Kelompok 8 Biologi Dalam Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

ILMU BIOLOGI DALAM ISLAM

Tugas Matakuliah Islam Disiplin Ilmu

Dosen Pengampu :

Tubagus, M.Ag.

Disusun oleh :

Kelompok 8 Kelas A

Siti Nuraeni 185040001

Layalia Atsna 185040006

Isnin Meiva 185040033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Pencipta dan Pemelihara sekalian alam, dengan rahmat
dan ‘inayah-Nya penulisan buku ini dapat diselesaikan. Rabb yang di jari-Nya silih berganti
bahagia dan sedih dalam garis takdir kehidupan setiap hamba-Nya. Dia yang menurunkan
Alqur’an yang menjadi panduan untuk membebaskan manusia dari belenggu kejahiliyyahan.
Dengan setitik cahaya ilmu yang dilimpahkan kepada makhluk-Nya telah membangkitkan
kekuatan bagi hamba-Nya untuk merdeka, bebas, dan lepas di bumi-Nya yang luas. Semakin
merasa bebas seseorang, semakin berpasrah diri kepada-Nya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritikan
dan masukan yang konstruktif sangat diharapkan, khususnya dari para pembaca, demi
penyempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 30 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Pengertian Ilmu Biologi..............................................................................................5
B. Perspektif Islam dan ilmu pengetahuan.......................................................................6
C. Asal Mula Biologi.......................................................................................................6
D. Konsep biologi dalam al-Qur’an.................................................................................8
E. Ilmuan Muslim Bidang Biologi.................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman dahulu kala, terutama zaman Yunani, orang lebih banyak mempelajari
filsafat. Dari filsafat ini, selanjutnya berkembang adanya filsafat alam dan filsafat moral.
Filsafat alam mempunyai turunan ilmu-ilmu alam (the natural sciences), sedangkan filsafat
moral berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam ini dibagi
lagi menjadi dua bagian, yakni ilmu abiotik/non hayati (the physical science) dan ilmu hayat
(the biological science). Biologi terus berkembang seiring penelitian dan penemuan-
penemuan baru. Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, contohnya
adalah perkembangan mikroskop. Ketika mikroskop pertama kali ditemukan, kemampuannya
untuk melihat objek-objek mikroskopis masih sangat terbatas. Kemudian berkembang
mikroskop seperti yang umum kita gunakan saat ini yang disebut sebagai mikroskop cahaya
karena sumber sinarnya adalah cahaya.
Setelah itu, berkembang pula mikroskop elektron, yaitu mikroskop yang sumber
sinarnya adalah elektron, sehingga pengamatan dengan mikroskop ini dapat dilakukan
dengan lebih detail dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Dengan dukungan teknologi
lain, kajian biologi pun mengalami perkembangan, sehingga munculah penemuan-penemuan
baru seperti dalam biologi molekuler, dan bioteknologi. Akibat perkembangan teknologi yang
semakin pesat, saat ini biologi sudah merambah pada hal-hal yang dulunya tidak mungkin
dilakukan. Biologi akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia
dan teknologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami menentukan rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
1) Pengertian Ilmu biologi

2) Perspektif Islam dan Ilmu pengetahuan

3) Asal mula biologi

4) Konsep biologi dalam al-Qur’an

5) Tokoh Ilmuwan islam

4
C. Tujuan
Adapaun tujuan yang di harapakan oleh penulisan makalah ini adalah selain
memenuhi tugas penunjang dengan pembelajaran dasar-dasar sains islami juga dengan
adanya makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan pada umumnya terutama materi
tentang parspektif islam ilmu dalam pengetahuan dan biologi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Biologi


Ilmu hayat inilah yang biasa disebut dengan nama biologi. Biologi dimaksudkan
sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Hal ini sesuai,dengan asal kata biologi dari
bahasa Yunani, yakni bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu‟.Sekilas Tentang
Biologi Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme,
seperti botani (ilmu tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), dan mikrobiologi
(ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan berdasarkan ciri-ciri
fisik kelompok organisme dipelajari dalam sistematika, yang di dalamnya mencakup pula
taksonomi dan paleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh
dipelajari dalam anatomi dan morfologi, sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi.
Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun
waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan dalam
siklus kehidupan dipelajari dalam biologi perkembangan. Interaksi antarsesama makhluk dan
dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang
berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari
dalam genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan
berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya
makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan
teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui
biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik
komputasi melalui bidang bioinformatika.
 Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan
bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran
sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan.

6
B. Perspektif Islam dan ilmu pengetahuan
Perintah membaca di dalam al-Qur’an yang merupakan ayat pertama yang turun
merupakan pintu awal mencari dan membahas ilmu pengetahuan. Al-Qur’an mengajak dan
mengajarkan kepada seluruh manusia untuk senantiasa berpikir, menggunakan akal
mendapatkan pengetahuan yang benar. sesuai dengan fungsinya agar Selain itu dalam islam
juga memerintahkan untuk mengajarkan ilmu yang didapat.
Terdapat banyak ayat di dalam al-Qur’an yang merupakan sumber ilmu pengetahuan,
dimana belakangan manusia menemukan kesesuain dengan faktanya. Hal ini jelas
menunjukkan al-Qur’an sebagai wahyu dari Allah, karena disaat manusia belum ada yang
mengungkapkan ternyata al-Qur’an sejak 13 abad yang lalu telah mengungkapkannya.
Fenomena yang ditemukan di laut bahwa terdapat dua air tawar dan asin yang tidak dapat
menyatu ternyata sudah di tulis dalam al-Qur’an ribuan tahun yang lalu (QS.Adz Dzariyah
ayat 47) “langit kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar
meluaskannya”. Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan
ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuian sama lain. Yang sungguh
menarik lagi, penemuan-penemuan ini belum terjadi sebelum abad ke20.

C. Asal Mula Biologi


Penemuan dan catatan tentang fosil tidak dapat memberi petunjuk asal mula
kehidupan karena fosil-fosil tertua yang pernah di temukan adalah organisme yang rumit
itulah sebabnya para ahli biologi memilih macam-macam petunjuk yang tidak langsung.
Kemudian menyusur pemikiran asal mula kehidupan.
Anggapan yang kuno di dalam biologi ditemukan oleh Arestoteles dengan teorinya
abiogenesis atau generatio spontania yang menerangkan bahwa makhluk hidup terjadi begitu
saja dari benda mati. Teori abeogesis tentang asal mula kehidupan tidak mendapat dukungan
dari para ahli, diantaranya Lazzaro Spallanzani dan Francesco redi yang berkebangsaaan Itali
dan Louis Pasterius yang berkebangsaan Prancis berhasil membuktikan kekeliruhan teori
tersebut. Kemudian muncullah teori baru Pmne vivum ex ovo dan Omne ovum ex vivo,
artinya bahwa makhluk hidup itu berasal dari telur dan semua telur berasal dari makhluk
hidup. Tetapi dalam Al-Quran menyatakan ;

7
Artinya:

“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “ Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintangbintang yang cemerlang
dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya” (Q.SFushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-
bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject
utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan
bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan. dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam
semesta ini diciptakan selama 6 masa.
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
Ke enam masa dalam Al-Qur'an yaitu:
- 2 masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan
fondasi.
- 2 masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang-bintang.

- 2 masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati
bumi.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menurunkan air dari langit.
Artinya: “ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65).

8
Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ?Padahal waktu itu belum ada awan
yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air.Maka satu-
satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah
Artinya: “ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air
itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.” ( QS
Al- Mu’minun ; 18 ) Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini
menerangkan bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang.
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-
macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke
bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah ciptakan
adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada
juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan,
baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya
dari hewan air.

D.  Konsep biologi dalam al-Qur’an


 Ilmu pengetahuan (sains) adalah teori-teori yang dikumpulkan manusia melalui suatu
proses pengajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam pengumpulan data dan berbagai
observasi dan pengukuran pada gejala alamiyah itu dianalisis, kemudian diambil kesimpulan.
Inilah yang diberi istilah intizhar suatu kajian yang ada hubungannya dengan nazhar, yang
bunyi dan artinya dekat dengan nalar. Ciri khas dan sains natural, ialah disusun atas
dasar nalar terhadap gejala-gejala alamiyah yang dapat di teliti ulang oleh orang lain, dan
merupakan hasil konsensus masyarakat ilmuan yang bersangkutan.
Teknologi sebagai penerapan sains secara sistematis untuk mengubah/ rnempengaruhi
alam materi di sekeliling kita dalam suatu proses produktif ekonomis untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Teknologi pembuatan mesin, pembuatan obat-
obatan, pembuatan beraneka ragam bahan, termasuk bahan makanan, dan sebagainya adalah
hasil penerapan ilmu fisika, kimia, biologi, dan lain-lain ilmu kealaman yang sesuai. Ayat-
ayat Alquran tidak satu pun yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya banyak

9
ayat-ayat al-Quran menghasung dan menekankan kepentingan ilmu pengetahuan. Bahkan
salah satu pembuktian tentang kebenaran al-Quran.
Memang terbukti, bahwa sekian banyak ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang
hakikat-hakikat ilmiyah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namun terbukti
kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti:
 Zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam mengubah tenaga radiasi matahari
menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan
energi.  Bahkan, istilah Al-Quran al-syajar al-akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih
tepat dari istilah klorofil (hijau daun), karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam
daun, tetapi di semua bagian pohon, dan banyak lagi yang lain tidak mungkin
dikemukakan satu persatu, sehingga tepat sekali kesimpulan yang dikemukakan Dr.
Murice Bucaille, bahwa tidak satu ayat pun dalam al-Quran yang bertentangan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
  Rantai makanan, dalam surat al-Ambiya ayat 8. Yang artinya: “Dan tidaklah kami
jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka
itu orang-orang yang kekal”.
Dari ayat ini dapat kita ambil  sebuah makna  bahwa Allah tidak menjadikan
tubuh-tubuh (sesuatu yang hidup) tidak memakan makanan. Oleh karena setiap
makhluk hidup dijadikan sebagai makhluk yang butuh pada makanan inilah, timbul
adanya istilah  rantai makanan dalam ilmu  biologi. Yang mana semuanya itu berjalan
selaras untuk melangsungkan kehidupan dunia. Misalkan bagaimana seandainya tidak
ada mikrobia yang memakan dan membusukkan bagai dan kotoran, bagai mana
populasi tiikus  seandanya tidak ada ular dan kucing, serta lain sebagainya.
 Seleksi alam, dalam surat al-Anbiya ayat 35. Yang artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Ayat inilah yang menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup di dunia pasti akan
mengalami kepunahan. Kepunahan-kepunahan ini disebabkan berbagai macam aspek
kehidupan. Oleh karena Allah tidak menjadikan sesuatu  pada umumnya melainkan
karena sebab lain, hal inilah yang menimbulkan suatu pergantian makhluk hidup, bagi
mereka yang mungkin dianggap  tidak sesuai lagi dengan kehidupan manusia oleh
Allah sedikit demi sedikit dihilangkan atau dipunahkan. Seperti hewan pada jaman
purba yang ukurannya besar, misalnya dinosaurus  dan sebagainya pada waktu dulu
mungkin sesuai  dengan manusia, karena manusia pada waktu itu ukurannya besar.
10
Namun pada saat sekarang semuanya telah punah. Dan inilah dalam biologi  disebut
dengan  seleksi alam.
 Penciptaaan manusia, dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14 yang artinya: “Dan
kami sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah”. “kemudian kami jadikan saripati itu air  mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim)”. “kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah 
itu kami jadikan segumpal  daging  itu kami jadikan  tulang belulang lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging kemudian kami jadikan dia mhkluk yang
(berbentuk ) lain maka maha suci Allah, pencipta  yang  paling baik”.
Dalam ayat ini mengandung dua hal, pertama adalah proses kejadian manusia,
dalam ayat ini diterangkan bahwa manusia dijadikan dari tanah kemudian setetes
mani. Dari sini marilah kita bahas  kenapa manusia diciptakan dari tanah, padahal kita
tahu bahwa manusia tercetak dari air sperma (mani), sperma adalah cairan yang keluar
dari alat reproduksi manusia. Yang mana di dalam cairan itu mengandung benang-
benang kromatin yang memendek dan menebal menjadi kromosom, yang membawa
sifat-sifat induknya sperma ini menghasilkan tubuh dari makanan manusia  semua
berasal dari tumbuhan hidup dari sari-sari tanah. Inilah kenapa manusia dikatakan
berasal dari sari tanah atau dari tanah.
Kemudian setelah seperma menyatu dengan ovum, terbentuklah janin dalam
rahim, yang mana awalnya mani kemudian menjadi segumpal  darah, kemudian
segumpal daging disebabkan karena adanya mutasi gen atau salah susunan
rantai DNA, akibat pertautan gen. Kemudian setelah itu menjadi embrio, kemudian
sampai sempurna dalam rahim  hingga waktu yang ditentukan (lazimnya 9 bulan), itu
lahirlah manusia dalam wujud yang kecil atau bayi, kemudian dewasa, dan pada
akhirnya mati.

E. Ilmuan Muslim Bidang Biologi


1. Al Jahiz
Al-Jahiz dilahirkan di Basra (Irak) pada tahun 781 Masehi. Ia adalah pencetus
pertama teori evolusi. Sayang namanya tidak disebutkan dalam buku-buku pelajaran
biologi di sekolah maupun di perguruan tinggi. Pelajar dan mahasiswa lebih mengenal
nama Charles Darwin, ilmuwan yang hidup seribu tahun sepeninggal Al-Jahiz.
Darwin yang hidup pada masa 1809-1882 itu dikenal melalui bukunya bertajuk On
the Origin of Species (1859).
Jika Darwin pernah menulis soal migrasi burung-burung di Kepulauan
Galapagos, maka jauh sebelum itu Al-Jahiz juga pernah melakukannya. Al-Jahiz

11
adalah ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi.
Dia berpendapat, lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik makhluk hidup.
Asal muasal beragamnya warna kulit manusia, misalnya, terjadi sebagai akibat dari
lingkungan tempat mereka tinggal.
Al-Jahiz (781 M - 869 M) merupakan ahli biologi pertama yang
mengungkapkan teori struggle for existence (berjuang untuk tetap hidup). Makhluk
hidup, kata Al-Jahiz, agar bisa bertahan hidup harus berjuang. Berjuang untuk
mengatasi pengaruh dampak lingkungan, persaingan memperoleh makanan, dan rasa
aman. Ilmuwan asal Irak itu menulis Kitab Al-Hayawan (buku tentang kehidupan
binatang). Dalam kitab itu dia menulis tentang teori evolusi, adaptasi, dan psikologi
binatang. Untuk dapat bertahan hidup, makhluk hidup harus berjuang.
2. Ibnu Miskawaih
Nama Lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Yaqub Ibn Miskawaih,
adalah seorang filosof muslim yang di anggap mampu memadukan dua tradisi
pemikiran Yunani dan Islam, di samping juga ahli dalam filsafat Romawi, India,
Arab, dan Persia, yang memusatkan perhatiannya pada filsafat etika Islam, meskipun
sebenarnya Ibnu Miskawaih adalah seorang dokter, sejarawan dan ahli bahasa.
[T.J.De Boer, Tarikh al –Falsafah fi al-islam. Terjemah Muhd. Abd al-Hadi Abu
Ridah.Kairo Maktabah al-Nahdlah al-Mishriyyah. Tt. hlm 73]
Ia lahir pada tahun 320 H/932 M di Rayy (Teheran Iran) dan meninggal di
Istafhan pada tanggal 9 Shafar tahun 412 H/16 Februari 1030 M, Ibnu Miskawaih
hidup pada masa pemerintahan dinasti Buwaihiyyah (320-450 H/932-1062 M).
Dalam teori evolusi Ibnu Miskawaih mengajukan prinsip bahwa Evolusi
manurutnya berlangsung dari alam mineral ke alam tumbuh-tumbuhan, selanjutnya ke
alam binatang, seterusnya ke alam manusia. Transisi dari alam mineral ke alam
tumbuhan terjadi melalui merjan (kerang), dari alam tumbuhan ke alam binatang
melalui pohon kurma dan dari alam binatang ke alam manusia melalui kera.
3. Al Damiri
Pakar biologi Muslim lainnya adalah Al-Damiri. Ilmuwan yang wafat di
Kairo, Mesir, tahun 1405 M itu banyak diinspirasi oleh Al-Jahiz yang dikenal sebagai
ahli zoologi paling terkemuka di dunia Islam. Al-Damiri menuliskan karyanya dalam
Kitab Hayat al-Hayawan (Kehidupan Binatang). Ini adalah sebuah eksiklopedi
tentang kehidupan binatang dan menjadi sumber informasi penting tentang binatang.
Karya Al-Damiri merupakan karya yang sangat penting dalam kajian zoologi.
Ensiklopedi sejarah binatang itu tercatat 700 tahun lebih awal dari yang ditulis ahli
biologi Barat, Buffon. Namun nama Buffon lebih dikenal ketimbang Al-Damiri.
4. Al Baytar
Abdullah Ibn Ahmad Al-Baytar. Ia adalah ahli botani dan sekaligus pakar
obat-obatan (farmasi) terkemuka di Spanyol saat itu. Ia menjelajahi wilayah
Mediterania, dari Spanyol sampai Syiria, untuk mengumpulkan tanaman-tanaman
yang bisa digunakan untuk pengobatan (herbal).
Al-Baytar menjelaskan lebih dari 1.400 obat-obatan herbal dan
membandingkannya dengan temuan-temuan lebih dari 150 penulis Muslim
sebelumnya. Ilmuwan yang meninggal di Damaskus, Syiria, ini menjadi herbalis

12
terkemuka di dunia Islam. Karya-karya Al-Baytar antara lain Al-Mughani-fi al-
Adwiyah al-Mufradah (kitab tentang obat-obatan) dan Al-Jami fi al-Adwiyah al-
Mufradah (kitab tentang obat-obatan dari binatang, buah-buahan dan mineral). Kitab
ini juga memuat 200 tanaman yang saat itu belum dikenal orang.
5. Al Nabati
Abul Abbàs Al-Nabati. Sebagaimana Al-Baytar, Al-Nabati juga seorang
pengembara. Ia berkelana sepanjang pantai-pantai Afrika dari Spanyol sampai ke
negeri-negeri Arab di Timur Tengah untuk mengumpulkan dan meneliti tanaman-
tanaman herbal. Al-Nabati menemukan sejumlah tanaman langka di pantai Laut
Merah. Nama Al-Nabati, dan juga pakar biologi Muslim lainnya tetap dikenang
hingga sekarang karena sumbangsihnya yang sangat luar biasa bagi kehidupan
manusia. Bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari, nama Nabati sangat akrab di
telinga kita.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Terdapat banyak ayat di dalam al quran yang membahas Sumber ilmu pengetahuan, di
mana belakangan manusia menemukan Kesesuaian dengan faktanya di antaranya terdapat
pada (QS.An-Naba:70) Kemudian fenomena tentang laut di bahas dalam (QS.Ads Dzariyah
Ayat 47) Ilmu pengetahuan sains atau biologi merupakan teori yang di kumpulkan manusia
melalui suatu proses pengkajian dan dapat di terima oleh rasio,di dalam ayat-ayat al quran
akan di jumpai 854 kata ilmu yang di sebut dalam berbagai bentuk dan arti ayat al-quran
tidak satupun yang menentang ilmu pengetahuan, malah sebaliknya al-quran mementingkan
akan pengkajian ilmu pengetahuan al-quran antara lain menganjurkan untuk mengamati alam
raya, melakukan eksperimen dan menggunakan akal utuk memahami fenomena yang dalam
hal ini di temukan persamaanya dengan para ilmuan, namun dilain segi terdapat pula
perbedaan yang sangat berarti antara pandangan atau penerapan ke duanya.

B. Saran
Setelah membaca makalah di atas, tentunya kita sudah mengetahui bahwa al-qur’an
merupakan sebuah tanda bukan sebuah buku ilmu pengetahuan, tapi merupakan rujukan dari
ilmu pengetahuan itu sendiri. Tentunya sekarang manusia yang sudah diberi tanda itu hanya
perlu menggali dan mengembangkan konsep dan teori yang ada tersebut. Sebagai kaum
intelektual muslim kita perlu untuk mengkaji lebih jauh fenomena-fenomena sains yang
terdapat di dalam Al Qur'an. Sehingga segala tanda-tanda yang diberika oleh Allah tidak
menjadi sia-sia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ensliklopedi islam, Mukjizat Al-Qur’an (Penciptaan Alam Semesta) , 2010. Jakarta.

http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/09/06/tentang-kontroversi-hawking-allah-mencipta-
semesta-dengan-cara-nya/

http://www.slideshare.net/ichirohidayate/makalah-iad-prespektif

http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/biologi-dalam-al-quran.html

15

Anda mungkin juga menyukai