.
sampah plastik, barang berbahan plastik tidak bisa Berdasarkan latar belakang di atas maka
membusuk, tidak bisa menyerap air maupun tidak bisa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
berkarat yang pada akhirnya tidak dapat terurai didalam sampah plastik dan limbah keramik dapat dijadikan
tanah sehingga menimbulkan masalah terhadap sebagai bahan alternatif pembuatan bata, sehingga alam
lingkungan. Limbah plastik yang ada sekarang pada dapat terus terjaga kelestariannya, serta dapat
umumnya hanya dibuang (lanffill), dibakar maupun diproduksi dan harga jualnya lebih murah. Serta
didaur ulang (recycle). Proses ini belum menyelesaikan menciptakan bata plastik yang ramah terhadap api yaitu
semua permasalahan limbah plastik, apabila dibakar dengan cara melalukan pemisahan kandungan minyak
dengan suhu yang rendah , limbah plastik akan dari plastik sehingga pengaplikasian bata plastik akan
menghasilkan senyawa yang berbahaya bersifat secara menyeluruh pada seluruh bangunan.
karsinogen seperti poly chloro dibenzodioxins dan poly
chloro dibenzofurans (hiola dan lalu, 2017). II. Studi Pustaka
Berdasarkan data sampah di Pekanbaru sampah
A. Sampah Plastik
non-organik pada tahun 2017 mencapai 76 juta ton.
Sampah plastik merupakan jenis limbah anorganik
Hal ini menunjukkan bahwa sampah non-organik
yang sulit terurai dalam tanah dan memerlukan waktu
merupakan sumber pencemaran yang sangat besar
selama 50-80 juta tahun untuk terurai (Hidayati, 2107).
sehingga perlu dilakukan langkah langkah penanganan
Adapun jenis-jenis plastik terdapat pada tabel
sampah non-organik dengan baik agar dapat
sebagai berikut (Wahyudi, 2018):
mengurangi dampak pencemaran. Salah satu langkah
Tabel 2.1 Karakteristik jenis plastik
penanganan sampah plastik yang dapat dilakukan
Kode Tipe Beberapa Penggunaan Plastik
adalah dengan cara mengolahnya menjadi bahan baku
Plastik
pembuatan bata plastik. Kebutuhan batu bata terus
meningkat karena untuk memenuhi pembangunan PET atau Botol minuman ringan dan air
perumahan yang terus meningkat. Bata merupakan PETE mineral, bahan pengisi kantong
bahan bangunan yang biasanya digunakan untuk tidur dan serat tekssil
membuat dinding rumah atau dinding tembok. HDPE Kantong belanja, kantong
Biasanya bata terbuat dari campuran semen dan pasir. freezer, botol susu dan krim,
Pada penelitian sebelumnya bata dibuat dengan botol sampo dan pembersih
campuran plastik dan pasir, hal ini tentunya akan PVC atau Botol juicei, kotak pupuk, pipa
mempengaruhi persediaan pasir yang merupakan bahan V saluran
tambangan yang tidak dapat diperbarui dan akan habis LDPE Kotak ice cream, kantong
jika di manfaat secara terus menerus. Untuk mengatasi sahpah, lembar plastik hitam
hal tersebut maka peneliti memanfaatkan limbah PP Kotak ice cream, kantong
pecahan keramik yang dihaluskan menjadi campuran kentang goreng, sedotan, kotak
pembuatan bata plastik. Limbah keramik saat ini belum makanan
banyak di manfaatkan bahkan hanya dibuang begitu PS Kotak yoghurt, plastik meja,
saja seperti tidak ada harga dan gunanya. cangkir minuman panas, wadah
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh makanan siap saji, baki kemasan
Dini Putri Loria (2019) yang meneliti pembuatan bata OTHERS Botol minuman olahraga,
yang terbuat dari sampah plastik yang bermilai acrylic dan nylon
ekonomis dan Tri Watiningsih (2016) juga melakukan (sumber : wahyudi, 2018)
Berdasarkan sifatnya, plastik dapat panjang 25-3 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 14-18
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu cm (Putri dkk, 2017)
thermoplastic dan thermosetting. Thermoplastic adalah 3. Batako Semen PC atau Bata Beton
bahan plastik yang jika digunakan untuk membuat Batako semen terbuat dari campuran semen dan
material tertentu dapat didaur ulang dan dibuat menjadi pasir atau abu batu. Ada yang dibuat dengan cara
bentuk material yang lain melalui proses pemanasan. manual (menggunakan tangan), ada juga yang
Contoh thermoplastic antara lain yaitu Polyethylene, menggunakan mesin. Perbedaannya dapat dilihat
Polypropylene, Nylon, Polycarbonate. Thermosetting pada kepadatan permukaan batakonya. Umumnya
adalah plastik yang jika dibuat dalam material tertentu, memiliki ukuran panjang 3640 cm, tebal 8-10 cm,
tidak bisa dicairkan untuk didaur ulang atau dibuat dan tinggi 18-20 cm (Putri dkk, 2017).
produk lain. Contoh plastik yang termasuk 4. Bata Ringan
thermosetting antara lain Phenol formaldehyde, Urea Bata ringan merupakan adonan yang terdiri dari
Formaldehyde, Melamine Formaldehyde (wahyudi, pasir kwarsa, semen, kapur, air, dan aluminium
2018). pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara
secara kimiawi).
5. Papan Semen
papan semen merupakan papan tiruan yang
B. Limbah keramik
menggunakan semen sebagai perekatnya, sedangkan
Keramik berasal dari Bahasa Yunani bahan bakunya dapat berupa partikel kayu atau
“Keramos” yang berarti periuk atau belanga partikel bahan berlignoselulosa lainnya, seperti
yang dibuat dari tanah. Sedangkan yang halnya dengan papan partikel, bentuk partikel untuk
dimaksud dengan barang atau bahan keramik papan semen antara lain dapat berupa selumbar
(flake), serutan (shaving), untai (strand), suban
adalah barang yang dibuat dari bahan tanah
(splinter) atau wol kayu (excelsior).
atau batuan silikat yang proses pembuatannya
melalui pembakaran pada suhu yang tinggi D. Uji Daya Serap Air
(Notohutomo, 2018). Daya serap air yaitu kemampuan suatu bahan
Limbah pecahan keramik adalah sisa atau dalam menyerap air (daya hisap). Daya serap air yang
pecah kramik dari lantai sebuah bangunan tinggi akan berpengaruh pada pemasangan batako dan
adukan karena air pada adukan akan diserap oleh
yang tidak di manfaatkan lagi batako sehingga pengeras adukan tidak berfungsi dan
dapat mengakibatkan kuat adukan menjadi lemah. Daya
C. Bata serap yang tinggi dipengaruhi oleh besarnya kadar pori
Batu bata adalah suatu unsur bangunan yang di pada batako (batako tidak padat) (Ardi, 2016).
gunakan dalam pembuatan kontruksi terbuat dari tanah Pengujian daya serap air mengalami hasil yang
liat di tambah air atau dengan bahan campuran lainya cukup signifikan masih di bawah 25 % masuk dimutu I
melalui bebrapa tahap pengerjaan, seperti menggali, kadar air baik untuk digunakan dimasyarakat. Adapun
mengulah, mencetak,mengeringkan, membakar pada rumus persentase penyerapan air adalah sebagai
temperature yang tinggi hingga berubah warna dan berikut(Umar, 2017):
matang, serta akan mengeras jika di dinginkan hingga
tidak akan hancur lagi jika di rendam air (Join, 2019).
(A – B )
Penyerapan Air (%) = x 100 %
Adapun jenis-jenis bata adalah sebagai berikut: B
1. Bata Merah Di mana
Bata merah merupakan suatu unsur bangunan, yang A = Berat basah batako
digunakan untuk pembuatan konstruksi bangunan B = Berat kering batako
dan yang terbuat dari tanah dengan atau tanpa
campuran bahanbahan lain, dibakar cukup tinggi, E. Uji Titik Leleh
hingga tidak dapat hancur lagi, jika direndam air Metode pengujian tahan api komponen struktur
(Cahyo, 2016). bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran
2. Batako Putih atau Batako Tras pada bangunan rumah dan gedung menurut SNI 03-
Batako putih terbuat dari campuran tras, batu kapur, 1741-1989. Pada Metode ini memuat pengujian tahan
dan air. Campuran tersebut kemudian dicetak. Tras api komponen bangunan yang meliputi peralatan uji,
merupakan jenis tanah berwarna putih atau putih ukuran dan jumlah benda uji, prosedur pengujian dan
kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu kriteria hasil uji untuk komponen bangunan yang
digunung berapi. Umumnya memiliki ukuran meliputi dinding, lantai, kolom atau balok lantai baik
yang akan dipakai sebagai komponen yang
menimbulkan beban maupun yang tidak memikul suatu perusahaan yang bersangkutan tidak rugi
beban, sehingga dapat diklasifikasikan ketahanannya ataupun tidak memperoleh untung.Dalam analisa
terhadap api. Komponen bangunan ialah bagian dan BEP terdapat dua macam biaya:
komponen rumah dan gedung, baik yang memikul a. Biaya Tetap
beban maupun tidak memikul beban (dinding, kolom, Carter dan Usry (2006:58) menjelaskan bahwa :
dinding partisi, balok, lantai dan atap). Peralatan uji “Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang
terdiri dari tungku tegak, alat penempatan benda uji, besarnya tetap tidak dipengaruhi oleh meningkat
alat pembakar, pendingin tungku, pompa, kipas angin, atau menurun produksi prooduk.
kipas penghisap, cerobong, pintu cerobong, tangki b. Biaya Variabel
minyak, meteran alir tangki, pencatat suhu, Carter dan Usry (2006:59) menyatakan bahwa
thermocouple tahan api, panel kontrol. Ukuran dan Biaya variabel adalah sebagai biaya yang secara
jumlah benda uji Prosedur pengujian : Benda uji total meningkat secara proporsional terhadap
dikeringkan dan dibakar dalam tungku, suhu tungku peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
diatur sesuai standar. Dilakukan pengukuran suhu proposional terhadap penurunan dalam aktivitas.
pembakaran, dan selama pembakaran tidak boleh Alat analisis yang digunakan dalam menentukan
terjadi perubahan bentuk dan kerusakan. Untuk benda Break Event Point yang merupakan dasar
uji dinding dan lantai selama pembakaran tidak boleh kebijakan operasional perusahaan menggunakan
terjadi retak. peersamaan sebagai berikut (Ahvalina, 2016) :
BEP (unit) =
F. Tekno Ekonomi Biaya Tetap (F)
Analisis tekno ekonomi merpakan suatu jenis Harga per Unit ( P ) -Variabel per Unit ( V )
rekayasa yang meliputi desain proses, pemodelan serta
Berdasarkan data diatas, maka dapat diliat
analisis biaya untuk desain produk inovatif, dan
perhitungan Break Even Point (BEP) untuk data
produksi yang kompetitif. Prosedur analisis ini meliputi
keuangan adalah sebagai berikut (Ahvalina,
desain proses dan pemodelan di sisi teknologi, total
2016) :
investasi modal dan total biaya produksi, evaluasi sisi
BEP (Rp) =
ekonomis, dan analisis kalayakan untuk ketidakpastian
dan kelangsungan suatu proses produksi. Biaya yang
Biaya Tetap (F)
dibutuhkan diperkirakan dari jumlah biaya membeli Biaya Variabel per Unit ( V )
1−
peralatan dan biaya bahan baku yang dikalikan dengan Biaya Tetap ( F)
faktor yang sesuai, yang dikenal sebagai metode G. Destilasi
faktorial (Sari, 2016). Destilasi yaitu cara pemisahan zat dengan uap
1. Biaya panas berdasarkan perbedaan titik didih atau
Biaya yaitu pengorbanan sumber ekonomi yang berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana zat
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau padat dipanaskan hingga titik didihnya, serta
mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. mengalirkan uap ke dalam alat destilasi dan
Dalam arti sempit biaya yaitu bagian dari harga mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair.
pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk Pada destilasi digunakan air yang sebagai pendingin.
memperoleh penghasilan (Adam, 2016). Air pada destilasi dialirkan, hal ini bertujuan supaya air
2. Harga Pokok Produksi tersebut dapat mengisi seluruh bagian pada destilasi
Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukan sehingga akan dihasilkan proses pendinginan yang
harga pokok produk (barang dan jasa) yang sempurna. Pada saat suhu dipanaskan, cairan yang titik
diproduksikan dalam suatu periode tertentu. Hal ini didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
berarti harga pokok produksi merupakan bagian dari Uap ini akan dialirkan dan kemudian didinginkan dan
harga pokok, yaitu harga pokok dari produk yang kembali menjadi cairan yang ditampung pada wadah
terjual dalam suatu periode akuntansi. Harga pokok terpisah (Maulana dkk, 2016).
dapat berarti sebagai bagian dari hasil suatu aktivas
yang ditunda pembebanannya dimasa yang akan H. Desain Eksperimen
datang(Ilham, 2013). Perancangan eksperimen yaitu langkah-langkah
3. Break Event Point (BEP) lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen
Break Even Point merupakan titik dimana biaya dan dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat
pendapatan besarnya sama. Tidak ada untung diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis
maupun rugi pada titik impas. Break Even Point objektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan
adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh yang sedang dibahas. Tujuan dari perancangan
seorang manajer perusahaan untuk mengetahui eksperimen adalah untuk memudahkan dalam
volume penjualan dan volume produksi berapakah pengumpulan data, mengetahui hubungan antar faktor,
mengetahui keeratan hubungan antar faktor,
mengetahui jumlah eksperimen yang dilakukan,
mengetahui besarnya rentang pengaruh antar faktor,
banyak variasi yang ditemukan dan besarnya nilai error
yang akan didapar dari hasil eksperimen (Efmi dkk,
2015). Gambar 1 Sampah Plastik
I. Rancangan Acak Lengkap 2. Masukan sampah plastik dan botol plastik kedalam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan tabung reactor pembakaran alat destilasi kemudian
rancangan yang paling sederhana bila dibandingkan kunci tutup alat destilasi serta pasang selang pada
dengan rancangan-rancangan lainnya. Dalam rancangan kondensor alat destilasi yang dialiri air dingin.
ini tidak terdapat lokal kontrol, sehingga sumber
keragaman yang diamati hanya perlakuan dan galat. 3. Letakkan alat destilasi diatas kompor gas lalu
Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk RAL, yaitu hidupkan kompor gas untuk memanaskan sampah
(Siswanto dkk, 2017): plastik.
Model linear yang digunakan dalam RAL
adalah sebagai berikut (Siswanto dkk, 2017):
Yij = µ + Ti + εij ; i = 1 , 2, … t ; j = 1,2, … r
Keterangan:
Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan
ulangan ke–j
µ = Rataan umum
Gambar 2 kompor gas
Ti = Pengaruh perlakuan ke -i
εij = Error (pengaruh acak) pada perlakuan ke-I
4. Tunggu hingga 100 menit sampai 120 menit agar
dan ulangan ke –j
plastik berubah menjadi pasta plastik. Dan minyak
mulai keluar dari kondensor alat destilasi
III. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen,
dengan tujuan membuat bata plastik dengan campuran
limbah keramik yang ramah terhadap api untuk
mendapatkan bata plastik yang ramah terhadap api
maka dilakukan pemisahan kandungan minyak yang
ada pada plastik dengan cara proses destilasi dengan
menggunakan alat destilasi. Alat dstilasi ini terdiri dari
tabung reactor (tungku pembakaran), kondensor Gambar 3 Pemanasan Plastik
(pendingin uap panas dari proses pemansan plastik).
Saat proses destilasi dilakukan tabung kondensor di 5. Hancurkan pecarahan keramik dengan
aliri dengan air es agar proses penyublinan terjadi lebih menguunakan alat pemecah keramik selagi
cepat. Jenis sampah plastik yang digunakan adalah menunggu proses destilasi, hal ini agar
botol minuman bekas, gelas plastik dan kantung plastik. mendapatkan pecahan keramik yang halus, karna
Proses destilasi ini berlangsung sekitar 100-120 menit, jika pecahan tidak halus akan berpengaruh pada
setelah proses destilasi selesei ambil pasta plastik dan tekstur bata plastik yang dihasilkan.
campurkan dengan limbah keramik halus. Setelah itu
masukan campuran pastaplastik dan keramik kedalam
cetakan.
1 1.18 1.11
sampel ke-
0.5 0.71 0.69
0.49 0.53
Gambar 7 Memasukkan Pasta Plastik ke dalam Cetakan 0
1 2 3 4 5 6
9. Tunggu 30 sampai 50 menit, kemudian lepaskan Gambar 4.10 Grafik Daya Serap Air Bata Plastik
bata plastik dari cetakan pelan-pelan. C. Perhitungan RAL
Setelah didapatkan hasil dari pengujian daya
serap, selanjutnya akan dianalisa untuk diketahui
hasilnya. Hasil perhitungan uji hipotesis untuk daya
serap bata plastik dengan lima kali pengulangan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
=
2 ,582 +2,132 – 3,70 dan Plastik terhadap Daya Serap Benda Uji Bata
Plastik
3 Ftabel
6 ,66 + 4,54 Sumber
Db JK KT
Fhitu
α= α=
= – 3,70 Keragaman ng
3 5% 1%
11 ,19 Perlakuan 1 0,034 0,034 0,342 7,71 21,20
= – 3,70 Galat 4 0,395 0,099
3
Total 5 0,428
= 3,73 – 3,70
= 0,03
4. Menghitung Jumlah Kuadrat Galat (JKG) Jadi, Fhitung (0,342) < Ftabel (7,71). Maka dapat
JKG = JKT – JKP ditarik kesimpulan, bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.
=0,43 – 0,03 Dengan artian daya serap bata plastik kurang dari 20%
= 0,4 dan telah sesuai dengan standar SNI yang telah
5. Menghitung Derajat Bebas (db) ditentukan.
Db perlakuan = t-1 = 2 – 1 = 1 Setelah dilakukan pengujian daya serap air
Db galat = t (r-1) = 2 (3-1) = 2 (2) = 4 terhadap benda uji bata plastik, selanjutnya menentukan
Db total = t . r – 1 = (2 . 3) – 1 = 6 – 1 = 5 sampel keberapa yang memiliki daya serap air
6. Menghitung Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) terendah. Dari grafik daya serap air dipilih sampel ke-5
JKP dengan daya serap air sebesar 0,46%.
KTP = Untuk menentukan berapa banyak plastik dan banyak
t-1
keramik yang digunakan untuk bata plastik dengan
0 ,03 ukuran 21cm x 11cm x 7cm adalah, sebagai berikut.
=
2-1 Diketahui:
= 0,03 1. Volume benda uji = s3 = 5cm x 5cm x 5cm = 125
cm3
2. Volume cetakan bata plastik = p x l x t = 21 x 11 x Gambar 10 pengujian titik leleh bata plastik destilasi
7 = 1.617 cm3 dan non destilasi
3. Berat benda uji = 205 gram
4. Berat keramik halus benda uji = 80 gram 2. Lakukan pengamatan terhadap perubahan bata
5. Berat plastik benda uji = 300 gram plastik baik yang di dstilasi maupun tidak serta
Ditanya: lakukan pencatatan waktu terhadap perubahan bata
1. Berat keramik bata plastik? plastik, berdasarkan pengamatan pada saat
2. Berat plastik bata plastik? pengujian titik leleh bata plastik yang tidak di
Jawab: destilasi habis meleleh pada waktu pembaharan 8
Berat Benda Uji 205 menit 50 detik, sedangkan bata plastik destilasi
Norma = = = 1,64 masih utuh smpai waktu pembakaran 31 menit.
Volume Benda Uji 125
Berat bata plastik = Volume bata plastik x
norma
= 1.617 x 1,208
= 2.651,8
80 Gambar 11 hasil pengujian titik leleh bata plastik
% keramik 80 gr = x 100 = 39%
205 destilasi dan non destilasi
% plastik = 100% - 39% = 61%
Berat keramik bata plastik = 39% x 2.651,8 = 1.034 E. Perhitungan HPP dan BEP
gram Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan pada
Berat plastik bata plastik = 61% x 2.651,8 = 1.618 pembuatan bata plastik adalah sebagai berikut:
gram
Penyusutan plastik:
Berat plastik pada benda uji yang menyusut
= Berat benda Uji – keramik B. Uji
= 205 gram – 80 gram = 125 gram
= 300 gram – 125 gram = 175 gram
Karena selama proses pemanasan terjadi penyusutan Tabel 4 Anggaran Biaya
terhadap berat plastik sebanyaj 175 gram, maka berat Harga Satuan Jumlah
Uraian Pisik
plastik bata plastik ditambah 175 gram. Jadi, ( Rp ) ( Rp )
Total berat plastik untuk bata plastik = 1.618 gram + Upah
175 gram = 1.793 gram. 1 1 297.495,00 297.495,00
Fabrikasi
D. Pengujian Kelelehan Bata Plastik
Dalam pengujian kelelehan bata ini yaitu 2 Material 1 1.927.515,00 1.927.515,00
menggunakan tungku bakar sebagai alat untuk
membakar bata serta menggunakan stopwatch sebagai Sub Total 2.225.010,00
alat pengitung waktunya. Perbandingan waktu dilihat 1 Transport 3% 66.750,30
untuk perbandingan bata plastik dengan campuran 2 Overhead 3% 66.750,30
keramik yang sudah didestilasi terlebih dahulu dan bata Total 2.358.510,60
plastik keramik yang belum di destilasi. Pada pengujian
ini dibuat sampel dengan campuran yang mirip dengan
1. Biaya Pembuatan Bata Plastik
bata yang komposisi campuran bata dan keramik
Dalam menentukan harga jual bata plastik
optimal saat dilakukan uji daya serap. Adapun langkah-
digunakan acuan dari perhitungan harga pokok
langkah dari uji kelelehan ini adalah sebagai berikut:
produksi. Harga pokok produksi diperoleh dengan
1. Hidupkan api pada tungku bakar, letakan alas
menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan
berupa kawat besi sebagai alas untuk bata yang
untuk memproduksi bata yang terbuat dari sampah
akan diamati kemudian letakan bata uji di atas
plastik. Pada penelitian ini diasumsikan bata plastik
kawat yang apinya sudah menyala.
yang diproduksi sebanyak 20 biji perhari.
Tabel 5 Biaya Bahan Baku Pembuatan Bata Plastik
Per Biji
No Keterangan Jumlah Biaya
Sampah Plastik (Kantung 1.793
1 Rp 1.793
plastik, minuman gelas) gram
1.034
2 Pecahan Keramik Rp 0 Total Rp 99.321
gram
3 Pelumas 5 ml Rp 0
Berikut ini adalah perhitungan harga pokok
Total Rp 1.793 produksi bata plastik. Dimana perhitungan
Sampah Plastik (Kantung dilakukan untuk produksi bata plastik dalam sekali
35.860
1 plastik, botol mineral, Rp 35.860 produksi, yang kemudian harga pokok produksi
gram
minuman gelas) selama satu hari dibagi dengan jumlah produksi bata
20.680 plastik selama satu hari, sehingga diperoleh harga
2 Pecahan keramik Rp 0
gram pokok produksi bata plastik per baloknya sebagai
3 Pelumas 100 ml Rp 0 berikut.
Total Rp 35.860 Total Biaya
HPP per unit =
Jumlah yang Diproduksi
2. Biaya Tenaga Kerja Rp 99.321
=
Biaya tenaga kerja merupakan biaya upah karyawan 20 Biji
yang telibat dalam proses pembuatan bahan baku = Rp 4.966,05 /biji ≈ Rp 5.000 /biji
menjadi barang jadi atau barang siap dijual. Pada Harga jual yang ditawarkan ke konsumen
laporan ini pekerja hanya 1 orang dengan upah menggunakan margin sebesar 5%, dimana bata
tenaga kerja sebesar Rp 1.000.000 per bulan. plastik ini termasuk produk yang baru diproduksi
Berikut ini perhitungan biaya tenaga kerja sehingga harga jual yang ditawarkan termasuk
pembuatan bata yang terbuat dari sampah plastik. murah dibandingkan harga dipasaran yang berkisar
Rp 1 .000.000 Rp 850/biji untuk bata merah dan 3500/biji untuk
Upah per Hari =
26 Hari batako atau bata semen. Berikut ini adalah
= Rp 38.461/hari perhitungan harga jual:
Harga Jual =
Rp 38.461 Total Biaya + Laba yang diharapkan
Upah per Biji =
20 biji Total Produksi
= Rp 1.920/biji =
3. Biaya Overhead Variable Rp 99.321 + (5% x Rp 99.321 )
Biaya overhead variable merupakan biaya-biaya 20 Biji
diluar dari perolehan biaya bahan baku dan tenaga =
kerja. Biaya variabel yang digunakan dalam Rp 99.321 + ( Rp 4.966,05 )
penelitian ini yaitu biaya bahan bakar yaitu gas.
Tabel 6 Biaya Overhead Pabrik 20 Biji
Ketera Satuan Rp 104.287,05
No Harga Total =
ngan /hari 20 Biji
1 Gas 3 kg Rp 25.000 Rp 25.000 = Rp. 5.214,32 ≈ Rp 5.300/biji
Total Rp 25.000 Berikut adalah perbandingan harga dengan
jenis bata yang ada dipasaran.
Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan pada Tabel 8 Perbandingan Harga Bata di Pasaran
pembuatan bata plastik dapat dilihat pada Tabel
No Nama Bata Satuan Harga
4.12 berikut:
Tabel 7 Rekapitulasi Biaya Variabel Pembuatan
Bata Plastik 1 Bata Plastik Biji Rp. 725
N Harga Per 2 Bata Merah Biji Rp. 850
Variable Costing
o Hari 3 Bata Putih / Bata Biji Rp. 3.500
1 Biaya Bahan Baku Rp 35.860 Trass
4 Batako / Bata Biji Rp. 3.500
2 Biaya Tenaga Kerja Rp 38.461 Semen / Bata
Beton
3 Biaya Overhead
5 Bata Ringan m3 Rp.
Variable Rp 25.000
Hebel 730.000 Ma
6 Papan Fiber Lembar Rp. 50.000 N Juml Harga sa Depres
Uraian
Semen o ah Awal Pak iasi
7 Bata Tempel / Pack Rp. ai
Keramik 135.000 Timban Rp75.00 Rp
1 1 3
gan 0 25.000
F. Penentuan Titik Impas (BEP) Bata Plastik Kompor Rp Rp
2 1 5
Break Event Point digunakan untuk merencanakan Gas 125.000 25.000
atau pengambilan keputusan dalam menentukan jumlah Wadah
Rp
biaya atau manfaat total dari suatu produksi, sehingga 3 Pemana 1 Rp 1.000 1
1.000
perusaaan tidak memeperoleh laba dan tidak menderita san
rugi (total penghasilan sama dengan total biaya). Dalam Pengad Rp
4 1 Rp 3.000 1
menghitung BEP ini diperlukan biaya tetap, biaya tetap uk 3.000
yang digunakan dalam pembuatan bata plastik ini Rp Rp
6 Cetakan 1 5
adalah biaya depresiasi peralatan. Peralatan yang 112.500 22.500
digunakan yaitu cetakan bata plastik. Perhitungan biaya Rp
Total
depresiasi peralatan menggunakan rumus SLD 76.500
(Straight Line Depresiation). Berikut ini perhitungan
depresiasi peralatan proses pembuatan bata plastik. Adapun rekapitulasi biaya-biaya yang dikeluarkan
1. Depresiasi timbangan per tahun pada pembuatan bata plastik dapat dilihat pada tabel
Nilai Awal Peralatan-Nilai Sisa Peralatan dibawah ini.
= Tabel 10 Rekapitulasi Biaya
Umur Ekonomi Perlatan
N Harga
Rp. 75.000 - 0 o
Jenis Biaya
Perhari
=
3 Biaya Bahan Baku Rp 35.860
= Rp. 25.000/tahun
Biaya Tenaga
2. Depresiasi Kompor per tahun Rp 38.461
Biaya Kerja
Nilai Awal Peralatan-Nilai Sisa Peralatan 1
Variabel Biaya Overhead
= Rp 25.000
Umur Ekonomi Perlatan Variable
Rp. 125.000 – 0 Total Rp 99.321
=
5 2 Biaya Tetap Depresiasi Rp 76.500
= Rp. 25.000/tahun
Total Keseluruhan Rp 175.821
3. Depresiasi wadah per tahun
Nilai Awal Peralatan-Nilai Sisa Peralatan
= Setelah semua biaya didapat, selanjutnya
Umur Ekonomi Perlatan menghitung Break Event Point. Perhitungannya sebagai
Rp. 1 . 000 – 0 berikut.
=
1 BEP (unit) =
= Rp. 1.000/tahun Biaya Tetap
4. Depresiasi pengaduk per tahun Harga per unit - Variabel per unit
Nilai Awal Peralatan-Nilai Sisa Peralatan Rp. 76.500
= =
Umur Ekonomi Perlatan Rp. 5.300- Rp. 1.793
Rp. 3.000 – 0 Rp 76.500
= =
1 Rp 3.507
= Rp. 3.000/tahun = 21,81 ≈ 22 biji
5. Depresiasi cetakan per tahun
Nilai Awal Peralatan-Nilai Sisa Peralatan BEP (Rp) =
=
Umur Ekonomi Perlatan Biaya Tetap (F )
Rp. 112.500 – 0 Biaya Variabel per Unit (V)
= 1-
5 Harga Jual per Unit (P)
= Rp. 22.500/tahun
Tabel 9 Rekapitulasi Biaya Dan Alat Pembuatan Bata
Plastik
Rp. 76.500 [4] Ardi, A. W., Uji Kuat Tekan, Daya Serap Air
= Rp. 88.461 dan Densitas Material Batu Bata dengan
1 -
Rp 104.287,05 Penambahan Agregat Limbah Botol Kaca,
Rp. 76.500
= Skripsi Fisika. UIN Alaudin Makassar.
1 - 0 ,8482
Rp.76.500 Fakultas Sains dan Teknologi, 2016.
=
0 ,1518 [5] Arwizet, Mesin Destilasi Pengolahan Sampah
= Rp 503.952,56 Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak
V. KESIMPULAN Menggunakan Kondensor Bertingkat Dan
Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang Pendingin Kompresi Uap, Invotek, Vol. 17,
dilakukan sebelumnya, maka kesimpulan yang
diperoleh adalah: No. 2, pp.77-78, 2017.
1. Bata plastik dengan campuran limbah keramik yang
ramah api dibuat dengan cara melakukan proses
[6] Basriyanta, Memanen Sampah. Kanisius:
destilasi terhadap sampah plastic. Bata yang Yogyakarta, 2007. Retrived from
dihasilkan ramah terhadap api, karena berdasarkan
http://books.google.com/books. 21 November
hasil pengujian kelelehan dengan perbandingan bata
plastic non destilasi yang habis terbakar atau 2019.
meleleh sedangkan bata plastic yang didestilasi
[7] Cahyo, A. D., Perbandingan Biaya Dan Waktu
tidak habis terbakar dan teksturnya masih padat.
2. Komposisi bata plastic optimal yaitu 39% limbah Pada Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan
keramik dan 61% plastik, untuk membuat satu bata
Dinding Bata Ringan Dan Dinding Bata
plastik dengan ukuran 2.651,8 cm3 diperlukan 1.034
gram limbah keramik dan 1.793 gram plastic. Merah Dengan Metode Time Study,
3. Hasil dari perhitungan HPP dan BEP, diperoleh
Universitas Jember, pp. 11-14, 2016.
bahwa harga jual bata plastik adalah Rp. 5.300 /biji
dengan laba sebesar 5%. Jika dibandingkan dengan [8] Efmi, A., Adianto, R. H., Zaini, E., Usulan
harga bata merah atau jenis bata yang lainnya, bata
Perbaikan Kualitas Kuat Tekan Produk Bata
plastik ini berada diharga lumayan murah.
Sedangkan untuk BEP pada bata plastik dalam Beton Paving Block Dengan Tambahan Trass
satuan unit diperoleh sebanyak 22 biji, dan dalam
Menggunakan Metode Taguchi Di Balai Besar
rupiah sebesar Rp 503.952,56.
Keramik, Jurnal Online Institut Teknologi
DAFTAR PUSTAKA
Nasional, Vol. 03, No. 04, pp. 15, 2015.
[1] Adam, F., Manossoh, H., Pinatik, S., Analisis
[9] Harsojuwono, B. A., Arnata, I. W., Puspawati,
Efisiensi Pengendalian Biaya Kualitas Pada
G.A.K.D., Rancangan Percobaan Teori
Aksan Bakery Manado, Universitas Sam
Aplikasi SPSS dan Excel, Penerbit Lintas
Ratulangi Manado, pp. 102, 2016.
Kata: Malang, 2011.
[2] Adinugraha, B. S., dan Wijayaningrum, T. N.,
[10] Hidayati, N.A., Aziz, I. R., Muthiadin, C,.
Rancangan Acak Lengkap Dan Rancangan
Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai
Acak Kelompok Pada Bibit Ikan, Seminar
Alternatif Bahan Bakar Terbarukan, Prosiding
Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi
Seminar Nasional Biology for Life Gowa, pp.
ISBN : 978-602-61599-6-0, pp. 48-49, 2017.
35, 2017.
[3] Ahvalina, I., Analisis Biaya, Volume dan Laba
[11] Hiola, R., dan Lalu, N.S., Pengolahan Sampah
Pada Hotel Grand Sawit di Samarinda, E-
Plastik Dengan Metode Penyulingan
Journal Administrasi Bisnis, 2016.
Sederhana Menjadi Minyak Mentah Di Desa
Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten [19] Nugroho, P., Panduan Membuat Kompos Cair.
Gorontalo Utara, Universitas Negeri Pustaka baru Press: Jakarta, 2013.
Gorontalo, pp. 7, 2017. [20] Okatama, I., Analisa Peleburan Limbah Plastik
[12] Ilham., Penentuan Harga Pokok Produksi Jenis Polyethylene Terphtalate (PET) Menjadi
Percetakan Sablon “Otakkanan Production” di Biji Plastik Melalui Pengujian Alat Pelebur
Yogyakarta. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Plastik, Jurnal Teknik Mesin (JTM), Vol. 05,
Bisnis. Universitas Diponegoro, 2013. No. 3, pp. 20-21, 2016.
[13] Indrayani. E., Loyalitas Merek Sebagai Dasar [21] Purwaningrum, P., Upaya Mengurangi
Strategi Penentuan Harga (sebuah kajian), Timbulan Sampah Plastik di Lingkungan, JTL,
Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Vol. 8 No.2, pp. 143-144, 2016.
Gunadarma: Depok, 2004. [22] Purwanto, D., Sifat Fisis dan Mekanis Papan
[14] Join, V. J., Priyono, F., Manesi, D., Rancang Semen dari Serat Tandan Kosong Kelapa
Bangun Model Alat Cetak Batu Bata Merah Sawit, Jurnal Riset Industri Hasil Hutan,
Menggunakan Penggerak Pneumatik, Jurnal Vol.8, No.2, pp. 44-45, 2016.
Pendidikan Teknik Mesin, Vol. 3, No.2, pp 92- [23] Putri, D., Artiani, G. P., Handayasari, I., Studi
93, 2019. Pengaruh Penambahan Limbah Serutan
[15] Maulana, W., Kamal, M., Azhar, Rancang Bambu Terhadap Kuat Tekan Batako, Jurnal
Bangun Kontrol On/Off Pemantik Api Konstruksia, Vol. 9, No.1, pp. 29-30. 2017.
Kompor Gas Otomatis Pada Mesin Pengolah [24] Rifana dan Kawet, Konstruksi Bangunan.
Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak Depublish: Yogyakarta, 2018. Penerbit.
Berbasis Mikrokontroller, Jurnal Litek (ISSN: Retrived from http://books.google.com/books.
1693-8097), Vol.13, No.2, pp.86, 2016. 20 November 2019.
[16] Mufika, N. R., Dewi, S. M., Arifi, E., [25] Sari, F. P., Fatriasari, W., Laksana, R. PB.,
Pengaruh Penggunaan Beton Plastik Untuk Darmawan, T., Jayadi, Hermiati, E., Tekno
Batako Ringan Berlubang Diuji Terhadap Ekonomi Produksi Perekat Aqueous Polymer
Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Dengan Variasi Isocyanate Berbasis Lateks Karet Alam, J.
Jumlah Serat Benang, Universitas Brawijaya, Ilmu Teknol. Kayu Tropis, Vol. 14 No. 2, pp.
2018. 104, 2016.
[17] Nasution, Z. A., Limbong, H.P., Nasution, S. [26] Siswanto, Raupong, Annisa, Estimasi Regresi
S., Pengolahan Cangkang Kelapa Sawit Robust M Pada Faktorial Rancangan Acak
Menjadi Carbon Black Skala Ikm Dan Studi Lengkap Yang Mengandung Outlier, jurnal
Kelayakan, Jurnal Industri Hasil Perkebunan, matematika statistic dan komputasi, Vol. 13,
Vol. 13 No. 1, pp. 5, 2018. No. 2, pp. 172, 2017.
[18] Notohutomo, A. A., Santosa, A., Junica, C., [27] Umar, M. Z., Arsyad, M., Rosyidah, S.,
Perancangan Fasilitas Duduk Berbasis Samhuddin, Imran, A. I., Umar, M., Daya
Pengaplikasian Keramik, Jurnal Intra, Vol. 6, Serap Air Pada Batako Beton Dari Bahan
No. 2, pp. 384-385, 2018.
Pasir Pohara Dan Nambo, Seminar Nasional
Riset Kuantitatif Terapan, pp.129, 2017.
[28] UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan sampah.
[29] Wahyudi, J., Prayitno, H.T., Astuti, A.D.,
Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan
Baku Pembuatan Bahan Bakar Alternatif,
Jurnal Litbang, Vol. 14, No.1, pp. 60-61,
2018.