Formula Atropin Sulfat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“TETES MATA ATROPIN SULFAT 1 %”

KELOMPOK III (TIGA)


NAMA ANGGOTA : MARISA CRISANTYA
MUHAMMAD SYUKUR
RAMDANA SYAFITRI
RAHMADANI
SABARIAH
SELVI HARDIANTI
KELAS : FARMASI II B

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


DIII FARMASI
STIKES PELAMONIA
2019
I. Pendahuluan
a. Definisi
1) Pengertian atropine sulfat
Atropin adalah zat dari golongan antikolinergik yang
digunakan untuk berbagai fungsi, terutama sebagai obat untuk
prosedur preoperatif (baik untuk operasi bedah umum maupun
untuk operasi mata katarak), sinus bradikardia, dan antidot untuk
keracunan organofosfat
2) pengertian tetes mata
Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau
suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput
lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata.DOM Martin :
880Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke dalam mata yang
terluka atau kecelakaan atau pembedahan dan mereka kemudian
secara potensial lebih berbahaya daripada injeksi intavena.
(Scoville’s : 221)
b. Alasan pemilihan zat aktif
atropine sulfat dipilih sebagai zat aktif karena mempunyai khasiat
untuk menimbulkan efek meringankan peradangan pada mata dengan
melebarkan pembuluh darah..
c. Alasan pemilihan bentuk sediaan
secara umum obat tetes mata lebih stabil di banding salep mata,
selain itu tetes mata juga tidak mengganggu penglihatan
2. Formula Yang Diusulkan
- Atropin Sulfat 1%
- Benzalkonium Chloridum 0,01%
- Dinatrii edetas 0,05% 
- Natrii Chloridum 0.074%
- API ad 10 ml
No. Bahan Fungsi/alasan
penambahan bahan

1 Atropine sulfat Zat aktif


2. Benzalkonii Chloridum Pengawet
3. Na2EDTA Antioksidan
4. NaCl Pengisotonis
5. Aqua Pro Injection Zat pelarut

3. Preformulasi Zat Aktif


a. Secara farmakologi (memuat indikasi dll)
a. Indikasi
mengeringkan sekret, melawan bradikardi yang berlebihan;
bersama dengan neostigmin untuk mengembalikan
penghambatan neuromuskuler kompetitif
b. Dosis
Dewasa: 1 tetes larutan atropin 1%, 2 kali sehari, selama 1-2
hari sebelum prosedur pemeriksaan, atau diberikan 1 jam
sebelum prosedur pemeriksaan dilakukan.
c. Anak (≥ 3 bulan): 1-2 tetes larutan atropin 0,5% atau 1 tetes
larutan atropin 1%, 2 kali sehari, selama 1-3 hari sebelum
prosedur pemeriksaan. Dosis lanjutan diberikan 1 jam sebelum
prosedur.
d. Efek samping
Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan atropin
adalah:
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur, kelopak mata membengkak, dan mata
sensitif terhadap cahaya
- Mulut dan tenggorokan terasa kering
- Gangguan indra pengecap (lidah)
- Mual
- Perut kembung
- Konstipasi
- Sulit buang air kecil
e. Kontraindikasi Sediaan
Hipersensitivitas pada  atropin sulfate  adalah sebuah
kontraindikasi. Sebagai tambahan, Atropine Sulfate tidak boleh
dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
- Glaukoma sudut sempit
- Myasthenia gravis
- hipersensitivitas
- takikardia
- uropathy obstruktif
b. Farmakodinamik dan farmakokinetik
a. farmakodinamik
pemberian atropine pada sebagian,obat tetes mata,teriutama anak
dapat menyebabkan absorbs dalam jumlah yang cukup besar lewat
mukosa nasal sehingga menimbilkan efek sistematik dan keracunan
b. Farmakokinetik
Atropin memblok asetilkolin endogen eksogen, tetapi hambatannya
jauh lenih kuat terhadap yang eksogen. atropine merangsang medullah
oblongata serta pusat lain diotak
c. Interaksi
Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi apabila atropin
digunakan dengan obat lain:
- Berisiko menimbulkan efek samping obat atropin, jika digunakan
dengan quinidine, antidepresan, dan antihistamin.
- Berisiko menimbulkan efek samping obat digoxin.
- Menurunkan efektivitas atropin, jika digunakan dengan
pilocarpine, trihexyphenidyl, tolterodine, scopolamine,
hyoscyamine, amitriptyline, dan diphenhydramine.
- Menurunkan efektivitas obat aripiprazole, trifluoperazine,
sulpiride, risperidone, quetiapine, promethazine, perphenazine,
paliperidone, haloperidol, dan clozapine.
- Berisiko menimbulkan keluhan hipertensi dan gangguan detak
jantung, jika digunakan dengan phenylephrine.

Uraian bahan zat aktif


Nama Resmi
Nama Lain
Berat Molekul 694,83 (monohidrat) dan 676,83 (anhidrat)
Rumus kimia
Titik Lebur 188o-194oC
Titik didih
Titiik nyala
Pemerian hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; mengembang di udara kering; perlahan-lahan
terpengaruh oleh cahaya.
Kelarutan sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol,
terlebih dalam etanol mendidih; mudah larut dalam
gliserin.
Stabilitas meleleh pada suhu 190oC dengan dekomposisi setelah
pengeringan suhu 135oC selama 13 menit

Inkompabilitas

4. Uraian Eksipien
1. Benzalkonium Choloridum
Nama BENZALKONII CHLORIDUM
Berat Molekul 360,0
Rumus Molekul [C6H5CH2N(CH3)2R]Cl
Pemerian Serbuk amorf warna putih atau putih kekuningan, gel atau
serpihan agar-agar, higroskopis, memiliki bau aromatik
yang ringan dan rasa sangat pahit. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 hlm.56)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter, sangat larut dalam aseton,
etanol (95%), metanol, propanol dan air. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 hlm.57))
Stabilitas
 Panas Stabil pada rentang suhu yang dapat disterilkan dengan
autoklaf tanpa kehilangan efektivitas. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 hlm.57)
Dipengaruhi oleh logam dan udara. (Handbook of
 Hidrolisis Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 hlm.57)
Dapat dipengaruhi oleh cahaya, harus terlindung dari

 Cahaya cahaya. (Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed.,


2009 hlm.57)
5,0-8,0 untuk 10% larutan (Handbook of Pharmaceutical

 pH Excipients. 6th ed., 2009 hlm.57)

identifikasi
Inkompabilitas Inkompatibel dengan aluminium, surfaktan anionik, sitrat,
fluorescein, hidrogen peroksida, hypromellose, iodida,
kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik dalam
konsentrasi tinggi, permanganat, protein, salisilat, garam
perak, sulfonamida, seng oksida, seng sulfat, beberapa
campuran karet, dan beberapa campuran plastik.
Benzalkonium klorida telah terbukti teradsorpsi pada
berbagai membran penyaringan, terutama yang hidrofobik
atau anionik. (Handbook of Pharmaceutical Excipients.
6th ed., 2009 hlm.57)
Kegunaan Pengawet/antimikroba (Handbook of Pharmaceutical
Excipients. 6th ed., 2009 hlm.56)

2. Dinatrii edetas
Nama NATRII EDETAT
Berat Molekul 336,16
Rumus Molekul C10H14N2O2Na2
Pemerian Kristal putih, tidak berbau, rasa sedikit asam. (Handbook
of Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 hlm.243)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut
dalam etanol 95%, larut dalam air 1:11. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 hlm.243)
Stabilitas Garam edetat lebih stabil daripada asam
etilenadiaminatetraasetat. Namun, disodium dihidrat edetat
kehilangan air ketika dipanaskan sampai 120˚C. Larutan
disodium edetat dapat disterilisasi dengan autoklaf, dan
harus disimpan dalam wadah alkali bebas. Dinatrium
edetat bersifat higroskopis dan tidak stabil bila terkena
kelembaban. (Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th
ed., 2009 hlm.243)
Inkompabilitas Dinatrium edetat sebagai asam lemah, menghilangkan
karbon dioksida dari karbonat dan bereaksi dengan logam
untuk membentuk hidrogen. Kompatibel dengan oksidator
kuat, basa kuat, ion logam dan paduan logam (Handbook
of Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 hlm.243)
Kegunaan Chelating agent (Handbook of Pharmaceutical Excipients.
6th ed., 2009 hlm.242)

3. NATRIUM KLORIDA
Nama Resmi NATRII CHLORIDUM
Nama Lain Natrium Klorida
Berat Molekul 58,44
Rumus Molekul (NaCl)
Pemerian Serbuk kristal putih atau kristal tidak
berwarna, memiliki rasa yang asin
Kelarutan Di dalam air 1:2,8 dan 1:2,6 untuk air
mendidih (1000C)
Stabilitas
a. Panas a. –
b. Hidrolisis b. Tempat sejuk dan kering
c. Cahaya c. terlindung dari cahaya
dan disimpan dalam
Kesimpulan : Natrium klorida digunakan sebagai pengisotonis
Cara sterilisasi sediaan : Pemanasan akhir produk secara autoklaf.
Kemasan : Disimpan dalam wadah kedap udara dalam ruangan yang sejuk dan
kering

1. AQUA PRO INJEKSI

Nama Resmi AQUA PRO INJECTION


Nama Lain Aqua pro injeksi
Berat Molekul 18,02
Rumus Molekul H2O
Pemerian Air steril untuk injeksi adalah air untuk
injeksi yang disterilkan da dikemas
dengan cara yang sesuai. Tidak
mengandung bahan antimikroba atau
bahan tambahan lain.
Cairan jernih,tidak berwarna dan tidak
berbau.
Kelarutan -
Stabilitas Stabil
Kesimpulan : Aqua pro injection sebagai pelarut
Cara sterilisasi sediaan : Pemanasan akhir produk secara autoklaf 121oC
selama 15 menit.
Inkompatibilitas : dengan zat-zat yang mudah terhidrolisis atau terurai oleh
keberadaan air. Dapat bereaksi dengan logam alkali dan logam basa serta
bentuk oksidannya, misalnya kalsium oksida. Dapat bereaksi dengan garam
anhidrat dan molekul organik tertentu.

5. Perhitungan Tonisitas
0,52−( 0,074 x 1 ) + ( 0.09 x 0,01 ) +(0,132 x 0,05)
B=
0,576
0,52−( 0,074 )+ ( 0,0009 ) +(0,0066)
¿
0,576
0,52−0,0896
¿
0,577
0,4304
¿
0,576
0,74 g
¿ ml
10
jadi NaCL yang ditambahkan untuk mengisotonis adalah:
0,74
¿ x 10 ¿ 0,074 g
100
perhitungan bahan
1
Atropine sulfat = x 10=0,1 g
100
0,01
Benzalkonium Chloridum = x 10=0,001 g
100
0,074
NaCL= x 10=0,0074 g
100
0,05
Dinatri edetas= x 10=0,005 g
100
API ad 10 ml

6. Persiapan Alat/Wadah/Bahan
a. Alat
No Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi Waktu
.
1. Batang 1 Api langsung 20 menit
Pengaduk
2. Kaca Arloji 5 Api langsung 20 menit
3. Spatel logam 2 Api langsung 20 menit
4. Beaker glass 3 Oven 1700c 30 menit
5. Erlenmeyer 3 Oven 1700c 30 menit
6. Kertas 3 Autoklaf 1210c 30 menit
saring
7. Corong 1 Autoklaf 1210c 30 menit
b. Wadah

No. Nama Wadah Jumlah Cara Sterilisasi Waktu


Direndam dengan
1. Botol tetes mata 1 24 jam
alkohol 70%
Tutup botol Direndam dengan
2. 1 24 jam
tetes mata etanol 70%
c. Bahan (hanya untuk cara aseptic)
No Nama Bahan Jumlah Cara Sterilisasi Waktu
1. Atropin sulfat 0,1gram Sterilisasi panas kering 15 menit
dengan Oven pada suhu
170˚C
2. NaCl 0,76gram Sterilisasi panas kering 15 menit
dengan Oven pada suhu
170˚C
3. Benzalkonium 0,002gram Sterilisasi panas basah 15 menit
dengan Autoklaf pada suhu
klorida
121˚C
4. Na EDTA 0,005gram Sterilisasi panas kering 15 menit
dengan Oven pada suhu
170˚C
5. Aqua pro injeksi Ad 50ml Sterilisasi panas basah 15 menit
dengan Autoklaf pada suhu
121˚C

15 Permasalahan dan Penyelesaian Masalah


.untuk menghindari terjadinya permasalahan dalam pembuatan sediaan
steril dalam bentuk tetes mata, sediaan harus benar-benar steril artinya bebas
dari segala bentuk kehidupan mikroorganisme baik yang bersifat
menguntungkan maupun bersifat pathogen
16 Prosedur Pembuatan
RUANG PROSEDUR
Grey area 1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing-masing.
(ruang a. Gelas kimia, pipet tetes, batang pengaduk, spatel, kaca
sterilisasi) arloji, corong, membran filter 0,22 µm dan 0,45 µm, kertas
saring, aluminium foil, dan kertas perkamen disterilisasi
dengan oven pada suhu 170˚C selama 1 jam.
b. Gelas ukur, erlenmeyer, buret, dan botol 100 ml
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121˚C selama 15
menit.
c. Karet pipet tetes, tutup karet, wadah OTM dan tutup
wadah OTM direndam dengan alkohol 70% selama 24 jam.
Catatan: gelas kimia dikalibrasi terlebih dahulu sebelum
disterilisasi
2. Pembuatan air steril pro injeksi 100 ml Aquadest yang
disterilkan dengan Autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit.
3. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke
dalam white area melalui transfer box.
Grey area 1. Lakukan penimbangan untuk masing-masing bahan.
(ruang a. Atropin sulfat ditimbang sebanyak 0,1 gram menggunakan
penimbangan kaca arloji steril, ditutup dengan aluminium foil dan diberi
) label.
b. Benzalkonium klorida ditimbang sebanyak 0,002 gram
menggunakan kaca arloji steril, ditutup dengan aluminium
foil dan diberi label.
c. Dinatrium EDTA ditimbang sebanyak 0,005 gram
menggunakan kaca arloji steril, ditutup dengan aluminium
foil dan diberi label.
2. Kaca arloji dan cawan penguap yang berisi bahan yang telah
ditimbang dan telah ditutup dengan aluminium foil dimasukkan
ke white area melalui transfer box
White area 1. Siapkan aqua pro injeksi
Kelas C 2. Kembangkan polivinil alkohol sebanyak 0,125 g dalam
(ruang aqua pro injeksi sebanyak 5 ml, lalu panaskan hingga
pencampuran suhu 90˚C, aduk dengan batang pengaduk, tunggu
dan sampai dingin. Kemudian campurkan dengan bahan-bahan lain
pengisian) yang telah dilarutkan.
3. Atropin sulfat sebanyak 0,1 gram dilarutkan dalam 3 ml
aqua pro injeksi, masukkan ke dalam gelas kimia 50 ml. Atropin
sulfat yang dilarutkan diaduk dengan
batang pengaduk.
4. NaCl sebanyak 0,76 gram dilarutkan dalam 1 ml aqua pro
injeksi dalam gelas kimia 50 ml, aduk dengan batang
pengaduk.
5. Benzalkonium klorida sebanyak 0,002 gram dilarutkan
dalam 2 ml aqua pro injeksi dalam gelas kimia 50 ml,
aduk dengan batang pengaduk.
6. Dinatrium EDTA sebanyak 0,005 gram dilarutkan dalam 2 ml
aqua pro injeksi dalam gelas kimia 50 ml, aduk dengan
batang pengaduk.
7. Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut,
campurkan bahan-bahan yang telah dilarutkan tersebut
ke dalam gelas kimia 100 ml.
8. Larutan diganjilkan 90% dengan aqua pro injeksi ad 10 ml,
aduk dengan batang pengaduk.
9. Lakukan pengecekan pH dengan menggunakan pH indikator
universal, billa nilai pH belum mencapai pH target sediaan,
lakukan adjust pH (bila perlu) dengan menambahkan larutan
NaOH 0,1 N
10. Larutan digenapkan dengan aqua pro injeksi hingga
100% yaitu 10 ml.
11. Larutan disaring dengan membran filter 0,45 μm, yang
dilanjutkan dengan membran filter 0,22 μm (duplo) dan
ditampung dalam erlenmeyer steril.
12. Larutan dimasukkan ke dalam botol. Pasangkan tutup
karet dan ikat dengan simpul champagne kemudian
ditransfer ke ruang sterilisasi melalui transfer box.
Grey area 1. Larutan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan
(Ruang suhu 121˚C selama 15 menit.
sterilisasi) 2. Larutan yang telah disterilisasi ditransfer ke ruang
pengisian di bawah LAF melalui transfer box.
White area 1. Larutan dimasukkan kedalam botol tetes mata steril
(Ruang 2. Pasang tutup botol tetes mata
pengisian 3. Botol yang telah ditutup dibaw ke ruang evaluasi melalui
grade A transfer box
background
B)
Grey area 1. Dilakukan evaluasi sediaan.
(Ruang 2. Sediaan diberi etiket yang sesuai.
evaluasi)

17 Evaluasi sediaan
1. Uji Kebocoran

Tujuan : Untuk mengetahui apakah sediaan yang kita buat mengalami

kebocoran atau tidak pada saat akan digunakan atau pada

saat didistribusikan.
Cara : Wadah sediaan diletakkan dengan posisi terbalik
2. Uji pH

Tujuan : Untuk mengetahui apakah pH sediaan sama dengan pH

fisiologi darah (7,4) agar pada saat digunakan tidak

menimbulkan rasa sakit dan penyerapan obatnya dapat

optimal.
Cara : Diuji dengan menggunakan pH universal atau pH meter.
3. Uji kejernihan larutan infus

Tujuan : Untuk mengetahui larutan infus tidak terdapat partikel padat

yang melayang didalam sediaan infus.


Cara : Pengujian dilakukan secara visual. Botol diputar 180°
berulang ulang didepan suatu latar belakang yang berwarna
hitam untuk sediaan infus yang jernih, dan latar belakang
yang berwarna putih untuk sediaan infus yang memiliki
warna kemudian diberi penerangan cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Health System Pharmacists. 2011. AHFS Drug
Information. Maryland: Bethesda.

British pharmacopoeia. 2009. British Pharmacopoeia. volume I dan II.


London : buttler, T. P. 470.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia


Edisi IV. Jakarta : DepKes. Hal. 112; 158.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional


Edisi II. Jakarta : DepKes. Hal. 99.

Rowe,R.C.,Shesky,P.L,. dan Owen,S.C. 2009. Handbook Pharmaceutical


Excipients 6th. London : The Pharmaceutical Press and The American
Pharmacist Association. P. 242-244; 637-639; 648-649

Sweetman, S.C. 2009. Martindale the complete drug reference. London. P.


294.

Anda mungkin juga menyukai